Monday, December 28, 2009

ULASAN KULINER : BASO URAT BOBOHO (*)




Menunggu jam besuk sore hari di RS Azra Jl Raya Pajajaran Bogor sempat membuat kami bingung hendak menunggu dimana, karena kondisi cuaca yang hujan rintik-rintik membuat kami malas turun ketempat perbelajaan. Tapi tanpa sengaja kami melewati jalan Bangbarung Raya & melihat sebuah antrian parkir mobil disebuah tempat makan yang bernama Baso Urat Boboho, Jl. Bangbarung Raya no. 51, Bantarjati Bogor, telpon 0251 835 3774. Wah boleh juga nih, cocok untuk menunggu sambil mengisi perut & menghangatkan badan yang kedinginan akibat hujan ini.
Setelah kami memarkir mobil diseberang jalan, kami berpayungan & berlari memasuki tempat makan yang terbuka & sederhana ini, tapi cukup nyaman karena tempatnya lumayan luas & bersih. Pelayan disini cukup banyak & berseragam, dengan sigap menanyakan pesanan kami. Tapi karena baru sekali kesini, kami harus membaca daftar menu yang tersedia dimeja, isinya adalah mi baso urat 1 porsi Rp 10.000, kalau ½ porsi Rp 8.000, ada juga mi yamin Rp 7.000, bila plus baso menjadi Rp 11.000. Minumannya yang tersedia adalah aneka jus & aneka varian es seperti es teller, es campur, es kelapa & es jeruk, semua dibanderol dengan harga @ Rp 7.000. Nah pesanan ku adalah seporsi baso urat tanpa mi, sedangkan pesanan suami adalah mi yamin baso. Terus walapun kedinginan, kami tak mampu menolak semangkuk es teller.
Tak perlu menunggu lama, pesanan kami pun segera tiba. Semangkok baso berisi 1 baso urat besar yang dibelah 4 seperti kembang, 4 baso halus kecil, toge mentah, sawi, bawang goreng & ada beberapa potongan kecil kecoklatan yang mengambang. Apa ini ? Segera ku sendok & ku kunyah, oh rupanya ini adalah gajih atau tetelan yang digoreng garing, jadi rasanya kriuk kriuk gurih serasi dimakan bersama kuah baso yang bening, gurih & tak berminyak. Nyam nyam. Untunglah aku memesan baso tanpa toge & sawi, karena aroma toge dengan kuat menyeruak seiring dengan asap kuah baso yang panas. Kalau aku sih tak lupa memasukkan potongan kripik pangsit yang tersedia didalam keranjang plastik. Nah kalau suami tak lupa memasukkan sambal cabe rawit hijau. Kulirik mi yamin nya yang berwarna kecoklat & bertabur bawang goreng, kelihatannya cuma sedikit. Kucicipi sedikit, rasanya, hem bagaimana ya, kok lengket ya, wah kayanya aku ngak doyan nih. Setelah selesai menyantap sajian, badan sudah mulai agak berkeringat, tapi segera kami dinginkan lagi dengan menyeruput es teller, ah nikmat, dingin menyegarkan, menghapus rasa gurih & pedas sisa baso tadi. Secara keseluruhan sajian ini pantas direkomendasikan karena isi nya yang unik, rasanya enak & ramah dikantong.

ULASAN KULINER : RUMAH SUMSUM (**)





Kedatangan kami ke Bogor disambut hujan deras sekali, sehingga kami yang berada didalam mobil menjadi mengigil kedinginan. Akhirnya rencana makan siang kami mencari soto mi menjadi gagal total, karena malas kehujanan pas turun dari mobil. Tapi perut lapar memaksa kami menyusuri jalanan mencari-cari tempat makan alternative yang lebih nyaman & tidak kehujanan. Kebetulan sekali ketika melewati jalan Lawang Gintung no. 21 (Bogor Selatan 16134), perlahan kami menepi karena tertarik pada papan nama sebuah rumah makan yaitu Rumah Sumsum (telpon 0251 831 4579). Wah suami ku sungguh berbinar-binar menemukan makanan favorit nya yang jarang ada. Sungguh cocok untuk menghangatkan badan yang kedinginan ini. Tapi dalam hati ku berharap, semoga ada menu lain karena saya tidak doyan sumsum.
Pelayan dengan sigap memayungi kami sampai kedalam rumah makan dengan desain terbuka ini. Tempatnya cukup nyaman, bersih, tidak terlalu luas tapi tidak sempit. Kami segera mempelajari menu yang disodorkan & untunglah lumayan beragam, yaitu menu aneka sate, iga, ayam, empal, sop sumsum, sop buntut, sop kambing, sop ayam kampung, aneka nasi bakar yang ternyata semua pedas serta nasi sunda. Terus ada juga dessert andalan yaitu es bubur sumsum, yang langsung kami pesan. Suami ku segera memilih nasi bakar sumsum plus sop sumsum, sedangkan aku tadinya memilih nasi sunda, tapi ayamnya bukan ayam kampung sehingga beralih memilih sop ayam kampung.
Ketika pesanan datang, mata kami terbelalak melihat ukuran tulang sumsum didalam sop, wow besar sekali ya. Kayanya kami belum pernah menemukan ukuran tulang sebesar ini di rumah makan di Jakarta. Tulang yang penuh dengan sumsum ini disajikan didalam kuah sop panas dalam sebuah mangkuk putih & berisi potongan wortel, kentang, daun bawang, tomat, bawang goreng serta potongan kecil daging sapi, lalu diberi sedotan besar serta sendok kecil bergagang panjang. Sedikit kucicipi sumsumnya yang berlemak & kuah sopnya yang bening tapi gurih ini, hmm enak. Suami ku langsung seruput seruput slruup, asik menyedot si sumsum dalam tulang.
Kemudian dia mulai membuka nasi bakarnya yang berukuran tidak terlalu besar ini, nasi disajikan diatas piring bersama potongan bawang merah & cabe merah serta sambal kacang. Ketika daun pisang dibuka, wuih sungguh berminyak, karena nasi dicampur dengan sambal merah & sumsum lalu dibakar, sehingga nasi menjadi merah & berminyak. Ketika kucicipi rasa nasi gurih-gurih pedas & sungguh berlemak. Oh no. Kulihat dia sih asik asik saja melahap sajian ini. Hmm be careful darling, jangan keseringan.
Sekarang giliran ku nih, sop ayam disajikan dalam mangkuk, kuahnya berwarna bening kekuningan tapi tidak terlalu berminyak, berisi suwiran ayam, irisan kol, potongan tomat, daun bawang & bawang goreng. Ketika kumakan, hmm rasanya gurih nikmat, tak berlemak. Tak memerlukan waktu lama bagi kami untuk menandaskan sajian panas mengenyangkan ini.
Nah sekarang giliran dessertnya, penampilannya sungguh mantap, disajikan dalam gelas tinggi, isinya secara berurutan adalah potongan nangka paling bawah, lalu potongan bubur sumsum hijau, lalu cente manis merah bulat, lalu diberi es batu serta susu kental manis putih & coklat. Rasa wow, unik, manis & menyegarkan, nyam nyam slruup. Nikmatnya rasa manis ini cocok menghalau rasa gurih, pedas & berlemak sisa santap siang kami.
Rumah makan ini pantas direkomendasikan, harganya pun masuk akal, berkisar antara Rp 12.000 – Rp 23.000 & minumannya berkisar antara Rp 2.000 – Rp 12.000. Sedangkan menu yang kami makan adalah nasi bakar Rp 12.000, sop sumsum Rp 23.000, sop ayam Rp 19.000, nasi putih Rp 3.000 & es bubur sumsum Rp 12.000, total kami membayar Rp 69.000 plus 2 gelas teh panas gratis. Nah boleh tuh dicoba, asal ingat kadar kolestrol anda.

Sunday, December 27, 2009

ULASAN KULINER : SAUNG DESA (*)




Jalan Cipete Raya Jakarta Selatan sungguh kaya akan pilihan kulinernya, dari awal sampai ujung jalan padat dengan berbagai pilihan tempat makan, dari martabak sampai steak. Masakan Indonesia saja ada beberapa resto seperti Dapur Sunda, Sambara, Sate Tomang hingga Ikan Bakar Cianjur. Bahkan sekarang bertambah 1 resto lagi yaitu Saung Desa, Jl. Cipete II no 1 Jak Sel 12410, telpon 021766 7000, Fax 021 766 2680. Walaupun belum begitu lama berdiri, resto ini sudah mendapatkan hati para penggemarnya, terbukti dari parkirannya yang selalu penuh terisi, & menimbulkan rasa penasaran kami yang sering melewati jalan ini.
Akhirnya kesempatan itu datang juga. Saya bersama suami pun mampir untuk makan siang. Memasuki resto ini, ruangan lumayan luas & nyaman, interiornya mirip-mirip dengan resto-resto masakan sunda lainnya yang berada dijalan yang sama. Disebelah kiri ruangan kita langsung berhadapan dengan display makanan yang panjang & bisa langsung kita pilih, terdiri dari aneka jenis masakan ayam, bebek, ikan, pepes, tumis serta aneka lauk pelengkap. Tetapi apabila kita langsung dudukpun akan disodori buku menu yang berisi aneka menu seafood yang lumayan lengkap.
Karena kami berniat makan ikan gurame dan jenis pilihan masakannya banyak, maka kami pun bertanya, jenis masakan apa yang menjadi unggulan. Pelayan menyarankan ikan gurame goreng saus saung desa dan kami pun setuju. Sebagai tambahan kami memilih tumisan jamur, daun singkong, serta ikan asin kapas cabe ijo. Minumannya kami pilih kiwi fantasi yang gambarnya mengundang selera.
Karena kata pelayannya, saus saung desa itu sedikit pedas, maka kami ingin penyajiannya dipisah. Ikan disajikan dipiring, tidak melengkung, penampilan sausnya merah, berisi potongan tomat, cabe merah, daun bawang, bawang putih & kemangi, penampilan & rasanya mirip saus asam manis, cuma bedanya ini sedikit lebih pedas. Tambahan lauk lainnya rasanya standard saja, tidak istimewa, bahkan ikan asinnya keras & tidak kriuk gitu loh, jadi beda dari bayangan. Secara keseluruhan rasa masakan ini standard tapi lumayanlah, sebagai alternative restorant sejenis.
Yang lumayan istimewa justru jus nya, si kiwi fantasi adalah jus dalam gelas tinggi, terdiri dari 3 lapis jus yaitu paling bawah jus kiwi warna hijau, jus jeruk warna kuning, jus sirsak warna putih. Perpaduan rasa kiwi yang paling asam, rasa jeruk yang manis asam & rasa sirsak yang manis saja menjadikan rasa jus ini menjadi segar & unik, cocok banget untuk membilas rasa pedas & gurih yang tersisa dari lauk makan siang tadi.
Mengenai range harga disini juga standard kok, menu yang dalam display antara Rp 3.500 – Rp 27.000, sedangkan harga menu seafood per 100 gr antara Rp 7.500 – Rp 24.000 (udang pancet). Kami sendiri menghabiskan Rp 113.000 incl tax. Nah silahkan mencoba alternatif baru.

Thursday, December 24, 2009

ULASAN KULINER : SOUP RESTAURANT (**)


Soup Restaurant ? Sebelumnya aku sama sekali tidak tau mengenai keberadaan restaurant ini, maklumlah karena letaknya berada di Plaza Indonesia lt. 3 no 22, Jl. MH Thamrin 28-30, Jak Pus, telpon 021 3983 8220, dan aku jarang banget ke Plaza ini. Tetapi kemudian aku telah memenangkan voucher makan gratis dari Detikfood, dan jadilah malam minggu lalu aku mengajak suami beserta orangtua makan kesini. Sebelumnya ku telfon dulu dong untuk mereserved tempat & memastikan kehalalannya, yang Alhamdulillah halal.
Sesampainya disana, rupanya restaurant ini sungguh penuh & ada antrian didepan pintu masuk. Untunglah aku sudah reserved. Kami mendapat meja bulat dipojok ruangan. Walaupun restaurant ini cukup luas karena terdiri dari 3 kavlling (dari no 22-24), tetapi tetap saja terasa agak sesak karena penuhnya pengunjung, meja yang berdempetan & pelayan yang sibuk hilir mudik melayani pengunjung.
Segera kami membaca & mendiskusikan berbagai pilihan menu kami. Walaupun judulnya Soup Restaurant, menu disini rupanya cukup banyak & bervariatif. Menu soup nya sendiri hanya 8 jenis. Sedangkan menu lainnya adalah berbagai menu ayam, daging sapi, seafood, mi, nasi, sayur bahkan daging rusa. Semua menu ini sangat kental dengan nuansa khas tradisional cina dan banyak memakai bahan-bahan herbal, sehingga makanannya dipastikan cenderung menuju ke makanan sehat. Bahkan menu supnya bisa menjadi obat. Hal ini bisa terlihat dari judul supnya & bahan supnya, yaitu sup ayam dengan tim waisan & akar gingseng, sup ayam hitam dengan tim scallop kering, sup ayam dengan labu & kurma cina, sup ayam dengan tien chee, sup buntut herbal dll dimana rempah-rempah khas tradisional cina ini sebagian besar aku memang kurang familier.
Untunglah didalam buku menu ini, semua menu ada gambarnya, sehingga memudahkan kami. Maka pilihan kami adalah Sup buntut helbal, tahu sapi cincang, nasi tim ayam jamur, nasi goreng yangchow, selada saus tiram & nasi sapo sapi. Sengaja kami pilih menu yang familier karena takut tidak doyan. Sembari menunggu pesanan kami datang, pelayan menghidangkan sepiring kacang tanah rebus yang ukuran kacangnya besar-besar & ketika dimakan rasanya enak sekali, manis & sangat empuk, hmm aku sampai ketagihan. Rupanya pelayanan disini cepat sekali ya, apalagi kalau mengingat pengunjung yang penuh. Tak berapa lama sup buntut pun datang, disusul pesanan kami yang lainnya. Semua disajikan dalam piring & mangkuk saji keramik putih.
Pertama kucicipi sup buntutnya yang berisi beberapa potong tulang buntut, wortel & kentang, rasanya sangat alami, tanpa rasa msg, cenderung manis yang berasal dari kaldu & rempah-rempahnya serta tidak berlemak, jauh deh dengan rasa sup buntut kebanyakan, terus daging buntutnya itu loh empuk banget, jadi ngak perlu cape mengunyah. Kemudian kuambil nasi gorengnya, yang berwarna putih kekuningan dan berisi telur orak arik, rasanya enak & pas bumbunya. Kemudian tahu sapi cincang adalah tahu sutra yang sudah dihancurkan dan dicampur dengan tumisan daging sapi cincang, rasanya empuk & terasa asin manisnya. Nasi timnya adalah nasi yang dikukus bersama 2 potong ayam & jamur utuh, rasanya juga enak & bumbu rempahnya terasa sangat meresap. Sedangkan nasi sapo sapi adalah nasi yang disajikan dalam mangkuk sapo, kemudian permukaan nasi ditutupi daging sapi cincang yang empuk & rasanya gurih manis, lalu dihiasi oleh sebuah kuning telur matang yang utuh, hmm cantik & lezat. Terakhir selada saus tiram adalah selada yang ditumis dalam saus tiram. Pokoknya keseluruhan masakan rasanya enak, pas bumbunya, terasa asin manisnya, semua lauknya empuk & tidak terasa pemakaian msg. Pantas diancungi jempol. Pantesan semua orang rela antri demi masakan lezat & menyehatkan ini.
Mengenai harganya adalah sup buntut Rp 45.000, tahu sapi Rp 35.000, nasi tim Rp 28.000, Nasi goreng Rp 35.000, nasi sapo Rp 32.000 & selada Rp 32.000. Tapi kenapa ya nasi sapo yang penuh dengan daging sapi cincang & diberi telur itu sama harganya dengansepiring selada ya ? Sungguh aneh. Harga minumannya adalah fresh orange Rp 25.000 & es teh Rp 8.000. Yang mengagetkan & saya sesali adalah ditagihnya kacang rebus Rp 7.000 serta 4 tisu basah @ Rp 500. Ih maksa banget. Sebagai catatan, disini tidak disediakan wastafel sehingga apabila ingin cuci tangan harus keluar restaurant dan berjalan agak jauh ke toilet umum. Aduh. Total ku membayar hanya Rp 65.835 aja, itu setelah dikurangi voucher sejumlah Rp 200.000. Terima kasih Detikfood atas kesempatannya untuk menikmati pengalaman baru kuliner lezat & menyehatkan ini.

Sunday, December 20, 2009

ULASAN KULINER di : TERASKOTA





TERASKOTA ENTERTAINMENT CENTER, Jl. Pahlawan Seribu, CBD Lot VII B, Lengkong Gudang Serpong, BSD City 15322

1. AUNTY LI KOPITIAM (*)


Nasi Dagang ? Wah kayanya baru denger tuh. Begini ceritanya, ketika aku mengunjungi sebuah entertainment center didaerah BSD yaitu “Teras kota” minggu lalu, dan ingin mencoba kenikmatan kuliner baru untuk makan siang, mata langsung tertumbuk pada sebuah kedai yang bertuliskan “Aunty Li Kopitiam”. Hmm boleh juga nih dicoba.
Memasuki ruang kedai ini, ruangannya benar-benar kecil & pas-pasan. Didalam hanya tersedia sebuah meja bulat besar & sebuah meja kotak kecil. Karena aku cuma makan berdua, otomatis ku menempati meja yang kecil tsb. Di teras depan juga dipasangi beberapa meja sih, tapi karena udara sedang panas, maka kami lebih memilih duduk didalam ruangan saja.
Menu yang disajikan disini rupanya tidak terlalu beragam, tapi benar-benar masakan andalan disini. Jadi ketika saya bertanya apa menu andalan disini, jawabannya adalah nasi dagang & mi kacang. Nama masakan ini terasa asing ditelinga kami sehingga kami pun bertanya daerah asal masakan ini, yaitu kuliner khas kepulauan Riau.
Menu nasi dagang disajikan dengan berbagai pilihan yaitu porsi kecil yang dibungkus dengan daun & porsi besar yang disajikan dipiring dengan pilihan lauk ayam atau lauk daging sapi, telur & ikan teri goreng. Nah saya pun memilih dengan ayam goreng. Lalu ada menu mi, yaitu mi kacang sebagai menu andalan tidaklah kami pilih, tetapi suami ku lebih memilih mi ayam biasa. Tersedia juga menu lontong melayu, otak-otak serta beberapa pilihan minuman teh & kopi.
Sambil menunggu pesanan kami tiba, saya mulai mengamati ruangan ini. Didinding belakangnya terpampang sebuah poster merah menyala yang berisi gambar Aunty Li, lalu huruf kanji cina & tulisan “Aunty Li Kopitiam” dibawahnya, lalu dibawahnya lagi ada tulisan “History of Aunty Li Kopitiam”, lalu dibawahnya ditulis sejarah yang menerangkan bahwa Aunty Li ini berasal dari keluarga peranakan Cina Malaysia yang menyajikan kuliner dengan resep keluarganya yang turun temurun. Terus dinding sebelah kanan juga dipenuhi poster gambar masakan yang disajikan disini, hmm tampak menggiurkan. Sedangkan didinding sebelah kiri ada sebuah jendela sebagai tempat mengeluarkan masakan dari ruang dapur.
Tak lama datanglah pesanan kami. Rupanya nasi dagang itu adalah nasi yang dimasak bersama rempah-rempah dan diaduk bersama butiran kacang hijau kecil sehingga warna nasi menjadi agak kecoklatan, rasanya hmm enak & gurih, nasinya pulen & wangi aroma rempah. Nasi disajikan bersama ayam goreng sesuai dengan pesananku, tapi ayam gorengnya tidaklah istimewa & bahkan bukan ayam kampung. Kemudian diberi sambal merah, krupuk serta hiasan timun, tomat & kol.
Kemudian mi ayamnya adalah mi yang diberi ayam cincang yang berbumbu warna coklat serta irisan ayam merah, lalu diberi toge mentah & sayur sawi, serta disajikan dengan kuah yang terpisah. Rasanya enak & gurih, mi terasa lentur, tapi porsinya tidak terlalu besar sehingga dalam hitungan menit, mi pun segera tandas.
Selesai menyantap makan siang kami yang bercitarasa gurih, memang pas bila dibilas dengan es susu yang rasanya manis, berwarna pink serta berisi cente manis, hmm segar. Harga makanan nya pun tidak membuat kantong kering yaitu nasi dagang Rp 19.500, mi ayam Rp 14.500 & es susu Rp 10.000 sehingga kami cukup membayar Rp 49.125 saja. Nah mari kunjungi kedai dengan citarasa unik ini. Telfon 021 300 25 800.

2. Menghapus Stress Dengan Cup O'Brownie (***)

This summary is not available. Please click here to view the post.

Friday, December 18, 2009

ULASAN KULINER : TOKO COKLAT (*)












Toko Coklat, Jl. Cimanuk no 5, Bandung, telp 022 7273481

Monday, December 14, 2009

ULASAN KULINER : RM PAGI SORE – MASAKAN PADANG MEDAN (***)

Yang namanya rumah makan padang banyak banget, ada disetiap sudut jalan. Tetapi walaupun rumah makan padang semakin menjamur, rumah makan yang sudah lama berdiri, jarang yang kehilangan pelanggannya, yang ada malah bertambah pelanggannya, apalagi bila rumah makan padang tsb sudah mempunyai ciri khas masakan yang sangat digemari para pelanggan fanatiknya.
Contohnya adalah rumah makan Pagi Sore masakan Padang-Medan di Jl. Jend. Sudirman, Pasar Bendungan Hilir no 36A Jakarta 10210, telpon 021 5738941. Secara memang di ps Benhil adalah gudangnya kuliner lezat.
Caranya kesana adalah dari jalan Sudirman kan belok kiri ke arah pasar Benhil, lurus terus melewati bangunan pasar, tidak jauh, sampai ketemu RM Sunda Ampera disebelah kiri jalan, sedangkan disebelah kanan ada restoran Kentucki fried chicken, ada jalan, langsung belok kanan, beberapa langkah kemudian ada deh RM Pagi Sore disebelah kiri jalan.
Ciri-ciri rumah makan ini adalah sebuah bangunan sederhana, bercat putih & berukuran sedang, dimana di bagian teras depannya pun dipasang meja kursi, yang ditutupi kain spanduk, sehingga yang makan diteras tidak terlalu terlihat & terlindung dari panas. Lalu dipintu masuk ada seorang pengamen yang duduk dengan gitar kecilnya & menyanyikan lagu-lagu tempo doeloe.
Terus terang saya adalah pelanggan berat RM ini. Kalau sudah sebulan saja tidak makan kesini rasanya kangen berat, padahal saya sudah ratusan kali makan kesini. Dan jelas saya sudah kenal sama pemilik & para pelayannya.
Kalau saya & teman-teman kantor makan kesini, mereka langsung cari tempat duduk, karena dapat dipastikan, meja kursi disini hampir selalu penuh alias antri, sedangkan tugasku adalah langsung ketempat Uda dibagian display makanan. Saya tinggal bilang “Pak, panjang 5 potong” kataku. “Iya duduk aja, nanti saya antar”, kata Uda.
Jadi yang dimaksud dengan “panjang” itu adalah potongan ikan kakap goreng dibagian perut tengah, sehingga bentuk potongan ikannya panjang, mengikuti bentuk tulangnya. Jadi tinggal sebut “panjang” artinya kami semua memesan ikan kakap goreng. Ini adalah menu unggulan disini. Selain itu ada juga ikan kerapu goreng & ikan kakap masak asam padeh yang sama lezat nya.
Tapi apabila ingin makan disini, jangan sampai terlambat datang, apalagi kalau sudah lewat dari pk 12.30, kadang kami tidak kebagian ikan kakap gorengnya. Masih mending kalau kebagian pun bentuk potongan ikannya bantet-bantet karena bukan bagian perut tengahnya. Maka hari yang agak luang untuk makan disini adalah hari Jumat, dimana para lelaki masih sholat Jumat.
Setelah kami duduk, tak lama diantarlah pesanan kami, yaitu ikan kakap goreng, nasi putih (jangan minta setengah, seporsi pasti habis), disajikan bersama sayur daun singkong, urap, sambal cabe merah yang sangat berminyak, ikan asin (biasanya jambrong), serta yang paling penting adalah sepiring kecil kuah taoco. Itu kalau lagi komplit, tapi biasanya kami sering kehabisan urap & ikan asinnya.
Ikan kakap ini rasanya uenak banget karena bumbunya sudah meresap kedalam daging ikan. Sambalnya hmm juara, kuah taoco nya yahud punya. Pokoknya makan pasti lahap deh apalagi kalau ditambah krupuk putih. Kalau aku yang makan sih, ikan cukup sepotong saja karena ukurannya cukup besar, tapi kalau yang makan itu para lelaki biasanya minimal 2 potong.
Selain ikan kakap, ku juga pernah makan ikan kerapu goreng, tapi seringnya kehabisan sih. Rasanya juga sama lezatnya. Lalu ada juga temanku yang penggemar ikan masak asam padeh yaitu masakan ikan dalam kuah yang bercabe, bumbunya hampir sama dengan bumbu rendang, tapi tidak memakai santan. Pokoknya menu unggulan disini adalah ikan, walaupun ada juga masakan ayam & dagingnya, tapi kami belum pernah mencobanya.
Para pelanggan disini adalah 75% laki-laki karena hanya kaum lelakilah yang tahan makan ditempat panas, pasti keringetan & banyak kucing berseliweran. Jadi kaum wanita yang 25% itulah yang paling tau, panasnya makan disini sebanding dengan kelezatan makanan yang disantapnya. Bahkan kadang ku kasian kepada kucing yang mengeong memelas dikolong kursiku, karena ku tak kan rela berbagi secuil ikan untuknya.
Oh ya, sedikit tips untuk para wanita, kalau makan disini lebih baik memakai celana panjang, biar gampang menendang kucing & jangan memakai baju blazer atau jas, karena baju bisa basah kuyup, serta kalau sudah tiba dikantor segeralah memakai parfum.
Untuk harganya sangat murah bagi masakan selezat ini karena harga sepotong ikan kakap hanya Rp 13.000. Tapi yang namanya sambal, sayur & kuah taoconya gratis walaupun nambah porsinya. Jadi yang bayar cuma nasi, minum, krupuk, ikan asin & urap. Nah bagaimana, siap mencoba rasa kelas 1, harga kaki lima ?

Wednesday, December 09, 2009

ULASAN KULINER : TREE HOUSE CAFÉ (**)














Sudah lama tidak mengunjungi rumah kakak ipar di jl Imam Bonjol di kawasan Dago Bandung, maka ku sangat antusias ketika melihat sebuah café baru di ujung jalan masuk yang kelihatannya menarik sekali. Café yang dominan warna hijau itu penuh dengan lampu lampion & lampu-lampu kecil, dan sesuai namanya, ada sebuah rumah pohon kecil yang dilengkapi berbagai mainan anak-anak dihalamannya. Terus ada tulisan Home Made Recipe Sausages yang tertera di bagian pinggir café. Dalam hatiku, semoga ada menu lain yang tak kalah enak.
Akhirnya setelah selesai bersilahturahmi, datanglah kesempatan untuk mengunjungi café pada malam hari. Dari luar terlihat suasana begitu cantik & romantis akibat sorotan lampu serta cerah ceria akibat warna dominan hijau muda.
Café ini berasal dari sebuah rumah hook diujung jalan antara jl Hassanudin dengan jl Imam Bonjol, alamat tepatnya jl Hassanudin no 5 Bandung 40132, telpon 022 2533 647.
Karena letak café yang tinggi dari jalan raya, maka kita harus naik beberapa anak tangga batu dihalaman depan, dimana setiap anak tangga dihiasi oleh piring-piring keramik yang ditempel. Begitu pula ketika duduk dikursi yang terbuat dari kayu, senderannya dihiasi keramik-keramik kecil. Atapnya berupa kain terpal panjang bergelombang warna hijau dan putih selang seling, disepanjang terpal digantungi lampu-lampu lampion bulat warna hijau putih juga. Disebelah kanan tangga masuk ada sebuah kolam ikan kecil yang pinggirannya dihiasi batu-batu besar. Di dekat kolam ada tempat duduk yang terbuat dari batu yang melingkar & senderannya juga dilapisi keramik, serta ada juga kursi-kursi terbuat dari besi yang berwarna putih. Lalu ada juga sebuah kursi rotan warna putih yang digantung ditali sehingga berfungsi sebagai ayunan. Hmm benar-benar unik. Bagian dalam ruangan tak kalah unik, romantis & ceria. Karena dinding dihiasi wallpaper bunga-bunga, sofa rotan bantalannya juga bunga-bunga. Ah indahnya.
Nah sekarang kita akan memesan menu. Seperti biasa kalo café yang penuh dengan pengunjung, para pelayannya sangat sibuk. Jadi agak susah memanggil pelayan. Ketika buku menu disodorkan, rupanya banyak juga variannya. Dari masakan Indonesia seperti sop buntut, nasi bakar, nasi timbel, menu ala western ada burger & sosis sebagai menu andalan. Menu ala itali ada pizza & pasta. Dessertnya ada pancake & ice cream. Karena perut sedang tidak begitu lapar, maka ku pilih dessert yang agak ringan diperut. Tapi sebagai penggemar coklat, ku bingung memilih antara milkshake dark chocolate with ice cream atau all about chocolate yaitu ice cream coklat dengan wafer coklat. Akhirnya kupilih yang terakhir. Suamiku memilih country burger & cozy hot chocolate.
Sambil menunggu datangnya pesanan, ku melihat-lihat rumah pohonnya itu berupa rumah kayu kecil yang menempel disebuah pohon, dan bisa menampung beberapa orang anak kecil. Tinggi tangganya cuma setinggi badanku saja. Lalu dari rumah itu terbentang sebuah tali untuk flying fox mini. Aduh serunya anak-anak itu bermain.
Akhirnya pesanan kami datang. Sebelumnya kakak ipar ku bilang makanan disini lumayan enak cuma ngak kenyang & berat diongkos. Jadi aku ngebanyangin ice creamnya paling cuma 1 scop aja. Ternyata yang datang adalah sebuah mangkuk putih yang berisi 2 scop ice cream coklat yang dihiasi sebuah wafer bulat panjang, sirup coklat, chocolate chips & ditaburi dark chocolate bubuk. Rasa dark cocholatenya kental plus ada rasa rumnya, hmm nyummi. Hot chocolatenya juga nyummi, secangkir coklat panas plus susu berhiaskan marsmalow & ditaburi dark chocolate bubuk, top bgt. Cangkirnya juga cantik banget, motif bunga-bunga. Sekarang burgernya, isinya daging sapi, telor mata sapi, selada & mayones, disajikan bersama kentang goreng. Enak & kenyang sih, dagingnya empuk pula, nyam 3x.
Mengenai harganya nih, burger Rp 17.000, ice cream Rp 14.000 & Hot chocolate Rp 12.000. Dasar orang Jakarta, ku sebut ini harga yang terjangkau. Sebab kalo di Jakarta sih belum pernah nemu café seindah ini memasang harga ramah dikantong. Makanya kalo libur panjang, Bandung suka macet euy. Selamat datang di Bandung.

Saturday, December 05, 2009

PENGALAMAN : BANGUNAN UNIK KLASIK - HOTEL THE PALAIS DAGO



Sama seperti tahun lalu, Lebaran Idul Adha kali ini kami ke Bandung lagi, tapi sekarang kami berencana menginap di Hotel The Palais Dago, yang jaraknya deket banget dari rumah jl Imam Bonjol, karena yang full booking adalah rumahnya bukan hotelnya 
Berangkat dari Jakarta sekitar pk 10 pagi setelah sholat Id lalu kerumah Mamah dulu, jadi sampai di Bandung sekitar pk 12 dan langsung check in ke hotel. The Palais adalah hotel yang baru berdiri di jl Ir. H. Juanda no 90 Dago, telpon 022 250 5111 / 5222 / 5333.
Hotel berupa bangunan unik bergaya klasik tampak mencolok dibandingkan dengan bangunan sekitarnya, yaitu lobi luar sebagai pintu masuk berbentuk bulat setengah lingkaran dengan dihiasi 8 buah pilar, lalu diatas bangunan terdapat kubah yang terdiri dari pilar-pilar & kaca. Tapi bangunan tampak kecil bila dibandingkan dengan hotel-hotel berbintang lainnya. Halaman parkirnya pun hanya yang terdapat dihalaman depan saja. Jadi orang mengenalnya dengan hotel kubah.
Memasuki ruang lobi dalam, terdapat meja reseption yang terletak disebelah kiri dari pintu masuk. Ruangan ini juga berfungsi sebagai ruang tunggu tamu, oh sungguh indah. Terdapat sofa berbentuk L ditengah ruang yang menghadap langsung ke perapian yang diapit oleh 2 buah guci setinggi manusia. Diatas perapian terdapat sebuah TV LCD. Lalu apabila kita duduk di sofa tsb, dan kepala kita mendongak keatas langit-langit, maka pemandangan indah kubah kaca yang dipenuhi oleh pilar kecil & ukiran begitu mempesona. Disebelah kiri ruangan terdapat sofa panjang yang menempel di dinding & diatas terdapat 3 buah lukisan bunga yang timbul dan bergaya klasik. Cantik euy. Sedangkan disebelah kanan ruangan sudah terdapat 2 buah kamar menginap.
Masuk lagi lebih dalam, kita akan menemui ruang baca yang diisi oleh sofa kayu akar pohon yang licin mengkilat, lalu ada meja kerja dengan computer, rak buku tempat majalah serta meja bilyard. Agak ketengah ruangan ada kolam ikan kecil yang diatasnya ada jembatan kayu tapi diatasnya berisi sebuah motor Harley Davidson. Wow keren ya. Rupanya kolam ikan ini adalah pembatas antara ruang baca dengan ruang makan, yang di sepanjang dinding sebelah kirinya terdapat “model train hobby” yaitu miniatur jalan kereta api disepanjang pegunungan. Wow keren 2x.
Kemudian kami mulai naik tangga, karena tidak ada lift. Lantainya saja cuma ada lantai dasar, 1 & 2. Kamarnya pun hanya ada 16 kamar, tidak lebih besar dari kos-kosan, sehingga suasana yang terbangun cukup akrab & hommy, bedanya interior disini mewah sehingga pantas disebut boutique hotel.
Kami menempati kamar 206, interiornya cukup mewah, furniture kayunya dominan warna coklat kehitaman, terus kamar mandinya yang berbentuk L juga keren walaupun tanpa bathtub, hanya ada shower yang menempel didinding yang airnya mengalir deras, tapi mau wudhu jadi susah. Lalu bila jendela belakangnya dibuka & kita melongok ke bawah, terlihat sebuah kolam ikan koi. Sebuah LCD yang menempel di dinding menyajikan saluran TV kabel. Pokoknya oke deh. Oh iya, disini lantainya marmer tapi tidak ditutupi karpet, jadi kaki terasa dingin. Malam itu ku tidur tanpa AC, ngak kuat euy.
Keesokan harinya, kita turun untuk sarapan. Ruang makan dengan furniture kayu tsb tidak begitu banyak, karena ruangannya memang kecil. Masakannya tidak terlalu istimewa alias standard saja yaitu cereal dengan susu, jus, buah potong, roti tawar & selai, bubur ayam, nasi goreng, mi goreng, ayam goreng mentega & tumis tempe, sosis dan kentang, serta telur sesuai pesanan. Tapi rasanya sih enak & terasa bumbunya.
Nah karena sebentar lagi kami harus check out, maka kami sempatkan untuk foto-foto dan melihat ke sekeliling. Apabila kita berdiri di depan hotel, di lantai 1 kita bisa melihat Dabidu café disebelah kiri & Dabidu resto disebelah kanan. Semalam didalam ruang café yang ada meja bar nya untuk minuman diputar house music yang disertai lampu disko. Disampingnya ada ruang santai kecil dengan sofa & lemari kaca yang berisi botol-botol minuman. Kalau restonya berupa ruang terbuka di teras yang beratapkan bentuk payung, dengan pemandangan jalan Juanda. Fasilitas disini ada juga ruang meeting, serta disediakan jasa massage & therapy.
Cukup sekian yang bisa digambarkan dari hotel ini. Mengenai tarifnya cukup mahal sih, diatas Rp 1.000.000. Tapi kebetulan waktu kami menginap sedang ada promo BCA card diskon 40%, lumayan untuk pengalaman.

Thursday, December 03, 2009

ULASAN KULINER : SOTO AYAM PAK MIN - CIPAKU I PASAR SANTA (**)

Berangkat dari rumah menuju kantor, kadang mampir dulu ke rumah Mamah tuk sekedar sarapan bersama. Tapi kali ini sesampainya disana Mamah langsung mengajak sarapan keluar, katanya, setiap ke pasar Santa, selalu melewati tempat soto ayam yang pasti dipenuhi pengunjung, jadi penasaran pengen coba. Wah boleh juga nih, perutku langsung bereaksi, kriuk-kriuk, keroncongan.
Melewati jalan Cipaku I yang agak sempit dan 1 arah, rupanya warung soto terletak dipinggir jalan, diatas trotoar, disebelah penjual buah-buahan, diseberang pasar Santa. Sehingga para pengunjung mau tidak mau parkir didepan warung soto, sehingga semakin mempersempit jalanan saja.
Memasuki warung yang ditutupi kain spanduk bertuliskan “Soto ayam pak Min Cipaku” ternyata memang dipenuhi pengunjung, untung masih tersisa sebuah kursi panjang disisi lain sebuah meja. Dimeja sudah tersedia sepiring ati rempela ayam & sepiring tempe goreng tepung yang kelihatannya masih hangat, lalu semangkuk jeruk nipis, sambal soto, garam & kecap.
Segera kupesan 2 porsi soto & setengah porsi nasi tuk berdua, serta 2 bungkus krupuk rambak (kulit) yang tak boleh dilupakan. Sementara menunggu kedatangan soto, kuambil sepotong tempe berwarna kekuningan yang tampak menggiurkan, ketika dimakan, oh rasanya tidak begitu asin ya, tapi enak juga sih pas lapar-lapar begini.
Tak lama soto pun datang dan ini isinya : bihun, toge, suwiran ayam & sebuah telor rebus yang dipotong 4, setelah diberi perasan air jeruk nipis & diaduk, terlihat juga adanya daun bawang, bawang goreng serta tomat. Kuahnya bening kekuningan & tidak terlalu berminyak.
Segera kusuap sesendok soto, rasanya hmm soto yang hangat terasa gurih & segar, hampir sempurna, segera kumasukkan sejumput garam, sedikit saja, lalu aduk, hmm ini baru yummi, enak. Apalagi dimakan dengan nasi hangat, tempe & krupuk kulit. Penasaran ku ambil sepotong rempela, ketika kumakan, wah ini juga tidak ada rasa asinnya. Sepertinya ati rempela ini setelah diungkep lalu digoreng sebentar saja, jadi tidak kering, mirip gaya menggoreng ayam pop.
Mungkin gaya memasak disini memang tidak banyak mengandalkan garam ya, gaya orang jawa, karena para pelayan yang super ramah & penuh canda tawa serta sigap ini semua ngomong jawa, terutama ketika menyapa para pelanggan setianya. Ketika makan pun kami dihibur oleh live music dari seorang pengamen yang bermain gitar kecil dan menyanyikan lagu-lagu lawas jawa. Pas banget dah.
Ketika kami sedang makan, pengunjung didepan kami yang duduk semeja telah berganti menjadi 4 orang ibu-ibu. Kuperhatikan mereka adalah pelanggan setia, terbukti karena keakrabannya dengan si empunya warung & pesanannya yang cuma bilang “biasa pak” lalu datang lah semangkok soto beserta 2 buah tempe yang juga ditaruh disebuah mangkuk. Lalu kulihat dia mulai menyobek-nyobek tempe, ditambah ati rempela juga yang juga dia potong -potong, lalu ditaburi bawang goreng dan diberi kecap manis, lalu diaduk dan dimakan bersama nasi & soto. Ooh begitu toh cara makannya, pikirku takjub, pantesan tempe & ati ampelanya tidak asin ya. Aduh mereka makan lahap sekali, tambahan minuman mereka adalah segelas air jeruk murni yang warnanya orange, hmm kelihatannya enak banget nih, murni & kental. Sedangkan kami hanya minum teh tawar hangat. Karena makanan kami sudah habis, tapi ngiler pada penampilan si air jeruk tadi, maka langsung saja saya minta dibungkuskan segelas air jeruk hangat juga. Pantesan kulihat kok banyak peti-peti berisi jeruk peras didinding belakang warung, rupanya memang minuman andalan disini.
Selesai menuntaskan santapan kami, jangan terlalu lama disini, antrian masih panjang & udara sudah mulai terasa panas, segeralah berhitung, 2 soto, 1/2 nasi, 2 krupuk, 3 tempe, 1 rempela, 1 teh, 1 jeruk, total adalah Rp 39.000. Cukup terjangkau bukan.
Rupanya menurut tukang parkir, warung ini telah buka sejak pk 6 pagi sampai setelah jam makan siang, soto pasti sudah habis.
Dalam perjalanan menuju kantor, ku minum air jeruk nya, aah betapa nikmatnya air jeruk murni yang manis alami, kental & hangat ini. Bikin ketagihan.

Saturday, November 14, 2009

ULASAN KULINER : RASA BAKERY & CAFE (**)


Jl. Tamblong No. 15, Bandung, Phone : 022 – 420 5530

Wednesday, November 11, 2009

THAI ORIGINAL BBQ & RESTAURANT (*)














Pacific Place Jl. Jend Sudirman kav 52-53 lt. 5 no 53 Telpon 021 5797 3253

ULASAN KULINER : EASTERN KOPITIAM (**)

Ada kawasan tempat makan sekaligus tempat rekreasi baru di daerah Alam Sutera BSD, namanya Flavor Bliss, letaknya persis diseberang RS Omni Internasional. Kawasan ini cukup ramai karena bergabung dengan rekreasi keluarga, ada tempat permainan untuk anak & juga ada stand-stand yang menggelar barang dagangannya. Nah para tenant yang bergabung disini adalah Hoka-hoka bento, Bandar Jakarta cabang Ancol, Total Buah Segar, Toko kue Harvest, Radja Ketjil nya Tika Pangabean, Pisa café dan yang terakhir yang mau kubahas adalah Eastern Kopitiam.
Waktu itu aku berkunjung hari minggu pk 5 sore, pas sedang penuh-penuhnya karena banyak pengunjung yang membawa keluarganya terutama anak-anak. Maka sajian yang cocok untuk perut jam 5 sore adalah menu dim sum. Dan kebetulan sekali ada restoran Eastern Kopitiam yang menyajikan menu dim sum. Tapi alangkah penuhnya restoran ini, sehingga kami hanya mendapat tempat disebuah meja bundar dengan 2 kursi diteras depan.
Pelayannya pun tampak (sangat) sibuk, sehingga berkesan kurang menyenangkan dalam melayani. Dengan susah payah kami berhasil mendapatkan list menu. Rupanya menu disini sangat beragam yaitu sajian aneka roti bakar, aneka dim sum, aneka mi, kwetiaw & bihun, aneka nasi hainam & nasi goreng, aneka panggangan yaitu ayam & bebek panggang, minumannya pun beragam dari aneka kopi & teh, jus, dll.
Saya langsung memesan dim sum lumpia udang kulit tahu & siomay, suami saya memesan mi ayam dengan minuman teh tarik. Nah ini dia harus sabar menanti pesanan yang datang. Yang pertama mi ayam datang terlebih dahulu. Penampilannya tidak istimewa yaitu mi keriting dengan cincangan ayam dengan sayuran sawi hijau, tapi rasanya lumayan enak & terasa bumbunya, gurih. Porsinya sih tidak terlalu banyak untuk ukuran makan siang. Tapi bisa diulangi lagi lah. Lalu setelah agak lama datanglah si lumpia yang berisi 3 potong. Ketika dimakan sih enak, udangnya cukup banyak & terasa bumbunya. Ukurannya sedang & cukup, dan bisa diulangi juga.
Kemudian siomaynya kok lama sekali sih ? Aku mau sholat Magrib nih. Akhirnya karena kesal, aku masuk kedalam menemui sang pelayan pria yang tadi menulis pesanan kami. Ku bilang saja, “saya mau bayar tapi siomay nya tidak datang, jadi batalin aja ya”. Ah dia jadi ngak enak & langsung mencoret pesanan siomay ku untuk dibawa kehadapan kasir. Jadi tagihannya adalah mi ayam Rp 16.000, Lumpia Rp 13.800, teh tarik Rp 9.000 sehingga total after tax adalah Rp 42.680. Tidak menguras kantong sih. Hmm sebenarnya lain kali pengen juga balik kesini lagi, tapi kalau penuh lagi seperti ini, mending gak usah deh.
Btw waktu ku tulis review ini (malam), udah keduluan direview & diposting tadi siang sama mba Devita Sari Detikfood.com, so review ku jadi ngak bisa dikirim ke Detikfood deh. Buat yang mau coba nih : Eastern Kopitiam “The Flavor Bliss” Alam Sutera depan RS Omni Hospital, telpon 021 5314 0358.

Sunday, November 08, 2009

ULASAN KULINER : RESTAURANT PEKO-PEKO SPESIALIS IGA (**)








Gara-gara temenku pengen makan iga, membuatku berpikir keras, dimana ya restoran iga yang enak deket rumah. Karena saya jarang sekali makan iga, kalau pengen pun selalu minta dimasakin Mamah, lagipula aku kan sangat mengurangi konsumsi daging merah. Untunglah tidak lama aku teringat ada sebuah restoran yang baru berdiri terletak di jalan KH Ahmad Dahlan, tepatnya diperempatan jalan KH Ahmad Dahlan, Radio Dalam & Gandaria, yang memasang sebuah spanduk bertuliskan “Peko-peko, spesialis iga”, sehingga perjalanan kami berempat, dalam rangka arisan, yang semula menuju Plaza Senayan, langsung berbelok menuju si resto iga untuk makan siang, walaupun dalam hati saya berdoa, semoga ada menu lain selain daging.
Memasuki ruang restoran yang cukup luas & terang karena berdinding kaca, meja kursi & interiornya adalah perpaduan kayu minimalis, serta dinding belakangnya banyak dihiasi oleh foto-foto menu hidangan yang tampak menggiurkan, sehingga ketika pelayan mendekati kami & memberikan daftar menunya, kami malah banyak bertanya mengenai foto-foto menu hidangan tsb.
Kamipun bertanya, apa sih menu spesialis disini ? Yaitu iga peko-peko adalah iga sapi yang digoreng tepung lalu ditaburi bumbu yang berisi irisan cabe rawit & bawang. Hmm kedengerannya menggiurkan. Tapi teman ku yang ngidam itu malah memesan 2 menu iga sekaligus yaitu iga penyet & gulai iga karena tertarik dengan foto menu di dinding.
Nah tinggal kami bertiga yang kebingungan karena tidak mau makan iga. Untunglah didalam list menu terdapat banyak jenis masakan lain yaitu ada ayam goreng biasa, goreng peko-peko, dibakar & dipenyet. Begitupula dengan gurame, ada yang digoreng, dibakar & ala peko-peko. Ada nasi goreng & mi goreng iga peko-peko, aneka tahu tempe goreng biasa atau ala peko-peko, bahkan ada tahu isi iga. Unik ya. Sayurnya ada cah kangkung, sawi, jagung muda & salad. Sedangkan masakan iga nya itu sendiri pilihannya adalah iga peko-peko, bakar, goreng kecap, penyet, sop iga, gulai iga & rawon iga.
Akhirnya saya memilih masakan ayam goreng peko-peko, kedua temenku lainnya memilih ayam bakar & ayam penyet. Lalu kami tertarik pada sebuah minuman yaitu es buah peko-peko yang gambarnya kelihatannya aah menyegarkan.
Tak begitu lama pesanan kami pun datang, wah kelihatannya enak nih. Ayam peko-peko pesenanku disajikan diatas piring putih, ayam paha (bisa pilih paha atau dada) yang digoreng tepung tipis, diatasnya ditaburi saus yang berwarna agak kecoklatan, tapi tidak begitu basah & tidak begitu kering, yang berisi irisan cabe rawit merah & hijau serta bawang, lalu diberi hiasan daun selada & ketimun. Ketika dimakan hmm rasanya pedas, gurih, manis & sedikit asam, pokoknya enak & unik, ayamnya pun empuk tapi tidak hancur.
Lalu kulihat ayam penyetnya, disajikan diatas piring tembikar, ayam goreng ditaruh diatas sambal terasi, diberi sesendok bawang putih goreng cincang, serta diberi hiasan daun selada & ketimun. Ketika kutanya temenku, dia malah mengacungkan jempolnya. Kalau penampilan ayam bakar, disajikan diatas piring putih, berwarna kecoklatan karena kecap, juga dihiasi daun selada & ketimun. Sempat kucuil sedikit dagingnya, hmm ini juga enak, bumbu kecapnya sangat meresap ke ayam, tapi manisnya pas. Nyam.
Tak lupa kucicipi pula masakan iganya. Iga penyet yaitu 3 potong iga yang digoreng & ditaruh diatas sambal terasi, disajikan diatas piring tembikar, diberi bawang putih goreng cincang serta daun selada & ketimun, sama persis dengan penampilan si ayam. Pas dimakan, wah empuk nian ya, dikunyah tanpa perjuangan, bumbunya meresap tapi tidak hancur. Mantap.
Lalu gulai iga disajikan dalam mangkok putih, kuahnya banyak sehingga seluruh iga terbenam. Kucicipi sesendok kuahnya, wow enak nian nih, kuah gulai yang berwarna kemerahan, sangat pas bumbunya. Top deh. Segera kuminta mangkok kecil kepada pelayan, kuisi dengan sedikit iga & setengah mangkok kuah gulai, sebagai penggiring makan nasiku. Dagingnya itu loh empuk tapi gak hancur. Kami semua makan dengan lahap, tapi gulai iganya itu banyak banget dagingnya, gak abis-abis, sampe kekenyangan, padahal udah dimakan berempat, dan semua berkomentar “kuahnya enak ya”.
Untuk mengusir rasa pedas, untung kami sudah memesan es buah peko-peko, yaitu es buah yang berisi irisan strawberry, mangga kweni & melon dalam campuran kuah santan & susu, lalu diberi es batu. Sungguh perpaduan yang pas, asamnya strawberry bercampur dengan manisnya mangga, melon & kuah susu santan. Pas segarnya, hilang pedasnya.
Sajian dimeja sudah bersih kami santap, kini tinggal urusan pembayaran. Rupanya harga disini sangat rasional loh yaitu masakan iga @ Rp 28.000, ayam @ Rp 13.500, es buah Rp 15.000, sehingga total kami membayar Rp 153.450, sudah termasuk nasi, teh & tax. Kami semua setuju bahwa makan disini enak, nyaman & ramah dikantong, sehingga berniat kembali untuk membawa keluarganya masing-masing. Aku sendiri bertekad apabila kembali kesini harus makan iga peko-peko karena ayamnya aja enak apalagi iganya. Nah ini dia alamatnya : Jl. KH Ahmad Dahlan no 40 Jakarta Selatan, telpon 021 7222 430, bisa pesan & delivery, buka pk. 11 – 23. Selamat mencoba.

Friday, October 30, 2009

6 Penulis Favorit Gw

1. Bondan Winarno - http://travel.kompas.com/jalansutra : Penulis kolom JalanSutra di Kompas, yang terkenal dengan ungkapannya yaitu "Pokoe maknyus!" dalam program acara wisata kuliner di TransTV.

Kenapa gw nge fans : karena tulisannya mengenai deskripsi kuliner sangat detail & cerdas, jadi semua makanan itu dibahas dari sejarahnya, resepnya, bahannya, cara membuatnya, review rasanya, latar belakangnya, dll.

My comment : Gue pengen kaya dia.

2. Samuel Mulia - http://megapolitan.kompas.com/urbanlife : Penulis kolom urban lifestyle alias pemerhati & penulis gaya hidup di kompas.

Kenapa gw nge fans : karena tulisan nya kena banget sama kelakuan kita, menyindir kita, sehingga membuat kita harus instropeksi diri & mengaca.

My comment : Kadang-kadang gue tertawa karena merasa tersindir.

3. Agus Syafii - http://agussyafii.blogspot.com/ : Penulis blog tentang kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan Al Quran & hadist.

Kenapa gw nge fans : Tulisannya menarik tapi tidak menggurui, membuat hati kita menjadi teduh, bagus buat instropeksi diri agar kelakuan kita kembali sesuai dengan Al Quran & hadist.

My comment : Gaya tulisannya seperti Chicken Soup, inspiration story.

4. Bayu Gawtama - http://gawtama.blogspot.com/: Penulis blog dimana gaya penulisan yang sama dengan Agus Syafii, malah tulisan Bayu sudah ada terlebih dahulu, bahkan sudah diterbitkan kedalam sebuah buku tapi sayang sekarang dia sudah sibuk dengan program ACT nya (Aksi Cepat Tanggap).

My comment : Gue udah beli bukunya, bagus juga buat kado.

5. Carrie Bradshaw : Tokoh fiksi dalam film “Sex in the city” yang diperankan oleh Sarah Jessica Parker, dimana tokoh ini adalah penulis kolom “Sex in the city” di sebuah koran di NY, yaitu kolom mengenai gaya hidup & hubungan antar sahabat & kekasihnya.

Kenapa gw nge fans : Jelas kita bukan penganut gaya hidup sex bebas, tapi jalan cerita film yang berasal dari tulisan kolom nya mengenai hubungan antar sahabat & kekasih sangat pas & kena banget, suka bikin nangis.

My comment : I love this film.

6. Miss Jingjing alias Amelia Masniari - http://belanja-sampai-mati.blogspot.com : adalah new indonesian shopaholic icon.

Kenapa gw nge fans : Gue bukan shopaholic, tapi tulisannya mengenai barang yang dia beli sangat detail & menarik serta seleranya oke banget.

My comment : Gue jadi tau kehidupan “the highs”.

Wednesday, October 28, 2009

ULASAN KULINER : KOPITIAM OEY (**)



Gara-gara kami ke tempat cuci cetak foto di jalan H Agus Salim Sabang dan disuruh menunggu selama setengah jam, maka kami memutuskan untuk menunggu di sebuah kedai kopi diseberang jalan. Papan nama yang terpasang diatas adalah Kopitiam Oey, makanya kami menyimpulkan ini sebuah kedai kopi. Tapi saya ngak niat minum kopi karena kopi membuat saya sakit maag & tidak bisa tidur, niatnya malah pengen makan makanan kecil.
Memasuki kedai yang dari depan tampak unik & jadoel, dan dijendela kacanya itu loh ada gambar suhu kuliner idolaku karena pengetahuan kuliner yang dia miliki yaitu bapak “Bondan Winarno” lagi pake pakaian & topi berkuncir gaya pemain film silat cina. Diruangan yang rupanya kecil saja, suasana peranakan (perpaduan melayu cina jadoel) sangat terasa, apalagi dengan interior pendukung yaitu meja marmer & kursi kayu, lampu didalam sangkar burung dengan kain merah, lukisan noni telanjang (tapi gak porno loh), iklan-iklan jadoel, kain batik, serta foto-foto menu yang disajikan disini. Dapurnya berada dibagian belakang ruangan yang keberadaannya dibatasi oleh sebuah rak besar yang berisi tumpukan peralatan makan, gelas-gelas yang digantung, dispenser kopi, bersanding dengan kaleng-kaleng dan kotak-kotak kayu bertumpuk kaya digudang, tapi kalau menurutku sih pengaturan ini pasti disengaja, sehingga menimbulkan suasana unik & jadoel itu.
Ketika disodori buku menu yang bersampul kembang-kembang kecil, menu didalamnya terbagi menjadi 5 bagian yaitu menu sarapan, santap siang, kudapan, santap malam & minuman. Kemudian mas nya berkata “sekarang menu yang tersedia adalah menu makan pagi, malam & kudapan” karena memang aku berkunjung pas sore hari, sudah lewat jam makan siang. Setelah menekuni buku menu, aku memilih Panini alias roti bakar Italia isi roast beef & keju mozzarella. Suami ku memilih makanan lokal roti bakar corned telor. Minuman kami cukup teh saja.
Sambil menunggu pesanan, aku melihat pemandangan kesibukan para koki, ada yang sedang menggoreng, ada yang sedang bakar roti, ada yang khusus bikin minuman & ada yang bolak balik mengantar pesanan. Akhirnya tibalah pesanan kami. Panini adalah roti berbentuk lonjong panjang dengan permukaan licin & tidak berserat, tebal & ketika diketuk kelihatannya keras, yang dibakar dan berisi 3 lembar smoked beef yang digulung, ada lelehan keju mozzarella dipinggir roti, serta ada tumisan bawang Bombay didalamnya. Ketika kupotong dengan pisau, kres kres wah kelihatannya renyah & empuk nih, pas dimakan, heem rasa asin & gurih nya keju sangat dominan, segera ku ambil saus tomat sebagai cocolan roti, nah sekarang rasa asam tomat berpadu dengan rasa asin keju menjadi sangat pas, apalagi rotinya memang empuk & renyah, lezat deh. Setelah menghabiskan setengah Panini, perhatianku mulai teralih ke roti bakar corned telor. Kupotong sebagian roti lalu ku suap, heem ini juga enak, roti tawar nya tebal & empuk, kornednya banyak & berisi telor mata sapi ditengahnya. Minuman ku teh bunga chamomile merk dilmah, minuman suami es teh manis biasa. Tapi ku ngak sanggup menghabiskan Panini nya, sehingga minta dibungkus.
Setelah menghabiskan makanan, kami tidak berleha-leha dahulu seperti pengunjung lain yang asik mengobrol bahkan ada yang asik didepan laptopnya, karena memang disediakan free wifi. Kami segera meminta billingnya, yaitu roti bakar itali Rp 26.000, roti bakar lokal Rp 14.00 (eem jauh ya bedanya), teh dilmah Rp 8.000 & teh biasa Rp 7.000, plus pajak total menjadi Rp 60.500, ngak terlalu mahal kan.
Btw sebagai catatan saja, aku sempat masuk ke toilet nya dan buat ku yang kurus ini aja, sempit, apalagi buat orang yang gemuk, pasti gak bisa gerak deh. Waduh tolong agak diperluas sedikit deh Pak Bondan. Mari segera koenjoengi Kopitiam Oey, djalan Haji Agoes Salim no 18 (Sabang) Jakarta Poesat 10340, Telpon : 021-3924475, Jam boeka: 07.00 - 21.00, email : info@kopitiamoey.com

Hangat Lezat Hidangan 'Hot Pot' (***)














Kania Kurniasari – detikFood
http://food.detik.com/read/2009/12/03/145700/1253496/287/hangat-lezat-hidangan-hot-pot
Jakarta - Nama: Kania kurniasari
Email: kania.kurniasari[at]id.ey.com

Udara dingin akhir-akhir ini enaknya memang menikmati yang hangat-hangat. Jika bosan dengan soto, nah menu hot pot yang berisi aneka sayuran, daging, sampai seafood ini bisa jadi pilihan. Selain gizinya komplet pastinya bisa menghangatkan dan mengenyangkan perut!

Udara malam yang dingin membuat saya yang sudah merasa tidak enak badan, meriang, dan hidung tersumbat ini semakin menggigil. Sehingga malam Minggu membuat saya berpikir untuk menikmati makanan yang bisa membuat badan terasa lebih hangat dan segar.

"Oh iya, aku baru ingat pernah diajak makan oleh Bos di daerah Sabang. Makanannya enak deh mirip shabu-shabu dimana kita tinggal memasukkan aneka sayuran ke dalam kuah panas. Enak deh, aku sampe keringetan makannya," ujar suamiku tiba-tiba. Wah saya yang mendengarnya makin penasaran. Maka di malam minggu yang sedikit macet ini kami pun mengarahkan mobil ke daerah Sabang sebagai pusat wisata kuliner di Jakarta Pusat.

Restoran ini tepatnya berada di jalan H. Agus Salim. Di sepanjang jalan ini terdapat kemeriahan pengunjung yang ingin menikmati makanan warung tenda yang terdapat di sisi kanan kiri jalan. Hal tersebut pastinya mengakibatkan kemacetan tapi sekaligus menjadi pemandangan mengasikkan yang membuat kami semakin lapar mata.

Untungnya letak restoran yang kami tuju berada agak diujung jalan. Restoran ini dari luar tampak sederhana dan tidak tampak adanya keramaian. Yang membuat saya langsung terkejut ruangan restoran ternyata memanjang sampai ke belakang dan semuanya hampir penuh terisi. Hanya tersisa 1-2 meja saja yang salah satunya kami tempati kemudian.

Pelayan sibuk berlalu lalang, walapun begitu tak lama kami langsung didekati seorang pelayan. Ia pun mengajak kami ke belakang ruangan menuju rak pendingin. Rupanya di rak tersebut terdapat piring-piring plastik hijau berisi aneka sayuran, aneka baso, mi udon, aneka pangsit, tahu, kembang tahu, jamur, aneka olahan seafood, dll.

Ramainya pengunjung yang memilih aneka bahan makanan membuat piring-piring yang baru ditaruh ke dalam rak oleh pelayan langsung habis. Yah, jadi harus adu cepat dengan sesama pengunjung. Pelayan yang mengantar berdiri dibelakang kami dengan membawa nampan yang segera kami isi dengan 3 piring sayuran, 1 pangsit, 1 jamur, 1 lumpia kembang tahu. Kami pun minta pelayan untuk menambah 1 piring daging (yaitu 4 lembar daging super tipis) dan 1 suikiaw karena tidak ada di rak.

Sekembalinya kami di meja sudah tersedia 2 set piring kecil plus mangkok plus sendok serta sumpitnya. Lalu ada 2 mangkok kecil sambal cabe merah cair dan panci untuk merebus yang bentuknya bulat tapi tengahnya menonjol tinggi dan bolong. Nah panci ini yang disebut Hot Pot, sehingga nama restoran ini adalah 'Hot pot garden'.

Panci ini segera dituangi air kaldu oleh pelayan. Sementara kami menunggu airnya mendidih, telah disediakan sepiring kecil camilan kacang mete berwarna coklat dan diselimuti bawang, rasanya manis, renyah, dan kriuk. Oh ya kami juga meminta 2 mangkok nasi serta 1 mangkok mi udon yang telah direbus secara terpisah.

Ketika air mendidih, kami mulai memasukkan aneka bahan pilihan kami. Tak perlu menunggu lama semua rebusan segera matang dan segera kami taruh ke dalam mangkuk masing-masing. Baik pangsit, lumpia dan suikiaw sendiri masing-masing berisi 6 buah.

Perlahan saya sendok sepotong suikiaw, ditiup pelan dan diseruput kuahnya yang masih panas mengepul hmm... betapa enak dan gurihnya kuah kaldu ini rasanya persis kuah sop. Pantesan saya tadi sempat bertanya-tanya kok hanya diberi sambal? Biasanya kalau shabu-shabu disajikan bersama aneka saus. Jadi tanpa perlu tambahan bumbu apapun (kecuali sambal tentunya) rasanya sudah enak.

Begitu pula dengan sayurannya terasa segar, aneka olahan pangsit, lumpia dan suikiaw juga enak karena berisi adonan campuran udang, seafood dan sayuran. Badan pun mulai terasa hangat dan segar. Wah benar nih kalo makan disini disiang hari pasti keringetan, walaupun telah diredam oleh 5 pasang AC yang dipasang berderet.

Masakan ini menurutku enggak beda dengan shabu-shabu yaitu makanan khas Jepang yang berupa irisan tipis daging sapi yang dicelup ke dalam panci khusus berisi kaldu. Sedangkan Hot pot adalah nama panci yang tengahnya menonjol, tinggi dan bolong itu tadi. Jadi Hot Pot Garden adalah restoran yang khusus menyediakan bahan makanan yang direbus dalam panci hot pot, jadi tidak ada menu lain. Kalau shabu-shabu biasanya tidak memakai panci hot pot, melainkan panci bulat biasa.

Harganya cukup ramah kok, paling murah adalah sayuran Rp 7.000 dan paling mahal adalah daging, suikiaw, pangsit dan lumpia @ Rp 15.000. Sedangkan jamur Rp 8.000, udon Rp 9.000 dan jus kedondong Rp 10.000. Tetapi kalau makannya banyak ya jatuhnya lumayan juga, buktinya total tagihan untuk makanan kami Rp 140.800. Oh ya, setelah diteliti di bon rupanya ada tagihan kacang mete Rp 7.000 ternyata snacknya tidak gratis. Nah buat yang mau mencoba menu Hot Pot ini silahkan saja langsung meluncur ke Sabang. Selamat mencoba ya!

Hot Pot Garden Seafood Restaurant
Jl. H. Agus Salim No. 20 (Sabang)
Jakarta Pusat
Telp: 021-3193 1318

Wednesday, October 21, 2009

Tuesday, October 20, 2009

Ketika Api Cinta Meredup

By: agussyafii - http://agussyafii.blogspot.com

Siang panas terik saya menerima sms teman mengajak ngopi bareng di Citos. Bertemu teman-teman lama ngomongin banyak hal menjadi obat rindu. Perkembangan dunia politik sampai dunia pendidikan yang memprihatinkan juga menjadi bagian perbincangan yang menarik buat kami. Topik pembicaraan menjadi serius ketika salah seorang teman sempat bertanya, 'sebelum menikah, dipelupuk mata saya, wajah yang tercantik adalah istri saya, kenapa tiba-tiba sekarang berubah ya mas?' Mendengar apa yang dikatakannya tanpa sabar kami tertawa. 'Wah, yang berubah istrimu atau dirimu..Bud,' Jawab saya.

Andi, diantara kami bertiga, dialah yang paling muda. Wajahnya bersih, berkacamata berkata jujur kepada kami. 'Mas, entah kenapa saya suka berjalan bareng dengan teman perempuan sekantor. Hanya teman untuk curhat mas. Sejak istriku melahirkan, kami jarang berjalan berdua bahkan ngobrol bareng.' tuturnya. Saya katakan padanya, hal itu tidak boleh diteruskan, sekalipun itu hanya ngobrol bareng. Bila cinta keluarga meredup harus dicarikan solusinya.

Meredupnya api cinta didalam diri kita berarti 'warning' yang harus disikapi secara serius. Tanda-tanda keterakan biduk rumah tangga tidaklah boleh dibiarkan. Menjaga api asmara untuk keluarga yang kita sayangi memanglah tidak mudah namun juga bukanlah sesuatu yang tidak mungkin. Paling tidak ada tiga hal yang harus dijaga, pertama, gairah. Kedua, keharmonisan. dan ketiga, komitmen. Upaya mempertahankan ketiga hal ini menjadi penting dan juga kemampuan untuk menjaga dan merawatnya.

Pertama, Di dalam keluarga membiasakan diri untuk sholat berjamaah. Ada satu hadis Nabi yang menyebutkan bahwa Alloh merahmati istri yang membangunkan suaminya untuk sholat malam. Jika tidak mau maka istrinya memercikkan air diwajah suaminya hingga terbangun. Bahkan kebiasaan Baginda Nabi Muhamad SAW mengajak keluarganya untuk melaksanakan sholat malam. Makna dari ibadah sholat malam berjamaah adalah mencairkan kondisi di dalam keluarga. Seusai sholat alangkah indahnya suami meminta maaf kepada istri tercintanya. atau sebaliknya. Disaat meminta maaf, ungkapkan dengan setulus hati apa yang telah membuat anda kecewa terhadap pasangan hidup anda dan diakhiri dengan berdoa memohon petunjuk Alloh SWT.

Kedua, Ekspresikan perasaan kita dalam ucapan maupun tindakan. Ada seorang sahabat Nabi begitu mencintai istrinya. Baginda Nabi memerintahkan untuk menyatakan secara lisan kepada pasangan hidupnya (HR. Daud & Tirmidzi), dan menurut riwayatnya, Nabi juga terbiasa dengan istrinya dengan mengucapkan 'aku cinta padamu.' didalam kesehariannya atau memanggil panggilan kesayangan. Panggilan kesayangan akan membuat emosi terjaga. Rasulullah menyapa orang-orang yang disayanginya dengan panggilan sayang. 'Seperti memanggil Aisyah dengan sebutan Humairah (kemerahan).

Ketiga, Bertutur lembut. Suara mengekspresikan perasaan. Bila memang maksudnya baik terlontar dengan nada lembut akan mudah dicerna sebagai wujud kasih sayang. Interaksi yang positif didalam keluarga mampu meningkatkan kekebalan tubuh dan mengurangi resiko penyakit jantung maupun kolesterol dengan menjaga hormon stress tetap rendah. Kata-kata yang lembut dan perasaan hangat dapat menjaga pernikahan agar tetap sehat. Dalam sebuah riset kesehatan dampak tutur kata mempengaruhi cortisol pada pasangan suami istri. tetapi perempuan sangat sensitif dengan kata-kata negatif. Cortisol adalah hormon berkaitan dengan stress. Kadar Hormon akan meningkat bila stress terjadi maka bertutur kata yang lembut akan mempererat tali cinta dalam keluarga.

Keempat, bagian yang juga tak kalah pentingnya yaitu perbanyaklah sholat malam dan berdoa. hanya Allohlah yang memberkahi sebuah keluarga dengan sakinah, mawaddah, warahmah di dalam diri kita. Oleh sebab itu untuk melanggengkan cinta, tentram dan rahmah di dalam rumah tangga kita adalah dengan sholat dan memohon kepadaNya. Bacalah doa yang diajarkan oleh Baginda Nabi Muhamad SAW setiap selesai sholat fardhu,

'Robbana hablana min azwajina wa durriyatina qurrota a'yun wa jangalna lil muttaqinaa imaman' (Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kami pasangan hidup dan keturunan yang menyenangkan hati kami, dan jadikanlah kami pemimpin orang-orang yang bertaqwa).

Dan yang terakhir, ada satu doa yang dipanjatkan mudah2an anda masih ingat ketika waktu menjadi pengantin baru. Semoga doa ini menjadikan keberkahan buat keluarga kita semua yang membaca doa ini, amin.

'Ya Alloh, berkahilah kedua mempelai ini. Satukan mereka berdua dalam kebaikan dunia akherat. Jadikan kehidupan mereka berdua baik dan bahagia. kehidupan penuh kasih sayang. Kehidupan Mawaddah wa Rahmah. Kehidupan yang tenang dan sejahtera. kehidupan yang penuh nikmat dan sejahtera. Ya Alloh, jadikanlah mereka berdua termasuk hamba-hambaMua yang mukmin, sholeh, muttaqin, yang berguna bagi Umat Islam dan Kaum Muslimin. Ya Alloh, curahkanlah rahmatMu untuk Baginda Nabi Muhamad SAW, keluarganya dan para sahabatnya. Amin Ya Robbal Alamin.

Monday, October 19, 2009

MENYINDIR

MENYINDIR ADALAH PERTOLONGAN BUKAN PENGHINAAN (SAMUEL MULIA - KOMPAS)

RENUNGAN UNTUK SUAMI

Sumber : daarut-tauhiid@yahoogroups.com

Adakah istri yang tidak cerewet? Sulit menemukannya. Bahkan istri Khalifah sekaliber Umar bin Khatab pun cerewet.
Seorang laki laki berjalan tergesa gesa. Menuju kediaman khalifah Umar bin Khatab. Ia ingin mengadu pada khalifah; tak tahan dengan kecerewetan istrinya. Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki laki itu tertegun. Dari dalam rumah terdengar istri Umar sedang ngomel, marah marah. Cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar. Tapi, tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut khalifah. Umar diam saja, mendengarkan istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelaki itu mengurungkan niatnya, batal melaporkan istrinya pada Umar.
Apa yang membuat seorang Umar bin Khatab yang disegani kawan maupun lawan, berdiam diri saat istrinya ngomel? Mengapa ia hanya mendengarkan, padahal di luar sana ,ia selalu tegas pada siapapun?
Umar berdiam diri karena ingat 5 hal. Istrinya berperan sebagai BP4. Apakah BP4 tersebut?

1. Benteng Penjaga Api Neraka
Kelemahan laki laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkan pandangannya, niscaya panah panah setan berlesatan dari matanya, membidik tubuh tubuh elok di sekitarnya. Panah yang tertancap membuat darah mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sang raksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal; syahwat. Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi laki laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari. Adalah istri tempat ia mengalirkan berjuta gelora. Biar lepas dan bukan azab yang kelak diterimanya Ia malah mendapatkan dua kenikmatan: dunia dan akhirat. Maka, ketika Umar terpikat pada liukan penari yang datang dari kobaran api, ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang melindunginya dari liukan indah namun membakar. Bukankah sang istri dapat menari, bernyanyi dengan liuka yang sama, lebih indah malah. Membawanya ke langit biru. Melambungkan raga hingga langit ketujuh. Lebih dari itu istri yang salihah selalu menjadi penyemangatnya dalam mencari nafkah.

2. Pemelihara Rumah
Pagi hingga sore suami bekerja. Berpeluh. Terkadang sampai mejelang malam. Mengumpulkan harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul dan terkadang tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. Mendapatkan uang, beli ini beli itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga, memelihara. Agar harta diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan darah tak menguap sia sia. Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama 24 jam, tanpa bayaran. Jika suami menggaji seseorang untuk menjaga hartanya 24 jam, dengan penuh cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang tinggi, siapa yang sudi? Berapa pula ia mau dibayar. Niscaya sulit menemukan pemelihara rumah yang lebih telaten daripada istrinya. Umar ingat betul akan hal itu. Maka tak ada salahnya ia mendengarkan omelan istri, karena (mungkin) ia lelah menjaga harta harta sang suami yang semakin hari semakin membebani.

3. Penjaga Penampilan
Umumnya laki laki tak bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapi berpakaian warna gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar. Atasan dan bawahan sering tak sepadan. Untunglah suami punya penata busana yang setiap pagi menyiapkan pakaianannya, memilihkan apa yang pantas untuknya, menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila ada yang sobek. Suami yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri. Tak mengapa mendengarnya berkeluh kesah atas kecakapannya itu

4. Pengasuh Anak anak
Suami menyemai benih di ladang istri. Benih tumbuh, mekar. Sembilan bulan istri bersusah payah merawat benih hingga lahir tunas yang menggembirakan. Tak berhenti sampai di situ. Istri juga merawat tunas agar tumbuh besar. Kokoh dan kuat. Jika ada yang salah dengan pertumbuhan sang tunas, pastilah istri yang disalahkan. Bila tunas membanggakan lebih dulu suami maju ke depan, mengaku ? akulah yang membuatnya begitu.? Baik buruknya sang tunas beberapa tahun ke depan tak lepas dari sentuhan tangannya. Umar paham benar akan hal itu.

5. Penyedia Hidangan
Pulang kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras, beraktivitas di seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi. Di meja makan suami Cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayur asam,sambal terasi danlalapan. Tak terpikir olehnya harga ayam melambung; tadi bagi istrinya sempat berdebat, menawar, harga melebihi anggaran. Tak perlu suami memotong sayuran, mengulek bumbu, dan memilah milih cabai dan bawang. Tak pusing ia memikirkan berapa takaran bumbu agar rasa pas di lidah. Yang suami tahu hanya makan. Itupun terkadang dengan jumlah berlebihan; menyisakan sedikit saja untuk istri si juru masak. Tanpa perhitungan istri selalu menjadi koki terbaik untuk suami. Mencatat dalam memori makanan apa yang disuka dan dibenci suami. Dengan mengingat lima peran ini, Umar kerap diam setiap istrinya ngomel. Mungkin dia capek, mungkin dia jenuh dengan segala beban rumah tangga di pundaknya.Istri telah berusaha membentenginya dari api neraka, memelihara hartanya, menjaga penampilannya, mengasuh anak anak, menyediakan hidangan untuknya. Untuk segala kemurahan hati sang istri, tak mengapa ia mendengarkan keluh kesah buah lelah. Umar hanya mengingat kebaikan kebaikan istri untuk menutupi segala cela dan kekurangannya. Bila istri sudah puas menumpahkan kata katanya, barulah ia menasehati, dengan cara yang baik, dengan bercanda.Hingga tak terhindar pertumpahan ludah dan caci makitak terpuji. Akankah suami suami masa kini dapat mencontoh perilaku Umar ini. Ia tak hanya berhasil memimpin negara tapi juga menjadi imam idaman bagi keluarganya.