Monday, January 05, 2015

Kuliner Cianjur

Pergi ke undangan di Cianjur hari Sabtu pas hari libur Maulid Nabi Muhammad SAW, jalan melewati jalur Puncak padatnya minta ampun. Pergi dari rumah pk. 9, pulang sampai rumah pk. 23.30, parah banget kan. Belum lagi masalah cuaca hujan yang hilang timbul, sehingga mempersulit memenuhi kebutuhan perut minta di isi, ingin ke toilet dan sholat.

Melemaskan otot tubuh di Saung Kuring (*)

Dalam perjalanan menuju Cianjur kami beristirahat, sholat dan makan siang di RM Saung Kuring di Jl. Raya Puncak km 75 Cipayung Bogor. Disini kami memilih lauk pauk standard yaitu ikan gurame goreng, tahu tempe dan sop buntut. Sayangnya karena sudah cape dan lapar, ritual khas mengambil foto makanan sebelum makan pun luput dilakukan.

Makanannya sih lumayan enak hanya saja tidak ada yang istimewa. Ikan guramenya digoreng garing berbentuk melengkung, disajikan bersama sambal kecap, rasanya sih biasa saja. Sop buntut isinya lumayan banyak, tapi lemak disekitar buntutnya tidak dibuang, jadi banyak banget gajihnya. Saya sih ngga makan, cuma melihat suami saya makan jadi ngeri. Baik daging, wortel dan kentang semuanya empuk, kuahnya juga enak, kehangatannya membuah tubuh menjadi segar kembali, cocok dimakan dalam suasana dingin-dingin begini.

Mengenai harganya tidak bisa dibilang murah, ikan gurame dihargai Rp 76.000, sop buntut Rp 52.000, tahu Rp 5.000, tempe Rp 4.500 dan kelapa batok Rp 17.500. Mungkin saja harga makanan disini tidak murah karena fasilitasnya cukup lengkap yaitu ada live music, taman bermain anak dan mushola.

Bangunannya pun luas, terdiri dari 2 lantai. Baik bangunan dan interiornya dominan terbuat dari kayu. Ruang makannya terbuka, terdiri dari ruang makan biasa dan saung-saung. Selain itu ada juga balong atau kolam ikan yang cukup luas, dan apabila anak-anak anda ingin memberi makan ikan, disini dijual juga loh makanan ikannya.

Saya perhatikan pengunjung yang datang kesini lumayan ramai, karena tempat ini cocok untuk melemaskan otot tubuh yang kaku akibat macet, anak anda yang rewel pun gembira kembali.

Menikmati sate ayam di Bumi Nini, kerabatnya Bumi Aki (**)




Dalam perjalanan pulang saya ingin makan sate, akibat seringnya melihat penjual sate yang bertebaran disepanjang jalan raya puncak. Kayanya kok enak, dingin-dingin makan sate ayam panas. Maunya sih makan di warung sate Shinta. Tapi apa daya, karena lagi lagi macet, kok rasanya lama banget tidak sampai-sampai.

Akhirnya kami mampir ke resto Bumi Nini Jl. Raya Puncak Cisarua no 18, km 81. Resto ini masih kerabat dengan resto Bumi Aki, yang dalam perjalanan perginya, tadi kami melihat resto Bumi Aki ini sangat ramai sekali. Asumsi kami adalah resto yang ramai itu pasti enak, dan karena resto Bumi Nini ini masih 1 grup dengan Bumi Aki, maka kami asumsikan juga enak.

Saat itu kami tiba disana pk 22.30, untung masih ada resto yang buka. Karena saya sudah mengidam makan sate, maka dipesanlah 1 porsi sate ayam. Sayangnya disini tidak menyediakan lontong. Suami saya memesan nasi goreng ikan asin dan 2 gelas teh manis panas pun kami pesan untuk menghangatkan tubuh.

Ketika dihidangkan, sate ayam disajikan diatas piring bukan diatas hot plate, tapi keadaan sate masih hangat. Potongan daging ayam berwarna putih, tanpa lemak, tidak ada jejak gosong yang berlebihan, ukurannya gemuk-gemuk, dan setiap tusuk berisi 3 potong daging. Ketika dimakan sate terasa empuk, tidak seret dan ternyata sebagian sate mengandung potongan lemak dibagian tengahnya. Bumbu kacangnya pun terasa halus dan nikmat, rasanya yang gurih berbaur rasa kecap manis dan wangi bawang goreng. Yang pasti saya tidak kecewa makan sate ini.

Mengenai nasi gorengnya, warnanya pucat kemerahan, ditaburi bawang goreng dan disajikan bersama telur ceplok dan emping. Kasian suami saya tidak makan emping, jadi kami pesan seporsi krupuk warna warni dan seporsi sambal cobek untuk memeriahkan suasana makan malam kami.

Rasa nasi gorengnya lumayan enak dengan irisan bawang bombay yang terselip diantara nasi. Tapi nasi masih banyak yang bergumpal dan ikan asinnya kurang banyak sehingga kurang terasa mantap. Sambal cobeknya enak sampai minta tambah seporsi lagi.


Kesimpulan walaupun penampilan makanan yang disajikan disini kurang menyakinkan tapi rasanya termasuk enak. Kalau disuruh balik lagi kesini pun kami mau. Mengenai harganya seporsi sate ayam isi 10 tusuk Rp 37.000, menurut saya wajar karena ukurannya cukup besar, nasi goreng Rp 27.000, krupuk Rp 6.500, es jeruk Rp 17.000 dan teh manis Rp 7.000. Ternyata sambalnya gratis loh, kok ngga ada di bon, dan saya baru sadar ketika menulis review ini. Nah boleh juga tuh resto Bumi Nini ini menambah koleksi tempat makan dijalur Jl. Raya Puncak yang patut direkomendasikan.

No comments: