Saturday, May 20, 2017

Wisata Kuliner & Itinery Kalimantan Selatan, Hari ke-2

Minggu, Hari ke-2

2.1. Warung Rahmat Andalas (***)

Rencana kami pada hari kedua ini adalah naik perahu menuju pasar terapung Lok Baintan dan pulau Kembang. Tapi sayang sekali, sejak Subuh hujan turun sangat deras, sehingga kami yang sudah mandi dan rapih jadi tertidur lagi. Sekitar pk. 7 hujan sudah berhenti dan kami pun bersiap-siap pergi meluncur ke tempat sarapan nasi kuning di Jl. Perintis Kemerdekaan no. 62 RT22, bernama warung Rahmat Andalas.


Sarapan nasi kuning Banjar juga merupakan kuliner wajib selama di Banjarmasin. Ketika kami tiba disana, warung makan ini sudah ramai oleh pengunjung. Tempatnya sederhana, bangunan terbuat dari kayu, ruang makannya cukup luas, meja makan berupa meja kayu panjang untuk makan beramai-ramai dengan kursi plastik.



Selain nasi kuning, warung ini juga menyediakan lontong. Tempat meracik makanan berada disisi kanan ruangan. Kami semua memesan sarapan khas Banjar nasi kuning dengan lauk ikan haruan. Selain ikan tersedia juga ayam dan telur, tapi itu sih sudah biasa. Nasi kuning disajikan terpisah dengan lauknya dan ditaburi bawang goreng. Semua jenis lauk dimasak dengan bumbu berwarna merah kehitaman mirip rendang, namanya masak habang.



Ketika ikan haruan atau ikan gabus ini disajikan dihadapan saya, bentuknya sudah tidak terlihat seperti ikan karena sepotong ikan tertutup bumbu yang mlekoh. Ketika dimakan rasanya manis dan tidak pedas, dagingnya empuk tapi banyak durinya sehingga harus extra hati-hati ketika memakannya. Tekstur nasi kuning tidak lengket dan mudah dikunyah karena nasinya agak ambyar, tidak pulen seperti di Jawa.




Bila tidak mau makan berat, disini tersedia juga aneka wadai dan cemilan keripik dan kerupuk. Bila kita keluar dari warung makan ini, diseberang jalan ada sebuah Depot Kue Udin / Acut yang menjual aneka wadai / kue basah dan kering.

2.2. Toko Andalas, sentra oleh-oleh khas Kalsel


Selanjutnya kami menuju Toko oleh-oleh Andalas, Jl. Perintis Kemerdekaan no. 12 RT22, tak jauh dari warung nasi kuning Rahmat Andalas. Toko ini cukup lengkap menjual aneka makanan dan cenderamata khas Kalsel seperti perhiasan dari batu, tas dan dompet manik-manik, tas bahan ilung atau eceng gondok, baju motif dayak dan sasirangan, alas makan dan tikar lampit atau rotan, miniatur jukung yaitu perahu khas Banjar berbahan rotan, topi purun yaitu topi tradisional Banjar berbahan tumbuhan purun dll.

Sedangkan oleh-oleh makanan khas Kalsel adalah kerupuk kuku macan atau amplang ikan pipih, wadai gapit, dodol Kandangan, rimpi, wadai sagu, wadai satu, rabuk haruan dan tengiri, gabin, wajik, sambal acan dalam botol, madu produksi hutan Kalimantan, ikan-ikan kering seperti sepat dan saluang, kacang jaruk, kacang hijau kupas goreng dll.

Bila belanjaan anda banyak, bisa dimasukkan ke dalam dus lalu dibungkus, diberi tali dan diberi nama, sehingga memudahkan bila dimasukkan kedalam bagasi pesawat.

2.3. Pasar Terapung Siring Tendean – Minggu pagi, CFD



Setelah puas belanja oleh-oleh, kami kembali lagi ke Pasar Terapung Siring Tendean karena suami saya kan belum pernah kesini. Wah dia antusias sekali, apalagi hari Minggu adalah CFD, baik pedagang dan pengunjung sangat ramai. Tambahan ada pertunjukan musik Panting yaitu musik tradisional khas suku Banjar, dimana musik didominasi oleh alat musik yang dinamakan Panting yaitu sejenis gambus yang memakai senar (panting).



2.4. MHK Jewelery


Karena tadi pagi hujan deras, maka agenda kami yang semula hari Minggu adalah wisata susur sungai dan hari Senin adalah wisata belanja, maka jadwal tsb kami tukar harinya. Kami menuju kota Banjarbaru dengan tujuan berbelanja di Martapura, yang terkenal sebagai pusat penjualan dan tempat penggosokan intan utama di Kalimantan, selain itu tersedia juga cenderamata dari berbagai jenis batu mulia.

Kami diajak ke Toko MHK Jewelery di Jl. Sultan Adam no. 10, untuk melihat berbagai jenis perhiasan seperti kalung, gelang, cincin, dll terutama yang terbuat dari berlian dan batu permata lainnya, serta melihat proses pembuatan perhiasan tsb secara manual yang dikerjakan oleh para pengrajin.

Suami saya sangat antusias melihat berbagai jenis perhiasan ini, mencoba beberapa cincin dan meringis ketika mendengar harganya yang setara dengan harga mobil mewah. Sedangkan saya hanya bisa menjepretkan kamera ke arah perhiasan-perhiasan tsb sambil membayangkan alangkah cantiknya kalau perhiasan tsb saya pakai hehehe.

2.5. Kompleks Pertokoan Cahaya Bumi Selamat / CBS


Selanjutkan kami menuju Kompleks Pertokoan Cahaya Bumi Selamat di Jl. Ahmad Yani, Martapura yaitu kompleks pertokoan yang menjual berbagai jenis batu mulia dan kerajinan tangan lainnya seperti tas manik-manik khas Dayak, aksesoris, baju tradisional Dayak dll. Kami diajak ke Toko Permata Kalimantan’s lantai dasar blok D no. 4 & 13 yaitu toko yang paling banyak dijejali oleh pengunjung.

Disini saya membeli tas manik-manik untuk kado Rp 75.000, dompet manik-manik untuk oleh-oleh Rp 13.000, suami saya membeli sarung tradisional khas Dayak Rp 17.000, kalung antara Rp 25.000 – 125.000, gelang untuk oleh-oleh mulai dari Rp 10.000, sehingga tak sadar bahwa belanjaan kami sudah berkantong-kantong.

Keluar dari Toko Permata Kalimantan’s suami saya membeli kopiah rotan seharga Rp 50.000 dan kain sasirangan Rp 85.000, saya membeli tas selempang manik-manik Rp 100.000 dan kaos anak laki motif Dayak Rp 60.000, lalu kami berempat membeli lagi tas anyaman rotan nan keren  Rp 20.000. Tak terasa kantong belanjaan semakin menumpuk dan kami berjejalan mobil yang semakin sesak oleh berbagai bungkusan.

2.6. Depot Simpangan (***)

Habis belanja terbitlah lapar. Kami pun menuju Depot Simpangan di Jl. Ahmad Yani km. 38,5 Martapura. Dari depan rumah makan ini tampaknya tidak begitu besar, tapi ketika mobil kami melaju terus menuju tempat parkir dihalaman belakang, rupanya rumah makan ini cukup luas dan memanjang kebelakang. Ruang makan utama berada didalam bangunan paling depan, ruangannya terbuka, dengan langit-langit dan pagar terbuat kayu. Sedangkan dihalaman belakang ada beberapa saung-saung kayu bergaya lesehan, berdampingan dengan taman yang menyejukkan. Saat kami datang pengunjung sedang penuh dan kami kebagian duduk lesehan di saung.





Rumah makan ini menyajikan menu udang galah, ikan mas, nila, patin, papuyu, haruan, saluang, ayam, tahu tempe, sayur bening, terong, lalapan, urab, waluh bersantan, keladi, nangka, asam dan jantung pisang. Kami sepakat memesan ikan yang jarang ada di pulau Jawa yaitu papuyu dan haruan, lagi pula suami belum pernah mencobanya, lalu ikan saluang, sekaligus saya ingin tau apa bedanya saluang Kalimantan dengan seluang Sumatera, serta udang galah, yang biasanya kami hindari karena takut kolestrol. Untuk sayurannya kami memesan sayur bening dan terong serta minuman khas air jeruk dan es timun serut.



Kami memesan udang bakar dan goreng, bentuknya gemuk dan bantet, udang bakar berlumur bumbu dengan jejak bakaran, rasanya tak diragukan lagi, enak dan mantap, dagingnya tebal, rasanya puas walaupun hanya makan 1 ekor. Ikan papuyu juga kami pesan dengan cara dibakar dan digoreng, ikan haruan kami pesan digoreng dan disajikan dalam keadaan terpotong-potong, seporsi ikan saluang goreng bentuknya kecil-kecil seperti ikan balita, warnanya keputih-putihan, rasanya garing, renyah, empuk dan gurih.




Makan siang kami nikmat sekali, apalagi dengan cocolan sambal cabai rawit super pedas khas Banjar, disajikan bersama sepotong jeruk limau kuit yang sudah dikupas, jadi tinggal ditekan pakai sendok lalu diaduk. Sayur bening seperti biasa berisi daun keladi dan sepotong labu kuning, potongan kacang panjang dan jagung pipilan.

Harga aneka hidangan ini termasuk standard harga resto, yang paling mahal adalah Rp 110.000 untuk seporsi udang galah isi 2 ekor, Rp 40.000 untuk seporsi papuyu isi 2 ekor, haruan Rp 40.000, saluang Rp 20.000, sayur bening dan terong @Rp 5.000, sambal, jeruk hangat dan es timun @Rp 5.000, es jeruk dan nasi @Rp 6.000 serta teh Rp 4.000.

2.7. PD Pasar Bauntung Batuah

Perut sudah kenyang, malah lanjut belanja lagi. Kali ini kami menuju PD Pasar Bauntung Batuah yang berada dibelakang Kompleks Pertokoan CBS, yaitu pasar tradisional yang menjual berbagai macam bahan pokok keperluan rumah tangga. Bahan makanan yang paling menonjol disini adalah ikan asin, sesuai dengan tujuan pencarian kami kesini. Ikan asin yang terkenal adalah ikan sepat dan gabus serta saluang yang tertata rapi dengan berbagai variasi sehingga indah dipandang mata.



Selain itu mba Upik membeli bahan untuk membuat bubur Baayak yaitu bubur tradisional warisan kuliner Banjar. Bubur baayak yang sudah jadi bentuknya kental dan berisi butiran-butiran tepung, berwarna coklat dan rasanya perpaduan antara manis dan gurih. Akhirnya kita semua ikut-ikutan membeli bahan bubur baayak berupa butiran-butiran tepung. Padahal kami tidak punya resepnya dan tidak tau cara membuatnya, hahaha.


Dipasar tsb juga kami menemukan banyak penjual jengkol matang yang disajikan bersama santal kental, namanya jaring / jengkol disajikan bersama colekan yang disebut tahi lala, yaitu saos yang terbuat dari induk santan yang direbus selama 2 - 3 jam sampai mengental. Orang Banjar menyantap jaring tahi lala ini bagaikan menyantap camilan, wah mana tahan.

2.8. RM Ma Haji – Itik Panggang (***)

Puas mengeksploitasi kota Martapura, kami kembali lagi ke ibukota Banjarmasin. Sampai disini, tujuan terakhir kami adalah makan malam. Kali ini kami diajak makan Itik Panggang di RM Ma Haji, Jl. P. Antasari no. 103.



Tiba disana, rumah makan ini terlihat sederhana. Kami masuk dengan terburu-buru karena menurut kabar itik panggang ini sebentar lagi habis bila waktu sudah menunjukkan pk 7 malam. Untunglah ketika ditanya, persediaan itik panggang masih ada. Selain itik, disini juga menyediakan hati dan ayam panggang. Tapi kami semua memesan menu unggulan nasi itik panggang, bisa memilih bagian paha atau dada.


Saya melihat proses pemanggangan itik tsb adalah beberapa potong itik ukuran ¼ ekor sedang dipanggang diatas pembakaran arang, mirip ayam bakar. Tapi ketika itik panggang tsb sampai dihadapan saya, wah saya jadi terkejut, karena penampilannya berubah total menjadi potongan-potongan daging yang tidak ketauan lagi apakah ini bagian paha atau dada, kemudian disiram saus kecap sampai tergenang, berwarna coklat kemerahan.



Daging bebek kelihatannya gemuk dan berlemak, ketika dimakan rasanya mirip dengan ayam, cukup empuk walau tak seempuk daging ayam, masih ada beberapa daging itik yang melawan ketika digigit. Aroma bebek sama sekali tidak tercium, saus kecapnya manis sekali, bercampur rasa gurih, mirip saus ayam goreng mentega, bedanya saus itik panggang ini lekker sekali, kental dan berlimpah serta menonjol rasa manisnya. Sepiring itik panggang cukup banyak porsinya. Disetiap meja disediakan semangkok acar, sambal dan kerupuk sebagai pendamping makan itik, sehingga rasa manis bumbu itik akan sedikit ternetralisir. 



Setelah makan, mba Upik membawakan kami wadai bebongko yaitu kue khas Banjar yang terbuat dari tepung beras, santan dan pandan, berisi gula merah, lalu dibungkus daun pisang yang memberikan aroma tersendiri. Kue rasanya manis dan gurih bercampur menjadi satu, ditambah aroma wangi pandan dan daun pisang, teksturnya kenyal-kenyal empuk dan lumer di mulut, sedap sekali.

Harga itik panggang plus nasi adalah Rp 35.000, minuman jeruk Rp 7.000, teh tawar Rp 3.000, kerupuk Rp 3.500 dan wadai bobongko Rp 3.000. Dengan berakhirnya makan malam kami, berakhir pula perjalanan kami pada hari kedua ini. Kami kembali lagi ke penginapan, istirahat yang cukup agar esok pagi tidak kesiangan untuk menempuh wisata susur sungai.

1 comment:

Sierra Tanjaya said...

Yuk Boss Main Bareng di Agen Taruhan Online Terpercaya
Menang dan Raih Hadiah Serta Bonus Setiap Hari!
Cuma disini Rasakan Taruhan Online Dengan Sensasi Berbeda!
Ingat Taruhan Online Ingat BOLAVITA ya boss !

Info Selengkapnya Hubungi Customer Service Kami (Online24jam)
WA: 0812-2222-995
BBM: BOLAVITA
WeChat: BOLAVITA
Line : cs_bolavita

INFO TOGEL HARI INI