Monday, December 28, 2009

ULASAN KULINER : RUMAH SUMSUM (**)





Kedatangan kami ke Bogor disambut hujan deras sekali, sehingga kami yang berada didalam mobil menjadi mengigil kedinginan. Akhirnya rencana makan siang kami mencari soto mi menjadi gagal total, karena malas kehujanan pas turun dari mobil. Tapi perut lapar memaksa kami menyusuri jalanan mencari-cari tempat makan alternative yang lebih nyaman & tidak kehujanan. Kebetulan sekali ketika melewati jalan Lawang Gintung no. 21 (Bogor Selatan 16134), perlahan kami menepi karena tertarik pada papan nama sebuah rumah makan yaitu Rumah Sumsum (telpon 0251 831 4579). Wah suami ku sungguh berbinar-binar menemukan makanan favorit nya yang jarang ada. Sungguh cocok untuk menghangatkan badan yang kedinginan ini. Tapi dalam hati ku berharap, semoga ada menu lain karena saya tidak doyan sumsum.
Pelayan dengan sigap memayungi kami sampai kedalam rumah makan dengan desain terbuka ini. Tempatnya cukup nyaman, bersih, tidak terlalu luas tapi tidak sempit. Kami segera mempelajari menu yang disodorkan & untunglah lumayan beragam, yaitu menu aneka sate, iga, ayam, empal, sop sumsum, sop buntut, sop kambing, sop ayam kampung, aneka nasi bakar yang ternyata semua pedas serta nasi sunda. Terus ada juga dessert andalan yaitu es bubur sumsum, yang langsung kami pesan. Suami ku segera memilih nasi bakar sumsum plus sop sumsum, sedangkan aku tadinya memilih nasi sunda, tapi ayamnya bukan ayam kampung sehingga beralih memilih sop ayam kampung.
Ketika pesanan datang, mata kami terbelalak melihat ukuran tulang sumsum didalam sop, wow besar sekali ya. Kayanya kami belum pernah menemukan ukuran tulang sebesar ini di rumah makan di Jakarta. Tulang yang penuh dengan sumsum ini disajikan didalam kuah sop panas dalam sebuah mangkuk putih & berisi potongan wortel, kentang, daun bawang, tomat, bawang goreng serta potongan kecil daging sapi, lalu diberi sedotan besar serta sendok kecil bergagang panjang. Sedikit kucicipi sumsumnya yang berlemak & kuah sopnya yang bening tapi gurih ini, hmm enak. Suami ku langsung seruput seruput slruup, asik menyedot si sumsum dalam tulang.
Kemudian dia mulai membuka nasi bakarnya yang berukuran tidak terlalu besar ini, nasi disajikan diatas piring bersama potongan bawang merah & cabe merah serta sambal kacang. Ketika daun pisang dibuka, wuih sungguh berminyak, karena nasi dicampur dengan sambal merah & sumsum lalu dibakar, sehingga nasi menjadi merah & berminyak. Ketika kucicipi rasa nasi gurih-gurih pedas & sungguh berlemak. Oh no. Kulihat dia sih asik asik saja melahap sajian ini. Hmm be careful darling, jangan keseringan.
Sekarang giliran ku nih, sop ayam disajikan dalam mangkuk, kuahnya berwarna bening kekuningan tapi tidak terlalu berminyak, berisi suwiran ayam, irisan kol, potongan tomat, daun bawang & bawang goreng. Ketika kumakan, hmm rasanya gurih nikmat, tak berlemak. Tak memerlukan waktu lama bagi kami untuk menandaskan sajian panas mengenyangkan ini.
Nah sekarang giliran dessertnya, penampilannya sungguh mantap, disajikan dalam gelas tinggi, isinya secara berurutan adalah potongan nangka paling bawah, lalu potongan bubur sumsum hijau, lalu cente manis merah bulat, lalu diberi es batu serta susu kental manis putih & coklat. Rasa wow, unik, manis & menyegarkan, nyam nyam slruup. Nikmatnya rasa manis ini cocok menghalau rasa gurih, pedas & berlemak sisa santap siang kami.
Rumah makan ini pantas direkomendasikan, harganya pun masuk akal, berkisar antara Rp 12.000 – Rp 23.000 & minumannya berkisar antara Rp 2.000 – Rp 12.000. Sedangkan menu yang kami makan adalah nasi bakar Rp 12.000, sop sumsum Rp 23.000, sop ayam Rp 19.000, nasi putih Rp 3.000 & es bubur sumsum Rp 12.000, total kami membayar Rp 69.000 plus 2 gelas teh panas gratis. Nah boleh tuh dicoba, asal ingat kadar kolestrol anda.

No comments: