Sabtu
sore, pulang dari kampus, suami saya langsung mengajak jalan. “Kita makan mie ayam
yuk di Pasar Santa” ajaknya. Tiba disana sekitar pk 16.30, ya ampun parkirannya
penuh banget, sampai-sampai diperumahan dibelakang pasar pun sudah tidak ada
lahan parkir. Dulu kami pernah ke Ps Santa pk. 20 makanannya sudah pada habis,
sekarang datang sore malah tidak kebagian parkir, dasyat banget nih pasar.
Akhirnya kami jalan terus dan sambil berpikir, suami saya tiba-tiba ada ide
makan mie di pasar Tebet, karena dia memang pernah berkantor didaerah Tebet.
Tiba
disana, tempatnya berada disamping pasar Tebet. Kalau dari depan, tempat ini
seperti warung bakso lainnya, yang kecil dan sederhana. Gerobak bakso
ditempatkan didepan dengan spanduk diatasnya bertuliskan “Mie ayam bakso Yunus”
Jl. Tebet barat dalam VIII D. Tapi ketika masuk rupanya tempatnya luas juga.
Memang tidak lebar tapi memanjang kebelakang dan bisa memuat banyak pengunjung.
Meja dan kursi pengunjung pun diatur memanjang kesamping mengikuti bentuk
ruangan.
Daftar
menu dapat dilihat didinding dan saya memesan mie ayam yamien, kuahnya dipisah,
ditambah bakso urat. Suami saya seperti biasa selalu memesan yang paling
spesial dan paling komplit. Untuk minumannya kami memesan es jeruk dan es
campur.
Saat
itu pengunjung ramai dan semua kursi sudah terisi. Melihat para pelayan yang berseragam
lalu lalang mengantar pesanan pengunjung lainnya, malah semakin menimbulkan
rasa lapar. Pesanan kami yang pertama tiba adalah es campur, isinya seperti
biasa jelly, kolang kaling, nangka, kelapa, alpukat dan selasih tapi uniknya
ada potongan roti tawar yang terselip didalam serutan es.
Mie
ayam pesanan saya datang masih berwarna putih walaupun saya pesan yamien.
Rupanya saya harus mencampur kecap sendiri. Semangkok mie dengan topping
potongan ayam berwarna coklat, sayur sawi, selembar pangsit goreng polos, disajikan
bersama semangkok kuah bening berisi sebuah bakso urat berukuran besar. Ketika
dimakan mie nya terasa lembut dan basah, rasanya tidak begitu asin walapun mie
digenangin bumbu kaldu yang berminyak dan cukup banyak. Ketika saya tambahkan
kecap asin yang sudah tersedia dimeja, rasanya jadi melonjak semakin enak. Dimeja
memang disediakan sebotol sambal, sebotol saos, kecap asin dan manis, lada dan
semangkok daun bawang.
Kemudian
bakso uratnya teksturnya halus, tidak kasar seperti bakso urat lainnya. Pantas
saja mie bakso Yunus ini banyak penggemarnya karena baik mie, kuah dan baksonya
sepertinya fresh buatan sendiri, rasanya asli dan murni, tidak banyak campuran dan
tidak mengandung banyak garam. Pesanan suami saya bedanya hanya ada tambahan 3 bakso
halus dengan ukuran lebih kecil.
Mengenai
harganya yang paling mahal adalah mie ayam bakso spesial Rp 25.000, sedangkan
mie ayam bakso urat saya Rp 19.000, es campur dan es jeruk masing-masing @Rp
10.000. Ketika membayar dikasir saya melihat ada beberapa bingkai foto
selebritis yang dipajang dinding diantaranya Krisdayanti dan Bondan winarno. Kalau
sudah melihat foto pak Bondan disini, sudah tidak ada keraguan lagi bahwa
makanan ini memang makyuss...
No comments:
Post a Comment