Bingung baca judulnya ?
Kalau urang Bandung mah pasti langsung ngerti maksudnya. Saya sendiri baru menemukan
tempat ini secara tidak sengaja. Jadi sewaktu awal bulan September lalu, biasa
suami saya ngajar di Bandung, saya diajak dan menginap semalam. Biar cuma
semalam ya harus tetep wiskul dong. Kebetulan saya memang sudah agak lama tidak
jalan-jalan di Bandung. Maka pada malam harinya kami berniat menjelajah kota
Bandung untuk mencari tempat makan yang rame.
Ketika melewati Jl.
Diponegoro tepatnya no. 54, kami menemukan tempat makan super ramai oleh
pengunjung. Letaknya di hook jalan, diseberang resto Alas Daun. Nama tempatnya
adalah HDL 293 Cilaki. Jelas kami tertarik dan langsung menepikan mobil.
Ketika masuk, ruang makan
yang terletak didepan sudah penuh, tidak ada bangku kosong, kami pun beranjak
kedalam. Ruang makan didalam terbagi dalam beberapa kamar dan itu pun penuh
semua. Kemudian kami beranjak lagi ke belakang dan ternyata masih ada sebuah ruang
makan yang luas tapi lagi lagi penuh juga. Untungnya saya bertemu dengan sepupu
saya dari Jakarta, dia bersama teman-teman kantornya, dan hampir selesai makan,
kami pun segera mengambil alih tempat mereka.
Meja makan dirumah makan
ini bentuknya besar-besar untuk makan berombongan. Jadi kalau cuma berdua
seperti kami, ya harus bergabung dengan orang lain makan dalam 1 meja. Hebatnya
lagi rumah makan ini cukup luas dan mampu menampung banyak pengunjung tapi
semua meja penuh dan masih ada antrian, wah luar biasa.
Pelayan yang banyak dan
super sibuk lalu lalang sehingga agak sulit dipanggil untuk membersihkan meja
dan memesan makanan. Akhirnya saya berinisiatif ke kasir untuk meminta daftar
menu. Saya diberi selembar kertas menu. Walaupun saya melihat dimeja pengunjung
lain ada buku menu yang tebal yang kelihatannya berisi foto-foto yang
menggetarkan perut serta kerongkongan, apadaya buku menu tsb menjadi rebutan
dan kami harus puas membaca daftar menu yang dipadatkan dalam selembar kertas.
Aneka masakan kepiting,
udang, kerang, sapi, gurita, cumi, ikan, ayam, sayuran, mie dan nasi berjejer
bikin pusing memilihnya. Belum lagi masalah klasik suami saya alias penyakit
asam uratnya yang menghalangi saya memilih rajanya seafood yaitu kepiting,
aaakh..
Oke kami putuskan untuk
memesan menu aman yaitu ikan baronang bakar dan bihun goreng seafood, tapi
pelayan lewat membawa udang diatas hot plate, ya sudah pertahanan kami jebol
dan menambah lagi seporsi udang saus tiram. Untuk minumannya kami memesan es
jeruk dan es kelapa muda batok.
Untuk ukuran pengunjung
yang membludak ini, pesanan kami datang cukup cepat, ngga sampe bikin
marah-marah. Porsi yang terhidang berukuran lumayan besar. Saya agak menyesal memesan
2 porsi nasi karena lapar. Nah sekarang mari kita cicipi.
Udang saus tiram disajikan
diatas hot plate, sausnya sungguh berlimpah dan meletup-letup saking panasnya.
Udangnya berukuran besar dan jumlahnya cukup royal. Rasanya, tidak usah
ditanya, pasti lezat jawabnya. Kemudian bihun goreng seafood, ini lebih banyak
isinya daripada bihunnya, sampe saya kais-kais mencari bihunnya. Kalau
baronangnya, sebenar sudah enak bumbunya, ukuran ikannya juga besar, cuma agak
gosong sehingga banyak rasa pahit yang menggangu selera makan. Tak lupa minumannya
juga berkualitas, es jeruknya manis dan daging kelapanya juga muda dan mudah
dikerok.
Jadi penilaian saya
terhadap aneka hidangan ini adalah cukup berkualitas dan rasanya lezat. Dari
segi harga apabila saya baca daftar menunya sebenarnya cukup relevan. Harga seafood
yang paling murah adalah kerang sekitar Rp 40.000 dan paling mahal adalah kepiting
super antara Rp 150.000 - 450.000. Kalau menu ayam dan sapi sekitar Rp 40.000. Tapi
kalau mau makan seafood murah dan kenyang ya pesen aja nasi / mie / bihun /
kwetiauw goreng seafood harganya hanya Rp 35.000, dijamin lezat, berlimpah
isinya dan kenyang. Tagihan kami sendiri harganya adalah Rp 80.000 untuk
baronang, Rp 70.000 untuk udang, Bihun Rp 35.000, es kelapa Rp 13.000 dan jeruk
Rp 10.000 serta nasi Rp 5.000.
Kami sempat bertanya menu apa
yang menjadi unggulan disini yaitu masak pletok, yaitu udang / cumi / gurame
yang digoreng tepung, kelihatannya kriuk kriuk, ditambah cocolan mayones,
alamaaak enaknya...#ngintip meja sebelah.
Selesai makan dan
membayar, kami menyambangi dapurnya yang heboh oleh teriakan para koki dan
pelayan. Kami asyik mengambil foto pesanan-pesanan yang baru dimasak serta
bahan baku yang berlimpah dan segar.
Nah sekarang sudah
mengertikan, kenapa judulnya tumpah ruah di HDL 293 Cilaki, karena baik
pengunjungnya, porsi menu yang dihidangkan, pelayan dan bahan bakunya semua
tumpah ruah di HDL 293 Cilaki.
HDL ini merupakan
singkatan loh yaitu Hidangan Dari Laut, dimana rumah makan ini memiliki 6
tempat, dan tempat kami makan disini hanya cabangnya saja. Yang dicabangnya
saja begini hebohnya, apalagi yang dipusatnya di Jl. Cilaki...tumpah ruah.
No comments:
Post a Comment