Tuesday, February 15, 2011

Yei ada ceker ayam goreng di Bakmi Ayam Berdikari Tebet (*)








Biasanya kami lebih memilih makan di restoran ketika mengajak orangtua, maklumlah selain suasananya nyaman, kebersihannya pun terjamin. Tapi kali ini kami ingin sekali mengajak makan malam di sebuah rumah makan biasa, tanpa AC dan ruangannya agak sempit, bersatu dengan dapur lagi. Dengan catatan saya harus berjuang dulu untuk mendapatkan tempat duduk diruang dalam (alias dibelakang dapur), karena jangan sampai duduk di pinggir jalan, bisa-bisa Bapak saya manyun karena takut makanannya dihinggapi debu.
Apa alasan kami nekat mengajak makan kesini ? Karena disini tersedia masakan Chinessefood kedoyanan Bapak ku, yang 100% halal kata spanduknya, serta jenis menunya banyak sekali. Dimana sih ? Yaitu di Bakmi Berdikari, jl. Tebet Timur Dalam Raya no 41, telpon 021 8379 2365 / 9899 7777. Di logonya sih tercantum berdiri sejak th 1978, jadi pastinya RM ini laku dan berpengalaman dong karena telah bertahan lama selama 33 tahun.
Menu yang tersedia disini banyak sekali, apalagi disertai foto-foto makanan yang indah dan menggiurkan, dimana menu dicetak diatas kertas yang mengkilap, menjadikan pengunjung lapar mata ketika memilih menu. Jenis masakan mie nya saja ada 15 macam, bihun 18 macam, kwetiaw 20 macam, nasi 13 macam, nasi+lauk 14 macam, bakso & pangsit 6 macam, ayam 9 macam, cumi & udang masing-masing 7 macam, ikan gurame 5 macam, sapi 3 macam serta chinessefood lainnya seperti sayuran & soup 30 macam, tak lupa ada 6 macam dimsum & 15 macam minuman. Woa banyak kan ! Harga rata-rata dibawah Rp 30.000, sedangkan masakan ayam, cumi & udangnya Rp 32.000, sapi Rp 35.000 dan yang paling mahal adalah gurame 1 kg Rp 75.000, serta harga minuman paling mahal adalah Rp 10.000.
Pilihan kami ber4 adalah mi ayam jamur baso (menu kudu pesen), mi goreng ayam, sapo tahu ayam, ikan gurame goreng kipas, pangsit goreng dan yuhu ini jarang ada ditempat lain yaitu ceker ayam goreng. Hmm ceker kaya apa ya yang harganya Rp 20.000 ? Minumannya kami pesan es kelamud (kelapa muda) dan es lidah buaya orange. Tak lupa oleh-oleh tuk orang rumah : kwetiaw siram & baso tahu special kuah.
Sebelumnya aku gambarkan dulu suasana malam ini yaitu pas hari libur imlek, semua meja penuh walau tidak sampai antri, tapi pengunjung yang take away cukup banyak serta dering telepon tak putus-putus untuk delivery order. Hasilnya menu pesanan kami keluarnya nyicil dan lamaaa sekali. Padahal kami sepakat makan tengah, alias semua menu dibagi rata ber4. Pesanan yang datang pertama adalah mi goreng, yang langsung ludes kami makan, lalu nunggu lagi, datang lagi mi ayam, langsung ludes lagi, dan seterusnya. Parahnya lagi sang gurame datang terakhir, nasi dipiring tinggal sedikit dan dingin, akhirnya kami bungkus saja sisanya, wong ikannya hanya kami cuil sedikit karena sudah keburu kenyang. Lucunya bungkusan yang untuk dibawa pulang sudah rapih dimeja sebelum semua pesanan kami keluar.
Mengenai rasa makanannya sih enak. Mi ayamnya sepertinya memakai mi buatan sendiri dimana bentuknya agak sedikit tebal, diberi topping potongan ayam, jamur & sawi hijau yang cukup generous. Rasanya memang agak lain dengan yang lain, yaitu ketika mi ditarik dengan sumpit terlihat agak lengket-lengket karena diberi bumbu semacam kaldu, hasilnya enak & mantap. Mi gorengnya berwarna kecoklatan, diaduk bersama ayam, baso, telur, kol serta sawi, enak. Saponya bener-bener menu sehat yang komplit, abis isinya itu loh ayam, brokoli, kembang kol, wortel, jamur kuping, sawi putih, jagung keputren, off course tahu. Pangsitnya hmm lebar dan renyah, nyam nyam. Terakhir ceker ayamnya isi 10, mana ukuran gede-gede lagi, pake ayam kampung yang diungkep lalu digoreng kering hingga kecoklatan, jangan lupa diperciki sedikit air jeruk, dan gerogotin sampe puas dagingnya yang tebal, hmm very good. Terus terang, abis makan ceker jadi kenyang, sampe ikannya dibungkus saja deh, salah sendiri datangnya terakhir. Belum lagi kita harus menghabiskan minuman yang menyegarkan tapi mengenyangkan juga. Mantaf, Alhamdulillah.
Puas makan dan membayar sekitar Rp 200ribuan lebih, kami pun segera beranjak untuk pulang. Tak lupa kami ambil beberapa jeruk imlek yang disediakan gratis. Kami pun baru sadar karena butuh waktu hampir 1 ½ jam untuk makan disini, woa, bahkan sempet mati lampu juga loh karena kelebihan beban. Sepertinya 33 tahun belum cukup untuk mengantisipasi lonjakan pesanan…

5 comments:

Anonymous said...

BERDIKARI sudah tidak seenak dulu lagi, skarang harganya mahal. dulu ane bungkus mie goreng seafood bisa untuk satu keluarga, sekarang hanya cukup utk 2 orang saja. gak cuma itu, udang didalam mie goreng nya kecil2x dan dikit sekali, cumi nya juga dikit, seukuran setengah kuku doank cumi nya. BERDIKARI sekarang udah matre dan melupakan asal usul nya sebagai tempat makan mie enak dan porsi jumbo. BERDIKARI sekarang udah matre.

Kini ane beralih ke SENJAYA, lokasinya di Tebet Utara, dekat cafe cafe yg bnyk bertebaran di sana. SENJAYA dimiliki oleh kakak nya yg punya BERDIKARI. Rasa lebih enak, porsi lebih jumbo, udang dan cumi nya gede gede dan banyak sekali jumlahnya. Harga sama dengan BERDIKARI. Makan di SENJAYA kudu bersedia nunggu meja kosong sambil berdiri, karena selalu ramai di sana. Saran ane makan di sana dibungkus saja kalo tidak mau diganggu pengamen di sana. It's worth it, harga sama, porsi 2 kali lipat BERDIKARI.

Unknown said...

Mie gorengnya Senjaya gawat porsinya ... Enak pula ...

Laras' Mom said...

Mie Berdikari itu yang punya namanya Koh Han. Dia punnya kakak Koh Amin yg punya Mie Gayabaru di Tebet Barat dan adik Koh Aseng yang punya SENJAYA. Jadi relatif ketiga warung mie yang belakangan jadi restoran kecuali SENJAYA yang masih warung, merupakan restoran Mie di Tebet yang jadi rujukan masyarakat Tebet. Sebab mereka tidak menjual babi. Juga tidak pakai minyak babi. Salah satu mantan pegawainya yang tukang masaknya Gayabaru, juga membuka warung Mie yang namanya Mie Eddy letaknya di depan pasar PSPT Tebet Timur. Sampai sekarang memang Senjaya lebih enak dan porsinya banyak. Berdikari sekarang dikeloal sama anaknya Koh Han, dikelola dengan model open kitchen yang lagi in sekarang tapi bersih. Tapi memang akhirnya harganya paling mahal dibanding ke 2 saudaranya. Cuma buat orang2 yang sensitif sama makanan pinggir jalan, Berdikari Mie adalah alternatif resto mie halal yang enak dan lebih murah dari franchise mi sept Bakmi Naga, Gang Kelinci, atau Toko Tiga. Beda sama Koh Aseng di Senjaya yang open kitchen juga tapi jorok. Cuma mungkin faktor "jorok" itulah yang membuat makanan lebih nikmat. Campur keringat si engkohnya. he..he... kalo Gayabaru kitchen di dalam jadi kita nggak tahu kebersihannya.

Anonymous said...

Saya sudah 10 tahun tinggal di Tebet berdikari menjadi salah satu restaurant favorite hingga akhir x2 ini pelyanan nya jauh, tidak ada penerima tamu dan security yang kasar. sungguh tidak pantas disebut resaturant seandaikan pun makanannya seenak apa pun pelayanan dan metode penerimaan tamu tidak pantas disebut restaurant. semoga ini mendapat jadi masukan terima kasih

taplak warteg gucci said...

terima kasih atas informasinya, bisa juga mampir ke artikel mengenai kartu pra kerja jika berkenan. terima kasih banyak