Sunday, July 15, 2012

Menikmati kelezatan ikan sungai Rasa Palembang (***)

Kuah pindang

Me
Air jeruk murni & es kelapa muda
Sambal sebelum diracik
Ikan seluang
Lalapan mentah + 4 jenis sambal
Sambal sesudah diracik

Ikan belida
Daftar menu
Patin bakar

Udang satang

Patin goreng












Menikmati masakan ikan yang berasal dari sungai, hmm apa bedanya ya ? Selama ini saya sebagai orang Jakarta selalu menikmati ikan laut atau ikan tambak air tawar. Kalau ikan sungai jarang ada dipasar dan harganya pasti mahal. Nah sekarang mumpung kami sedang berada di kota Lampung, ada kesempatan untuk mencicipi aneka hidangan ikan sungai khas Palembang.

Suami saya dulu pernah bertugas cukup lama di kota Lampung, sehingga dia sudah hafal tempat tempat kuliner disana. Jadi ketika hari minggu lalu kami ada acara dikota Lampung, sebelum pulang kami mampir dulu ke RM Rasa Palembang untuk menebus rasa kangen atas masakan special ikan sungai. RM ini letaknya ada di Jl. Bahari no 39 Panjang alias dekat pelabuhan Panjang.

Rumah makan ini cukup luas, bisa menampung seratusan orang lah. Walaupun tempatnya sederhana tapi suasananya terang dan bersih. Ditengah ruangan tersedia meja berukuran panjang untuk makan rame rame. Ketika kami masuk, ucapan selamat datang terdengar dari para pelayannya yang berjumlah cukup banyak.

Ketika kami duduk, sepiring lalapan mentah dan sepiring lalapan matang segera dihantarkan kehadapan kami. Menyusul 4 mangkok jenis sambal dan masing2 mendapat sepiring sambal yang belum diolah. Maksudnya adalah diatas piring itu terdapat beberapa potong tomat kecil, cabe rawit, jeruk limo dan bumbu. Tapi ulekannya ngga dikasih, he he he unik kan. Suami saya yang sudah paham langsung minta diracik dan jadilah sepiring sambal lagi. Selain itu langsung disajikan pula sepiring udang, 2 piring ikan seluang, sepiring ikan patin bakar dan 2 mangkok kuah pindang. Tak lupa kami diberikan piring makan, piring kosong untuk sambal dan kobokan. Kami belum memesan menu utama, tapi meja kami sudah hampir tidak muat lagi untuk menampung piring tambahan.

Jangan mencari buku menu disini karena daftar menu tinggal dibaca didinding yaitu tersedia masakan pepes ikan belida/baung/patin, pindang ikan baung/patin/kepala belida, ikan baung tempoyak dan telor ikan. Sedangkan ikan seluang goreng dan udang satang goreng sudah tersaji dimeja kami, sepiring udang berisi 4 ekor udang besar. Minumannya tersedia aneka jus, jeruk murni, es kelapa dan es campur. Karena kami berdua penyuka menu gorengan jadilah kami memesan ikan patin dan belida goreng serta minuman jeruk murni.

Tak perlu menunggu lama, pesanan kami segera datang. Segera kami tuangkan nasi hangat ke piring kami siap menyantap ikan goreng panas. Hmm ikannya enak tenan, empuk, gemuk dan berlemak, tak ada jejak rasa amis karena telah tertutup bumbu rempah yang telah meresap ke dagingnya. Apalagi ikan belidanya yang telah dipepes lalu digoreng menjadi wangi, sedaaap. Menyantap ikan diselingi dengan menyeruput kuah pindang yang berwarna kecoklatan dan berisi potongan buah nanas, daun bawang serta daun kemangi menjadikan makan siang kami lebih bersemangat. Rasa asam dan pedas dari kuahnya terasa lembut dan tidak menohok, ditambah rasa manis yang samar, menjadikan kuah ini istimewa dan menyegarkan.

Pasangan makan ikan sudah pastilah sambal. Aneka sambal yang tersedia disini adalah sambal nanas, sambal mangga, sambah mentah dan sambal matang. Semuanya segar dan pedas walaupun tidak sampai menonjok. Sambil makan kami mengamati piring lalapan. Banyak daun dan sayuran yang tidak kami kenal, bahkan ada semacam biji bijian berwarna hitam yang belum pernah kami lihat. Saking penasarannya kami tanya ke pelayannya. Rupanya ini adalah jaling yaitu sejenis jengkol yang lebih bau dari jengkol. Penasaran saya gigit sebutir jaling, dalamnya berwarna hijau seperti pete dan wuih baunya, maaf saya bukan penggemar jengkol.

Terakhir ikan seluangnya, bentuknya kecil kecil mirip ikan teri besar atau ukurannya sebesar ikan balita. Rasanya garing banget, kriuk kriuk, gurih tapi tidak asin, cocok dah untuk teman makan nasi. Makan siang kami ditutup dengan basuhan air jeruk murni, bener bener murni dan kental tanpa tambahan es maupun gula, mantap.

Sembari menunggu hitungan bon makan, kami mengamati banyak foto yang ditempel di dinding samping dapur. Aha rupanya banyak sekali artis dan pejabat yang sudah berwisata kuliner disini. Sudah sepantasnya lah karena masakan disini khas dan rasanya lezat. Bagaimana dengan harganya ? Sepotong ikan patin dihargai Rp 24.000, seporsi ikan seluang Rp 18.000 dan yang paling mahal adalah ikan belidanya yaitu diatas Rp 50.000. maklumlah karena ikan belida adalah ikan yang sulit didapat dan hampir langka. Terakhir air jeruk murninya Rp 18.000.

Nah buat yang ingin makan kesini bisa telpon dulu ke 0721 31747. Menurut suami saya kalau makan disini pas dihari kerja sungguh ramai dan antri. Untunglah kami datang dihari Minggu jadi pengunjung cukup lengang. Selamat mencoba ikan sungai sajian tradisional khas Sumatera Selatan.