Tuesday, November 15, 2011

International chef at CJ Tom Yum (**)



Jarang jarang menemukan restaurant yang berkelas didaerah perumahan seperti Lebak bulus ini. Walaupun ada, itu pun terbatas pada masakan Indonesia atau chinesse food saja. Tapi ini ada sebuah restaurant dengan international chef, yang menyajikan masakan Thailand di perumahan daerah Lebak bulus yaitu  CJ Tom Yum yang letaknya di jl Adhyaksa no. 5.
Apabila kami hendak kerumah ortu di Cinere, kami pasti melewati resto ini. Dari hari ke hari kami makin penasaran dan sangat bergairah untuk mencobanya karena jumlah pengunjung yang datang selalu terlihat ramai. Akhirnya pada suatu minggu malam kami pun mampir kesini. Dua buah patung gajah putih khas Thailand pun meyambut kami dipintu gerbang resto ini.
Ruang resto terbagi dua yaitu teras depan dan ruang dalam yang ber AC. Untunglah kami masih mendapat meja di ruang dalam. Dinding ruangan dihiasi dengan lampu lampu yang bergambar aneka menu masakan yang menggiurkan, sehingga semakin memancing selera makan kami. Walaupun begitu kami harus tau diri, karena cuma makan berdua paling maksimal hanya bisa memesan 3 menu saja.
Dalam daftar menu pilihannya sangat beragam yaitu aneka seafood kepiting, ikan, kerang, cumi & udang. Selain seafood ada juga ayam, bebek, sapi, burung dara & sayur. Menu unggulannya tentu Tom yum. Tapi saya melihat sebuah menu tom yum yang tak biasa yaitu tom yum kai atau sup tom yum isi ayam kampung. Hmm suami saya langsung tertarik dan memesannya. Sebuah gambar di dinding mirip pangsit goreng menarik perhatian saya. Rupanya itu adalah lumpia udang goreng ala resto tom yum. Wah bolehlah juga tuh menjadi pilihan saya. Terakhir kami sepakat memesan mi goreng udang.
Beberapa menu tersedia dalam 2 ukuran yaitu small dan medium. Tom yum ayam pesanan kami berukuran small, tapi ternyata lumayan banyak juga isinya. Dihidangkan dalam sebuah mangkuk sapo, bedanya dengan tom yum seafood adalah kuahnya tidak berwarna merah dan tidak pedas, tapi citarasanya tetap asam segar dan kaya rempah. Sayangnya kalau menurut saya, ayam kurang lama direbus karena ketika dimakan ada daging yang masih berwarna merah dan kurang empuk. Sedangkan lumpia udangnya saya suka sekali, berisi 5 potong dan disajikan bersama saus sambal asam manis cair. Kulit lumpia rasanya kriuk tapi isinya terasa lembut. Ide kami untuk memesan mayones sebagai saus pelengkap tambahan sehingga rasanya makin yahud. Terakhir mi gorengnya yang dimasak bersama telur, toge, daun bawang & udang, sebenarnya rasanya enak tapi sayangnya terlalu gurih sehingga mengurangi kenikmatan.
Tapi terlepas dari itu semua, saya pasti mau bila diajak balik lagi kesana. Karena saya doyan seafood dan masih banyak menu lain yang penasaran pengen saya coba. Yang mau kesini telpon dulu di 021 7592 1405.

Thursday, November 10, 2011

Kuliner Bandung : 4 Restaurant bernuansa Bali di Bandung

1.    Bali Seafood : jl. Wastu Kencana no. 57
2.    Café Bali : Jl RE Martadinata no. 215, telpon 022 7217 490
3.    Ikan Bakar Jimbaran : Jl. Sulanjana no. 14, telpon 022 4209 415 / 4230 539
4.    Bali Heaven (Baven) : Jl.Pasir Kaliki no.185-189

Baven

Baven

Baven

Baven

Baven

Baven

Bali Seafood

Bali Seafood

Bali Seafood

Bali Seafood

Bali Seafood

Cafe Bali

Cafe Bali

Cafe Bali

Cafe Bali

Aneka masakan seafood segar & lengkap di Bali Seafood (*)

Bapak mertua saya penggemar masakan ikan bakar. Sejak tinggal di Bandung dia hobi berburu tempat yang menyajikan masakan ikan bakar. Diantaranya ada 2 tempat yang pernah dia ajak kami kesana yaitu Ikan Bakar Jimbaran, Jl. Sulanjana no 14 dan Bali Seafood, jl. Wastu Kencana no 57. Kedua tempat itu bernuasa Bali. Tapi kali ini saya mau membahas Bali seafood karena kami sekeluarga, berempat belas anak cucunya, baru saja makan disana pas malam takbiran Idul Adha lalu.
Resto ini menyediakan aneka jenis masakan seafood yang lumayan lengkap. Sebelum mencari tempat duduk, sebaiknya singgah dulu ketempat pemesanan di depan pintu masuk. Aneka seafood segar tersedia disini, tinggal kita pilih seafood mana yang kita sukai dan ingin dimasak seperti apa.
Ngga tanggung tanggung, kakak ipar saya memilih lebih dari 10 jenis masakan yaitu kepiting jantan saus tiram & saus Singapore, ikan baronang bakar, ikan kerapu goreng, cumi goreng crispy, udang windu bakar & saus mentega, kerang darah rebus & saus padang, cah kangkung bawang putih, cah baby kaelan, serta sop asparagus. Huaaa banyak banget. Sambil menunggu pesanan kami datang, pelayan mengantarkan camilan pembuka yaitu otak otak.
Saking banyaknya pesanan kami, saya tidak bisa mencicipi semua masakan. Sajian pertama yang datang adalah kerang darah rebus yang langsung habis diserbu. Kemudian saya mengambil kepiting masak Singapore, yaitu kepiting yang diselimuti saus kental berwarna merah, yang berasal dari campuran telur, sehingga rasanya manis gurih. Hampir semua orang suka masakan ini, tapi ada kelemahannya. Hati hati ketika menyendok sausnya karena banyak mengandung serpihan kulit kepiting yang keras, awas keselek.
Masakan kedua adalah kerang darah saus padang, walaupun warna merahnya garang serta banyak mengandung serpihan cabai dan daun bawang, tapi rasa pedasnya masih bisa ditolerir. Masakan ikan kerapu goreng dan cumi goreng crispy hampir serupa yaitu sama sama dibalut tepung tipis dan ditaburi serabut telur. Hmm kedoyanan saya nih, yang garing garing. Lalu udang windu bakarnya besar besar dan manis karena dibumbui kecap.
Ada 2 masakan yang saya kurang doyan yaitu ikan baronang bakar yang rasanya manis bersemu pahit karena kegosongan & dagingnya sedikit keras karena kekeringan serta sop asparagus kepiting yang rasanya agak hambar. Ah sayang sekali. Menu lainnya tidak sempat saya cicipi karena perut sudah tidak kuat menampung.
Oh ya ada satu lagi kekurangan yang cukup fatal bagi kami yaitu tidak disediakan sambal pendamping yang layak. Andaikata disediakan berbagai jenis sambal kondimen semisal sambal mangga atau dabu dabu, dijamin sajian seafood disini pasti jauh terdongkrak.

Jagung bakar rasa Barbeque di Café Bali (**)

Merayakan lebaran Idul Adha di rumah kakak ipar, di Bandung, pasti disajikan menu khas lebaran yaitu ketupat, opor ayam dan kawanannya. Begitupula ketika kami berkunjung ke rumah sanak family yang lain. Bosan juga seharian makan ketupat disana sini dan agak sedikit enek akibat dari masakan yang bersantan.
Karena itu suami sengaja mengajak saya berkeliling untuk mencari tempat makan baru. Ketika melewati jl RE Martadinata, tak sengaja kami melihat sebuah resto yang ramai oleh pengunjung. Padahal kami sering sekali melewati daerah ini, tapi baru kali ini kami berniat mencobanya, yaitu Café Bali di jl RE Martadinata no 215.
Resto ini lumayan luas karena berasal dari 2 kavling bangunan yang dijadikan satu. Apabila kita duduk dibagian kavling bagian kiri, akan diberikan sebuah buku menu yang isinya tak hanya masakan khas Bali atau Indonesia, melainkan tersedia juga masakan khas Eropa yaitu steak, pasta, dll. Tapi apabila kita menyebrang ke kavling sebelah kanan, disini tersedia berbagai masakan Indonesia yang disajikan diatas rak display, sehingga kita tinggal menunjuk masakan yang diminati, lalu masakan tsb dipanaskan dulu sebelum dihidangkan kehadapan kita.
Kami memilih duduk dikavling kiri dan siap memesan dari buku menu. Ketika itu saya melihat beberapa pengunjung yang memesan jagung bakar. Wuah kayanya nikmat banget menikmati jagung bakar dalam cuaca dingin dingin begini, hujan rintik rintik dan perut pun tidak terlalu lapar. Ada 2 pilihan rasa jagung yaitu rasa Barbeque dan rasa Caramel. Wah saya pasti pilih yang asin dong yaitu rasa BBQ. Secangkir hot chocolate pun saya pilih untuk mendampingi kudapan ini. Suami saya yang lapar memilih nasi bebek Bali dan es cincau. Sebagai appertizer kami memesan lumpia Vietnam.
Sambil menunggu pesanan datang, kami sibuk berfoto-foto. Kebetulan kami duduk di teras belakang, dimana disampingnya terdapat halaman yang rimbun oleh tanaman hias. Interior ruangannya itu sendiri terdiri dari berbagai furniture yang terbuat dari kayu dan bergaya tradisional, begitupula dengan aksesoris pelengkapnya seperti lampu, patung, piring keramik, vas bunga, dll bergaya khas Jawa.
Puas berfoto kami siap menikmati sajian. Yang pertama adalah lumpia Vietnam, yaitu 2 potong lumpia yang isinya mirip otak otak, lalu dikerat kerat sehingga hasilnya menjadi agak kering setelah digoreng, disajikan bersama saus sambal kacang yang rasanya asam manis. Kemudian jagung bakar penampilannya menggiurkan banget, ukurannya besar, ditusuk seperti sate, agak sedikit gosong serta berlumuran bumbu barbeque yang berwarna merah. Ketika dimakan, rasa pedas asam manis asin menyeruak dimulut, hmm enak banget. Jagungnya sendiri empuk dan manis, mantap deh.
Tak lupa saya sempatkan untuk mencicipi nasi bebek bali nya yaitu nasi yang dibungkus daun pisang disajikan bersama bebek yang digoreng kering, rempeyek kacang, lalapan serta 4 macam sambal dan acar, yaitu sambal rawit, acar bawang, acar cabe besar, dan tumis labu siam. Saya cicipi bebek gorengnya yang berwarna coklat kehitaman, hmm enak, garing banget dan bumbunya gurih meresap kedalam daging.
Semua sajian ini dihargai dengan pantas yaitu Rp 42.500 untuk nasi bebek. Sedangkan harga jagung Rp 9.000, minuman @ Rp 15.000 dan lumpia Rp 12.000. Masih banyak menu lain yang patut kami jajal, karena itu kami pasti kembali dilain waktu.

