Thursday, July 29, 2010

ULASAN KULINER : SERIBU RASA (**)








Selamat ulang tahun atau selamat hilang tahun, hmm umur ku bertambah tua, dan sisa hidup kita di dunia ini berkurang 1 tahun lagi. Alhamdulillah masih diberi umur panjang, kesehatan, rizki & kesejahteraan, amin.
Nah sesuai tradisi, hari ini ku ajak seluruh keluarga makan keluar. Bukannya mau boros tapi sedikit penghargaan buat ortu terutama Mamah yang selalu menyempatkan waktu untuk menyediakan masakan buat keluarga ku, padahal udah lama banget ku pindah ke rumah sendiri. Nah sekali-kali dong Mamah istirahat dari acara masak memasak & menikmati traktiran ku ini.
Sehari sebelumnya sudah berpikir keras, makan dimana ya yang cocok buat Bapak yang kedoyanannya makan lontong atau mi, dan Mamah yang ngak suka seafood, tapi pilihan menunya harus banyak. Sambil browsing wisata kuliner di internet, terbitlah ide makan di SERIBU RASA. Kalau melihat websitenya sih mantap punya, banyak pilihannya & pasti cocok karena ada menu lontong sayur medan yang termasuk dalam kategori noodle & rice, lalu lauknya ada ayam, daging, seafood & sayur. Woke (wah oke) nih.
Jadi di hari minggu siang berangkatlah kami ke jl. H. Agus Salim no 128, Menteng, telpon 021 392 8892. Bila melihat restaurant tampak depan pasti berkesan mahal & berkelas. Tak ada mobil yang bertebaran di sekitar resto karena semua parkir di lantai bawah restaurant. Rapih. Pintu masuknya tidak tampak dimuka, melainkan harus jalan agak sedikit menanjak disebelah kiri bangunan. Sedangkan bangunan depan yang terlihat adalah ruangan resto dengan jendela kayu yang terbuka lebar. Unik dan cantik. Ketika masuk kedalam pintu utama, kita langsung berada di ruang terbuka dengan air mancur yang mengalir. Lalu masuk ke ruang makan tercium wangi aroma bunga melati. Ada 3 ruang makan, depan, tengah dan belakang, dimana semuanya dibatasi oleh teras terbuka dengan kolam ikan. Kami pun duduk dimeja bundar.
Mulailah kami mendiskusikan menu. Dapat ditebak pilihannya : lontong sayur medan, mi jawa, daun singkong tumbuk, ayam goreng binjai, cumi goreng tepung, seafood cakwe, ifumi binjai. Dessertnya ketan hitam mangga, es campur seribu rasa & es campur kintamani. Tak perlu lama menunggu, sajian pun tiba. Mari ku ceritakan satu persatu.
Lontong sayur medan terdiri dari 4 potong lontong yang besar-besar, tapi kurang, sehingga pesan lontong polos 1 porsi lagi. Lauknya rendang, udang, potongan tempe, kering kentang+kacang, sayur nangka, ditaburi bawang goreng dan kuah yang berwarna merah. Rasanya enak, nyamleng dan empuk. Sedangkan mi gorengnya standard saja dengan campuran cumi & udang, irisan otak-otak & kol, lumayan. Cumi goreng tepungnya berwarna kuning kecoklatan, enak, garing & empuk tapi porsinya cuma sedikit. Ifumi binjai adalah mi kering yang disiram tumisan aneka sayuran wortel, jamur kancing & sawi, serta potongan ayam. Kuahnya berwarna merah agak kental, rasanya enak & segar. Oke. Seafood cakwe adalah cakwe dengan adonan seafood didalamnya, berisi 6 potong cakwe dengan ukuran, yah kecil kalo menurutku, rasanya manis, lengket & empuk karena terbalut saus madu, lalu ditaburi wijen. Enak, sehingga ayah ku minta bungkus 1 porsi lagi. Singkong tumbuk adalah semangkuk daun singkong yang tercincang halus dan terendam kuah kuning santan, hmm juara. Ketika sajian hampir habis kami santap, barulah saya sadar, mana ayam goreng binjai nya ? Rupanya tidak tercatat pesanannya, yaaahh…
Sekarang giliran dessertnya. Es campur seribu rasa, penampilannya menipu. Kalau liat gambar di buku menu, tampaklah es campur dengan cincau, cendol, delima, kelapa, tape, alpukat yang bertonjolan lalu diberi es serut dan disiram susu kental. Tapi kenyataannya adalah, bener sih isinya seperti itu, cuma semua itu tidak bertonjolan melainkan tertutup oleh es serut yang disiram air gula merah, bukan sirup merah+susu. Sehingga kami sempat ragu dan mengkonfirmasi pesanan kami. Sedangkan es campur kintamanis barulah es buah dengan sirup merah dan susu kental manis. Segar. Kalau ketan hitam mangga tidak disajikan dengan es, jadi serupa sajian kolak hangat, rasanya enak, manis pas membilas rasa gurih.
Semua hidangan ini saya tebus dengan harga Rp 543.180, lumayan mahal sih tapi memang sesuai dengan kelasnya yang fine dining. Sebenarnya saya sangat tertarik dengan sajian ikannya, apalagi hampir disemua meja para pengunjung memesan sajian ikan. Tapi lain waktulah kita mencoba lagi.

Tuesday, July 27, 2010

Pengalaman : Umroh Kel. Soeratin Soeboer, June 2010

Pabrik Al Quran
Mina

Bukit Pemanah
Masjid Apung Laut Merah
Masjidil Haram
Jabal Rahmah
Bukit Tsur



Masjid Quba
Peternakan onta
Tak disangka tak dinyana, kalau memang rezeki sudah menghampiri, kita hanya bisa mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kepada Yaa Allah Yaa Rozzaq, Sang Maha Pemberi Rizki. Bagaimana tidak bersyukur, kami sekeluarga menunaikan ibadah Umroh bersama, bersebelas orang, disaat liburan sekolah bulan Juni 2010 lalu. Dengan memakai Qiblat Tour dari Jl. Taman Cibeunying Selatan no. 15, Bandung, Telpon 022 727 1409, kami berangkat bersama menuju kota Madinah & Mekah. Tulisan ini hanya sekedar catatan kecil saya, yang rasanya sayang bila terbuang begitu saja.

Perjalanan dimulai pada hari Jumat tg 25 Juni 10, dengan memakai pesawat Saudi Arabian Airlines pada pk 15.30 yang memakan waktu 9 jam karena kami singgah selama 1 jam di kota Daman. Kami pun tiba di kota Madinah Al-Munawarah pada pk 20.30 waktu Arab, dengan perbedaan waktu 4 jam sebelum Indonesia. Tetapi cobaan pertama telah menerpa kami. Bus yang sedianya menjemput kami menuju Hotel, rupanya telah ditempati oleh peserta dari tour lain, sehingga kami pun tertahan diluar Bandara, selama hampir 2 jam, dalam keadaan jet lag dan kaget akan udara Arab yang panas dan kering. Alhamdulillah kemudian datanglah bus pengganti yang menggantarkan kami ke hotel Movenpick, persis disebelah Masjid Nabawi. Tetapi tak begitu lama kami dapat beristirahat karena Azan Shubuh telah berkumandang.

Sabtu tg 26 Juni 10, setelah sarapan pagi, jadwal kami pun beristirahat sampai waktu sholat Dzuhur, sehingga jadwal kami hari itu hanyalah memaksimalkan sholat di Masjid Nabawi demi memperoleh pahala 1000x lebih dari pada sholat di masjid lain, kecuali di Masjidil Haram tentunya.

Minggu tg 27 Juni 10, jadwal kami adalah tour berjalan kaki mengelilingi Masjid Nabawi sambil mendengarkan rangkaian sejarahnya, serta mendoakan para syuhada yang meninggal akibat perang Uhud di maqam Baqi, disamping Masjid Nabawi. Kemudian para pria mengunjungi maqam Rasulullah serta berdoa di Raudhah, yaitu area yang terletak diantara kamar Rasulullah dan mimbar masjid, yang pernah dinyatakan Rasul sebagai 'salah satu bagian dari taman surga', yang ditandai dengan karpet berwarna hijau, sedangkan karpet ditempat lain lain adalah berwarna merah. Raudhah ini terbuka 24 jam bagi kaum pria tapi untuk wanita ada jadwal tertentu yaitu malam hari, sehingga setelah sholat Isya dan makan malam, kami menuju Raudhah, yang malam itu penuh sekali dengan jamaah wanita, sehingga sholat 2 rakaat dan berdoa disini cukup berat perjuangannya, yaitu berdesak-desakkan dan sulit melakukan sujud dengan normal karena pengunjungnya sangat penuh. Berdoa disini membuat saya meneteskan airmata & tubuh pun terasa merinding. Yaa Allah kabulkanlah doa-doa ku. Amin.

Senin tg 28 Juni 10, jadwal kami adalah mengunjungi masjid Quba, yaitu adalah masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah saw, berdasarkan surat At Taubah 108 (Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih). Kami pun sholat sunat 2 rakaat disini.
Setelah dari Masjid Quba, kami mengunjungi perkebunan kurma terbesar di Madinah. Disini kami bisa mencicipi aneka kurma sepuas-puasnya, asalkan tidak dibawa pulang, sambil minum teh panas. Saya pun berbelanja kurma Ajwa, yaitu kurma kesayangan Nabi, dimana menurut hadist Muslim : "Barang siapa makan kurma Ajwa tujuh butir pada pagi hari, dia akan selamat dari racun guna-guna pada hari itu". Selain kurma, saya juga membeli kacang pistachio & coklat isi kurma.
Setelah puas berbelanja, kami menuju ke bukit pemanah atau jabal Rumat, yaitu bukit tempat berkumpulnya pasukan pemanah pada perang Uhud. Dikaki bukit juga terdapat makam tempat para syuhada perang uhud.
Setelah itu kami menuju pabrik Al Quran terbesar di dunia yaitu Kompleks Malik Fahd. Hanya kaum laki-laki saja yang boleh memasuki pabrik ini, karena dikhawatirkan ada kaum wanita yang sedang haid lolos, masuk & mencemari tempat suci ini. Akhirnya kami pun menunggu di samping pabrik, yaitu ditoko Al Quran. Tak lupa ku titipkan kamera kepada suami untuk mendokumentasikan pabrik ini. Rupanya setiap pengunjung mendapat sebuah Al Quran gratis. Semua Al Quran yang ada di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram adalah berasal dari sini. Setelah itu kami pun kembali ke hotel.

Setelah sholat Dhuhur & makan siang, kami bersiap-siap memakai pakaian ihram & ber wudhu, lalu pergi ke Masjid Bir Ali yang berjarak 15 menit dari Madinah, unt melakukan sholat sunat ihram 2 rakaat serta mengucapkan niat umrah, kemudian mulai mematuhi beberapa larangan ihram. Setelah itu kami segera kembali ke hotel untuk mengambil koper, lalu ke bandara, untuk melanjutkan perjalanan dengan pesawat ke kota Mekkah Al Mukaromah, selama 1 jam.
Sesampai di Mekah, kami langsung menuju hotel Movenpick yang berada di Zam zam tower (Mall), pas banget diseberang pintu King Abdul Aziz Masjidil Haram (Alhamdulillah). Setelah menaruh koper kami segera makan malam, lalu berwudhu di hotel dan segera ke Masjidil Haram unt segera menunaikan ibadah umroh.
Ketika memasuki Masjidil Haram, Bismillahi Allahu Akbar, akhirnya selama seumur hidup saya sholat mengarah menghadap Kabah, sekarang benar-benar Kabah didepan mata saya, Subhanallah, tidak semua orang bisa mengalami kejadian luar biasa ini, dan Alhamdulillah saya termasuk orang yang diundang oleh Allah SWT.
Nah urutan ibadah kami adalah pertama, mengerjakan sholat Magrib & Isya di Jama Takhir & di Qashar. Lalu Tawaf, mengelilingi Kabah sebanyak 7 putaran, lalu sholat dibelakang maqam nabi Ibrahim, kemudian Sai, yaitu berjalan dari bukit Safa ke bukit Marwah sebanyak 7 kali bolak balik dan berakhir di bukit Marwah, kemudian tahalul deh, yaitu gunting rambut sedikit, dan berakhirlah segala larangan ketika umroh serta berakhirnya ibadah umroh kita. Perlu diketahui kondisi saya adalah mengalami cedera kaki seminggu sebelum pergi, sehingga kalau jalan kaki ku terpincang-pincang. Coba bayangkan berapa kilometer saya berjalan terpincang-pincang, tapi Alhamdulillah lancar, semoga menjadi umroh yang mabrur, amin. Kalau kedua orangtua suamiku malah ber umroh dengan memakai kursi roda & Alhamdulillah selamat & lancar juga. Satu jam lagi azan subuh akan berkumandang, tetapi tubuh kami sudah basah kuyub dan tak bertenaga, sehingga kami memutuskan untuk kembali ke hotel, beristirahat & kembali ke Masjidil Haram ketika sholat Dzuhur.

Selasa tg 29-30 Juni 10, kegiatan kami hanyalah memaksimalkan ibadah & sholat di Masjidil Haram karena sholat disini akan mendapat pahala 100.000 kali daripada sholat ditempat lain. Dan rupanya Thawaf mengelilingi Kabah adalah sebagai pengganti sholat sunat Tahiyatul masjid. Terus para bapak & anak laki-laki secara bergantian berusaha mencium Hajar Aswad. Oh ya, selama di Masjidil Haram kami puas sekali minum air zam zam yang dingin menyegarkan serta berlimpah, bahkan selalu mengisi botol air minum kami untuk bekal di hotel. Kami juga sempat foto-foto di lantai 2 Masjidil Haram dengan latar belakang Kabah, yang alangkah oh indahnya. Tapi hati-hati ya, karena baik di Masjidil Haram maupun di Masjid Nabawi sebenarnya kita dilarang membawa kamera atau HP berkamera, dan tas kita selalu diperiksa, walapun di Masjid Nabawi pemeriksaannya lebih ketat daripada di Masjidil Haram. Kegiatan kami selama di Masjidil Haram adalah Sholat Tahajud disambung sholat Subuh, tidur, sarapan, tour, sholat Zhuhur, makan siang, istirahat, sholat Ashar, jalan-jalan / belanja, sholat Magrib sampai Isya, makan malam, lalu tidur. Begitu terus selama 3 hari.

Selama 3 hari ini kami juga melakukan tour, dan ini beberapa catatan hasil tournya :

- Gua Tsur adalah gua tempat Rasulullah saw dan Abu Bakar bersembunyi dari kejaran kaum kafir Quraisy selama 3 malam ketika hendak hijrah dari Mekkah menuju Madinah. Ketika kaum Quraisy sampai di gua Tsur, ada sarang laba-laba & sarang burung yang menutupi mulut gua, sehingga mereka urung memasuki gua ini. Inilah bukti kebesaran Allah SWT. Selama Nabi bersembunyi, Siti Asma, anak Abu Bakar selalu mengantar makanan, dan anak Siti Asma, Abdullah bin Zubair mendapat tugas intel memata-matai keadaan sekitar, padahal dia masih kecil.
- Permukiman Awali adalah tempat orang-orang yang tergusur dari Masjidil Haram.
- Sedang dibangunnya sebuah proyek Monorel dari Mekkah-Mina-Muzdalifah-Arafah dan diperkirakan selesai pada th 2011.
- Masjid Namiroh hanya dibuka 1 tahun sekali yaitu ketika tg 9 Dzulhijah. Dahulu Nabi berkhutbah dan shalat Dhuhur dan Ashar jama taqdim pada tanggal 10 Dzul Hijjah di Namiroh yaitu tempat di sebelah barat Arofah.
- Jabal Rahmah / bukit kasih sayang adalah tempat bertemunya Nabi Adam AS dan Siti Hawa setelah berpisah selama 200 tahun ketika diusir dari surga, karena Nabi Adam AS diturunkan di India sedangkan Siti Hawa diturunkan di Jeddah. Tempat pertemuan mereka kini ditandai oleh sebuah tugu.
- Di Jabal Rahmah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu terakhir, yaitu pada saat Nabi menunaikan haji wada. Wahyu terakhir itu adalah Surat Al Maidah Ayat 3 : “Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, dan Aku sempurnakan nikmat-Ku atas kalian dan Aku ridha Islam sebagai agama kalian.”
- Muzdalifah terletak antara Arafah dan Mina. Di Muzdalifah ini jamaah haji mabit / bermalam dan mengambil 70 butir batu kecil untuk persiapan lempar jumroh di Mina. Sholat Subuh dilaksanakan berjamaah di Muzdalifah. Setelah sholat subuh, meninggalkan Muzdalifah menuju Mina untuk melakukan melempar jumroh. Bagi orang tua dan yang lemah / sakit boleh meninggalkan Muzdalifah pada malam hari setelah lewat tengah malam baru menuju Mina.
- Di Muzdalifah ada Masjid Masy'aril Haram dimana Nabi Muhamad saw pernah berzikir.
- Lembah Gajah adalah lembah tempat pasukan gajah di bawah pimpinan Raja Abrahah yang berangkat menuju kota Mekah untuk menghancurkan Ka’bah. Raja ini ingin mendirikan gereja di Yaman, sehingga selama masih ada Kabah takut gereja yang dia dirikan kalah pamor. Ketika itu Kabah dijaga oleh kakek Nabi Muhammad SAW yaitu Abdul Muthalib. Ketika pasukan gajah itu dalam perjalanan menuju kabah, datanglah barisan burung Ababil yang masing-masing membawa kerikil, lalu dilemparnya ke pasukan tersebut sehingga pasukan tsb berjatuhan satu persatu dan menumpuk seperti dedaunan yang di makan ulat. Surat Al-Fiil (Gajah).
- Rasulullah sebelum menjadi Nabi, pekerjaannya adalah menggembalakan kambing di sekitar Jabal Nur. Rasulullah suka naik & masuk ke Gua Hira yaitu gua yang terletak tidak jauh dari puncak Jabal Nur untuk menyendiri & bertafakur sambil melihat kearah Kabah langsung, mencari kebenaran karena Rasulullah tidak percaya berhala. Ketika umur Rasulullah hampir mencapai 40 th, pada suatu malam tanggal 17 Ramadhan, turunlah malaikat Jibril menyampaikan wahyu pertama dari Allah SWT yaitu “ ‘Iqra’ (bacalah) denqan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah Menciptakan manusia dari segumpal darah. Iqra’ (bacalah), dan Tuhanmu lah yang Paling Pemurah, sang Mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia Mengajarkan kepada manusia apa sang tidak diketahuinya (Q. Al ‘Alaq: 1-5)”. Setelah mendapat wahyu tsb, Rasulullah segera pulang menemui istrinya Khadijah, gemetaran minta diselimuti, kemudian menceritakan kejadian tsb, dan Khadijah pun langsung percaya & yakin terhadap Rasulullah.
- Makam Ma'la adalah komplek pemakaman yang letaknya sekitar setengah kilometer dari sebelah Utara Masjidil Haram, yaitu tempat pemakaman warga Mekah dan makam jamah haji yang wafat di Mekah.
- Masjid Jin adalah Masjid tempat Nabi Muhammad pernah sedang membaca Al Quran, lalu datanglah segerombolan jin yang heran mendengar bacaan tsb. Lalu para jin meminta bukti kenabian Rasulullah, sehingga Nabi Muhammad saw memanggil sebuah pohon yang terletak di masjid (sekarang), lalu pohon itu pun tercabut dari bumi memenuhi panggilan Nabi hingga berada di depannya, kemudian Nabi menyuruhnya kembali, maka pohon itu pun kembali (ke tempat asalnya), dimana pohon tersebut terletak persis di bangunan Masjid Syajaroh. Maka para Jin tsb bersyahadat masuk Islam. Letak Masjid Syajaroh ini berhadapan dengan Masjid Jin.
- Jabal Qubes adalah jabal tertua dibumi, dimana sekarang telah dibangun Istana Raja Saudi, yang berhadapan dengan masjidil Haram. Ada yang mengatakan di Jabal Qubes adalah tempat makam Siti Hawa, tapi ada juga yang mengatakan di Jeddah.
- Masjid Hudaibiyah adalah masjid yang pernah digunakan Rasulullah SAW dalam membuat perjanjian dengan kaum kafir Quraisy yang berisi : "Dengan nama Tuhan. Ini perjanjian antara Muhammad (SAW) dan Suhail bin 'Amru, perwakilan Quraisy. Tidak ada peperangan dalam jangka waktu sepuluh tahun. Siapapun yang ingin mengikuti Muhammad (SAW), diperbolehkan secara bebas. Dan siapapun yang ingin mengikuti Quraisy, diperbolehkan secara bebas. Seorang pemuda, yang masih berayah atau berpenjaga, jika mengikuti Muhammad (SAW) tanpa izin, maka akan dikembalikan lagi ke ayahnya dan penjaganya. Bila seorang mengikuti Quraisy, maka ia tidak akan dikembalikan. Tahun ini Muhammad (SAW) akan kembali ke Madinah. Tapi tahun depan, mereka dapat masuk ke Mekkah, untuk melakukan tawaf disana selama tiga hari. Selama tiga hari itu, penduduk Quraisy akan mundur ke bukit-bukit. Mereka haruslah tidak bersenjata saat memasuki Mekkah"
- Suku Badui adalah dari suku asli Arab, dimana pekerjaan utamanya adalah beternak unta & menghasilkan susu unta.
- Situs bersejarah peninggalan Nabi Muhammad SAW banyak yang hilang atau tidak dirawat karena pemerintah Arab takut situs tsb menjadi sarana pemusyrikan.
- Masjid Ar Rahmah atau masjid terapung adalah masjid yang berada ditepi laut merah.
- Masjid Qisos atau masjid pancung adalah masjid tempat dilaksanakannya hukuman pancung di Jeddah.
- Masjid Qiblatain atau masjid dua kiblat (di Madinah) adalah dulu bernama Masjid Bani Salamah karena masjid ini dibangun di atas bekas rumah Bani Salamah. Pada permulaan Islam, orang melakukan shalat dengan kiblat ke arah Masjidil Aqsha di di Yerusalem. Nabi Muhammad sudah sangat tidak suka sholat dengan kiblat ke arah Masjidil Aqsha karena orang-orang Yahudi meledek Nabi Muhammad, kok ajarannya berbeda (Islam vs Yahudi) tapi qiblatnya sama yaitu ke Masjidil Aqsha. Sehingga ketika Nabi sedang sholat di Masjid Bani Salamah, tiba-tiba turunlah wahyu surat Al Baqarah ayat 144 : “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Alkitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” Setelah turunnya ayat tersebut diatas, Nabi menghentikan sementara shalatnya, kemudian meneruskannya dengan memindahkan arah kiblat menghadap ke Masjidil Haram. Merujuk pada peristiwa tersebut, lalu masjid ini dinamakan Masjid Qiblatain, yang artinya masjid berkiblat dua.

Kamis, tg 1 Juli 10, setelah sarapan kami siap-siap berkemas untuk kembali ke tanah air. Hari ini adalah hari kami melakukan Tawaf Wada atau Tawaf perpisahan yaitu berpamitan, pulang dari Baitullah, rumah Allah swt, yang kami lakukan sebelum sholat Dzuhur. Ya Allah semoga kami dapat segera kembali lagi kesini untuk melakanakan ibadah Haji. Amin.
Sebenarnya kami masih ada 1 jadwal tour lagi yaitu ke museum Kabah. Tapi izinnya sangat susah sekali. Akhirnya setelah makan siang, barulah izin tsb turun juga. Kami mengunjungi musium yang berisi foto-foto dan replika Masjidil Haram, sumur air zam zam, perak penyanggah Hajar Aswad, tiang Kabah kuno, bekas pintu Kabah & pintu Masjidil Haram, bekas kiswah (tutup kabah), tangga mimbar Masjidil Haram, dan pernik pernik antik lainnya yang berasal dari Masjidil Haram dan Kabah.

Sepulang dari tour segera kami berkemas dan menuju bis yang akan mengantarkan kami ke Jeddah. Disini kami ada waktu waktu sebentar untuk berbelanja oleh-oleh. Hmm kebetulan, karena oleh-olehku sangat kurang sekali, maklumlah selama di Mekah kan kami fokus kepada ibadah, mana ada waktu, lagipula kaki ini rasanya gempor kalau mesti ke pasar / mall lagi. Pertokoan di Jeddah sangat Indonesia sekali. Jangan khawatir ngak bisa ngomong kalau pergi ke Arab, karena banyak sekali orang Arab yang mengerti & bisa bahasa Indonesia, dan banyak sekali warga Indonesia yang bekerja disini, baik di pertokoan atau bahkan di Masjidil Haram.
Setelah berbelanja kami menuju laut Merah dan berfoto-foto dengan latar belakang Masjid Apung, yaitu Masjid yang apabila laut Merah sedang pasang, maka Mesjid akan kelihatan seperti mengapung diatas air.

Lalu kami makan malam di sebuah restaurant masakan asia, yang masakannya hmm enak juga. Setelah perut kenyang kami segera menuju Bandara Jeddah. Kembali kami akan naik Saudi Arabian airline pada pk 24.30 waktu Jeddah, selama 8 jam langsung ke Bandara Sukarno Hatta dan tiba sekitar pk 12.30 waktu Jakarta. Oh ya sebelum pergi kami mendapat peringatan dari pihak tour kalau naik pesawat Saudi Arabian itu, tempat duduknya ngak bisa diatur, alias mencar-mencar. Jadi suami istri, ortu dan anak mencar semua. Argh. Akhirnya kami minta tuker-tukeran tempat deh. Untunglah aku sebangku dengan kakak ipar ku, dan suami ku berada di 2 kursi didepanku. Alhamdulillah kami tiba dengan selamat di tanah air, Jumat tg 2 Juli 10, dengan kaki bengkak karena lama menggantung, dan selama perjalanan hujan turun cukup sering dan lebat. Sangat menegangkan bagi ku yang takut terbang.