Pergi
ke undangan di Cianjur hari Sabtu pas hari libur Maulid Nabi Muhammad SAW,
jalan melewati jalur Puncak padatnya minta ampun. Pergi dari rumah pk. 9,
pulang sampai rumah pk. 23.30, parah banget kan. Belum lagi masalah cuaca hujan
yang hilang timbul, sehingga mempersulit memenuhi kebutuhan perut minta di isi,
ingin ke toilet dan sholat.
Melemaskan otot tubuh di Saung Kuring
(*)
Dalam
perjalanan menuju Cianjur kami beristirahat, sholat dan makan siang di RM Saung
Kuring di Jl. Raya Puncak km 75 Cipayung Bogor. Disini kami memilih lauk pauk standard
yaitu ikan gurame goreng, tahu tempe dan sop buntut. Sayangnya karena sudah
cape dan lapar, ritual khas mengambil foto makanan sebelum makan pun luput
dilakukan.
Makanannya
sih lumayan enak hanya saja tidak ada yang istimewa. Ikan guramenya digoreng
garing berbentuk melengkung, disajikan bersama sambal kecap, rasanya sih biasa
saja. Sop buntut isinya lumayan banyak, tapi lemak disekitar buntutnya tidak
dibuang, jadi banyak banget gajihnya. Saya sih ngga makan, cuma melihat suami saya
makan jadi ngeri. Baik daging, wortel dan kentang semuanya empuk, kuahnya juga
enak, kehangatannya membuah tubuh menjadi segar kembali, cocok dimakan dalam
suasana dingin-dingin begini.
Mengenai
harganya tidak bisa dibilang murah, ikan gurame dihargai Rp 76.000, sop buntut
Rp 52.000, tahu Rp 5.000, tempe Rp 4.500 dan kelapa batok Rp 17.500. Mungkin
saja harga makanan disini tidak murah karena fasilitasnya cukup lengkap yaitu
ada live music, taman bermain anak dan mushola.
Bangunannya
pun luas, terdiri dari 2 lantai. Baik bangunan dan interiornya dominan terbuat
dari kayu. Ruang makannya terbuka, terdiri dari ruang makan biasa dan
saung-saung. Selain itu ada juga balong atau kolam ikan yang cukup luas, dan
apabila anak-anak anda ingin memberi makan ikan, disini dijual juga loh makanan
ikannya.
Saya
perhatikan pengunjung yang datang kesini lumayan ramai, karena tempat ini cocok
untuk melemaskan otot tubuh yang kaku akibat macet, anak anda yang rewel pun gembira
kembali.
Menikmati sate ayam di Bumi Nini,
kerabatnya Bumi Aki (**)
Dalam
perjalanan pulang saya ingin makan sate, akibat seringnya melihat penjual sate
yang bertebaran disepanjang jalan raya puncak. Kayanya kok enak, dingin-dingin
makan sate ayam panas. Maunya sih makan di warung sate Shinta. Tapi apa daya,
karena lagi lagi macet, kok rasanya lama banget tidak sampai-sampai.
Akhirnya
kami mampir ke resto Bumi Nini Jl. Raya Puncak Cisarua no 18, km 81. Resto ini
masih kerabat dengan resto Bumi Aki, yang dalam perjalanan perginya, tadi kami
melihat resto Bumi Aki ini sangat ramai sekali. Asumsi kami adalah resto yang
ramai itu pasti enak, dan karena resto Bumi Nini ini masih 1 grup dengan Bumi
Aki, maka kami asumsikan juga enak.
Saat
itu kami tiba disana pk 22.30, untung masih ada resto yang buka. Karena saya
sudah mengidam makan sate, maka dipesanlah 1 porsi sate ayam. Sayangnya disini tidak
menyediakan lontong. Suami saya memesan nasi goreng ikan asin dan 2 gelas teh
manis panas pun kami pesan untuk menghangatkan tubuh.
Ketika
dihidangkan, sate ayam disajikan diatas piring bukan diatas hot plate, tapi
keadaan sate masih hangat. Potongan daging ayam berwarna putih, tanpa lemak, tidak
ada jejak gosong yang berlebihan, ukurannya gemuk-gemuk, dan setiap tusuk
berisi 3 potong daging. Ketika dimakan sate terasa empuk, tidak seret dan
ternyata sebagian sate mengandung potongan lemak dibagian tengahnya. Bumbu
kacangnya pun terasa halus dan nikmat, rasanya yang gurih berbaur rasa kecap manis
dan wangi bawang goreng. Yang pasti saya tidak kecewa makan sate ini.
Mengenai
nasi gorengnya, warnanya pucat kemerahan, ditaburi bawang goreng dan disajikan
bersama telur ceplok dan emping. Kasian suami saya tidak makan emping, jadi
kami pesan seporsi krupuk warna warni dan seporsi sambal cobek untuk
memeriahkan suasana makan malam kami.
Rasa
nasi gorengnya lumayan enak dengan irisan bawang bombay yang terselip diantara
nasi. Tapi nasi masih banyak yang bergumpal dan ikan asinnya kurang banyak
sehingga kurang terasa mantap. Sambal cobeknya enak sampai minta tambah seporsi
lagi.
Kesimpulan
walaupun penampilan makanan yang disajikan disini kurang menyakinkan tapi rasanya
termasuk enak. Kalau disuruh balik lagi kesini pun kami mau. Mengenai harganya
seporsi sate ayam isi 10 tusuk Rp 37.000, menurut saya wajar karena ukurannya
cukup besar, nasi goreng Rp 27.000, krupuk Rp 6.500, es jeruk Rp 17.000 dan teh
manis Rp 7.000. Ternyata sambalnya gratis loh, kok ngga ada di bon, dan saya
baru sadar ketika menulis review ini. Nah boleh juga tuh resto Bumi Nini ini menambah
koleksi tempat makan dijalur Jl. Raya Puncak yang patut direkomendasikan.
No comments:
Post a Comment