Friday, February 24, 2017

Karnivor, sensasi makan steak di kandang singa (*)

Mumpung lagi diajak ke Bandung oleh suami, sambil menunggu beliau bekerja, sekalian saja saya menengok neng Egha yang katanya sakit sampai dirawat seminggu yang lalu. Sekarang sih sudah taraf pemulihan dan memasuki masa “mamayu” yaitu timbul nafsu makan setelah sembuh dari sakit. Saya tanya sama dia, kamu ngidam makan apa neng. Ngga tanggung-tanggung, ngidamnya pengen makan steak. Jadilah saya googling, steak apa yang belum pernah kami coba. Setelah sedikit berdebat, akhirnya kami putuskan untuk makan steak Karnivor di Jl. LLRE Martadinata No.127, dengan alasan kami berdua belum pernah mencoba dan steak ini hanya ada dikota Bandung.



Tiba disana, resto ini 1 kompleks dengan Nanny’s Pavilion, sehingga tempat parkirnya cukup padat. Dari luar bangunan resto ini tampak seperti bangunan jaman purba terbuat dari batu dan kayu, lengkap dengan susunan pagar kayu kotak-kotak didepannya. Nama resto ini terpampang besar diatas pintu masuk yaitu KARNIV.012.






Ketika kami masuk lebih dalam, ruang makan terbagi menjadi beberapa area, rasanya seperti memasuki kandang singa, lengkap dengan pelayan berseragam coklat ala petugas Taman Safari. Suasana dibuat temaram, dindingnya merupakan kombinasi antara dinding bata, dinding plesteran gompal-gompal, satu sisi dinding dan langit-langit dilapisi wallpaper altlas dunia, pembagian ruangan dibatasi dengan pagar kayu dan sekat besi, meja kursi makannya terbuat dari kayu, sehingga desain bangunan dan interior menghasilkan suasana yang unik.

Sesuai dengan slogannya “let’s meet our meat”, daftar menu berisi masakan daging, khususnya menu steak sebagai andalannya. Menu terdiri dari menu hamburg steak yaitu steak daging cincang, menu monster yaitu menu dengan porsi jumbo untuk dimakan bareng-bareng, menu lapar yaitu menu steak dengan ukuran antara 200-500gr, selain itu ada juga pizza, chicken steak, sop buntut, nasi goreng, dll, menu isenk atau makanan ringan, dessert dan minuman.


Sebenarnya saya menghindari makan daging, tapi saya kurang bernafsu bila memilih chicken steak ukuran 200gr, jadi saya memilih mozarella hamburg yang tampak menggiurkan yaitu 175gr patty steak atau steak daging cincang, dengan topping keju mozzarella yang meleleh dengan jejak bakaran, disajikan diatas hotplate, beralaskan sayuran buncis, bersama kentang goreng dan disiram saus mushroom. Tekstur patty steak empuk, dipotong dengan garpu saja sudah cukup, dimasak well done, tanpa aroma daging yang mengganggu, semakin nikmat dimakan bersama lelehan mozzarella. Saus mushroom sedikit tergenang di hotplate, tidak disiram diatas steak maupun diatas kentang, saus mushroom ini rasanya cenderung manis dan tidak ada potongan mushroomnya, tapi kenapa lama kelamaan saus mushroom ini rasanya agak pahit dilidah ya ? Saya rasa saus mushroom ini terbuat dari jamur yang diproses sampai halus.


Sedangkan neng Egha memesan 300gr T-Rex bone steak dengan simbol pistol alias menu most wanted, disajikan diatas piring putih bersama sayuran wortel dan buncis serta kentang goreng, tapi karena tidak melihat genangan saus maka dia memesan extra saus mushroom lagi. Hal ini kami sesali karena ternyata dia juga merasakan hal yang sama yaitu semburat rasa pahit saus mushroom yang merusak citarasa steak yang sudah sempurna.

Untuk mendampingi makanan yang tinggi protein ini, saya memesan jus range berry alias orange strawberry yang rasanya asam menyegarkan. Harga makanan disini menurut saya standard saja yaitu Rp 99.000 untuk T-bone, Rp 49.000 untuk hamburg steak, extra saus murshroom Rp 12.000, jus range berry Rp 22.000 dan teh manis Rp 9.000. Jadi yang ingin merasakan sensasi makan daging dikandang singa, silahkan datang kemari.






No comments: