Monday, December 29, 2014

Berbagai keunggulan di De Clan resto & cafe (**)









Resto ini memang belum lama berdiri, belum ada setahun. Letaknya yang strategis dipinggir jalan Cipete Raya tepatnya no. 63 menjadikan tempat ini cukup ramai oleh pengunjung. Kami sering melewati resto ini sambil membaca slogan yang terpampang “Berani bersaing karena rasa”, sehingga menggelitik rasa penasaran kami. Akhirnya hari Minggu siang lalu kami pun mampir untuk mencoba masakan ditempat yang bernama De Clan resto & cafe ini.

Saat itu mobil pengunjung yang diparkir dihalaman resto cukup penuh sehingga kami parkir diseberangnya. Ketika memasuki tempat ini, kami melihat bahwa resto ini terbagi menjadi beberapa area tempat makan yang berbeda-beda suasananya. Akhirnya kami duduk didalam ruang makan dengan interior klasik. Meja dan kursinya terbuat dari kayu dengan bantalan kursi berwarna merah. Ruangan ini didominasi dengan warna merah putih. Tirai bentuk klasik berwarna merah dengan aksen warna emas. Dindingnya kombinasi warna merah bata dan putih dengan beberapa lukisan. Secara keseluruhan suasana yang tercipta adalah klasik, elegan, bersih dan terang.

Menu yang tersedia disini adalah Indonesian dan Wastern food. Menu masakan Indonesia diwakili oleh aneka masakan ayam peyet, bakar dan goreng. Lalu aneka masakan ikan, cumi & udang, aneka masakan nasi goreng dan timbel, aneka masakan sayur & pelengkap, aneka sambal dan Western food seperti pasta & steak. Pilihan minumannya pun beragam serta tersedia dessert ice cream mochi.

Sebelum memesan kami bertanya dulu menu best seller atau menu unggulan disini adalah apa. Ternyata menu ikan patin bakar bambu dan ayam penyet menjadi andalan disini. Pilihan kami jatuh kepada ayam penyet pesanan suami dan ikan mas goreng untuk saya. Kami juga memesan karedok dan sambal hijau teri medan sebagai pelengkap dan minuman es kelapa sirsak batok dan es teh leci. Sambil menunggu pesanan kami pun melihat-lihat suasana sekitar.

Ternyata resto ini terbagi menjadi 4 jenis ruangan yaitu ruang resto VIP terletak dipaling depan yaitu ruang yang kami tempati dan ruang VVIP yang terletak dipaling belakang. Diantara keduanya adalah ruangan terbuka yaitu area cafe, dengan interior wallpaper yang menarik, dan area saung, dimana kedua area tsb dipisahkan oleh sebuah kolam ikan koi yang memanjang. Atmosfir yang tercipta dari setiap ruangan berbeda-beda dan semuanya nyaman sebagai tempat pertemuan, kumpul-kumpul keluarga atau teman.

Setelah kami tanyakan disini juga menyediakan fasilitas : menu buffet @Rp 95.000 min 25 orang, paket catering datang ke tempat free orgen tunggal @Rp 150.000 min 30 orang, delivery order, live music, karaoke dan free wifi. Nah lengkap sekali bukan.

Nah sekarang giliran makanannya. Ayam penyet disajikan dipiring ceper lebar, lengkap dengan pendampingnya yaitu ikan asin, tahu chrispy, tempe goreng, urap, irisan ketimun, tomat dan lettuce. Lalu dimana sambal penyetnya, kok ayamnya polos saja. Rupanya sambal disajikan dibawah ayam, jadi tidak kelihatan. Hoo baru kali ini ayam penyet sambalnya ditaruh dibawah ayam, bukan diatas. Rasa sajian ini cukup oke, ayamnya empuk dan bumbunya meresap, tahu chrispynya enak, sehingga secara keseluruhan semua sajian ini rasanya cukup menggugah selera.

Sekarang ikan mas gorengnya, saya berpesan agar digoreng kering. Ketika disajikan ikan benar-benar baru diangkat dari penggorengan. Daging ikan disayat-sayat lalu digoreng sehingga hasilnya super garing dan chrispy, sehingga sirip dan kepala ikan pun bisa dimakan seperti kripik, kriuk kriuk. Ikan disajikan bersama 2 macam sambal yaitu sambal merah dan sambal kecap.

Sayur karedoknya juga enak, sayurannya segar, bumbunya enak dan disajikan bersama 2 buah emping, andaikata diberi krupuk yang banyak, pasti lebih enak. Terakhir sambal hijau teri adalah ulekan cabe hijau besar plus tomat hijau dan bawang yang ditaburi teri. Semua sambal yang disajikan disini rasanya tidak ada yang extrem yaitu level kepedasannya sedang-sedang saja.

Yang unik adalah minuman es kelapa sirsak yaitu es kelapa dalam batok tapi ketika disendok yang terambil adalah daging buah sirsak. Rasa dan aroma sirsak yang unik rupanya cocok juga berpadu dengan es kelapa.

Mengenai harga makanan menurut saya cukup mahal tapi ya selevel dengan tempatnya. Harga ikan mas goreng saja Rp 45.000 belum termasuk nasi. Semua lauk pauk disini belum termasuk nasi. Ayam penyet Rp 35.000, karedok Rp 17.500, sambal hijau teri Rp 15.000, nasi @Rp 7.000, es kelapa sirsak Rp 27.000 dan es teh leci Rp 30.000.

Menurut saya keunggulan resto ini terletak pada tempatnya yang nyaman dan strategis, jenis masakan yang familier, mudah diterima lidah siapa saja, pilihannya juga banyak, rasanya juga oke, fasilitas resto lengkap serta harga yang relatif terjangkau. Yang ingin booking tempat disini bisa telpon di 021 7661548. Nah selamat kumpul-kumpul ya...

Tuesday, December 23, 2014

Bebek Bengil, bebek crispy dengan resep original khas Bali (***)





Karena keadaan perut sudah lapar saat melintas kawasan Kuningan Jak Sel, maka kami segera mampir untuk makan siang ke Mall Epicentrum Walk di Kompleks Rasuna Epicentrum, JL. HR Rasuna Said Kuningan. Ternyata Mall ini sepi pengunjung, entah apa penyebabnya. Dulu kami pernah kesini dan sekarang kami melihat beberapa resto banyak yang sudah tutup. Setelah berkeliling sebentar, kami tertarik pada resto Bebek Bengil yang katanya baru dibuka disini.

Resto ini merupakan cabang dari pulau Bali dan Jl. H. Agus Salim Menteng Jak Pus. Sebenarnya kami sudah pernah makan di cabang Menteng, dan makanannya memang berkesan karena enak tapi mahal. Tapi karena pilihan tempat makan di Epicentrum Walk ini agak terbatas maka kami tetap menuju resto Bebek Bengil.

Kami memang sedang dilanda lapar berat. Jadi ketika melihat buku menu yang berisi beraneka raga menu yang variatif, saya tetap memilih menu “Bebek Bengil The Original Crispy Duck since 1990” dan suami memilih menu Bebek bakar sambal hijau. Rasanya rugi kalau tidak memilih menu Original Crispy Duck ditempat ini.

Menu Original Crispy Duck ini disajikan secara istimewa yaitu setengah ekor bebek goreng ditempatkan dipiring bersama nasi, sepotong semangka dan 2 iris jeruk, disajikan bersama 3 macam sambal yang terpisah yaitu sambal matah, sambal merah dan sambal bawang serta semangkuk urap bali. Tak cuma penampilannya, rasa daging bebek pun istimewa, lezat, empuk tapi super garing diluarnya, tidak amis, dengan bumbu yang meresap. Kalau dimakan bersama sambal dan urap akan menimbulkan nafsu makan yang luar biasa.

Sekarang mari kita cicipi Bebek bakar sambal hijau. Penyajiannya memang tidak seheboh bebek bengil tapi citarasanya tetap istimewa yaitu setengah ekor bebek disajikan dipiring bersama nasi, sambal hijau dan irisan ketimun, tomat serta lettuce. Sambal hijau ditaruh diatas bebeknya, sedikit, sebagai pemanis, sisanya disajikan dimangkuk terpisah. Bebek ini tak kalah lezat, dagingnya empuk, lembab, tidak amis, bumbunya meresap banget, cenderung agak asin, tidak ada hasil bakaran yang berlebihan seperti gosong.

Kalau makan disini hampir bisa dipastikan 99% rasanya memuaskan. Yang ngga puas ya kantongnya karena harganya mahal yaitu Rp 125.000 untuk Bebek bengil dan Rp 122.000 untuk Bebek sambel hijau. Yang ingin makan bebek crispy khas Bali dengan citarasa hampir mirip tersedia juga di resto lainnya yang sejenis.

Berikut saya tuliskan daftar resto Bebek favorit saya yang saya urutkan berdasarkan harganya dari yang termahal, kelezatan dan keistimewaannya :

1.    Bebek Bengil (***), keistimewaannya adalah Original Crispy Duck, harga paling mahal.
2.    Bebek Tepi Sawah (***), keistimewaannya adalah ½ ekor Bebek goreng crispy / bakar tradisional Bali dengan 3 macam sambal dan 1 macam sayuran, masakan bebeknya identik dengan Bebek Bengil dengan harga agak lebih murah sedikit.
3.    Le Seminyak (***), keistimewaannya adalah masakan bebek khas Bali disajikan bersama nasi dan aneka lauk pendamping seperti nasi campur, harga agak mahal.
4.    Pondok Suryo (***), keistimewaannya adalah bebek goreng khas surabaya dengan bumbu kaldu bebek yang disiram ke nasi, harga terjangkau.
5.    Bebek Kaleyo (***), keistimewaannya adalah bebek goreng dengan sambal yang pedasnya cetar membahana, harga terjangkau.
6.    Bebek goreng H. Slamet (**), keistimewaannya adalah bebek goreng khas Kartasura Solo dengan sambal korek, harga terjangkau.
7.    Bale soto (**), Bebek Bali merupakan menu baru yang segera menjadi unggulan, harga terjangkau.
8.    Bebek Sinjay (***), keistimewaannya adalah Bebek goreng sambal mangga, hanya ada di Madura, antriannya panjang dan lama, harga sangat terjangkau.

Monday, December 15, 2014

Rela balik lagi ke Beatrice Quarters (***)







Resto ini sudah agak lama berdiri dan pertama kali buka didaerah Pantai Indah Kapuk. Begitu buka resto ini langsung menyita perhatian para pemburu wisata kuliner, terutama anak muda, dan aneka fotonya banyak ditanyangkan didunia maya. Saya hanya bisa gigit jari, wong tempatnya jauh banget, susah membujuk suami kesana, apalagi mengajak keluarga atau temen kesana.

Ketika Minggu malam lalu kami mengunjungi Puri Indah Mall, saking lamanya kami tak kesana, kami menemukan kalau mall ini ternyata sudah mengalami perluasan untuk area restoran dan secara tak sengaja kami menemukan resto ini berada di Puri Indah Mall Expansion lantai 1, woho asyiknya.

Resto ini bernama Beatrice Quarters, dengan maskot tokoh kartun seorang gadis berambut panjang berwarna pirang bernama Beatrice yang ditemani seekor kelinci bernama Bean. Jadi bisa dibayangkan suasana resto sangat girly dengan warna-warna pastel.

Menu yang disajikan disini sangat beragam dan unik, jarang disajikan diresto-resto lainnya. Misalnya menu honey toast yaitu roti panggang dengan butter, ukuran rotinya super tebal, disiram madu dan diberi topping aneka buah, ice cream, coklat, cream, dll.

Lalu menu rice pizza yaitu nasi yang disusun dan diratakan diatas loyang pizza dan diberi aneka topping, lalu dipanggang seperti pizza. Ada 2 jenis masakan rice pizza yaitu Japanese & Italian style.

Lalu ada masakan pappilote yaitu cara memasak orang Perancis dengan cara membungkus aneka sayuran dan ikan yang telah dibumbui dengan kertas lalu dipanggang sehingga setelah matang dan kertas pembungkus dibuka, aroma wangi keluar, hasil masakan menjadi basah dan agak berkuah tapi makanan menjadi lebih sehat.

Lalu ada kue millefeuille adalah puff pastry yang disusun berlapis-lapis dan diberi isi dan topping krim, coklat, dll dan disajikan bersama ice cream. Kemudian Herbes et epices, nah ini masakan steak yang dibumbui aneka rempah dan disajikan bersama saus seperti saus mushroom, blackpepper, dll. Menu umum lainnya seperti sup dan salad, breakfast menu yang disajikan sepanjang hari, pasta, risotto, dll tak kalah menggoda indra penglihatan.

Ternyata saat itu sedang ada promo pembelian menu steak, gratis segelas minuman blackcurrant tea. Kebetulan saya memang sedang tertarik menu steak dan langsung memesan herbes et epices poultry yaitu steak baby chicken yang dimasak dengan rempah (herbes) dan disajikan dengan saus (epices), saya memesan ukuran setengah ekor. Suami saya memesan spageti aglio olio fungi & chilli, extra egg, lalu chicken soup dan blackberry yogurt. Wah bakal makan besar kita.

Chicken soup datang paling pertama yaitu cream sup berwarna putih yang berisi potongan ayam dengan taburan crouton. Ketika dimakan sup ini menimbulkan rasa hangat ditubuh, rasanya enak, gurih dan creamy tapi tidak bikin eneg.

Sajian kedua adalah steak baby chicken disajikan bersama saus mushroom, salad daun lettuce dan tomat chery, paprika dan jamur panggang serta kentang goreng sesuai permintaan, karena aslinya adalah mashed potatoes. Rasa ayamnya sungguh lezat dan empuk, bumbunya meresap banget, saus mushroom nya juga creamy dan gurih, saladnya asam dan segar, kentang gorengnya berbumbu dan asin. Sungguh perpaduan yang cocok dan lezat.

Lalu spageti aglio olio fungi & chilli, extra egg adalah spageti yang ditumis dengan minyak zaitun dan bawang putih, diberi jamur dan bubuk cabe. Rasanya wuih pedas banget, bikin panas tenggorokan, pedasnya awet terasa sampai pulang kerumah, tapi anehnya enak banget dan bikin ketagihan, padahal spageti hanya dicampur jamur saja, tapi rasanya gurih dengan aroma & rasa bawang putih yang menonjol.

Saking kenyangnya minuman blackberry yogurt kami bungkus saja, yaitu jus blackberry yang diberi plain yogurt diatasnya, minuman ini sangat kental dan mengenyangkan.

Mengenai harganya saya menilai mahal tapi memang sesuai dengan kualitas rasa dan porsinya, yaitu chicken steak Rp 75.000, spageti + egg Rp 57.000, chicken soup Rp 29.000 dan blackberry yogurt Rp 33.000. Menu yang kami pilih adalah jenis yang paling murah loh, karena kalau memilih menu ikan salmon, ikan cod, ikan barramundi / kakap putih dan beef, harganya bakal lebih mahal lagi, ratusan ribu. Tapi kok saya rela ya balik lagi ?

Lapar mata di Bale Soto (***)










Saya sih sudah beberapa kali makan disini. Biasanya bareng dengan teman kantor karena letaknya yang dekat dengan kantor dan ketika ada acara arisan keluarga. Tempatnya yang strategis, bangunannya yang bagus dan bersih, suasananya yang homey serta harganya yang murah menjadikan tempat ini sebagai tempat pertemuan favorit. Namanya adalah Bale soto di Jl. Daksa I no. 11 Kebayoran Baru Jakarta Selatan.

Kalau mau kesini mudah saja, yaitu masuk ke Jl. Gunawarman, kira-kira beberapa ratus meter, belok kiri ke Jl. Daksa I, resto ini berada dibangunan pertama disebelah kanan jalan. Sangat disarankan reserved dahulu di 021 9236125 terutama kalau mau datang berombongan.

Kebetulan saya baru sempat bikin reviewnya sekarang, karena kalau makan rame-rame bareng orang lain kan susah mau ambil foto makanan mereka dan saya tidak tau nama menu serta harga makanan yang mereka pesan. Nah kebetulan minggu lalu saya dan suami mengajak ibu, adik dan keponakan saya makan siang disini. Untung pengunjung sedang tidak terlalu ramai sehingga kami langsung mendapat tempat tanpa reserved terlebih dahulu.

Bangunan resto ini didesain seperti rumah, dimana dinding depannya berupa pintu dan jendela-jendela kaca yang terbuka lebar tapi tetap memakai AC. Didepan jendela ada sebuah kolam ikan kecil, lalu halaman depan berupa taman dengan rumput dan tanaman yang tertata rapih. Sebuah becak diparkir dihalaman depan sebagai centerpiece. Interior didalam ruangan didesain modern dengan sentuhan khas Jawa, meja dan kursi terbuat dari kayu, serta interior ruangan dominan berwarna putih dan pastel. Rasanya betah berlama-lama duduk disini sambil melihat kehalaman depan.

Buku menu berupa lembaran daftar menu yang disusun diatas talenan kayu berwarna pastel. Sesuai dengan nama tempatnya, disini menyajikan aneka menu soto seperti soto ayam, daging, babat, buntut, iga, campur, dll. Selain soto banyak juga menu lainnya seperti aneka menu mie seperti mie tek-tek, mie rebus Jawa, mie ayam & mie yamin, lalu aneka nasi goreng, ayam goreng, ayam penyet, iga penyet, bebek goreng, pecel, bakwan malang, siomay, empek-empek, asinan, tahu dan tempe, bakwan jagung dan aneka camilan roti panggang. Semua menu ini belum termasuk nasi, jadi nasi harus dipesan terpisah dengan pilihan nasi putih dan merah.

Asyiknya lagi ada tambahan menu baru yang terbuat dari daging wagyu seperti tongseng wagyu, soto wagyu dan nasgor wagyu serta 2 menu bebek yaitu bebek bali dan bebek kremes. Kami langsung tertarik dan memesan tongseng wagyu, soto wagyu, bebek bali, mie goreng tek-tek, nasgor spesial, tahu pong, bakwan jagung serta sambal tempe, wuaa banyak banget ya, kalap nih, hahaha...

Pesanan kami disajikan dalam waktu tidak terlalu lama. Pesanan saya adalah bebek bali paha, disajikan dipiring tanah liat, bersama urap bali dan sambal matah. Bebeknya enak, bumbunya meresap, cukup empuk dan tidak amis, baik urap dan sambal matah rasanya juga enak.

Tongseng wagyu pesanan suami rasanya sedap nian, kuah yang berwarna coklat kehitaman, kental dengan rasa rempah, dagingnya jelas empuk dan enak, banyak pula isinya, ditambah irisan kol, tomat dan bawang, rasanya semakin sedap bila ditambah sambal, kucuran jeruk nipis serta potongan cabe rawit. Dia kalau makan tidak cukup dengan 1 jenis lauk harus ada pelengkapnya yaitu sambal tempe dan tahu pong, huaa sampe keringetan deh makannya, hahaha...

Mie goreng tek-tek dan nasgor spesial rasanya juga yahud dan mantap, hampir mirip sih rasanya yaitu manis-manis gurih. Mie goreng tek-tek berisi suwiran ayam, telur, kol dan sawi hijau, disajikan bersama acar dan potongan otak-otak goreng. Nasgor spesial berisi telur orak arik, disajikan bersama sepotong ayam goreng dan telur ceplok serta acar.

Dari semua lauk ini, yang paling biasa rasanya adalah soto wagyu pesenan Mamah. Soto berisi soun, kol, tomat, toge dan potongan daging wagyu dengan kuah berwarna keruh kekuningan ditaburi daun bawang, seledri dan bawang goreng. Sebenarnya rasanya enak juga, tapi bila dibandingkan dengan pesanan kami lainnya yang lebih kaya rasa bumbu & rempah maka rasa soto ini jadi kalah.


Saat ini sedang ada program diskon 25% dengan kartu debit CIMG Niaga tapi hanya berlaku untuk menu makanan saja minimal pembelian Rp 100.000, tapi lumayan membantu. Harga sebelum diskon adalah tongseng wagyu Rp 50.000, soto wagyu Rp 45.000, bebek bali Rp 30.000, nasgor Rp 35.000, mie goreng Rp 30.000, bakwan jagung isi 4 Rp 20.000, tahu pong Rp 18.000, sambel tempe Rp 15.000 dan nasi putih @ Rp 7.000. Harga setelah diskon jadi lumayan hemat yaitu Rp 282.700 termasuk 6 gelas minuman dan sebungkus krupuk, setelah pajak loh. Buat para pemirsa yang sedang mencari tempat untuk traktiran atau sekedar tempat berkumpul, sangat disarankan datang kemari. Ayo yo direserved...

Terlena di Coffee Club (***)



Sudah lama aku ingin makan ditempat ini karena dari luar resto ini selalu ramai oleh pengunjung. Setiap lewat pandangan mata saya pasti mengarah ke dinding kaca depan resto yang bikin ngiler karena bertuliskan aneka menu yang disajikan disana. Nama tempatnya adalah Coffee club di Street galery PIM lantai dasar, dekat pintu masuk.

Kebetulan malam minggu lalu saya berdua suami makan disana dalam keadaan perut suami saya lapar dan keadaan perut saya masih agak kenyang. Dia sih pengennya makan sup buntut Bogor cafe, tapi mau makan apa saya disana karena hanya tersedia menu sop buntut saja dan saya tidak begitu bernafsu. Maka kami putuskan makan malam di Coffee club karena menyajikan banyak pilihan menu baik makanan ringan, makanan berat, dessert serta kue-kue.

Suami saya tetap pada pilihannya yaitu memesan sop buntut yang harganya mahal banget yaitu Rp 129.000 plus minuman iced earl vanilla Rp 30.000. Sedangkan saya hanya memilih cream shitake soup Rp 37.500 dengan tanda “recommendation”. Selama menunggu pesanan, saya melihat beberapa waitress sepertinya masih dalam proses trainning yang ditandai dengan seragam kemeja putih yang mereka kenakan. Banyak dari mereka yang belum hafal nomer meja pengunjung sehingga terjadi salah sasaran. Untunglah meja kami dilayani dengan cepat tanpa kesalahan.

Pesanan saya hadir paling pertama, cream shitake soup menebarkan aroma harum yaitu wangi gurih dari puff pastrynya. Sup disajikan dimangkok berwarna putih, puff pastry diletakkan diatas menutupi sup tapi tidak melekat dimangkok. Kerenyahan Puff pastry sangat pas yaitu renyah tapi tetap empuk, aroma butternya menebar pesona. Sup berisi cream soup tapi tidak terlalu creamy dengan jamur shitake yang diblender kasar, rasanya gurih dan nikmat. Sajian ini saya habiskan tanpa sisa.

Kemudian sup buntut disajikan dimangkok putih berukuran besar, berisi 4 potong buntut sapi didalam kuah yang berwarna coklat keruh dengan taburan potongan wortel, kentang, tomat, daun bawang dan bawang goreng. Nasi disajikan terpisah diatas piring ceper yang lebar bersama acar, emping yang berukuran lebar-lebar serta sambal cabe rawit hijau yang berwarna kehitaman.

Ketika dimakan, aduh enaknya, buntutnya empuk, tanpa perlu cape mengunyah, kuahnya juga enak, sambalnya juga pedas mantap. Kata suamiku yang sudah pernah makan di Bogor cafe, sup buntut ini lebih enak dari pada sup Buntut Bogor cafe. Sajian ini pun ludes tak bersisa.

Nyaris sempurna, sajian Coffee club terganjal diminumannya yaitu iced earl vanilla yang rasanya sama sekali tidak manis sehingga kami minta tambahan gula cair, sehingga rasanya menjadi sempurna.

Andaikata perut saya masih lapar, kami pasti memesan dessert atau pastrynya karena jenisnya yang beragam dan menggiurkan. Ah memang lain waktu kami harus kembali lagi kesini...

Thursday, December 11, 2014

Unacho untuk para penggemar unagi (**)




Karena kami hendak menjamu seorang tamu penting, beberapa jam sebelumnya kami sudah berangkat menuju Plaza Senayan guna mensurvey sekalian reserved tempat makan. Secara tak sengaja suami saya menemukan sebuah resto Jepang yang baru buka dilantai 2 dekat ZARA, dimana letaknya agak tersembunyi dan terpisah dari deretan resto lainnya. Kebetulan saya sedang melihat-lihat ditempat lain ketika suami saya mereserved tempat tsb, sehingga ketika saya datang kesana, saya baru tau kalau tempat itu bernama Unacho.

Ketika kami masuk, kami disambut oleh waitres berbaju kimono. Dari depan tempat ini sudah terlihat bagus, bersih dan sangat khas Jepang. Tempatnya sih tidak terlalu luas. Didalam terlihat interiornya dominan memakai kayu dengan gaya khas Jepang sehingga tercipta suasana bersih, simple dan minimalis. Warna yang dominan adalah perpaduan warna hitam dari lantai dan dinding serta warna coklat kayu yang berasal dari furniturenya. Meja pengunjung dibatasi oleh partisi-partisi sehingga tercipta perasaan privasi, sangat cocok untuk pertemuan seperti kami ini. Kami duduk tak jauh dari pintu masuk karena ibu mertua yang memakai kursi roda akan datang bergabung, jadi kami akan makan berempat.

Ketika daftar menu dibagikan, saya agak sedikit terhenyak. Gawat, sebagian besar menu disini menyajikan masakan unagi / eel alias ikan sidat, yaitu ikan yang bentuknya panjang seperti ular. Ikan ini sangat disukai oleh orang Jepang dan sayangnya kami berdua tidak suka hahaha. Tapi apa daya kami tidak bisa pindah kelain tempat karena tamu kami dan ibu sebentar lagi akan datang. Pantas resto ini bernama Unacho, asal kata dari unagi. Untunglah selain masakan unagi, disini juga menyediakan menu lain seperti ikan salmon, gindara, tuna, daging sapi dan ayam, walaupun terbatas hanya 1-2 jenis menu saja.

Ketika ibu datang dan disuruh memilih menu, ibu agak bingung karena ada beberapa menu yang belum tersedia walaupun sudah tercantum didalam daftar menunya. Ketika saya tanya ternyata Unacho ini baru buka sekitar sebulan yang lalu. Akhirnya ibu memilih salmon miso moto yaki, suami dan tamunya memilih gindara saikyo yaki dan saya memilih salmon miso butter, tapi kami semua tidak ada yang memesan nasi karena baru selesai makan siang.

Ketika pesanan kami datang, penampilan sajian dihadapan kami terlihat minimalis, bersih, cantik dan mengundang selera. Gindara saikyo yaki disajikan piring keramik panjang berwarna hitam. Ikan di grill dan dialasi sepotong daun pandan, disajikan bersama sepotong tahu dan lotus. Salmon miso moto yaki penampilannya mirip gindara. Bedanya adalah gindara disajikan polos sedang salmon diberi bumbu miso moto dan ditaburi telur ikan.

Pesanan saya yang paling berbeda, salmon miso butter disajikan di mangkok karena berkuah, ukuran salmonnya lebih besar dari yang lain, disajikan bersama tahu dan garnish sayuran wortel, kapri dan jamur. Ketika kucicipi salmonnya lembut dan tidak amis walapun berkuah. Rasa kuahnya seperti miso sup tapi dicampur dengan butter dengan aroma yang dominan, tahunya lembut banget, dan sayurannya seger karena masih kres kres. Sayangnya karena malu dengan tamu, tidak mungkin saya mencicipi menu lainnya. Saya hanya bisa menelan ludah melihat sajian grill yang menggoda karena warna kulit ikan sampai kehitaman.

Selesai makan malah kita yang ditraktir oleh tamunya. Untung kertas bonnya ditinggal sehingga saya bisa membuat review ini. Harga yang tercantum di bon adalah masakan gindara @ Rp 115.000, salmon @ Rp 85.000, lychee tea & orange jus @ Rp 28.000 dan ocha Rp 18.000. Wah mahal ya, kalau ngga penting banget sih kami ngga mau makan disini lagi, tapi entah ya buat para penggemar unagi...

Wednesday, December 03, 2014

Harus mampu makan di Soto mie baso Sarodja (***)



Hari Minggu lalu, tenggorokan suami saya sedang gatal dan sakit, sehingga dia pengen makan makanan yang berkuah dan panas. “Soto mie mana yang enak ya ?” tanyanya. Saya jadi teringat, pernah diajak makan siang oleh teman kantor saya di soto mie di daerah Benhil. Langsung saja saya ajak suami makan siang kesana.

Karena baru satu kali saya kesana tapi sangat berkesan, maka saya agak lupa-lupa ingat jalan menuju kesana. Yang pasti kami harus melewati pasar Benhil, lalu lurus terus sampai menemukan Jl. D. Tondano disebelah kiri, dengan papan petunjuk arah ke Pejompongan, lalu belok kiri. Jalan pelan-pelan jangan sampai terlewat karena beberapa meter dari belokan, tempatnya ada disebelah kiri jalan yaitu di Jl. D. Tondano no. 27. Tempatnya sih sederhana sekelas warung tapi mobil-mobil yang diparkir senantiasa berjajar disana, namanya adalah Soto mie & baso Sarodja.

Ketika masuk, pengunjung sudah penuh duduk di bangku dan meja makan panjang. Untung masih tersedia tempat untuk 2 orang dipojokan dekat tembok depan. Gerobak tempat meracik ada dibagian belakang, saya langsung memesan 2 porsi soto mie komplit plus baso, eh suami saya pake tambah nasi putih segala, hmm belum tau dia.

Untuk minumannya kami pesan es jeruk. Ketika datang, es jeruk disajikan digelas berbentuk toples selai, mirip di cafe-cafe. Air jeruknya manis pula dan cukup kental. Ketika soto mie kami datang, wuah isinya banyak banget, disajikan disebuah mangkok yang berukuran lebih besar daripada soto mie biasa.

Isinya super komplit yaitu mie kuning dan bihun, potongan daging sapi yang besar-besar, tidak ada kikil disini, potongan lumpia yang tebal, irisan kol, tomat dan kentang, ditaburi emping, seledri dan bawang goreng, kuahnya banyak dan berwarna keruh. Rasanya jangan ditanya, sudah pasti lezat, dagingnya empuk, porsinya jumbo dan sangat mengeyangkan. Soto mie makin enak bila ditambah perasan air jeruk nipis dan sambal serta dimakan bersama krupuk. Soto mie ini kualitasnya setara bintang 5.


Sehabis makan, baju kami basah oleh keringat, apalagi memang tempatnya tidak ber AC. Tapi pengunjung yang datang tidak berhenti dan dari penampilannya rata-rata orang yang mampu. Orang yang makan disini harus mampu, yaitu mampu menghabiskan porsi yang besar dan mampu membayarnya, karena harga soto mie baso lebih mahal dari biasanya yaitu Rp 35.000, es jeruk Rp 10.000, nasi Rp 5.000 dan krupuk Rp 3.000, jadi total kami makan berdua habis Rp 101.000. Nah mahal bukan tapi kualitas memang tidak bisa menipu. Untung soto mie ini tidak dijual di mall atau hotel, bakal 2x lipat harganya. Bukan orang mampu lagi yang makan tapi pasti orang kaya.

Tuesday, December 02, 2014

Kuliner Bandung, Desember 2014

Berhubung suami saya ada dinas IPOC (Indonesia Palm Oil Conference) di Bandung, saya diajak ikut serta menginap tapi jalan-jalan sendiri, tidak ikut acara conference. Dengan alasan seperti itu maka kami menginap di hotel Anggrek yang berada di Riau Junction yaitu sebuah Mall di Jl. RE Martadinata yang isinya Toserba Yogya. Toserba ini meliputi supermarket, department store, foodcourt dan beberapa tempat makan.

Tempatnya strategis banget, deket ke tempat FO, dekat juga ke Jl. Merdeka, dekat ke Jl. Ir. H. Djuanda Dago, semua bisa ditempuh dengan berjalan kaki atau naik angkot sekali. Jadi walaupun saya ngga ada temen, saya bisa luntang lantung sendiri atau makan sendiri dengan nyaman. Nah ini dia beberapa review kuliner baru yang saya coba selama 3 hari di Bandung.

Menikmati Salmon steak dari Fatcow @ foodcourt Toserba Yogya Riau Junction (***)




Kamis, hari pertama, karena tidak ada teman, saya berniat mengexploitasi tempat makan di Riau Junction. Saat makan siang saya naik ke lantai 2 menuju Kedai Kopi Scooter. Tempatnya menjadi satu dengan department store Yogya sehingga area makannya cukup sempit dan hanya menyediakan beberapa meja makan saja. Ternyata kedai ini sudah ramai dan antri oleh pengunjung serta harus waiting list dulu. Wah saya tidak mau dan bergegas menuju foodcourt di lantai 3.

Disini tempatnya lebih nyaman, luas, tidak terlalu ramai dan makanannya itu loh lebih bervariasi. Saya tertarik dengan counter Fatcow, dengan patung sapi besar, gendut dan lucu didepannya. Ketika seorang anak kecil memencet tombol diperut patung tsb, berbunyi “wilejeung sumping”. Aha saya langsung menuju counter dan memesan steak salmon seharga Rp 49.900.

Ketika pesanan datang, penampilannya cukup menarik yaitu sepotong salmon yang di grill disiram saus creamy yang sudah ditumis dengan potongan kecil sayuran, disajikan bersama tumis daun horenzo dengan taburan wijen serta 3 potong kentang rebus yang dibumbui bawang putih. Rasanya oke, enak, salmon tidak amis, semua bumbunya cocok dilidah dan terasa gurihnya, sehingga sajian ini saya habiskan sampai tandas.

Sambil makan saya memperhatikan keadaan sekitar, terlihat banyak counter makanan yang mengundang selera seperti batagor abuy, mi naripan, lotek, krupuk sambal, lontong kari, dan masih banyak lagi. Tempat ini memang cocok untuk wiskul dan nongrong sendirian, lama-lama, kaya saya.

Nongkrong di Kedai Kopi Scooter Riau Junction (*)





Karena tadi siang gagal makan disini, saya masih penasaran karena kedai ini sejak pagi sudah ramai oleh orang sarapan sampai makan siang. Ketika saya kembali pk. 5 sore, kedai relatif lebih sepi. Kedai kopi atau kopitiam ini menyajikan makanan khas kopitiam seperti menu bakmi, dimsum, nasi goreng, nasi hainam, roti bakar dan aneka minuman jus serta kopi tentunya. Sebuah lemari kaca berisi bebek dan ayam yang digantung disertai tulisan “no pork” didepannya.

Saya bertanya makanan apa yang paling recommended disini yaitu mie ayam dan nasi hainam. Okelah kalau begitu saya pesan bakmi asin ayam jamur, dimsum kaki ayam dan minuman milo dinosaurus. Sambil menunggu pesanan saya memperhatikan keadaan sekitar.

Dapur kopitiam ini bentuknya memanjang dan terbuka. Meja dan kursi untuk pengunjung disusun didepannya, sehingga sambil menunggu, kita bisa melihat para koki meracik pesanan kita. Dikiri kanan dinding dapur dipasang beberapa gambar scooter alias motor vespa sesuai dengan tema kedai, bahkan ada sebuah vespa tua dipajang didekat dinding luar.

Akhirnya pesanan saya datang dan penampilannya cukup menggiurkan yaitu semangkok mie yang diberi topping jamur merang berwarna coklat, ayam cincang berwarna kecoklatan, sawi hijau dan potongan krupuk pangsit goreng, disajikan bersama semangkok kuah polos. Bentuk mie nya tipis dan agak keriting. Ketika kumakan rasanya biasa saja, standard, tidak istimewa, karena rasa mie nya kurang oke dan bumbunya kurang nendang. Padahal saya pesan sesuai rekomendasi yang paling banyak dipesan pengunjung.

Setelah makan mie saya beralih ke dimsum kaki ayam, rasanya sih enak, standard lah. Berisi 4 ceker ayam yang gemuk dan empuk, bumbunya juga cukup banyak dan meresap. Semua sajian itu saya bilas dengan minuman milo dinosaurus yaitu minuman es milo yang ditaburi lagi dengan bubuk milo diatasnya. Minuman ini terasa manis dan lekker serta mengenyangkan.

Ada kemungkinan saya salah pilih menu atau selera makan saya ketinggian. Buktinya beberapa pengunjung disamping saya sampai membungkus makanan untuk dibawa pulang, bukti bahwa kedai ini memang favorit urang Bandung.

Oleh-oleh Baso tahu & Siomay (kartun) Shin Chan (***)




Jumat, hari kedua saya janjian dengan temen saya Egha. Saya tanya sama dia, siomay atau batagor apa yang enak menurut dia, karena selama ini saya selalu makan batagor Kingsley. Saya mau bungkus untuk oleh-oleh ortu dan mertua. Kalau bungkus untuk orang tua mesti yang empuk. Oleh karena itu Egha merekomendasikan baso tahu Shin Chan di Jl. Cikawao, karena baso tahu kan hanya dikukus jadi empuk, kalau batagor kan digoreng, jadi relatif lebih keras kalau buat ortu. Jadilah kami pergi kesana.

Sampai disana gerobak baso tahu & siomay Shin Chan ini terletak didepan sebuah bengkel. Bahkan tersedia juga meja dan bangku panjang didalam ruangan bengkel. Pengunjung yang antri sudah banyak, rata-rata mereka membungkus untuk dibawa pulang karena tempatnya kurang nyaman. Tapi yang makan ditempatpun tidak kalah banyak, enak sih buat sarapan atau brunch. “Kita makan dulu disini Teh, nanti kalau cocok baru dibungkus” begitu saran Egha. Walaupun saya masih kenyang karena baru sarapan dihotel, akhirnya saya makan juga siomay nya 2 biji.

Ternyata siomay ini terbukti memang enak. Siomay nya tidak amis, padat, kenyal tapi empuk, bumbunya kacangnya lekker, halus tapi masih ada kacang kasarnya, pedasnya pun sedang, semakin enak bila dikucuri air jeruk limau dan kecap manis, dimakan bersama krupuk bantat, wah sedap nian deh.

Akhirnya saya bungkus untuk oleh-oleh dirumah saya, rumah ortu dan mertua masing-masing 10 biji, isinya campur. Baso tahu siomay Shin Chan ini lebih istimewa daripada yang lain karena pilihannya beragam, yaitu selain siomay dan baso tahu, ada juga telor, kentang, pare dan kol dan semuanya itu ditempelin siomay lagi jadi rasanya lebih yahud, ngga polos begitu saja. Harganya pun murah. Kami makan ditempat sebanyak 5 biji tambah krupuk, plus bungkus 36 biji, hanya membayar sekitar Rp 104.000. Nah murah meriah tapi sedap dan ngga murahan rasanya. Ngomong-ngomong baso tahu siomay ini logonya memang gambar kartun si anak nakal Shin Chan loh, ngga tau apa hubungannya.

Kepedesan di Tokyo connection (**)








Selesai bungkus siomay kami jalan-jalan ke Baltos alias Balubur Town Square. Kami berdua sama-sama baru kesini. Ternyata disini mirip Thamcit (Thamrin City), banyak baju muslim rancangan desainer lokal yang bagus dengan harga terjangkau, diatas Thamcit sedikit. Area baju batik pun ada, tapi kami tidak kesana. Selesai belanja lapar pun mendera. Kami segera keluar dari gedung dan mutar muter mencari tempat makan. Pencarian kami berhenti di Jl. Progo yaitu jalan yang paling banyak cafe nya, dan sepakat makan siang di Tokyo Connection yang pastinya menyajikan Japanesse food.

Ruang makannya terbagi menjadi 2 bagian yaitu diluar dan didalam. Yang diluar adalah area terbuka untuk smoking area, suasananya jelas lebih terang. Kami memilih duduk didalam. Ketika masuk, kami disergap suasana temaram. Ruangan ini cukup besar, memanjang kebelakang, luas tanpa sekat. Langit-langitnya tinggi dan disebelah kiri ada sebuah area makan lagi diatas. Dindingnya masih berupa susunan batu bata dan ada sebagian dinding bagian atas yang sudah diplester dan dihiasi beberapa gambar wanita Jepang. Didinding paling belakang ada sebuah cermin besar dan sebuah lampu gantung antik terletak ditengah ruangan sejajar dengan cermin. Suasana yang tercipta didalam ruangan ini adalah temaram, gothic, mirip didalam gereja, unik banget.

Nah sekarang kita lihat menunya. Tak salah lagi menu yang tersedia adalah Japanesse food seperti ramen, udon, teriyaki, curry, tempura, donburi, sushi, dll. Tapi yang lucu Egha malah merekomendasikan tahu gorengnya, jadilah kami pesan TC special tofu. Karena menunya cukup banyak dan beragam, kami sepakat memilih menu sushi yang diberi tanda. Dasar urang Bandung, Egha milih sushi yang bertanda 3 cabe (spicy) yaitu Dynamite sushi. Saya memilih Spider roll yang bertanda 1 jempol. Untuk minumannya saya pilih hot chocolate mint, Egha pilih hot orange karena lagi batuk. Sambil menunggu pesanan kami sibuk selfie kesana kemari.

Pertama, minuman kami datang, hot chocolate mint disajikan dalam cangkir berhias latte art gambar hati. Minuman jeruk panas pun disajikan dalam cangkir. Minuman hot chocolate saya enak banget, kental, manis tanpa perlu tambahan gula, rasa coklat dan mint nya dominan. Setelah itu datang tahu kami yaitu tahu kuning berbentuk segitiga yang digoreng tepung lalu ditaburi potongan cabe rawit merah dan cincangan bawang putih goreng, mirip bumbu lada garam. Gorengan tahu nya unik juga, bentuknya agak melembung, luarnya garing, dalamnya tetep empuk, penampilannya mirip jadah/ketan goreng, rasanya enak banget, gurih apalagi kalau dimakan bersama taburan cabe rawitnya, sampe ngga bisa ngomong saking pedesnya. Ugh pantesan Egha doyan banget.

Kemudian datang sushi kami. Spider roll terdiri dari 5 potong sushi roll yang berisi kepiting soka dan ketimun, diluarnya ditaburi tobiko, disajikan dipiring berhiaskan mayones dan saus Jepang. Dynamite sushi adalah 8 potong sushi roll yang berisi suwiran salmon matang dan ketimun lalu digoreng dan dihiasi dengan mayones dan saus sambal. Ketika dimakan ternyata ada potongan cabe rawit merah juga didalamnya, pantesan diberi nama dynamite. Jadi tema makan siang kami kali ini adalah kepedesan, mana minumannya hot semua lagi. Ampun si Egha.

Dari semua makanan ini yang paling juara adalah tahu nya, kalau sushinya sih biasa saja, standard, tidak istimewa. Jadi kembali ke selera asal, hehehe. Spider roll malah ukurannya terlalu besar, susah kalau dimakan sekali caplok mah.

Mengenai harganya paling mahal adalah dynamite sushi Rp 35.000, spider roll Rp 30.000, tahu Rp 20.000, hot chocolate Rp 20.000 dan jeruk anget Rp 14.000. Boleh juga tempat ini menjadi rekomendasi, harganya terjangkau, tempatnya bagus, dan jenis makanannya banyak, cocok buat ngobrol lama-lama.

Menyantap Medallion of beef with mozzarella dari Giggle box (**)







Setelah selesai makan siang saya kembali ke hotel untuk istirahat, karena nanti pk. 5 sore saya janjian sama Ira yang kantornya di Jl. Merdeka. Tempat paling strategis buat kami berdua ketemuan ya di BIP, karena kami berdua sama-sama jalan kaki menuju kesana.

Sampai disana Ira mengajak makan malam di Giggle Box lantai 1, letaknya di mall bagian belakang. Tempatnya lucu dan cantik, lantainya kaya papan catur, black & white, area makannya ada 2 tingkat, dimana tangga dan pagarnya terbuat dari kayu dan dihiasi lampu-lampu yang berjajar disepanjang pagar lantai 2, jadi inget lampu-lampu dalam ciscus atau carousel. Dindingnya berwarna pastel dan dihiasi foto-foto dalam bingkai, mirip suasana Jonas photo studio. Ya iyalah wong 1 grup.

Ada 3 lembar menu yang diberikan waitres yaitu food menu, drink menu dan Tokyo connection menu. Lah ini mah baru saya makan tadi siang, ternyata mereka berdua 1 grup juga toh, dan letaknya bersebelahan. Giggle box sendiri menyediakan menu khas cafe yaitu makanan ala Eropa seperti steak, salad, pasta, burger, sup, pancake, dll. Ada juga masakan Indonesianya seperti nasi goreng, sup buntut, garang asem dan ayam goreng/bakar.

Ira memesan salmon steak dari Tokyo connection. Hmm ngiler juga sih, tapi kemaren baru makan salmon steak. Jadi saya memesan menu Giggle box, medallion of beef with mozarella, yang termasuk favorit pengunjung. Untuk minumannya saya memesan hot green tea latte dan Ira memesan exotic ice tea.

Karena asik ngobrol, tak terasa pesanan kami tiba cukup cepat. Minuman saya hot green tea latte penampilannya mirip banget dengan hot chocolate Tokyo connection, bedanya cuma warnanya saja, yaitu disajikan dicangkir dengan latte art gambar hati. Rasanya enak juga sih, kental, manis dengan rasa macha yang dominan.

Medallion of beef with mozzarella disajikan disebuah piring klasik dengan pinggiran piring bergelombang, isinya beef steak dengan topping melted mozarella, spaghetti dengan garnis krupuk pangsit, tumis paprika 3 warna dengan taburan keju parmesan, dan semangkuk saus berwarna coklat. Penampilannya cantik dan menggiurkan. Bagaimana dengan rasanya ? Daging steak tidak terlalu tebal dan besar, ketika diiris dan dikunyah rasanya relatif empuk. Spaghettinya walaupun terlihat polos tapi ada rasanya. Ketika saus dituang keatas steak dan dimakan bersama spaghetti rasanya menjadi melambung, enak karena sausnya gurih dan creamy, sungguh perpaduan yang cocok. Saus tsb berfungsi sebagai pemersatu bangsa dan membuat sajian ini menjadi nikmat.

Kemudian Salmon steak disajikan diatas piring hitam, berisi salmon grill yang disiram saus, kentang goreng, tumis sayuran wortel, buncis dan keputren serta salad khas Jepang. Saya cicipi juga sajian ini, enak juga boleh direkomendasikan.

Untuk harganya, salmon dihargai Rp 45.000, medallion beef Rp 70.000, green tea Rp 20.000 dan exotic tea Rp 11.000. Serupa dengan Tokyo connection, makan disini bisa direkomendasikan karena harganya terjangkau, tempatnya bagus, dan jenis makanannya banyak, serta cocok buat ngobrol lama-lama. Karena 1 grup, Giggle box dan Tokyo connection selalu berdampingan, baik di BIP maupun di Jl. Progo.

Kekenyangan makan yamien di Miskam (***)


Baso & pangsit goreng @ Rp. 2.000

Yamin sedang komplit @ Rp 18.000

Yamien manis baso @ Rp 16.000


Yamien asin polos @ Rp. 14.000



Hari ketiga, konferensi sawit telah usah. Saya berdua suami tinggal berjalan-jalan sebelum pulang ke Jakarta. Sebelum pulang suami mengajak makan siang mie baso berdasarkan referensi temannya. Kami menuju Jl. Talaga Bodas no. 52 tepatnya ke mie baso pangsit Miskam.

Tempatnya sederhana dihalaman sebuah rumah. Gerobak dan tempat meraciknya ada didepan rumah, sedangkan tempat duduk pengunjung ada di area garasi. Ketika kami datang, pengunjung sudah banyak yang sedang makan walaupun tak sampai antri. Kami duduk dan diberi daftar menu. Ada 4 jenis mie yaitu mie kuah, yamien asin, yamien manis dan yamien sedang. Pilihannya bisa pake ayam saja @Rp. 14.000, kalau tambah baso / pangsit kuah @Rp. 16.000 atau komplit @Rp. 18.000. Tersedia juga baso goreng dan pangsit goreng @Rp. 2.000 saja.

Saya memilih yamien manis baso karena menurut pengalaman yamien manis biasanya lebih enak daripada yamien asin, lalu suami memilih yamien sedang komplit dalam arti tidak begitu manis. Berhubung temen suami sangat merekomendasikan baso gorengnya, maka kami memesan baso goreng 5 butir dan pangsit goreng 2 biji. Untuk minumannya kami pesan jus strawberry dan jus jeruk.

Tak begitu lama pesanan kami datang. Pesanan saya yamien manis, bentuk mie nya gepeng, lurus, panjang dan halus, dengan bumbu kecap manis sehingga mie berwarna kecoklatan, dengan taburan ayam cincang berwarna putih. Disajikan bersama kuah yang berisi 3 butir baso, kuahnya berwarna bening, sedikit berminyak, dengan taburan daun bawang. Yamien rasanya manis banget tanpa jejak rasa gurih, bumbu kecapnya sampai sedikit mengendap dibawah, tapi secara keseluruhan sajian ini terasa enak dan lekker.

Yamien sedang baso pangsit milik suami warnanya lebih coklat muda, disajikan bersama kuah berisi 2 pangsit rebus dan 3 butir baso. Ketika saya cicipi rasanya nanggung, manis ngga, asin juga ngga, lebih enak yamien manis milik saya, yang jelas arahnya kemana. Saya jadi penasaran, “yamien asin kayanya lebih enak nih”, ucap saya kepada suami. Eh dia malah memesankan seporsi yamien asin ayam untuk saya, dan sisa yamien manis saya dia habiskan. Yamien asin ini juga enak, rasanya gurih. Masalah enak mana yamien asin atau manis, itu mah tergantung selera, yang pasti keduanya enak dan jangan memesan yamien sedang yang rasanya nanggung.

Mengenai baso goreng yang digadang-gadang teman suami, terbukti memang enak, sehingga kami memesan 5 butir lagi untuk dimakan dan 30 butir lagi untuk dibawa pulang untuk kami, ortu dan mertua masing-masing 10 butir. Basonya itu garing diluar, lembut didalam, rasanya gurih, kenyal tapi empuk, enak untuk camilan. Bentuknya sih tidak terlalu besar jadi tidak mengenyangkan biarpun makan banyak. Pangsit gorengnya juga enak, tapi kami sudah jatuh hati kepada baso gorengnya.

Ketika menulis review ini saya baru sadar ketika melihat bon makan. Ternyata ada 2 jenis minuman jeruk yaitu jus jeruk yang rasanya lebih manis dan harganya lebih mahal yaitu Rp 7.000 dan ketika tambah minuman, tanpa sadar kami memesan es jeruk yang rasanya lebih asem, lebih banyak es dan lebih murah yaitu Rp 6.000. Pantesan saat itu saya bertanya-tanya kenapa es jeruknya jadi kurang enak dibanding pesanan pertama. Sekarang saya jadi paham.