Friday, January 27, 2012

Rasa besar di Dapur Kecil (***)







Karena letak kantor saya didaerah SCBD, kadang kadang saat jam istirahat tiba kami sering makan siang sekalian berbelanja di supermarket Grand Lucky. Maklumlah ibu ibu ada saja yang kurang untuk keperluan rumah tangga. Suatu ketika teman saya bercerita, dia janjian sama temannya di Ketjil Kitchen dekat supermarket Grand Lucky. Saya terbingung bingung, karena setelah sekian lama dan seringnya saya ke Grand lucky, kok saya tidak menyadari ada tempat bernama Ketjil Kitchen. Keesokan harinya sayapun penasaran menyambangi tempat tsb. Oh rupanya Ketjil Kitchen adalah sebuah tempat makan yang berada didalam kompleks supermarket Grand Lucky, yang letaknya diseberang pintu masuk supermarket.
Ketika masuk ketempat ini, benar benar sesuai namanya yaitu kecil banget ruangannya, tapi isinya cukup padat alias dipenuhi pengunjung. Tersedia beberapa meja bulat dan persegiempat berukuran kecil cukup untuk 2 orang saja, plus sebuah sofa dipojok ruangan. Ruangan ini paling paling hanya bisa menampung maksimal 20 orang pengunjunglah, sehingga dapat dipastikan kami tidak kebagian tempat duduk. Untunglah dibagian belakang ada meja bar tempat meracik minuman dan tersedia beberapa kursi bar yang tinggi. Akhirnya kami duduk disana, bergabung dengan pengunjung lain.
Setelah kami duduk, kami baru memperhatikan bahwa ada antrian didepan kasir. Rupanya pengunjung yang datang harus langsung antri didepan kasir. Pantesan tidak ada pelayan yang hilir mudik disini. Saya pun beranjak ikut mengantri. Ditembok belakang kasir ada 3 papan tulis hitam yang berisi menu yang ditulis dengan kapur tulis warna warni, yaitu menu salad, grill, pasta, sandwich, beef, rice dishes, soup, dessert serta beverage. Harga makanan berkisar antara Rp 30ribuan sampai dibawah Rp 50ribuan. Kalau harga dessert dan minumannya sekitar Rp 20ribuan keatas.
Kami berempat masing masing memesan : chicken crema mushroom, spaghetti Bolognese, chilli dog dan caesar salad. Sedangkan minumannya ada yang memesan tea dan milkshake. Selesai memesan dan membayar, kami kembali ketempat duduk. Tak begitu lama, seorang pelayan memanggil sebuah nama dan berkata pesanannya sudah siap. Oh kami baru paham sekarang, bila pesanan kita sudah siap, makanan akan ditaro dimeja bar, lalu pelayan akan memanggil nama kita dan menyebutkan nama menu pesanan kita. Kitapun harus datang dan mengambil makanan itu sendiri. Bila perlu sendok, garpu, pisau, sedotan, tissue, garam, merica, saus dan cabe bubuk juga dipersilahkan mengambil sendiri dari meja bar. Ha ha ha unik ya, self service.
Ms Keni, chicken crema mushroom anda siap! Aha saya melompat gembira (kursinya tinggi sih) dan menyongsong pesanan saya. Pemandangan didalam piring saya indah sekali yaitu ditengah tengah ada potongan kentang rebus yang ditumis bumbu, disekitarnya ada 4 jenis pendamping yaitu dada ayam yang di grill dan dipotong kecil kecil serta disiram saus mushroom cream yang berwarna putih, kemudian ada telur mata sapi, lalu ada salad daun lettuce dengan potongan buah zaitun hitam, yang terakhir ada sepotong garlic bread berbentuk oval. Mata saya berbinar binar dan mulai menyantap makanannya. Kentangnya lembut dan gurih, ayamnya empuk dengan saus mushroom yang creamy, sungguh serasi dengan rasa salad yang asam. Saya potong telurnya, byar kuning telur yang setengah matang meleleh keluar, hmm enak juga ya. Tapi favorit saya adalah garlic breadnya yang empuk, gurih dan wangi, sampai saya irit irit makannya, ha ha ha. Pokoknya makanan saya mengandung 4 sehat 5 sempurna, komplit deh gizinya.
Tak lupa saya cicipi makanan pesanan teman teman saya. Yang paling unik adalah chili dog yaitu roti hotdog berukuran besar yang berisi sosis dan disiram saus daging sapi cincang serta ditaburi keju. Uniknya hotdog ini disajikan bersama kripik singkong (apakah kripik singkong pak manto jl. Senopati ?), ditaro didalam mangkuk keramik berbentuk kotak dan dialasi talenan kayu. Rasanya sudah pasti enak, sama dengan spaghettinya juga enak, saus Bolognesenya banyak. Terakhir Caesar salad, isinya potongan daun lettuce yang disiram sedikit saus creamy, ditaburi parutan keju dan diberi potongan dada ayam yang di grill, disajikan bersama sebuah telur rebus yang dipotong 2 dan sepotong roti garlic, rasanya sempurna.
Gelas minumannya unik dan lucu loh yaitu mug yang berbentuk botol selai berwarna bening. Tak hanya makanan dan peralatannya saja yang unik, desain interiornya juga unik bergaya vintage. Didinding terpasang beberapa lukisan bergaya jadul, lalu ada piringan hitam yang dibingkai bersama sampul albumnya. Beberapa pajangan seperti TV, radio, tempat lilin, teko, rantang, gelas dan piring, semuanya merupakan barang barang tua yang menghiasi rak dan lemari pajangan. Serunya lagi loyang kue dan panci aluminium dipakai sebagai kap lampu gantung, wah keren.
Kesimpulan saya setelah menyantap makanan disini adalah makanannya enak dan kenyang banget, suasana akrab, tapi kalau kita terlalu berisik, pengunjung lain pasti terganggu. Harganya lumayan mahal sih, bila pesan main course plus minuman bisa habis sekitar Rp 75ribuan per orang. Jadi kalau tiap hari maksi disini ya mana tahan…

Thursday, January 26, 2012

Pucat pasi di Waroeng SS (**)














Akhirnya kesempatan untuk makan siang di Waroeng Spesial Sambal (SS) tercapai juga. Maklumlah karena letaknya yang jauh dari rumah yaitu di jl. Margonda raya Depok, kami jadi agak malas menyambanginya. Nama warung ini sudah wara wiri didunia perkulineran khususnya bagi para penggemar sambal tingkat tinggi. Sebenarnya saya sendiri hanya pemakan sambal kelas pemula, tetapi suami saya penyuka sambal kelas advance. Jadi saya terobsesi ingin mengajak suami makan disini untuk membuktikan apakah memang dia layak berada dikelas advance sesuai dengan pengakuannya. Nah mari kita buktikan.
Ketika kami datang, diatas pintu masuk terpasang sebuah spanduk bertuliskan : 31 sambal, 29 lauk, 11 sayuran, 21 minuman. Aha, iklan yang menarik karena jumlah menu sambal lebih banyak dari lauknya. Walaupun namanya warung, tempat makan ini berada disebuah bangunan pemanen yang cukup luas, sederhana tapi bersih dan rapih. Ruangannya tidak ber AC, langit-langitnya tinggi, terbuat dari bambu, sehingga suasananya menjadi sejuk. Ketika masuk, kami dipersilahkan memilih tempat duduk dikursi atau dilesehan.
Pelayan memberikan selembar kertas yang berisi daftar menu dan harganya. Wah murah-murah banget ya. Harga sambal paling murah Rp 1.500 yaitu sambal lombok hijau, sedangkan yang paling mahal saja Rp 6.000 yaitu sambal udang. Untuk lauknya yang paling mahal adalah gurame goreng Rp 30.000 sedangkan yang paling murah adalah tahu / tempe Rp 3.500. Asiknya lagi tersedia bermacam macam jus dengan harga paling mahal Rp 8.500 yaitu jus gobal gabul dan paling yang murah Rp 5.000.
Karena bingung ketika memilih pesanan, kamipun minta rekomendasi dari pelayannya. Pilihan kami adalah 3 jenis sambal yaitu sambal terasi segar, sambal bawang dan sambal udang pedas. Untuk lauknya kami memesan ayam kosek, sapi goreng, ikan nila goreng, jamur goreng, tahu tempe goreng & plecing jawa. Untuk minumannya kami pesan jus nangka dan jus gobal gabul.
Topnya lagi, baru saja kami selesai cuci tangan bergantian ke wastafel, pesanan kami pun tiba dengan cepat dan masih panas. Semua lauk dan sambal masing masing disajikan diatas mangkuk tanah liat yang beralaskan daun pisang. Tak lupa kami pesan krupuk sebagai penawar rasa pedas. Mari saya bahas satu persatu.
Pertama ayam kosek, yaitu ayam goreng yang diatasnya dilumuri sambal rawit hijau, ketika dimakan wuih aku menyerah, tidak cocok bagi pemula seperti saya. Lauk saya sih ikan nila goreng yang saya cocol kedalam sambal bawang, yaitu sambal matang hasil ulekan cabe merah dengan bawang, hmm yang ini enak, tingkat kepedasannya masih bisa ditolerir. Kemudian saya ambil jamur gorengnya, yaitu jamur tiram yang digoreng tepung, garing diluarnya dan berwarna putih. Jamur ini favorit saya, rasanya gurih dan semakin mantap ketika dicocol kedalam sambal udangnya. Hmm sambal udangnya enak, yaitu sambal cabe merah yang matang, diulek bersama sedikit cabe rawit hijau, dan diberi beberapa potong udang serta irisan tomat.
Setelah beberapa saat asik menikmati makanan, saya pun bertanya kepada suami, “bagaimana sambalnya, pedas ngga ?” “Ngga, biasa saja” jawabnya. “Terus sambal mana yang paling pedas ?” tanya saya kembali. Suami saya menunjuk sambal terasinya. Saya pun mendongak melihat wajahnya. Oh alangkah terkejutnya saya, saking asyiknya saya menikmati makanan, pandangan focus kepada makanan, maka saya baru melihat wajah suami saya. Matanya berkaca-kaca, titik titik keringat keluar dari pori pori wajahnya, serta mukanya sedikit pucat pasi. Hua ha ha ha ha saya pun tertawa geli, rupanya suami saya gengsi untuk mengakui bahwa dia telah dikalahkan oleh rasa pedas sambal tersebut. Sambal terasi tersebut merupakan sambal cabe merah yang masih segar & mentah. Saya sih sama sekali tak berminat mencicipinya, pasti nggak kuat.
Makan kembali kami lanjutkan. Tahu tempe gorengnya rupanya bukan cuma 1 potong loh melainkan 3 potong tempe dan 4 potong tahu. Yang terakhir plecingnya, menurut kami sih bumbunya kurang cocok bagi lidah kami karena rasanya agak manis dan sepertinya memakai petis, teksturnya kental dan warnanya merah kehitaman mirip bumbu rujak. Akhirnya hanya kangkungnya saja yang kami makan. Setelah selesai makan, saya baru sadar, semua lauk dan sambal habis kecuali sambal terasinya.
Rasa pedas ini kemudian kami bilas dengan segelas jus. Jus gobal gabul itu rupanya jus buah mix, boleh pilih 2 macam buah apa saja tergantung selera kita. Bukan cuma jus gobal gabul saja yang namanya unik. Rupanya disini ada beberapa menu yang memiliki nama julukan yang unik atau lucu loh. Misalnya sambal terasi segar dijuluki “sport”, wah memang cocok, buktinya wajah suami saya seperti abis olahraga keras. Sambal bawang dijuluki “goalpal” dan sambal udang dijuluki “hati hati”. Julukan sambal lainnya yang tidak kalah lucu adalah sambal Lombok ijo dijuluki “hantu kipper”, sambal tubruk dijuluki “P3K”, sambal kecap dijuluki “bull shit”, dll.
Sebenarnya lauk disini rasanya standard saja tapi bila dipadukan bersama sambalnya jadi luar biasa. Lagipula makanan segini banyak kami hanya membayar Rp 75.000 loh. Nah siapa lagi yang berani mencoba tantangan baru ?

Monday, January 23, 2012

Nikmat lembut kornet lidah sapi di Warung Garem Garem (***)

http://www.yukmakan.com/review/members/Warung%20Garem%20Garem/3660/nikmat-lembut-kornet-lidah-sapi-di-warung-garem-garem





Welcome to Warung Garem Garem family kitchen. Hmm sebuah nama yang unik. Dengan logo bergambar botol tempat garam, warung ini kami lihat ketika melewati jalan Diponogoro. Tapi saya tidak yakin dengan sebutan warung tsb karena bangunannya keren, bagus, rapih dan baru sehingga lebih layak disebut cafe atau restaurant. Kami pun sepakat untuk mampir kesana disaat makan malam karena tempatnya cukup ramai oleh pengunjung.

Ketika kami tiba disana, kami disambut ramah oleh seorang waitres dan diantar ke meja kursi kayu sederhana. Suasana disini homey banget, sederhana, nyaman tapi indah. Dindingnya saja berupa batu bata, lantainya semen serta sebagian dinding bagian atas dan langit langitnya dilapisi kayu.

Menu yang tersedia disini sangat jauh dari menu warung biasa, yaitu sebagian besar menu ala Eropa seperti steak, pasta, salad, pita bread, beef bockwurst, dll. Supaya pesanan kami pas, kamipun bertanya kepada waitres, menu andalan apa yang tersedia disini. Waitres merekomendasikan masakan kornet lidah sapi yang ternyata merupakan resep warisan keluarga pemilik warung ini. Uniknya lagi sketsa gambar pemilik warung ini, yang terdiri dari 3 orang, terpampang jelas di sampul buku menunya. Suami yang memang penggemar masakan lidah sapi langsung setuju untuk mengorder menu tsb. Sedangkan saya sangat tertarik dengan gambar menu pan fried chicken piccata. Untuk minumannya saya memesan hot chocolate dan suami memesan peach iced tea. Karena kedatangan kami pas diwaktu sholat Magrib, kami pun sholat diruang sholat yang kecil tapi bersih dan rapih.

Pesanan kami tiba diwaktu yang tidak begitu lama. Penampilan kornet sapi sungguh menggugah selera. Empat potong lidah sapi yang cukup tebal disajikan didalam kuah kaldu bening yang dihiasi bawang dan tomat. Pendampingnya adalah nasi putih, semangkuk sambal serta irisan wortel dan baby buncis. Ketika dimakan hmm empuk banget lidahnya, kuahnya pun gurih dan harum. Wah enak dan istimewa.

Sekarang giliran menu pesanan saya yaitu pan fried chicken piccata yaitu sebuah dada ayam tanpa tulang yang dibalut telur dan digoreng kering. Hmm aroma telur gorengnya menguar gurih memancing selera. Disajikan bersama spageti dengan topping saus tomat. Ketika dimakan daging ayamnya empuk, lapisan telurnya terasa garing dan gurih, pas banget berpadu dengan spageti yang rasanya asam segar yang berasal dari saus tomatnya.

Jangan salah, bukan hanya makanannya saja yang istimewa, minumannya pun terasa nikmat. Minuman pesanan saya sih standar yaitu hot chocolate tapi aromanya itu loh yakni aroma caramel yang terasa kuat dihidung tapi ketika diminum rasanya tidak begitu manis, sehingga disediakan 2 bungkus gula bila ingin terasa lebih manis, tapi kalau buat saya sih pas banget rasanya. Sedangkan minuman peach iced tea pesanan suami saking enaknya sampai pesan 2 gelas, yaitu es teh biasa yang diberi bubble tapi bubble tersebut lapisannya tipis sekali sehingga ketika pecah dimulut keluarlah cairan rasa peach, wah enak banget. Saking penasarannya kamipun bertanya nama bubble tersebut yaitu popping boba. Hmm beli dimana ya ?

Mengenai harga disini relative terjangkau, yaitu lidah sapi Rp 32.000, chicken piccata Rp 45.000, ice tea Rp 19.000 dan hot chocholae Rp 15.000. Ternyata warung ini melayani waktu breakfast juga loh yaitu pk 6.30 - 10 pagi dengan menu khusus seperti nasi goreng, mi rebus, bubur ayam & bolu kukus daging yaitu bolu kukus isi daging cincang disajikan bersama siomay. Wah terbayang keunikan dan kenikmatannya.

Warung Garem Garem
Jl. Diponegoro No. 3A, Bandung
Telp: 022-4263051/4265062

Menikmati nasi ayam kremes meni “Sedep Raos” pisan (**)






Bulan Januari ini, hujan turun tak henti-henti, tapi tak menyurutkan langkah kami berlima untuk pergi berbelanja sekalian arisan bulanan. Kali ini tujuan belanja kami adalah ke PGC alias Pusat Grosir Cililitan. Tak disangka, hari Minggu sore ini ternyata PGC dipenuhi pengunjung yang berdesak desakan. Setelah puas bekeliling mencari barang barang kebutuhan, tubuh terasa letih dan lapar. Tetapi tempat makan di PGC hanya sedikit pilihannya serta dipenuhi antrian pengunjung. Akhirnya kami putuskan untuk makan di jalan menuju arah pulang ke rumah kami didaerah Cilandak.
Seorang teman saya teringat, ada sebuah rumah makan kecil dimana masakannya lumayan enak, pilihannya banyak dan harganya terjangkau. Terbukti dia sering membungkus makanan dari sana untuk dibawa pulang. Hmm boleh juga tuh kami coba. Jadilah kami menuju kedai “Sedep Raos” di jl. Cipete Raya no 6, Cilandak.
Rekomendasi teman ku ini sungguh tak mengecewakan. Begitu banyak jenis menu pilihan disini yaitu dari masakan (muslim) Chinese food yang terdiri dari 85 jenis menu, lalu ada aneka gudeg komplit termasuk ceker opor dan paket kendil, aneka bakmi jawa dan nasgor, serta masakan andalan “SR” yaitu ayam kremes, bakar dan peyet serta rawon, soto kwali, nasi langgi & nasi liwet. Apabila hanya ingin makan kudapan, disini tersedia serabi solo 20 rasa dan batagor, serta aneka cemilan pelengkap makan seperti rempeyek, krupuk dan emping. Bahkan menu minumannya pun ada 20 macam.
Atas rekomendasi temenku itu, kami sepakat memesan nasi ayam kremes dan gudeg komplit. Penampakan ayam gorengnya sungguh menggoda hati yaitu sepotong ayam goreng yang diselimuti tepung kremes yang bergumpal dan menempel didaging. Ketika ayam hendak disuir, tangan kami tak kuasa memegangnya saking panasnya. Ayam disajikan bersama nasi putih, lalapan serta semangkok sambal. Sambal terdiri dari 2 jenis yaitu sambal matang dan mentah yang ditaro bersisian. Ayam terasa empuk dan gurih dengan bumbunya yang meresap kedalam daging. Begitu pula dengan bumbu kremesnya terasa gurih dan garing. Ketika dicocol bersama sambal, wuah, sambal mentahnya terasa pedas menggigit. Ini pasti sambal cabe rawit. Hati-hati, sambal ini hanya cocok untuk penggemar sambal kelas tinggi karena kedasyatannya. Temanku yang orang Padang saja setelah menghabiskan setengah porsi sambal dia mulai menyerah dan menyingkirkan sambalnya. Saya pun terpaksa meminta kecap manis untuk mengurasi rasa pedas dari sambalnya.
Untungnya kami memesan 1 porsi gudeg komplit sebagai penawar rasa pedas. Gudeg komplit terdiri dari gudeg, krecek, sepotong tahu & tempe bacem, sepotong paha ayam, sebutir telur serta opor ceker. Gudegnya berwarna merah kehitaman diberi daun singkong dan santan kental atau areh. Gudegnya kering, rasanya enak & manisnya tak berlebihan, cocok bagi lidah saya. Selain itu kreceknya besar-besar dengan kuah merah berminyak dengan beberapa cabe rawit yang mengambang. Tahu tempe serta ayamnya nya juga berukuran besar, dibacem dengan rasa manis yang pas. Yang agak jarang ditemui adalah opor ceker, yaitu 3 potong kaki ayam yang berukuran besar dan empuk, kuahnya pun banyak. Hmm pokoknya enak deh.
Harga disini lumayan terjangkau yaitu nasi ayam kremes nya Rp 19.500 dan gudeg komplitnya Rp 29.500. Enaknya lagi disini menerima pesanan catering & nasi box serta delivery oder bila dirumah tidak sempat masak, dengan minimal pemesanan Rp 100.000. Nah tunggu apalagi, yang mau DO bisa telpon ke 021 7581 8530. Oh ya ketika saya baca bill nya, rupanyanya Sedep Raos disini adalah cabang Jogja loh yaitu di jl. Seturan Raya no 15. Pantesan enak ya.

Sunday, January 08, 2012

Kuliner Cirebon


Nasi Lengko
Garang Asem




Ayam Bahagia
Garang Asem

Ayam Bahagia
Ayam Bahagia

Sere Manis

Sere Manis


The Baked Goods


The Baked Goods


The Baked Goods
The Baked Goods

The Baked Goods
Sere Manis




The Baked Goods
Kalau ada libur lebih dari 2 hari gatal rasanya kalau tidak pergi. Jadi ketika ada tambahan libur sehari setelah Natal, suami saya mendadak ngajak pergi ke Cirebon, pada hari Minggu jam 1 siang, langsung cari tiket kereta api dan hotel serta rencana pulang hari Senin. Kebetulan hari Sabtu ada tamu, lalu hari Minggu pagi pun ada tamu lagi. Setelah tamunya pulang, kami siap-siap pergi makan siang keluar, eh entah mengapa dia malah terinspirasi pergi ke Cirebon dan langsung telpon sana sini untuk mencari tiket kereta api dan hotel. Dan dimulailah petualangan kami.



1.    Makan siang di Pondok Hijau Garang Asem, Jl. RS Fatmawati no. 12 Jak Sel (*)

Sebelum pergi ke Gambir, lunch dulu dong. Kebetulan kami teringat sebuat rumah makan baru di jl. RS Fatmawati yaitu Garang Asem yang belum kami coba. Rumah makan ini bernuasa hijau daun sehingga diberi nama Pondok Hijau. Ada 3 jenis garang asem yang tersedia yaitu garang asem iga, ikan & ayam kampung. Selain itu ada juga masakan jawa lainnya seperti ayam goreng / bakar, pecel, tempe tahu, dll. Suami saya memesan garang asem iga sedangkan saya memesan ayam goreng saja, karena takut tidak doyan, ditambah tahu sambal kecap serta minuman jus kedondong jeruk.
Didalam buku menu tertulis : “ Spesial menu Garang Asem, masakan khas Jawa Tengah, dimasak dengan cara dikukus memakai daun pisang, tanpa micin, tanpa minyak, tidak berkolestrol, rasanya asam gurih seger pedas, bisa juga tidak pedas, dan mak nyuuus. Khasiat blimbing wuluh mengobati darah tinggi, asam urat.”
Tak berapa lama hidangan pun diantar ke meja kami. Yang belum tau masakan garang asem itu apa, mari saya jabarkan.
Sebuah mangkuk bening beralaskan daun pisang berisi potongan daging iga tanpa tulang dengan bumbu bumbu : belimbing wuluh, tomat hijau, daun salam, sereh, lengkuas, bawang merah dan putih serta cabe rawit, dimana semua bumbu tsb masih terlihat utuh atau dipotong besar-besar, serta berkuah bening.
Ketika ku cicipi, daging terasa empuk, rasa kuahnya sesuai kata iklannya yaitu “asam gurih seger pedas” tapi dengan katagori sopan sehingga semua kalangan bisa menikmati hidangan ini dengan nyaman baik di lidah maupun di perut.
Cara memasaknya sebenarnya gampang saja, yaitu daging direbus dengan bumbu dan rempah tersebut diatas. Setelah daging matang dan empuk, tuangkan kedalam mangkok daun pisang lalu dikukus sehingga aroma daun pisangnya menguarkan wangi harum menggugah selera, hmm…
Tahu sambal kecapnya cukup istimewa di lidah. Yaitu 3 potong tahu putih berbentuk kotak, lalu diatasnya dikerat vertical horizontal, lalu digoreng hingga berwarna kecoklatan, dihidangkan bersama kecap yang diberi irisan cabe rawit dan bawang, rasa tahu nya patut di acungi jempol, asli, enak dan lembut.
Yang terakhir, yang juga istimewa yaitu jus kedondong jeruk, rasanya manis dengan semburat rasa asam segar, jauh dari rasa kecut, hmm enak.
Secara keseluruhan penilaian rumah makan ini bagus, baik dalam kualitas dan rasa makanan, kerapihan dan kebersihan ruangan, pelayanan sopan dan cepat. Mengenai harganya standard saja yaitu Rp 35.000 untuk garang asem, Rp 17.000 untuk ayam goreng, tahu Rp 5.000 dan Rp 12.000 untuk jus nya. Ditambah nasi, krupuk, teh, dll lalu dikurangi diskon grand opening, maka kami cukup membayar Rp 65.250 saja.
Nah buat penggemar masakan jawa, rumah makan ini bisa menjadi alternative baru.

2.    Makan malam Nasi Lengko & sate kambing H. Barno jl. Pagongan Cirebon (**)

Berangkat ke Cirebon dengan kereta api Argojati pada pk 17.15, AC di stel pol dinginnya. Rasa lapar mendera kami. Walaupun begitu kami tahan, jangan sampai makan di kereta api, sebab rencana kami ingin segera makan malam di kota Cirebon. “Tapi jangan makan nasi jablang yah” kata suami ku, “kan sudah pernah, kita coba makanan yang lain” ajaknya. Saya sih menurut saja, kan dia yang sudah menguasai lapangannya.
Becak yang membawa kami dari stasiun kota Cirebon diarahkan suami menuju jalan Pagongan. Rupanya disana ada sebuah warung berjudul Nasi Lengko H. Barno. Saya sama sekali tidak memiliki bayangan seperti apa hidangan tersebut. Jadi saya pasrah saja ketika suami saya memesannya. Rupanya disini tersedia juga sate. Tapi sayangnya hanya tersedia sate kambing saja. Mata saya langsung mendelik, jangan sampai dia makan sate kambing, bisa bengkak tuh kakinya kena asam urat. “Sate kambingnya untuk ku saja ya 5 tusuk” kataku “Tapi kamu jangan makan ya” pesanku.
Walaupun bisa dimasukkan kedalam kategori warung, tempat makan ini cukup luas dan memanjang kedalam. Sedangkan nasi lengko serta sate dimasak di atas gerobak didepan pintu masuk warung.
Yang belum tau nasi lengko itu seperti apa, saya pun baru tau saat itu. Yaitu nasi putih yang diberi potongan tahu tempe goreng, lalu ditaburi potongan ketimun, daun kucai serta bawang goreng, disiram kecap manis dan sambal kacang.
Rasanya unik, manisnya kecap, pedasnya sambal serta segarnya ketimun berpadu dimulut, ditambah tahu tempenya yang terasa asli dan segar. Hmm enak. Tapi semua itu tentulah lebih nikmat bila ditambah lauk sate kambing. Tapi eh kok hilang 1 tusuk ya ? Mata saya kembali mendelik ke arah suami saya yang sedang asik mengunyah sate. Piring sate pun saya pindahkan menjauhi dia.
Penampilan sate cukup mungil menurut saya. Setiap tusuk hanya berisi 3 potong dengan urutan : daging lemak daging. Sate tidak terlihat gosong bahkan daging masih terlihat putih dan bersih. Disajikan bersama bumbu kecap manis dan sambal kacang yang sama dengan nasi lengko, plus acar ketimun. Sate terasa enak dan empuk serta tidak bau. Potongan lemaknya justru yang paling besar. Memang sih tidak sehat dan menyeramkan bagi kesehatan jantung. Tapi saya menyerah, 4 tusuk sate tsb langsung ludes saya habiskan. Sayangnya masih kurang 1 jenis pendamping lagi yaitu krupuk yang persediaannya sedang habis.
Setelah kenyang, badan kembali terasa hangat dan segar, siap menempuh perjalanan menuju hotel. Harganyanya pun ramah dikantong yaitu Rp 27.000 untuk 2 porsi nasi lengko, 5 tusuk sate serta minuman teh hangat. Buat yang akan berkunjung ke kota Cirebon jangan lupa singgah kemari, sebagai salah satu tujuan wisata kuliner.

3.    Ayam goreng “Bahagia” ibu Hj. Sunarti jl. Bahagia no 69-71 Cirebon, telpon 0231 2070254 (**)

Makan siang dimana nih sebelum pulang ke Jakarta ? Kali ini suami saya mengarahkan tukang beca menuju jl Bahagia. Rupanya disini ada sebuah rumah makan ayam goreng / panggang ibu Hj Sunarti. Setelah masuk, kita harus langsung menuju meja pemesanan. Sayangnya ketika suami memesan ayam panggang, rupanya menu tsb sudah tidak tersedia lagi disini.
Dimeja pemesanan ini terhampar aneka potongan ayam seperti dada, paha, kepala, ati, ampela, sate usus, sate tunggir, tahu, tempe dan pete yang digantung. Ayamnya adalah ayam kampung tapi saya melihat tumpukan ayam berwarna hitam. “Apa ini bu ?” tanya saya. Oh rupanya ini adalah ayam cemani. Wah daripada nanti takut tidak doyan, lebik baik kami memesan ayam kampung biasa saja deh. Setelah kita pilih mau lauk yang mana, lalu tinggal digoreng.
Pilihan minumnya juga banyak yaitu aneka jus, teh, softdrink, kelapa, jeruk, dll. Saya melirik ke meja meja pengunjung lain, banyak yang memesan jus alpukat, hmm tampaknya menggiurkan. Saya pun memesan jus alpukat sedangkan suami memesan es jeruk. Sekali lagi saya melirik ke nasi nasi yang diantar ke meja pengunjung, wah wah wah kok tampak sementung banyaknya. Saya pun berpesan agar ukuran nasi saya dikurangi.
Lalap sambal telah diantarkan ke meja. Melihat pengunjung yang memesan sayur asem, suami saya menjadi tertarik dan ikut memesan. Ketika jus alpukat diantarkan, jus terasa kental berisi alpukat murni yang ditambah susu coklat, oh alangkah nikmatnya. Es jeruknya juga oke, cukup kental dan manis.
Setelah agak lama, akhirnya pesanan kami datang juga, yaitu paha goreng yang ditusuk seperti sate, ampela, kepala serta tempe. Sambal yang disediakan berupa sambal yang digoreng. Tak sabar rasanya ingin segera makan, tapi apa daya, ayam goreng masih terasa sangat panas ditangan. Sabar sedikit dan nyam, ayam terasa gurih dilidah, bumbunya sungguh meresap kedalam daging. Tempe walaupun warnanya agak dekil, ternyata enak. Tempe Cirebon jauh deh sama yang di Jakarta, asli kedelainya. Sayur asemnya saja sungguh segar. Kuahnya banyak dan bening, jagungnya besar dan manis, ditambah labu siam, daun melinjo dan kacang panjang. Tak terasa nasi dipiring hampir habis. Kami menyesal karena masing masing hanya memesan sepotong paha, padahal ukuran ayam kampung kan kecil. Tapi kalau nambah ayam lagi sepertinya bakalan lama nih menggorengnya.
Selesai makan, kami segera membayar. Harga ayam Rp 14.000, tempe Rp 1.500, kepala Rp 2.500, ampela Rp 3.000, sayur asem Rp 3.500, nasi Rp 3.500, alpukat Rp 8.000 dan jeruk Rp 7.000. Badan terasa berkeringat dan segar kembali, siap menghadapi dinginnya AC kereta api Argojati. Goodbye Cirebon.

4.    Sere Manis, Jl. H. Agus Salim no. 16, Sabang, Jak Pus, Telpon 021 3190 9025 (*)

Alhamdulillah, akhirnya kami tiba di stasiun Gambir. Waktu hampir menunjukkan pk 6 sore. Waktu Magrib akan segera tiba serta perut kami sudah mulai berdendang akibat kedinginan. Segera kami mencari tempat untuk beristirahat, sholat dan makan malam. Sebenarnya tujuan kami hendak ke jalan Sabang sebagai pusat kuliner. Tapi ketika berbelok terlihat sebuah gedung baru dipojokan jalan Agus Salim, dimana di lantai bawah ada sebuah toko kue “The Baked Goods” milik artis Erwin Parengkuan & istrinya Jana. Wah toko kue ini memang sedang kucari-cari tempatnya, akhirnya ketemu juga. Kebetulan lagi dilantai 2 terdapat sebuah restaurant bernama “Sere Manis”. Wah cocok nih sebagai tempat beristirahat dan mengisi perut.
Menilik dari namanya, pasti restaurant ini menyajikan masakan Indonesia. Memang benar sih, tetapi selain itu disini juga banyak menyajikan kudapan seperti dim sum, bubur kacang hijau, bubur sumsum & ketan hitam, roti bakar, roti prata, singkong goreng, pisang goreng, tape goreng, mendoan, kroket, risoles, lupis, gemblong, dll. Belum lagi minuman seperti bajigur, bandrek, es cendol, es campur, teh daun sereh, teh tarik, aneka kopi, dll. Sedangkan untuk makanan beratnya tersedia menu aneka soto seperti soto tangkar, soto betawi, soto kudus, soto mi, soto daging, sop buntut dan sop iga. Lalu aneka ayam, bebek, ikan, iga dan empal. Aneka mi, bihun dan kwetiau, dan masih banyak lagi seperti pempek, asinan jakarta, udang goreng telur asin, kepiting soka, pindang patin, nasi bakar menado, dll.
Selain menunya yang beragam, jam bukanya pun memiliki keunggulan yaitu dari pk 7 pagi sampai tengah malam. Letaknya di Jakarta Pusat tepatnya di sentra kuliner jl Agus Salim no. 16 Sabang, maka tentulah restaurant ini cocok untuk aneka kebutuhan yaitu tempat sarapan sebelum ke kantor, tempat lunch dan dinner, tempat janji ketemuan karena letaknya yang strategis, tempat nongkrong sepulang kerja, bahkan tempat nunggu kemacetan reda atau menunggu waktu 3 in 1 habis.
Nah malam ini kami memilih menu mi ayam jamur dan mi goreng jawa, untuk minumannya kami pilih teh jahe panas dan jus semangka. Untuk mi ayam jamurnya, memakai mi keriting tapi ketika dimakan terasa tektur mi nya agak tebal dan kenyal, diberi topping ayam, jamur bawang goreng serta sawi, rasanya sih standard saja. Sedangkan mi goreng jawa memakai mi yang tidak keriting, tekturnya lebih kecil dan lebih empuk, digoreng bersama potongan ayam, irisan kol dan daun bawang, ditaburi bawang goreng, dan warnanya coklat pekat sehingga rasanya muanis banget, berlebihan kalau buat ku sih. Sehabis makan yang manis, tenggorokan terasa lega dibilas teh jahe yang pedas dan terasa hangat diperut.
Walaupun begitu, keunggulan akhir disini adalah harganya yang masuk akal yaitu antara sepuluh ribu dan maksimal tidak lebih dari empat puluh ribu. Hmm mungkin lain kali kami akan mampir untuk mencoba makanan beratnya untuk makan siang.
Sebelum pulang tak lupa kami mampir ke “The Baked Goods” untuk membungkus aneka kue untuk camilan nanti malam. Ah saya penasaran dengan bublanina yaitu dessert khas ceko yang memakai strawberry segar sebagai salah satu bahannya. Suami saya sangat tertarik dengan quiche yaitu pai yang isinya terbuat dari susu, telur, keju dan jamur.
Sepertinya kami suatu saat kami harus kembali kesini untuk menikmati kue kue cantik dan lezat ini langsung ditempatnya. Saya penasaran ingin mencoba choco lava dan fruit knedliky. Tuh kan, kalian penasaran juga…