Thursday, March 19, 2015

Dimsum Mbledos, makanan restoran dijual diemperan Radio Dalam (**)









Dimsum adalah makanan kecil yang biasa dimakan ketika minum teh, biasanya dimakan saat sarapan, brunch, atau pas minum teh sore hari. Saya seorang penggemar dimsum, jadi kalau dirumah lagi ngga ada lauk, tinggal bungkus dimsum 2 macam, dimakan bersama nasi sebagai lauk, sudah beres. Terserah dibilang norak atau kampungan, karena makan dimsum buat lauk nasi, sudah menjadi kebiasaan sih. Masalahnya belum pernah ada dimsum murah atau kaki lima yang enak. Dimsum enak pasti adanya di restoran, tapi repot bungkusnya mesti ke mall dulu.


Diawal tahun 2015 ini, saya melihat sebuah rumah makan dimsum yang baru buka di Jl. Radio Dalam Raya no. 11, Kebayoran Baru Jak Sel, namanya Dimsum Mbledos. Namanya kok ndeso banget ya. Rumah makan ini sangat menyolok dan ngga mungkin kelewat kalau kita cari, karena diatasnya dipasang spanduk merah gede banget bertuliskan “Dimsum Mbledos, dimsum, suki, yakiniku, rajanya enak & murah, no. 1 di Indonesia, halal”. Sayangnya karena saya selalu lewat saat pagi atau sore hari, rumah makan ini belum buka, padahal saya sudah ngiler banget.

Kebetulan hari Rabu malam lalu, suami saya ngajak makan diluar, langsung saja saya ajak kesini. Tempat makannya berupa ruangan terbuka yang luas dengan interior khas Cina dengan warna merah yang dominan. Dindingnya sih berwarna putih tapi depannya dihiasi lampion merah, meja kursinya juga merah, kursinya memakai kursi plastik seperti abang tukang nasgor, gerobak dimsum serta rak barangnya juga merah, pagarnya merah serta pakaian pelayannya juga merah dengan bandana merah.

Pelayan memberikan selembar daftar menu yang mencantumkan slogan “makanan restoran dijual emperan”, dibawahnya ada gambar 22 macam dimsum steam & 12 macam dimsum goreng, semua harganya @Rp 13.000. Dibaliknya masih ada daftar menu bubur taiwan Rp 10.000, dimsum hotplate (wah baru denger nih) Rp 15.000, suki dengan pilihan kaldu ayam / tomyam serta isi suki berkisar antara Rp 10.000 - Rp 22.000 serta menu minuman.

Suami saya langsung memesan bubur dan dimsum hakau. Saya memesan dimsum favorit pangsit shanghai dan sushi karena biar ada nasinya (tetep). Malam itu pengunjung cukup ramai walaupun tidak sampai penuh. Musik yang diputar untuk menikmati makan malam kami adalah musik instrumental Cina dengan alat musik petik khas Cina yang memainkan juga tembang-tembang anyar yang sedang in.

Sajian pertama yang datang adalah bubur Taiwan, tapi kok diantar 2 mangkok ya, padahal kami cuma pesan 1. Ya sudahlah daripada protes saya makan saja buburnya, lagipula ukurannya cukup kecil. Buburnya tampak menggiurkan bertabur ayam suwir, abon, krupuk pangsit dan daun bawang. Tekstur bubur terasa pas kekentalannya, rasanya sudah enak tanpa campuran kecap asin maupun sambal, sayangnya kurang panas kalau menurut saya. Bubur ini kami habiskan dalam sekejap.

Setelah itu berdatanganlah dimsum pesanan kami, pangsit shanghai berisi campuran ayam, udang dan bengkoang, rasanya oke juga, asli bukan abal-abal seperti dimsum kaki lima lainnya. Lalu sushi adalah campuran ayam, udang dan crabstik, dibentuk seperti sushi dan dibungkus dengan nori, jadi bukan sushi isi nasi Jepang. Lalu hakau isi udang utuh, saya sih tidak mencicipi. Karena dirasa kurang, kami pesan xiao long bao yang datang tak lama kemudian. Xiao long bao berwarna orange dan berisi campuran ayam dan kepiting. Kami sudah siap-siap menaruh diatas sendok cekung takut cairan kaldunya tumpah, eh malah ngga ada cairannya.


Setelah saya renungkan, dimsum Mbledos ini yang paling enak dikelasnya, kelas kaki lima, jadi ngga salah slogannya. Selain isi dimsum terasa asli, ukurannya juga cukup besar sehingga seporsi isinya antara 2 – 3 biji, kecuali siomay isinya 4 biji, harganya murah dan tempatnya lumayan bersih dan terang. Tapi kenapa namanya Mbledos ? Mbledos artinya meletus, pantas logonya kok gambar bom. Lain waktu pasti saya balik lagi kesini untuk mencoba dimsum lainnya. Hanya 1 hal yang saya sesali, kenapa ngga buka dari pagi sih ?

No comments: