Monday, February 27, 2017

Food Culture adalah food court yang berisi tenant masakan Jepang di AEON Mall (**)

Hari Minggu adalah hari jalan-jalan. Saya tanya mamah, mall mana yang belum pernah dikunjungi. Ternyata ketahuan bahwa beliau belum pernah mengunjungi AEON mall di jl. BSD Raya Utama, Cisauk, Tangerang, kami pun segera kesana untuk makan siang. Orangtua biasanya tidak mau makan sajian yang tidak familiar di lidah, apalagi mamah tidak suka seafood, maka kami mengajak makan di Food Culture yaitu food court yang terletak dilantai dasar dan sebagian besar berisi tenant masakan Jepang tapi ada juga beberapa tenant masakan non Jepang.



Sebelum menentukan pilihan, kami berjalan pelan mengitari area food court tsb. Akhirnya mamah berhenti di depan tenant Wateishoku Yamakawaya yang menyediakan menu Beef Hamburg, chicken Steak, Saba Sioyaki, Karaage, Ebi Fry, dll. Mamah memilih chicken steak karena tergiur dengan gambarnya yang mengundang selera, harganya Rp 60.000 excl. tax.


Ketika disajikan chicken steak ini terlihat berbeda dengan gambar menunya, lebih tipis tampilannya, terlihat sedikit raut muka kecewa di wajah mamah. Chicken steak disajikan diatas hotplate dalam keadaan terpotong-potong, bersama segelintir kentang goreng, potongan wortel dan pokcay, sudah termasuk nasi dan miso sup. Chicken steak ini rasanya enak dan empuk karena mamah memilih bumbu black pepper.



Sedangkan saya ingin makan menu bento dan memilih tenant Hakata Ichibandori Express. Saya memesan Sanma Sumibiyaki Bento yaitu bento yang berisi nasi, ikan sanma atau makarel yang disajikan diatas salad kol, ayam karaage, sepotong terung dan sup seharga Rp 68.000 excl. tax.

Ikan sanma dimasak dengan cara dipanggang diatas arang, rasanya mirip ikan kembung, tapi banyak sekali duri halusnya sehingga agak repot dan sulit dimakan, apalagi bila memakai sumpit. Ikan sanma disajikan 1 ekor utuh, tapi dipotong 2 karena kepanjangan, daleman ikan tidak dibersihkan dan menimbulkan rasa pahit. Sebaiknya ikan sanma dibelah dan dibersihkan dulu sebelum dimasak karena duri dan rasa pahit sangat mengganggu selera makan. Saya pikir sup pendamping masakan Jepang pastilah miso sup, tapi ternyata diberikan sup yang berisi sawi putih dengan serabut telur.



Suami saya memesan beef steak black pepper di tenant Matsuyama. Beef steak disajikan diatas hotplate dalam keadaan terpotong-potong dan ditaburi bawang putih goreng dalam jumlah yang royal, disajikan bersama toge, wortel, pokcoy dan kentang goreng. Sajian ini juga enak karena bumbu black pepper dan tekstur daging yang empuk, tapi harganya cukup mahal yaitu Rp 88.000.


Sengaja makan beef steak tanpa nasi, suami memesan lagi menu crunchy beef tacos di Jesse el Pollo seharga Rp 65.000 excl. tax, yaitu 3 porsi keripik tortilla yang masing-masing diisi dengan daging cincang, lettuce, tomat, saus salsa dan taburan keju parut. Rasanya segar seperti makan salad tapi ada aroma khas yang tercium dari sajian ini.


Terakhir kami memesan strawberry shaved ice yaitu es serut ala Jepang yang biasa disebut kakigori. Penampilan es serut membumbung tinggi diatas mangkuk plastik, disiram susu kental, sirup dan strawberry yang dihaluskan. Tekstur es nya halus dan lembut, rasanya menyegarkan dan manis sampai tetes terakhir, tapi harganya cukup mahal yaitu Rp 49.000 excl. tax.

Masih banyak pilihan makanan lain di food court ini, seperti yakitory, sushi, karaage, okonomiyaki, teppanyaki, takoyaki, gyoza, tempura, Japanese bakery, dll. Ngga mungkin kekurangan ide mau makan apa disini, yang penting bila mengaku sebagai pencinta masakan Jepang, bakal lapar mata deh disini. 

No comments: