Thursday, December 11, 2014

Unacho untuk para penggemar unagi (**)




Karena kami hendak menjamu seorang tamu penting, beberapa jam sebelumnya kami sudah berangkat menuju Plaza Senayan guna mensurvey sekalian reserved tempat makan. Secara tak sengaja suami saya menemukan sebuah resto Jepang yang baru buka dilantai 2 dekat ZARA, dimana letaknya agak tersembunyi dan terpisah dari deretan resto lainnya. Kebetulan saya sedang melihat-lihat ditempat lain ketika suami saya mereserved tempat tsb, sehingga ketika saya datang kesana, saya baru tau kalau tempat itu bernama Unacho.

Ketika kami masuk, kami disambut oleh waitres berbaju kimono. Dari depan tempat ini sudah terlihat bagus, bersih dan sangat khas Jepang. Tempatnya sih tidak terlalu luas. Didalam terlihat interiornya dominan memakai kayu dengan gaya khas Jepang sehingga tercipta suasana bersih, simple dan minimalis. Warna yang dominan adalah perpaduan warna hitam dari lantai dan dinding serta warna coklat kayu yang berasal dari furniturenya. Meja pengunjung dibatasi oleh partisi-partisi sehingga tercipta perasaan privasi, sangat cocok untuk pertemuan seperti kami ini. Kami duduk tak jauh dari pintu masuk karena ibu mertua yang memakai kursi roda akan datang bergabung, jadi kami akan makan berempat.

Ketika daftar menu dibagikan, saya agak sedikit terhenyak. Gawat, sebagian besar menu disini menyajikan masakan unagi / eel alias ikan sidat, yaitu ikan yang bentuknya panjang seperti ular. Ikan ini sangat disukai oleh orang Jepang dan sayangnya kami berdua tidak suka hahaha. Tapi apa daya kami tidak bisa pindah kelain tempat karena tamu kami dan ibu sebentar lagi akan datang. Pantas resto ini bernama Unacho, asal kata dari unagi. Untunglah selain masakan unagi, disini juga menyediakan menu lain seperti ikan salmon, gindara, tuna, daging sapi dan ayam, walaupun terbatas hanya 1-2 jenis menu saja.

Ketika ibu datang dan disuruh memilih menu, ibu agak bingung karena ada beberapa menu yang belum tersedia walaupun sudah tercantum didalam daftar menunya. Ketika saya tanya ternyata Unacho ini baru buka sekitar sebulan yang lalu. Akhirnya ibu memilih salmon miso moto yaki, suami dan tamunya memilih gindara saikyo yaki dan saya memilih salmon miso butter, tapi kami semua tidak ada yang memesan nasi karena baru selesai makan siang.

Ketika pesanan kami datang, penampilan sajian dihadapan kami terlihat minimalis, bersih, cantik dan mengundang selera. Gindara saikyo yaki disajikan piring keramik panjang berwarna hitam. Ikan di grill dan dialasi sepotong daun pandan, disajikan bersama sepotong tahu dan lotus. Salmon miso moto yaki penampilannya mirip gindara. Bedanya adalah gindara disajikan polos sedang salmon diberi bumbu miso moto dan ditaburi telur ikan.

Pesanan saya yang paling berbeda, salmon miso butter disajikan di mangkok karena berkuah, ukuran salmonnya lebih besar dari yang lain, disajikan bersama tahu dan garnish sayuran wortel, kapri dan jamur. Ketika kucicipi salmonnya lembut dan tidak amis walapun berkuah. Rasa kuahnya seperti miso sup tapi dicampur dengan butter dengan aroma yang dominan, tahunya lembut banget, dan sayurannya seger karena masih kres kres. Sayangnya karena malu dengan tamu, tidak mungkin saya mencicipi menu lainnya. Saya hanya bisa menelan ludah melihat sajian grill yang menggoda karena warna kulit ikan sampai kehitaman.

Selesai makan malah kita yang ditraktir oleh tamunya. Untung kertas bonnya ditinggal sehingga saya bisa membuat review ini. Harga yang tercantum di bon adalah masakan gindara @ Rp 115.000, salmon @ Rp 85.000, lychee tea & orange jus @ Rp 28.000 dan ocha Rp 18.000. Wah mahal ya, kalau ngga penting banget sih kami ngga mau makan disini lagi, tapi entah ya buat para penggemar unagi...

No comments: