Sunday, December 27, 2015

Serasa makan dirumah sendiri di Rumah teh poci Dewi Tegal (***)

Salah seorang teman grup Haji saya adalah pemilik warteg Dewi di Jl. Mampang Prapatan. Banyak teman-teman se grup yang bercerita bahwa masakan disana enak-enak dan telah saya buktikan sendiri ketika ada acara pengajian dirumahnya. Untuk menjawab rasa penasaran, kami pun berniat makan siang dirumah makan miliknya.


Kami menuju Jl. Mampang Prapatan IV, yang patokannya adalah terletak diantara Gedung Mutiara dan Hotel Maharani Jl. Mampang Prapatan Raya. Beberapa meter kemudian tibalah kami di rumah no. 15A, disebuah rumah bertingkat, berwarna hijau muda, dengan spanduk bertuliskan Rumah teh poci Dewi Tegal. Rupanya rumah tempat tinggal mereka juga berfungsi sebagai rumah makan. Kami masuk kedalam dan dipersilahkan duduk diruang tamu yang berfungsi sebagai ruang makan lesehan. Tersedia beberapa meja kayu tanpa kursi diatas karpet yang digelar.


 Daftar menunya sederhana saja yaitu ayam bakar, ayam goreng, ati ampela, ikan mas, ikan mujaer, ikan kembung, ikan bawal, ikan lele, cah kangkung, tahu tempe, sayur asem, sambel pecak. Minuman andalannya tentu teh poci gula batu, selain itu ada aneka jus, jeruk, dll.

Saya langsung memesan ikan mujaer dan suami memesan ikan kembung, untuk pelengkapnya kami memesan cah kangkung, tahu tempe, tempe mendoan, tak lupa sambel pecak andalannya. Untuk minumannya kami pesan es jeruk dan jus alpukat, karena kalau pesan teh poci, cuaca sedang panas euy.

Pesanan kami agak lama datangnya karena semua dimasak fresh dari awal, padahal pengunjung saat itu hanya ada 2 meja saja. Saya lihat 2 buah toples berisi krupuk kuning yang biasa untuk asinan dan krupuk udang. Kedua jenis krupuk tsb ukurannya lebar sekali, wah cocok banget sebagai pelengkap cocolan sambal, pikir saya sambil mengambil krupuk.






Akhirnya pesanan kami datang juga. Saya lihat penampakan gorengan ikan, dari luar tampak garing dan tidak begitu berminyak, daging ikan disayat-sayap agar meresap bumbunya. Tak sabar saya cuil dagingnya yang masih panas dan saya cocol kedalam sambal. Daging ikan bagian dalam masih lembab, ketika ku makan, tidak ada rasa gurih yang berlebih, sangat cocok bersanding dengan sambal pedas rasa bawang, daging ikan pun terasa fresh dan tidak amis.

Masakan cah kangkungnya cukup istimewa, potongan kangkung ditumis bersama bawang, tomat dan cabe merah, agak berkuah dan berminyak, berwarna kecoklatan. Kangkung terasa lembut dan bumbunya gurih banget. Ketika saya tanya bumbunya, ternyata memakai saus tiram merk Saori, hmm boleh juga nih ditiru. Sambal dan krupuk, memang fungsinya sebagai pemersatu dan penyempurna sajian, sehingga kami makan dengan lahap, sambil keringetan, pake nambah nasi segala, ah sedap sekali.

Makanan sebanyak itu, kami cukup membayar Rp 76.000 saja. Boleh juga nih saya ajak teman-teman arisan makan kesini. Selesai makan, suami bu Dewi datang dari lantai atas. Kami jadi ngobrol-ngobrol sambil mengenang perjalanan haji kami. Setelah saya tanyakan, selain rumah makan ini, dia masih memiliki 3 buah warteg yang bangunannya sebagian terbuat dari kayu khas bagunan warteg, masakannya juga sudah matang, digelar didalam rak display. Salah satu warteg nya berada tak jauh dari rumah yaitu dipojok jalan sebelah Hotel Maharani. Tapi saya sarankan lebih baik makan dirumahnya karena suasananya serasa makan di rumah sendiri, makan sambil lesehan, sambil nonton TV, ah santainya.

No comments: