Monday, October 10, 2016

Suasana Batik Kuring sangat pantas untuk mempromosikan batik dan kuliner Indonesia (***)

Dalam rangka hari Batik nasional tg 2 Oktober yang lalu, saya bersama 3 orang teman kantor janjian makan siang di Batik Kuring SCBD dengan memakai baju batik, tentunya dengan tujuan foto-foto dong. Perasaan saya baru mendengar yang namanya restoran Batik Kuring dan tidak paham dimana letaknya di SCBD. Setelah mendapat penjelasan dari teman, rupanya Batik Kuring tsb dulu adalah Sari Kuring yang terletak di SCBD Lot 21, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jak Sel.


Sari kuring telah berganti nama dan konsep menjadi Batik Kuring. Pada dasarnya tetap menyajikan masakan khas Nusantara khususnya seafood. Selain seafood ada juga menu ayam, sate, sop buntut, sayuran, mie & nasi goreng, appetizer dan pelengkap. Minuman dan dessert buah-buahan serta es campur, gambarnya sangat menggoda didalam buku menu.

Buku menunya bersampul tebal dan bergambar wayang dengan motif batik. Hampir semua dinding ruang makan dihiasi wallpaper motif batik, diselingi lukisan wayang dan batang-batang bambu. Selain itu bertebaran aneka jenis bunga-bunga cantik didalam pot, walaupun bunga-bunga tsb terbuat dari plastik tapi tetap menimbulkan suasana yang semarak. Interior ruangan didominasi oleh kayu berwarna cokelat tua, termasuk meja dan kursi makan. Resto dan ruang makan berukuran besar dan luas serta memiliki beberapa private room dengan motif batik yang berbeda-beda.

Kami sepakat makan tengah dengan memilih menu ikan gurame goreng, udang telur asin, sayur tumis genjer ikan asin dan tahu isi spesial. Tak lupa memesan sambal mangga dan terasi serta minuman es kelapa puan dan jus strawberry susu. Sambil menunggu pesanan, kami asik berfoto-foto ria. Seorang pelayan perempuan yang berkebaya dan berkain batik, kami panggil untuk menolong mengambil beberapa foto kami.

Setelah semua pesanan tersaji dimeja, wah piring sajinya saja berukir batik dipinggiran piring, begitu pula dengan piring makannya. Presentasi makanan yang cantik dan menggugah selera ini membuat kami semangat ketika menyedokkan nasi hangat dan lauk pauk keatas piring kami.




Ikan gurame goreng rasanya gurih, renyah, garing diluar dan lembab didalam, cukup untuk makan berempat, pinggiran ikan dan siripnya yang garing menimbulkan sensasi kriuk-kriuk dimulut. Udang telur asin adalah udang goreng yang dibalut bumbu kuning telur asin yang banyak hingga basah berminyak, ukuran udang pun besar-besar. Kemudian tahu yang berisi udang dan sayuran disajikan bersama sambal merah cair yang cukup pedas. Terakhir tumis genjer ikan asin adalah tumis genjer bumbu taoco dan ditaburi ikan teri bukan ikan asin. Warna hijaunya menggoda sekali, segar, berisi potongan bunga dan batang genjer.

Sambil makan diiringi oleh lagu-lagu nusantara dengan iringan alat musik khas Indonesia seperti angklung dan kolintang, membuat suasana resto ini menjadi sangat khas dan pantas untuk mempromosikan batik dan kuliner Indonesia, apalagi didukung oleh letaknya yang strategis di kawasan SCBD yang merupakan pusat bisnis, dimana banyak karyawan dan pemilik perusahaan yang berkebangsaan asing.

Karena resto ditujukan ke pengunjung kelas menengah keatas maka harganya pun harus disesuaikan. Pesanan kami yang paling mahal adalah gurame goreng Rp 151.000, udang telur asin Rp 93.000, tahu isi Rp 50.500, tumis genjer Rp 38.000, sambal mangga Rp 13.500, sambal terasi Rp 13.000, nasi @Rp 13.000, kerupuk yang sudah dibungkus dan tersedia dimeja Rp 13.500. Nah ini minuman mahal banget ya, kelapa puan Rp 61.000 dan strawberry susu Rp 39.500, es teh tawar saja Rp 12.500. Bila dijumlah setelah SVC dan PB1 menjadi diatas enam ratus ribuan rupiah.

Walaupun merogoh kocek cukup dalam, tetap saja kami puas makan disini, puas dengan makanannya, puas dengan suasananya, apalagi setelah mendapat hasil foto-foto kami yang cantik hahaha...

No comments: