Monday, June 24, 2013

Chocolate baking class with detikfood at Pipiltin Cocoa, belajar membuat garnis dengan hairdrier







 












 




 





Ada sebuah billboard menarik dengan warna mencolok di jl Barito II, namanya Pipiltin Cocoa. Sebagai penggemar makanan coklat, kata “cocoa” bikin saya penasaran, tapi sayangnya belum ada kesempatan untuk mampir kesana. Nah kebetulan, ketika saya membaca Detikfood, akan diadakan acara Indonesian chocolate baking class, di Pipiltin Cocoa pada hari sabtu tanggal 22 Juni 2013. Tanpa banyak pertimbangan saya langsung mendaftar ke acara ini. Didalam pikiran saya langsung terbayang akan memakan aneka kreasi coklat yang baru diajarkan didalam baking class tsb.

Jadi pada hari Sabtu yang lalu, pk 10 kurang, saya dan ibu saya yang penasaran juga dengan tempat ini, sudah sampai di jl Barito II no 5 Kebayoran Baru, Jaksel. Mobil-mobil yang diparkir didepan sudah penuh, tanda sebagian besar peserta sudah hadir. Ketika memasuki tempat ini, yang pintu dan dinding depannya terbuat dari kaca, dilantai dasar sebelah kanan terdapat ruang dapur tempat pengolahan aneka kreasi coklat, sedangkan disebelah kiri terdapat sebuah tangga. Lalu kami naik kelantai 1 tempat acara akan berlangsung.

Ditengah ruangan terdapat lemari display yang berisi aneka cake, praline, dan macaroon. Sedangkan disebelah kiri dan kanan ruangan, terdapat meja dan kursi tempat pengunjung menikmati aneka dessert menggiurkan ini. Interior cafe ini sangat minimalis yaitu baik lantai, dinding dan langit-langit, semua dibiarkan apa adanya, tanpa ada penambahan cat, keramik atau hiasan apapun, seperti bangunan yang belum di finishing. Meja kursinya terbuat dari kayu dengan bentuk yang beraneka ragam. Interior pelengkap lainnya hanya ada AC, lampu dan spanduk yang menerangkan proses pembuatan coklat. Setelah puas melihat-lihat, ibu saya kembali kebawah dan saya mencari tempat duduk, siap mengikuti acara baking class.

Acara dimulai molor setengah jam, dibuka dengan sambutan dari ibu Odilia dari Detikfood, yang menerangkan bahwa tujuan acara ini adalah agar lebih mengenal dan memajukan coklat asli hasil perkebunan Indonesia, sebagai penghasil coklat terbesar peringkat tiga didunia.

Kemudian sambutan dari mba Tissa sebagai pemilik Pipiltin cocoa yang menerangkan proses pengolahan coklat dari sejak tanaman coklat sampai menjadi coklat batangan siap makan. Pipiltin cocoa hanya menggunakan bahan baku coklat asli Indonesia yaitu dari perkebunan didaerah Pidie Aceh dan Tabanan Bali. Proses pengolahan ini secara garis besar adalah :

-      Biji coklat yang matang dipetik oleh petani.

-      Biji coklat difermentasi selama 5 hari.

-      Biji coklat di sortir dan dijemur untuk menghentikan proses fermentasi, lalu dikirim ke Pipiltin cocoa.

-      Biji coklat di roasting atau dibakar untuk mengembangkan rasanya.

-      Biji coklat ditampi untuk memisahkan biji coklat dari cangkangnya.

-      Biji coklat digiling atau dihancurkan untuk memisahkan mentega coklat (cair) dari masa coklat (solid) yang digiling sampai halus yaitu sebesar 25 micron.

-      Pemurnian dan pencampuran, yaitu antara mentega coklat dan masa coklat

-      Coklat diuleni dan dipanaskan selama 72 jam agar bakteri mati dan coklat tahan lama.

-      Coklat diproses dengan suhu tertentu agar coklat mengkilat dan tahan lama, serta berbunyi bila dipatahkan, serta siap diolah menjadi 3 kategori yaitu dark, milk and white cocholate.

Setelah itu dimulailah acara demo oleh executif cheft Dedy Sutan dari Pipiltin cocoa. Dimeja masing-masing telah tersedia salinan resep 5 macam dessert yang akan diperagakan yaitu Diamant chocolate cookies, Peanut butter cookies, Eggless chocolate cake, White chocolate cheese cake, dan Crunchy chocolate cake.

Sebenarnya tujuan saya mengikuti acara ini adalah penasaran ingin mengunjungi Pipiltin cocoa, kedua ingin merasakan kue-kue hasil demo masak, ketiga mencari pengalaman baru karena terus terang saya jarang masak, apalagi bikin kue. Kesimpulan saya setelah selesai mengikuti acara ini adalah cake yang diperagakan termasuk dalam kategori sulit karena sangat detail cara membuatnya serta bahan yang digunakan pun berkualitas serta mahal. Jadi saya pilih beli saja deh daripada bikin sendiri, hahahaha. Baking class ini berlangsung sekitar 5 jam, sudah termasuk waktu makan siang dengan sajian aneka sandwich. Kebayangkan 5 jam duduk dikursi tanpa senderan.

Dipenghujung acara diperagakan juga cara membuat garnis atau hiasan yang terbuat dari coklat. Salah satunya adalah coklat ditim sampai cair, lalu dimasukkan kedalam kertas kerucut yang ujungnya dibolongin sedikit, lalu coklat disemprotkan keatas plastik, kemudian diseprot angin dingin dari hairdrier sehingga coklat yang tadinya berbentuk bulat jadi melebar dan bergelombang. Wow suatu tehnik sederhana yang menghasilkan keindahan.

Setelah semua cake dihias dan ditaro dimeja saji, para peserta demo langsung sibuk mengambil foto. Akhirnya sajian cantik dan lezat ini boleh dimakan, hmm time to fly to heaven. Kekurangannya ketika acara selesai kami tidak dapat buah tangan sedikitpun, huu sedihnya. Jadi saya membeli 2 potong cake buat oleh-oleh dirumah dan oleh-oleh foto-foto cantik buat pembaca blog saya.

Wednesday, June 12, 2013

Menangkap ayam di Blang Bintang (*)







Pertama kali mengenal menu ini yaitu Ayam Tangkap adalah ketika saya makan siang di RM Meutia, masakan Aceh, di depan Pasar Benhil. Ayam Tangkap adalah ayam yang dipotong kecil-kecil seukuran setengah ibu jari, lalu dibumbui dan digoreng bersama beberapa genggam daun yaitu irisan daun pandan, daun salam, daun kari dan irisan bawang merah, sehingga menghasilkan citarasa ayam goreng yang gurih dan wangi serta garing. Cara penyajiannya adalah potongan ayam goreng tsb tertutup aneka dedaunan tadi sehingga kami harus membongkar tumpukan daun kering tsb untuk mendapatkan ayamnya. Karena penyajiannya seperti tumpukan sampah dedaunan maka masakan ini juga dikenal dengan nama ayam tsunami, karena penyajiannya yang berantakan seperti penampilan Aceh setelah diterjang tsunami. Semenjak itu kami menjadi ketagihan dan sering makan disana. Biasanya menu kami ketika berkunjung ke RM Meutia adalah ayam tangkap plus mi aceh.
Nah sekarang rumah makan yang menyediakan spesialis ayam tangkap sudah mulai menjamur. Contohnya di Jl. KH Ahmad Dahlan no 30, Kebayoran Baru, Jak Sel, ada sebuah rumah makan bernama Ayam Tangkap Blang Bintang. Wah kami jadi penasaran ingin mencobanya.
Rumah makan ini tidak menyediakan menu masakan Aceh, melainkan hanya ada menu ayam tangkap, ayam goreng dan mi aceh saja. Sedangkan minuman khasnya adalah es timun, es cincau, kupi alias kopi, teh tarik, jeruk dan teh. Karena itu kami memesan seporsi ayam tangkap, sambal ganja dan anyang pepaya. Minumannya kami memesan es timun cincau dan kupi sanger dingin. Nah mari kita coba.
Ketika saya makan ayam tangkap Blang Bintang, mau tidak mau saya harus membandingkan dengan masakan RM Meutia, dimana kelebihan ayam tangkap Blang Bintang adalah potongan ayam lebih besar, lebih banyak jumlahnya dan lebih banyak dagingnya. Daunnya selain daun kari, pandan, salam dan bawang merah, ada juga cabe hijau utuh. Sedangkan kelebihan ayam tangkap RM Meutia adalah rasanya lebih gurih. Kekurangan RM Meutia adalah potongan ayamnya kecil, sedikit jumlahnya dan banyak tulangnya. Jadi ketika saya makan ayam tangkap Blang Bintang rasanya puas dan kenyang karena banyak dagingnya.
Kemudian sambal ganja adalah udang rebus yang diulek bersama cabe, bawang, belimbing sayur sehingga menghasilkan citarasa pedas, gurih dan asam. Memang bener bikin ketagihan sehingga dinamakan sambal ganja, bukan mengandung daun ganja loh. Buktinya suami saya minta tambah sambal seporsi lagi.
Terakhir anyang pepaya adalah urap yang berisi daun dan bunga pepaya, sehingga nafsu makan semakin bertambah. Rasanya pedas dengan aroma bawang yang kuat.
Untuk membilas rasa yang beranekaragam ini, minumlah es timun cingcau yang sangat cocok untuk meredakan panas dalam. Tubuh menjadi adem kembali. Sedangkan kupi sanger dingin rasanya top banget, lekker, dengan aroma kopi Aceh yang kuat.
Harga yang harus dibayar juga standard saja yaitu Rp 38.000 untuk ayam tangkap, sambal ganja Rp 10.000, anyang pepaya Rp 25.000, es timun cingcau Rp 15.000 serta es kupi Rp 17.000.
Untuk selanjutnya saya mau mencoba makan ayam tangkap di Kedai Aceh Ayam & Bebek Tangkap Atjeh Rayeuk yang berada di Jl. Ciranjang no 38, Kebayoran Baru, Jak Sel, bersama teman-teman sekantor. So nantikan ulasan berikutnya.

Sunday, June 09, 2013

Mau pingsan karena kekenyangan makan di Marugame Udon & Tempura (***)






Akhirnya kesampaian juga makan di Marugame udon dan tempura di Mall Taman Anggrek. Setelah sebelumnya resto ini dipenuhi antrian pengunjung yang mengular sampai keluar area resto. Sekarang juga masih antri sih, tapi lebih pendek. Memerlukan waktu hampir setengah jam untuk sampai ke hidangan yang siap kita santap. Walaupun begitu tidak ada rasa kesal dan sesal ketika mengantri, karena proses untuk mendapatkan sajian ini cukup unik dan menarik.

Dimulai dengan memasuki antrian. Selama mengantri kita bisa melihat daftar menu yang terdiri dari 8 jenis udon dan 4 jenis nasi. Didalam daftar menu juga tertera harga udon yaitu antara Rp 33.000 sampai Rp 50.000. Sambil berpikir kita mau pesan apa, kita semakin mendekati open kitchen dengan dinding kaca sehingga kita bisa langsung melihat proses memasak secara langsung. Dari situ syaraf kita semakin terangsang, semakin menitikkan air liur, perut semakin keroncongan. Tiba didepan waitress yang menanyakan pesanan kita, kita sudah dalam keadaan lapar mata. Great tactics.

Sayapun memesan Niku udon yaitu mi Jepang yang tebal disajikan dengan kuah dashi dan diberi lembaran daging sukiyaki. Pesanan suami saya tidak begitu jauh berbeda, hanya saja dia memakai kuah kari kental, sehingga pesanannya disebut Beef curry udon. Setelah udon ditaruh didalam mangkuk, disiram kuah dan diberi daging, ditambahkan pula irisan daun bawang dan remahan tepung tempura sebagai pelengkap. Kemudian kami bergeser kekanan dan disana terhampar aneka tempura yang bisa kita ambil sendiri. Ada 10 jenis tempura alias gorengan berbalut tepung, diantaranya adalah tempura isi udang, ikan, ayam, telur, cabe hijau isi ayam, sayuran, brokoli, dll. Saya mengambil udang / ebi tempura serta tempura ikan kisu. Suami saya mengambil ebi, egg dan chicken chilli tempura.

Setelah puas memilih tempura, kami bergeser lagi kekanan untuk memesan ocha dingin dan langsung membayar dikasir. Niku udon pilihan saya dihargai Rp 40.909, Beef curry udon Rp 45.455, ebi tempura Rp 12.727, egg tempra Rp 7.273, kisu tempura Rp 9.091, chicken chilli tempura Rp 6.364 serta ocha dingin Rp 9.091. Semua itu masih dikenakan pajak 10%.

Seorang waitress langsung mengambil baki yang berisi makanan kami dan mencarikan tempat duduk. Jadi kita tidak perlu repot lagi  mencari tempat duduk terlebih dahulu, karena selama proses mengantri inilah, beberapa pengunjung pasti sudah selesai makan, dan waitress pun siap menaruh makanan kita dimeja makan. Terakhir sebelum duduk, terlebih dulu kami menuju sebuah counter yang berisi kecap asin, jahe cincang, potongan cabe rawit, wijen, irisan daun bawang, remahan tepung tempura, sendok, sumpit dan sedotan. Setelah selesai mengambil bumbu pelengkap tersebut, barulah kami menuju meja makan dan mulai bersantap.

Disetiap meja juga tersedia saus tempura dan cabe bubuk. Saatnya mulai menyuap makanan. Hmm udon betul-betul tebal, kuah dashinya pun nikmat menyegarkan, walaupun agak berkurang panasnya akibat proses yang panjang dan lama. Remahan tepung tempuranya pun sudah tidak kranci lagi, sudah melempem dan mekar didalam kuah udon. Walaupun begitu kami sangat menikmati sajian lezat ini, apalagi ditambah tempura yang berukuran cukup besar, tebal, garing dan kranci, semakin lezat bila dicocol dengan sausnya yang agak manis. Ebi tempura, baik udang dan tepungnya sama-sama tebal. Egg tempura ketika dipotong, kuning telurnya masih setengah matang. Chicken chilli tempura yaitu cabe hijau besar yang berisi adonan ayam.

Udon saya masih tersisa sedikit, tapi saya sudah mau pingsan karena kekenyangan. Kalo udon suami saya sih sudah pasti ludes tandas. Kayanya saya ngga bakalan makan lagi sampe besok pagi. Sebenarnya masih ada satu tahap terakhir yang harus kami lakukan ketika selesai makan, yaitu membereskan dan menyimpan baki dan peralatan bekas makan, ditempat yang telah disediakan. Cuma saya lupa dan baru inget ketika menulis review ini, ha ha ha...

Buat yang penasaran pengen coba, kudu ke Taman Anggrek Mall dulu dilantai 3. Oh ya sebelum makan saya tanya dulu dong kehalalannya. Waitressnya pun banyak yang berjilbab. Amanlah.