BALI HEAVEN – FO BANDUNG RASA BALI (*)

Jangan bingung melihat judulnya, katanya ulasan kuliner tapi judulnya FO. Karena FO ini punya keistimewaan yaitu super lengkap karena selain menjual produk fashion, tersedia juga salon untuk spa & perawatan kecantikan khas Bali, toko oleh oleh dan kerajinan khas Bali serta ada cafe nya.
FO ini terletak di persimpangan jalan Pasirkaliki & Pasteur, tepatnya di Jl.Pasir Kaliki No.185-189 Bandung. Selain arsitektur bangunan dan interior yang bergaya khas Bali, lengkap dengan pura sebagai pintu gerbangnya, pendengaran kita juga dibuai dengan alunan music gamelan angklung khas Bali.
Seperti biasa kami penasaran dengan kuliner yang tersedia disana, karena selain tempatnya cukup luas dan indah, apabila datang dimalam hari akan terlihat semakin romantic, pengunjung pun  terlihat memadati tempat ini.
Ada 3 jenis menu yang tersedia disini yaitu masakan khas Bali, “Just sosis resto” yang menyajikan menu sosis & bratwursh (sosis khas Jerman), steak, burger, hotdog & nasi goreng, serta “Baso Bedugul” yaitu aneka baso isi, mi, batagor, siomay, serta tahu lembang.
Setelah kami bertanya, menu unggulan yang sering dipesan adalah Dragon sosis yaitu sosis sepanjang 40cm yang disajikan dengan siraman mayonaisse, keju, saus tomat dan sambel kemudian juga di bagian pinggirnya ada irisan kentang goreng serta keripik singkong. Sayangnya kami kurang tertarik memakan sosis sebesar itu.
Menu unggulan lainnya adalah nasi goreng kelapa yaitu nasi goreng yang disajikan didalam batok kelapa. Nah ini suami saya langsung berminat, apalagi setelah melihat banyak pengunjung yang sedang menikmati nasi goreng tsb. Sedangkan pilihan saya adalah chicken steak. Sebagai appertizer kami memesan semangkok baso yang berisi baso keju, baso telur dan baso urat.
Menurut saya rasa basonya standard saja. Nah kalau nasgornya cukup unik yaitu nasi goreng seafood yang ditaruh didalam batok kelapa muda, disajikan bersama telur dadar, krupuk udang dan acar. Uniknya potongan kelapa mudanya pun dicampur dan digoreng bersama nasi sehingga ada sensasi rasa manis disela sela gigitan. Terakhir penampilan chicken steaknya yang biasa banget yaitu dada ayam yang di grill disajikan bersama tumis sayuran yang berasal dari frozen vegetable serta disiram saus jamur, rasanya pun standard abis. Walapun begitu sayang melewatkankan tempat ini, karena setelah kenyang, kita bisa langsung belanja belanji product fashion yang sedang trend.

Tuesday, November 08, 2011

Delicieux Chicken melt at Le Marly Pantry (***)










Ketika kami pergi ke Bandung minggu lalu, ada sebuah tempat kuliner baru di jalan Citarum no. 10. Maksudnya mungkin saya baru liat. Padahal kami sering lewat sini loh. Setelah kami ingat ingat, rupanya tempat ini dulunya adalah restoran Raja Melayu.
Tempatnya terlihat nyaman, berkilau & ramai. Ruang resto jelas terlihat dari luar karena dinding depannya terbuat dari kaca. Lahan parkir penuh sesak sampai ke pinggir jalan. Di papan billboard tertulis “Le Marly Pantry”. Ketika itu malam minggu, hujan rintik rintik menyelimuti kota Bandung. Gabungan antara cuaca dingin dan rasa penasaran lah yang membuat kami segera memutuskan mampir kesini.
Rupanya kami masuk dalam daftar antrian pengunjung, tapi syukurlah tak lama kemudian tersedia sebuah meja bulat kecil untuk kami berdua. Daftar menu yang terbuat dari bahan kayu yang lebar menginformasikan berbagai menu disini yaitu salads, soup, galette de sarasin (waduh apa ini), crepe de froment (kalau ini masih ada bayangan sedikit), pasta, pizza, pancakes/waffles, main specialties yang berupa menu steak, savouries alias snack serta butter rice dengan pilihan topping daging, ayam dan tuna. Masing masing jenis memiliki pilihan rasa dengan nama nama yang terus terang saja saya tidak mengerti karena dalam bahasa Itali. Ada sih deskripsi nya dalam bahasa inggris, tapi daripada lama membacanya, mending kami panggil saja waitress nya.
Hal pertama yang kami tanyakan adalah galette itu apa sih ? Jawabannya adalah pancake atau kue dadar yang tipis yang terbuat dari tepung buckwheat atau gandum yang rasanya asin dan memakai topping yang gurih seperti daging, telur, keju, dll. Bedanya dengan crepe adalah rasanya yang manis dan memakai topping manis seperti coklat, buah, es krim, dll. Pertanyaan selanjutnya adalah menu apa yang menjadi unggulan disini ? Ah rupanya didalam daftar menu, menu unggulan ditandai dengan tanda “chef recommendation”. Suami saya tertarik dengan sebuah menu yang terdengar menggiurkan yaitu chicken melt. Belum belum saya sudah membayangkan lelehan keju dimulut, hmm. Sayangnya perut saya dalam keadaan tidak lapar karena kekeyangan makan es krim “Rasa” tadi sore. Apa boleh buat, daripada tidak habis, saya memilih Caesar salad.
Untuk minumannya, saya bingung, karena tidak tercantum dalam list menu. Untuk lah waitress segera menunjuk sebuah botol wine bohongan, karena terbuat dari plastik, yang berada diatas meja kami, dimana daftar minumannya ditempel disekeliling botol tsb. Hmm unik ya, keren lagi. Special beverage disini adalah Mojito sehingga suami memilih Bloody Mojito serta hot chocolate untuk menghangatkan badan saya.
Walaupun pengunjung ramai, tak memerlukan waktu yang lama untuk menyajikan pesanan kami. Bloody Mojito datang dalam sebuah toples kaca bening, mirip toples tempat selai. Warnanya yang merah sungguh menggiurkan. Rasanya apalagi, sungguh menyegarkan. Bayangkan saja rasa Fanta merah yang dicampur dengan jeruk nipis, daun mint dan strawberry. Terbayangkan, rasa manis, asam, dingin dan semriwing mengalir ditenggorokan. Sedangkan hot chocolate datang dalam sebuah mug hitam bertuliskan Le Marly, keren.
Kemudian Chicken melt datang diatas piring putih yaitu 2 fillet dada ayam yang di grill lalu ditumpuk, diberi keju didalamnya, diatasnya diberi butter yang sedang meleleh, kemudian disiram saus jamur berwarna coklat, disajikan bersama potongan kentang dan bayam rebus yang berlumuran saus krim putih, serta ditaburi sedikit peterseli. Rasanya hmm enak dong, daging ayam nya empuk, saus jamur nya nendang rasanya, kentang dan bayamnya lembut dan gurih, wah melayang deh, delicieux ! Tapi jangan salah, Caesar salad pun tak kalah enak. Aneka daun lettuce segar dilumuri sedikit krim, ditaburi keju parmesan bubuk, disajikan bersama potongan ayam yang di grill hingga kering dan ditambah sepotong garlic bread, hmm perfecto.
Karena seusai makan kami hendak ke rumah kakak, tak lupa kami bungkus makanan untuk dimakan ramai-ramai. Nah kalo ini yang paling cocok ya pizza lah. Atas rekomendasi waitress kami pun memesan Bianchi Russo yaitu pizza tipis yang berisi topping daging asap, sosis, nanas, jamur dan keju mozzarella. Tapi saya penasaran banget sama menu galette de Sarasin. Akhirnya saya pesan larochelle yang ditandai dengan “chef recommendation”. Pikir saya, kalau dimakan ramai-ramai, masih muat kok di perut saya ha ha ha. Menurut deskripsi menu, larochelle adalah pancake tipis yang diberi topping beef patty, telur, bawang, keju & mayonnaise. Tuh kan dari deskripsinya saja saya sudah ngiler.
Seusai makan kami masih sempat foto-foto, karena interior resto ini keren dan unik. Sesuai dengan konsepnya yaitu pantry, pengunjung akan serasa makan didapur sendiri. Tapi ngga mungkinlah, dapur saya tidak secantik disini, malah saya serasa makan didapur hotel berbintang he he he. Interior resto penuh dengan rak rak yang berisi aneka peralatan makan dan memasak. Lalu dapurnya sendiri memakai konsep open kitchen sehingga kita bisa menonton proses memasak secara langsung.
Puas foto-foto kami pun meminta billnya. Harga disini cukup relevan kok. Pesanan kami yang termahal adalah chicken melt Rp 49.000, harga pizza dan gallete hampir serupa yaitu Rp 39.000 dan Rp 38.000, yang termurah adalah salad Rp 20.000. Minumannya mojitos Rp 22.000 dan chocolate Rp 15.000.
Segera kami menuju rumah kakak mumpung pizza nya masih hangat. Benar kan, dalam hitungan menit pizza ludes dalam sekejap. Saya segera mengambil pisau untuk memotong galette. Pancake tipis ini sebenarnya berbentuk bulat persis crepes, tapi dilipat dikeempat sisinya sehingga berbentuk kotak, diatasnya diberi daging cincang yang berbentuk seperti daging burger, lalu telur mata sapi yang cantik karena kuning nya berada ditengah dan masih setengah matang, salad daun lettuce, tumisan bawang Bombay, terakhir saya siram dengan saus berwarna kecoklatan dan mustard mayonnaise. Kombinasi yang komplit ini menghasilkan rasa yang nikmat. Rasa yang gurih, asam mustard dan manisnya saus menyeruak dimulut, sungguh perpaduan yang pas dan menyegarkan. Ah saya pasti kembali kesini. Eit jangan lupa telfon dulu ya ke 022 7273 533.

Saturday, September 24, 2011

KULINER TANGERANG

BUPE
BUPE


Saung Serpong

Saung Serpong

Garry's

Saung Serpong

Saung Serpong

Garry's

Rumah Air

Rumah Air

Rumah Air

Rumah Air

1.    Taman Santap Rumah Kayu, Jl. Ki Hajar Dewantara SKL 002 Summarecon Gading Serpong, dekat sekolah Pahoa. Telpon 021 5421 2010 – 15.

2.    Rumah Air, Jl. Raya Boulevard CBD, Bogor Nirwana Residence, no. STA 000-0240, Bogor Selatan. Telpon 0251 8200 666.

3.    Saung Serpong (021 5389 9022 / 23) & Garry’s Kopitiam (021 538 9025 / 26), Jl. Pahlawan Seribu Kav. 3A No. 5-5A, Serpong, Tangerang Selatan.

4.    Bukit Palayangan, Jl. Cilenggang I no. 53A, BSD, Tangerang Selatan. Telpon 021 5382 626.

EATING – FISHING – PLAYING di RUMAH AIR, BOGOR NIRWANA RESIDENCE (*)

Awalnya kami menuju daerah Cibubur untuk mencari tempat kuliner baru, tapi berhubung jalanan di Cibubur selalu macet, kami jadi malas meneruskan perjalanan. Akhirnya kamipun berbelok dan masuk kembali ke jalan tol dan langsung menuju arah Bogor. Untunglah saya segera teringat cerita teman sekantor saya yang merekomendasikan resto Rumah Air yang terletak di kawasan Bogor Nirwana Residence.
Sesampainya disana, wah ternyata resto ini luas sekali ya. Tempatnya berupa saung-saung bambu dan kayu khas pedesaan, yang terletak diatas danau yang penuh dengan ikan. Sayangnya seluruh saung telah penuh oleh pengunjung, dan kami pun diantar ke ruang restoran yang masih kosong. Kami memilih duduk di area luar, yaitu diteras restaurant yang menghadap ke arah danau. Di area dekat tempat duduk kami, terdapat sebuah organ tunggal dengan soundsystem yang menggelegar guna mengiringi penyanyi sehingga mampu menghibur pengunjung di tempat yang luas tsb.
Buku menu telah disodorkan, seperti biasa menu yang tersedia adalah aneka masakan Indonesia & seafood. Kami sepakat memesan sop ikan nila kelapa muda bakar sebagai menu unggulan di resto ini serta menu pelengkap lainnya seperti ayam goreng, karedok, pepes jamur serta tahu tempe goreng. Untuk minumannya kami tertarik dengan es salju rumah air & es teler.
Sambil menunggu pesanan, kami hendak mengobrol tapi mustahil terdengar karena terkalahkan oleh suara sound system, lagi pula baru sebentar saja kuping kami sudah mulai berdenging. Akhirnya suami saya langsung berinisiatif mencari tempat lain yang agak jauh dan “Alhamdulillah Ya” mendapat tempat di sebuah saung kecil didekat pintu utama.
Nah sekarang baru nikmat. Suasana gubuk sungguh asri dan romantis, semilir angin bertiup sambil menghantarkan melodi yang indah dari sang biduan. Pemandangan alam bagaikan lukisan. Dari jauh tampak siluet gunung salak menghiasi kaki langit nan biru.
Tak sampai 5 menit, pesanan kami pun datang. Wow cepat sekali, padahal pengunjung begitu banyak. Perhatian kami langsung tertumpah pada sop ikan nila kelapa muda bakar, yaitu sebuah kelapa muda yang sudah bersih kulitnya, ketika dibuka tutupnya, tampaklah sop ikan dengan kuah bening. Daun kemangi dan potongan cabe rawit hijau tampak mengambang dipermukaan kuah sop. Segera kami menyiduk potongan potongan ikan nila yang berwarna putih itu. Ketika dimakan, hmm segar rasanya, karena kuah terasa asam dan sedikit pedas. Ikanpun terasa lembut dan tidak amis. Sayangnya kuah sop agak kurang panas, sehingga sedikit mengurangi kenikmatan. Sedangkan rasa makanan lainnya tidak mengecewakan. “Because of you, my life has changed, thank you for the love
and the joy you bring, because of you...” Sesekali suami bersenandung kecil, menikmati tembang tembang kenangan favorit dia. Hari yang indah, siang yang sempurna. Oh ya saya suka sekali sama minuman es salju rumah airnya, yaitu minuman air susu putih, mirip milkshake, tapi diberi kerokan daging kelapa muda. Rasanya manis dan segar. Para penggemar minuman susu pasti suka.
Selesai menikmati makan siang, masih ada sisa nasi yang kami lempar lempar ke dalam danau. Ikan koi yang gemuk gemuk saling berebut. Lantai saung yang menghadap danau tidak diberi pagar pembatas, bahkan diberi sedikit teras sehingga kami bisa duduk duduk sambil kakinya menjulur kedalam danau. Hati hati buat yang membawa anak kecil, kalau ngga mau diam bisa nyemplung ke dalam danau.
Setelah puas memandangi ikan dan foto foto kami minta billnya. Harga disini standard saja, yang termahal tentu sop ikannya yaitu Rp 54.500, disusul dengan es salju Rp 26.500 dan es teler Rp 20.500. Sedangkan harga lauk lainnya dibawah Rp 20.000.
Setelah beranjak dari saung, kami mulai mengitari tempat ini. Disini disediakan fasilitas musholla & toilet yang cukup bersih dan nyaman. Bangunan keduanya terbuat dari bambu dan kayu. Selesai sholat kami mulai mengitari fasilitas taman rekreasi. Sebuah papan pengumuman menginformasikan semua jenis permainan yang tersedia, yaitu ATV, motor mini, otoped, bumper boat, bola air, becak mini, funny boat, istana balon, dan remote control area. Tapi jangan salah, semua ini tidaklah gratis. Harga permainan paling murah adalah Rp 20.000 untuk waktu 10 menit saja, yang paling mahal adalah Rp 50.000 untuk remote control area selama 1 jam. Disini tersedia juga area memancing yang cukup luas. Sebuah tempat yang asyik dan cocok buat keluarga yang ingin berekreasi diwaktu weekend tanpa perlu menginap.

PERAHU & BECAK MINI DI SAUNG SERPONG (*)

Ada 2 buah restorant yang terletak di tikungan deket ITC BSD jalan Pahlawan Seribu. Keduanya berada dalam 1 kompleks dimana yang satu namanya Saung Serpong, satu lagi bernama Garry’s kopitiam. Bulan puasa yang lalu kami mencoba makan kesini. Diantara kedua bangunan resto itu ada meja reseptionnya. Seorang waitres bertanya kepada kami hendak makan di resto yang mana, dan kami pun memilih makan di Saung Serpong.
Memasuki tempat ini terlihat ruangan resto cukup luas. Didekat pintu masuk terdapat rak display yang menjajakan aneka roti. Masih ada area makan yang lebih luas lagi yang terletak taman dibelakang. Meja meja disusun disepanjang area teras. Terdapat juga saung saung dipinggiran taman. Ditengah tengah taman ada sebuah panggung bulat beratapkan rumbia, yang berisi aneka peralatan musik dan soundsystem. Panggung tsb dikelilingi oleh kolam yang berisi aneka perahu mini yang bisa dikayuh dengan tangan. Sedangkan disekeliling kolam terdapat jalur track untuk becak mini. Dikiri kanan jalur track tsb dibatasi oleh pagar tanaman berbunga. Karena semua saung sudah dipenuhi pengunjung, kamipun duduk di area teras. Taman disamping teras terlihat indah dan asri dengan berbagai tanaman hias serta kandang burung. Bahkan terdapat sumur sebagai hiasan.
Buku menu yang disodorkan berisi aneka masakan Indonesia dan seafood. Menurut penjelasan waitres, menu khas disini adalah masakan ikan gabus pucung, yaitu masakan khas Betawi yaitu ikan gabus yang dimasak dengan kuah rawon, lalu disajikan didalam sebuah bambu. Nah unik dan serukan. Kami jadi penasaran dan berniat memesan. Tapi saya berpikir ulang setelah melihat bentuk ikannya yang mirip lele. Karena saya tidak suka lele, bagaimana kalau saya ngga doyan, mana buat buka puasa lagi. Akhirnya kami memutuskan untuk memesan menu lain yaitu gurame goreng terbang, jamur enoki crispy, tahu bom dan es Kristal. Karena disetiap meja juga terdapat menu dari resto Garry’s kopitiam yang memajang gambar dessert andalannya yaitu roti canay tissue yang bentuknya seperti kerucut, maka saya juga tertarik memesannya plus tambahan appertizer sop sui kiaw ayam udang.
Ternyata pesanan kami datang secepat kilat. Padahal kami datang kesini cukup awal yaitu sekitar pk 5 an. Masih banyak waktu tersisa sambil menunggu beduk Magrib. Kekhawatiran kami terbukti. Semua hidangan yang kami santap sudah berangsur angsur dingin. Ikan guramenya sih enak, bumbunya meresap serta ditaburi bumbu kremes. Pasti renyah kalau dinikmati bila masih panas. Untung jamur enoki yang bentuknya kaya toge itu masih agak renyah. Kalau tahu bom nya saya kurang doyan yaitu tahu isi yang digoreng tepung, bentuknya besar, tahunya putih dan tebal, jadinya rasanya kurang crispy. Es Kristal juga hampir seluruhnya mencair, yaitu potongan jelly merah dan buah nanas yang diberi es serut lalu diberi susu kental manis serta ditaburi jelly bulat warna warni menyerupai Kristal, tapi jadi kurang manis rasanya. Sop sui kiaw ayam udang alias sop pangsit juga lebih enak bika dinikmati kala panas. Yang terakhir adalah roti canay adalah roti yang bentuknya bulat dan lebar mirip crepes tapi super tipis yaitu setipis tissue, sehingga rasanya renyah dan garing, ketika roti baru jadi dan masih panas harus cepat cepat digulung hingga menyerupai kerucut, lalu dikucuri susu kental manis, bisa pilih rasa coklat atau original. Hmm ini baru enak, sobek rotinya lalu kres kres kres, rotinya asin tapi ditimpali rasa manis dari susunya.
Makan malam kami dihibur oleh lagu lagu yang dinyanyikan oleh band lokal serta hiruk pikuk anak anak bermain perahu dan becak. Selesai makan dan sholat Magrib di musholla yang cukup luas, kami meminta bill nya. Harga yang termahal adalah ikan gurame yaitu Rp 42.900, tahu Rp 25.000, Jamur dan roti canay @ Rp 22.500, sup pangsit Rp 18.000 serta es Kristal Rp 15.000. Makan di resto ini lumayan menghibur, terutama untuk keluarga yang membawa anak. Anak anak menjadi riang gembira serta semangat makannya.

MENAHAN RASA LAPAR di RESTO BUPE (*)

Lebaran tahun ini, kami mendapat hadiah libur seminggu dari kantor. Sayangnya kami tidak punya rencana bepergian keluar kota. Selain jalanan macet, berita mengenai kecelakaan lalulintas sangat santer ditayangkan dimana mana. Sebagai gantinya kami rajin berburu tempat kuliner baru sebagai bahan review dan referensi.
Contohnya hari sabtu ini saya membaca kolom “jalan jalan” di surat kabar Kompas yang membahas 2 buah resto yang bernuansa desa yaitu resto Talaga Sampireun yang berada dekat pintu keluar tol Bintaro Pondok Aren, serta resto Bukit Pelayangan di Jl. Cilenggang I no 53A BSD yaitu dekat pintu keluar tol Serpong, disamping perumahan the Green. Suami saya jadi penasaran, selama ini kami sering bolak balik kedaerah Serpong tapi belum pernah melihat ada bukit, apalagi resto diatas bukit. Nah untuk membuktikannya, langsung saja siang ini kami menuju resto Bukit Palayangan untuk makan siang.
Pertama kami telpon dulu ke resto Bukit Palayangan untuk mendapat ancar ancar lokasinya. Kemudian kami langsung masuk ke jalan tol JORR dan keluar dipintu arah BSD. Terlihat 8 buah menara emas mirip obor lambang perumahan the Green yang menjulang tinggi. Beberapa meter setelah melewati perumahan tsb ada sebuah jalan kecil, jangan ragu, langsung belok kiri dan tak lama kemudian terlihat nama BUPE resto.
Karena kami tiba disana sekitar pk 12.30, lahan parkir sudah padat terisi, tapi untunglah masih bisa parkir di area parkir dalam. Segera kami turun dan mencari tempat. Oh rupanya ini bukan bukit, melainkan dataran tinggi biasa, tapi resto ini terletak dipinggirannya yang menurun tajam seperti lembah, dan menghadap ke arah perumahan the Green. Jadinya ya seolah olah berada diatas bukit sih, karena tempat makan yang berbentuk saung saung ditengah taman ini ada yang terletak diatas dan ada yang dibawah.
Sayangnya semua meja sudah penuh terisi, kamipun menghampiri petugas ber HT minta dicarikan tempat. Setelah bekeliling cukup lama, katanya hanya tinggal 1 meja diluar. Kamipun diantar kesebuah meja……batu ??? Wah penghinaan, ini sih bukan meja makan, melainkan meja batu buat tempat pot bunga. Sudah begitu kamipun ditinggal pergi. Sebenarnya kami tadi melihat beberapa meja kosong, tapi kata petugasnya meja itu untuk rombongan bukan untuk berdua.
Setelah ditinggal, kami mencari meja lagi sampai ke area paling belakang. Nah ketemu nih, disebuah teras rumah, ada 2 buah meja, dimana meja yang 1 telah penuh berisi rombongan keluarga yang sedang memesan makanan, yang 1 lagi kosong dan masih berantakan ditinggal pengunjung sebelumnya. Kami segera duduk dan menunggu petugas yang membersihkan dan mencatat pesanan. Karena lama, akhirnya kami minta tolong petugas dari meja disamping kami. Lagi lagi kami ditinggal pergi dan menunggu lagi. Akhirnya tak sabar suami mencari meja lagi ketempat yang lebih ramai, karena area tempat duduk kami sungguh terpencil. Percaya tidak, mencari tempat saja sudah menghabiskan waktu sejam.
Akhirnya kami mendapat meja disebuah ruangan. Dari buku menu yang kami baca, disini tersedia masakan ikan gurame kipas, bakar, asam manis & saus buah, lalu steam ikan pelayangan, lalu ikan kakap, kuwe & baronang bakar. Lalu ada masakan ayam coca cola, ijo pelanyangan, kalasan & bakar jimbaran. Ada juga masakan udang, cumi, iga & buntut, serta aneka cah sayuran. Tapi ketika hendak memesan, ikan gurame habis, tahu tempe saja habis. “Jadi yang ada tinggal apa pak ?” Tanya kami. “Tinggal ayam saja pak, Bapak mau coba ayam ijo pelayangan ?” Tanya nya. Ya sudahlah, perut kami sudah keroncongan, pasrah dengan menu ayam ijo serta lalapan.
Sambil menunggu pesanan, saya sholat dulu. Selesai sholat pesanan belum datang. Akhirnya kami berjalan jalan mengamati daerah sekitar. Anak anak banyak berlarian dan asyik melihat ikan dikolam sekitar. Aku memperhatikan meja meja dalam ruangan kami pun pesanannya belum datang. Wah kacau, kapan giliran kami ? Es campur & jus jambu pesanan kami sudah habis, tapi makan siang belum juga datang. Sejam sudah berlalu, suami mulai complain dengan petugas ber HT tadi. “Apakah ini efek koran Kompas ?” Tanya suamiku. Rupanya ada koki yang sakit dan banyak petugas yang pulang kampung karena Lebaran. Aduh kenapa mesti dipaksakan buka sih, kan kasian pengunjung yang terlantar. Lagipula pengunjung yang kecewa akan kapok & tidak mau balik lagi serta menyiarkan bad recommendation kepada orang lain (Contohnya ya kaya saya ini).
Setengah jam kemudian datanglah pesanan kami. Ayam ijo adalah ayam goreng utuh yang disiram sambal goreng cabe ijo, seperti khas Padang. Rasanya enak walau tidak istimewa, tapi habis wong lapar. Selesai makan segera kami minta bill nya. Harga ayam Rp 60.750, es campur Rp 17.500 dan jus jambu Rp 14.500. Lamat lamat terdengar alunan azan sholat Ashar. Berarti hampir 3 jam kami berada disini. Rekor baru telah dibuat. Pelayanan dan makanan yang kami dapat sangat tidak seimbang dengan waktu yang dikorbankan. Sungguh kami tidak akan balik lagi.

Sunday, September 04, 2011

Santai dulu ah di Taman Santap Rumah Kayu (*)






Sudah beberapa kali melintasi jalan di Paramount Gading Serpong terlihat sebuah papan billboard bertuliskan “Taman Santap Rumah Kayu” dengan tanda panah “belok disini”. Ah suami saya jadi teringat sebuah restaurant yang namanya persis sama di kota Lampung. Katanya restoran ini terkenal, makanannya enak, menunya seafood, harganya terjangkau serta tempatnya pun bagus. “Aku sudah 2 kali makan disana bersama teman-teman”, katanya berpromosi. Wah saya jadi tertarik mendengarnya. “Kapan-kapan kita coba yuk, siapa tau restaurant ini merupakan cabang Lampung”, ujarnya.
Jadi beberapa minggu yang lalu jadilah kami berbuka puasa disana. Kebetulan kami datang agak awal sekitar pk 5 sore, sehingga mendapat tempat parkir yang cukup dekat dengan pintu gerbang. Wah pintu gerbangnya besar sekali, yakni berupa tembok batu berbentuk setengah lingkaran yang panjang dan tinggi serta ditopang 4 pilar hijau. Didepan gerbang terdapat kolam air mancur berbentuk lingkaran dengan tanaman disekelilinginya. Sungguh segar dan asri.
Ketika kami masuk, ternyata didalam lebih asri lagi. Tempat ini memang sebuah taman yang luas & bersih. Dipaling depan terdapat taman pasir untuk tempat bermain anak-anak yang dilengkapi dengan perosotan dan ayunan. Taman dibuat berkelok kelok dengan tanaman yang indah dan rimbun disana sini. Tempat makannya berupa saung-saung terbuka dengan atap genteng, ada yang kecil ada juga yang luas. Adapula tempat makan yang bertingkat 2 dan ber AC, serta meja meja bulat beratapkan payung untuk kapasitas berdua disetiap belokan taman. Walaupun tempatnya besar & luas ternyata banyak meja yang sudah diberi tanda “reserved”, sehingga kami berdua pun mendapat tempat dimeja bulat berpayung dipaling depan dekat taman bermain anak-anak.
Pelayan disini banyak dan ramah. Penasaran kami pun bertanya perihal restaurant dengan nama serupa di Lampung. Ternyata memang benar, resto ini merupakan cabang Lampung. Dari buku menu yang kami baca dapat disimpulkan bahwa menu yang tersedia disini terbagi menjadi 3 jenis yaitu masakan kuring khas sunda, Chinese food serta masakan khas Bangka dengan bahan baku utamanya seafood. Karena kami hanya berdua, maka kami hanya memesan gurame bakar rumah kayu, gado gado serta sup jagung kepiting.
Sambil menunggu pesanan datang, bergantian kami berjalan-jalan mengamati keadaan sekitar. Ternyata tempat ini sungguh luas, mungkin sekitar 1 hektar. Disetiap belokan ada tempat sampah besar dan wastafel. Tersedia juga toilet & mushola yang bersih dibagian belakang. Kalau perlu sesuatu, banyak pelayan yang berdiri disetiap tikungan. Lamat lamat terdengar suara kehebohan para koki yang sedang memasak dari bangunan yang terletak dipaling depan, guna meyiapkan masakan yang serempak dipesan untuk berbuka puasa. Alhamdulillah makanan kami cepat datangnya, sebelum azan Magrib, pesanan sudah tersaji semua dimeja. Disediakan juga tajil berupa es buah secara cuma cuma.
Makanan yang kami santap ini enak walaupun tidak istimewa. Yang pasti makan disini suasananya enak dan menyenangkan, sehingga kami memutuskan akan kembali lagi dengan membawa rombongan keluarga dilain waktu. Mengenai harganya lumayan terjangkaulah. Yang termahal adalah guramenya Rp 49.000 lalu sup jagung kepiting Rp 20.000 sama harganya dengan es alpukat kerok, sedangkan gado gado Rp 10.000 serta jus semangka Rp 12.000.
Yang ingin mencoba berekreasi sambil makan disini alamatnya adalah jl Ki Hajar Dewantara SKL 002 Summarecon Gading Serpong, dekat sekolah Pahoa. Telpon  021 5421 2010 – 15. Nah selamat bersantai.