Wednesday, June 12, 2013

Menangkap ayam di Blang Bintang (*)







Pertama kali mengenal menu ini yaitu Ayam Tangkap adalah ketika saya makan siang di RM Meutia, masakan Aceh, di depan Pasar Benhil. Ayam Tangkap adalah ayam yang dipotong kecil-kecil seukuran setengah ibu jari, lalu dibumbui dan digoreng bersama beberapa genggam daun yaitu irisan daun pandan, daun salam, daun kari dan irisan bawang merah, sehingga menghasilkan citarasa ayam goreng yang gurih dan wangi serta garing. Cara penyajiannya adalah potongan ayam goreng tsb tertutup aneka dedaunan tadi sehingga kami harus membongkar tumpukan daun kering tsb untuk mendapatkan ayamnya. Karena penyajiannya seperti tumpukan sampah dedaunan maka masakan ini juga dikenal dengan nama ayam tsunami, karena penyajiannya yang berantakan seperti penampilan Aceh setelah diterjang tsunami. Semenjak itu kami menjadi ketagihan dan sering makan disana. Biasanya menu kami ketika berkunjung ke RM Meutia adalah ayam tangkap plus mi aceh.
Nah sekarang rumah makan yang menyediakan spesialis ayam tangkap sudah mulai menjamur. Contohnya di Jl. KH Ahmad Dahlan no 30, Kebayoran Baru, Jak Sel, ada sebuah rumah makan bernama Ayam Tangkap Blang Bintang. Wah kami jadi penasaran ingin mencobanya.
Rumah makan ini tidak menyediakan menu masakan Aceh, melainkan hanya ada menu ayam tangkap, ayam goreng dan mi aceh saja. Sedangkan minuman khasnya adalah es timun, es cincau, kupi alias kopi, teh tarik, jeruk dan teh. Karena itu kami memesan seporsi ayam tangkap, sambal ganja dan anyang pepaya. Minumannya kami memesan es timun cincau dan kupi sanger dingin. Nah mari kita coba.
Ketika saya makan ayam tangkap Blang Bintang, mau tidak mau saya harus membandingkan dengan masakan RM Meutia, dimana kelebihan ayam tangkap Blang Bintang adalah potongan ayam lebih besar, lebih banyak jumlahnya dan lebih banyak dagingnya. Daunnya selain daun kari, pandan, salam dan bawang merah, ada juga cabe hijau utuh. Sedangkan kelebihan ayam tangkap RM Meutia adalah rasanya lebih gurih. Kekurangan RM Meutia adalah potongan ayamnya kecil, sedikit jumlahnya dan banyak tulangnya. Jadi ketika saya makan ayam tangkap Blang Bintang rasanya puas dan kenyang karena banyak dagingnya.
Kemudian sambal ganja adalah udang rebus yang diulek bersama cabe, bawang, belimbing sayur sehingga menghasilkan citarasa pedas, gurih dan asam. Memang bener bikin ketagihan sehingga dinamakan sambal ganja, bukan mengandung daun ganja loh. Buktinya suami saya minta tambah sambal seporsi lagi.
Terakhir anyang pepaya adalah urap yang berisi daun dan bunga pepaya, sehingga nafsu makan semakin bertambah. Rasanya pedas dengan aroma bawang yang kuat.
Untuk membilas rasa yang beranekaragam ini, minumlah es timun cingcau yang sangat cocok untuk meredakan panas dalam. Tubuh menjadi adem kembali. Sedangkan kupi sanger dingin rasanya top banget, lekker, dengan aroma kopi Aceh yang kuat.
Harga yang harus dibayar juga standard saja yaitu Rp 38.000 untuk ayam tangkap, sambal ganja Rp 10.000, anyang pepaya Rp 25.000, es timun cingcau Rp 15.000 serta es kupi Rp 17.000.
Untuk selanjutnya saya mau mencoba makan ayam tangkap di Kedai Aceh Ayam & Bebek Tangkap Atjeh Rayeuk yang berada di Jl. Ciranjang no 38, Kebayoran Baru, Jak Sel, bersama teman-teman sekantor. So nantikan ulasan berikutnya.

No comments: