Wednesday, March 18, 2015

Rasa & Suasana Solo di Joglo @Kemang (**)













Padahal seminggu sekali kami nyekar ke makam Bapak Mertua di TPU Jeruk Purut, kok bisa ngga tau ya ada sebuah tempat makan unik di dekatnya. Karena makam Bapak kan letaknya diarea paling depan, dekat Jl. Pangeran Antasari, sedangkan rumah makan tsb terletak disebelah pintu utama TPU Jeruk Purut. Kenapa saya sebut tempat makan unik ? Karena bentuknya adalah sebuah rumah Joglo, namanya Waroeng Solo, tentunya menyajikan masakan Solo, terletak di Jl. Madrasah no. 14 Jeruk Purut, Cilandak Timur, Jak Sel.


Awalnya ketika kami hendak masuk, kami agak bingung karena tempatnya berupa kompleks, lalu ada beberapa nama yang tercantum didepan kompleks seperti Jogjo at Kemang, Jogjo Beer & Waroeng Solo. Wah saya ngga mau masuk, wong ada tulisan beer nya. Suami saya meyakinkan bahwa tempat makan ini halal karena ketika Om Bob Sadino dimakamkan di TPU Jeruk Purut, suami saya parkir didepan Joglo ini, lalu sehabis pemakaman kok rombongan saudara-saudaranya pada makan disini, jadi penasaran kan dia. Itulah awal kisah dia tau tempat ini.

Ketika kami masuk ketempat parkiran, ada 3 bangunan yang terlihat. Lalu kami masuk ke bangunan yang berada ditengah, yang bentuknya rumah Joglo yang terbuka. Setelah saya tanyakan, rupanya rumah makan ini bernama Waroeng Solo dan makanannya halal. Bangunan disamping kanannya adalah Joglo Beer yaitu rumah Joglo yang tertutup oleh pintu dan jendela kaca, sehingga pengunjung yang ingin makan dalam ruangan ber AC bisa makan disana.

Rumah makan Waroeng Solo ini menarik karena baik bangunan, interior, suasana dan  menu makanannya sangat tradional khas Jawa. Meja kursi nya terbuat dari kayu seperti layaknya di warung, kaki mejanya malah unik terbuat dari kaki mesin jahit. Ruang makannya selain didalam ada juga yang diteras. Ruangan dihiasi oleh lambang negara Garuda Pancasila, beberapa gambar Soekarno, gambar-gambar dengan tema kemerdekaan serta aneka hiasan pernak pernik jadul dan khas Jawa.

Seorang pelayan perempuan dengan pakaian khas Jawa yaitu kebaya dan kain batik memberikan daftar menu yang berisi : appertizer dan snack, masakan Jawa tradisional seperti nasi gudeg, nasi liwet, selat solo, lontong opor, garang asem, dll. Selain itu ada juga menu ayam dan bebek, menu daging seperti iga penyet dan sate kambing, menu gurame dan udang, aneka nasi, mie & sayuran, menu sup seperti sop iga, soto solo, timlo & bakwan campur, menu anak-anak, minuman khas Jawa seperti es buah pala serut, es degan gula Jawa, wedang, dll.

Terus terang saya kurang menyukai masakan Jawa, tapi sebaliknya suami saya doyan banget. Saya penasaran juga dengan menu tradisionalnya sehingga saya memesan nasi liwet dan suami memesan nasi gudeg. Untuk minumannya saya memesan es campur dan suami memesan es degan dan es buah pala. Didinding ada sebuah papan tulis yang bertuliskan beberapa menu spesial dan si penggemar sambal tertarik untuk memesan menu sambel tumpang.

Sambil menunggu pesanan datang kami mengamati suasana sekitar. Diluar seorang penyanyi pria berbaju lurik dan blankon khas Jawa sedang melantunkan tembang, dengan pengucapan dan iringan musik khas Jawa, padahal lagu yang dinyanyikan bisa lagu barat, lagu Indonesia dan lagu Jawa, hahaha unik. Ada sebuah meja besar yang diatasnya berisi aneka makanan, pernak pernik hiasan, majalah, toples, botol minuman, dll, ditata dengan menarik. Saya membuka tutup sebuah piring yang ternyata berisi sosis solo. Di teras depan ada juga counter tempat menyiapkan otak-otak dan serabi. Ah semuanya serba menggiurkan, tapi tahan dulu, nanti takut kekenyangan.

Tak lama pesanan kami datang, baik nasi gudeg dan nasi liwet disajikan diatas daun pisang dan nasi dicetak bentuk bunga. Nasi gudeg berisi gudeg berwarna coklat muda, krecek, opor ayam kuning dan sambal. Beberapa cabe rawit utuh tampak menyembul disela-sela makanan. Sedangkan nasi liwet berisi sayur labu, ayam, tahu kuning, areh dan sambal. Kedua jenis masakan ini hampir mirip nuansa rasanya, tidak manis dan tidak begitu pedas. Ayamnya paha atas, cukup besar dan empuk. Yang unik gudegnya, beda banget dengan gudeg Jogja yang hitam manis. Disini rasa dan aroma gudeg ada sesuatu yang khas, seperti daun yang wangi.

Kami berdua belum pernah makan sambel tumpang. Jadi ketika sajian ini datang, kami cukup kaget karena penampilannya pesis pecel. Setelah saya tanya mbah Google, ternyata sambel tumpang adalah sambel yang terbuat dari tempe busuk, nah lo. Jadi tempe busuk itu dicampur dengan tempe biasa, lalu dihaluskan bersama bumbu-bumbu, lalu diberi air hingga encer, persis seperti bumbu pecel. Kemudian sayuran yang telah direbus disiram sambal tumpang dan disajikan bersama sedikit krecek. Ketika ku makan oo rasanya khas banget ya, ada rasa dan aroma bau semangitnya walapun hanya samar-samar, rasanya tidak begitu pedas dan tidak manis. Lebih enak dinikmati bersama krupuk kampung yang kami ambil dari kaleng krupuk yang menggantung ditiang samping meja makan kami.

Selesai makan, rasanya nikmat banget ketika menyeruput minuman kami. Es campur berisi tape peyeum, tape hitam, cincau hitam, kolang kaling, kelapa muda, es serut, sirup merah dan susu kental, hmm enak banget, terutama karena ada tape hitamnya. Lalu es degan adalah es kelapa muda dengan sirup gula Jawa, dan es buah pala saya tidak mencicipi. Tapi ku lihat es buah pala nya habis tuh, mungkin karena suami saya makannya sambil mengenang Bapak yang kesukaannya minum es buah pala, apalagi Bapaknya dideket sini.

Selesai makan, sambil menunggu bill datang, iseng-iseng saya posting foto saya bersama nasi gudeg dan es campur ke instagram, dengan hastag “sayadanwaroengsolo”, siapa tau saya menang undian diskon makan disini lagi, biar nanti saya ajak ortu saya kesini.


Ketika bill datang, saya harus membayar @Rp 35.000 untuk nasi gudeg dan nasi liwet, sambel tumpang Rp 17.000, es campur Rp 24.000, es buah pala Rp 20.000, es degan Rp 18.000 dan krupuk Rp 2.000. Buat orang Solo yang belum sempet pulkam, mampir aja dulu kesini dulu, dijamin kangennya hilang sedikit, hahaha...

2 comments:

paket wisata jogja said...

wah jadi kangen suasana solo jaman dulu. Tapi tempatnya emang bagus banget yah

Mahar DK AWY said...

Sangat recommended