Monday, March 20, 2017

Mencoba sate ayam kekinian di Sate Taichan Pak Man (*)

Tahun lalu menu sate Taichan sedang hits banget. Pelopornya adalah penjual sate taichan di daerah Senayan. Karena saya penasaran dengan citarasa sate taichan tapi belum sempat mencobanya, maka saya searching resep sate taichan dan bikin sendiri di rumah berdasarkan resep ini :

Bahan sate adalah 2 buah dada ayam, cuci bersih dan potong dadu, 2 sdt lada bubuk, 2 sdt garam, 2 buah jeruk nipis. Bahan bumbu sate adalah 15 buah rawit merah besar, 1 buah tomat, 6 siung bawang merah, 4 siung bawang putih, garam dan gula.

Cara memasaknya adalah potongan ayam ditusukkan pada tusuk sate, lalu kucuri dengan perasan jeruk nipis, lada dan garam, diamkan kurang lebih 20 menit. Panggang ayam dengan api kecil agar matang merata, bolak-balik agar tidak gosong. Bumbu sate direbus semua sampai melunak, lalu tiriskan. Haluskan semua bumbu lalu tumis sampai harum. Terakhir, sajikan sate yang telah dipanggang dengan bumbunya. Gampang banget kan.

Karena kami terbiasa makan sate ayam plus kulit dengan bumbu kacang yang berlimpah, maka ketika makan sate taichan kayanya gimana gitu, kebayang deh daging ayam dengan bumbu sederhana, dimakan pakai sambel super pedes. Ngga ada bumbu kacang yang bisa dicolek-colek pakai kerupuk. Memang tekstur daging ayam empuk dan juicy. Tipsnya adalah jangan memanggang sate ayam pakai api besar dan jangan kelamaan, khawatir hasilnya akan keras, kering dan gosong.

Saking penasarannya ingin makan sate taichan hasil racikan abang tukang sate, maka malam Minggu yang lalu kami menuju daerah senayan. Wah ternyata sekarang ada lebih dari 10 gerobak penjual sate taichan, baik yang berada di Jl. Asia Afrika maupun diseberangnya, di depan pintu gerbang Gelora Bung Karno (GBK). Keunikan penjual sate taichan ini adalah setiap gerobak memasang papan nama dengan tulisan lampu warna warni sehingga menarik dilihat saat malam hari.


Mau makan sate yang mana ? Tempat parkir tukang sate di Jl. Asia Afrika penuh dan sempit, padahal pengunjung ramai sekali, maka kami menyambangi lokasi di depan pintu gerbang GBK. Kami memilih sate taichan Pak Man karena pengunjung yang sedang makan paling ramai. Tempat makannya berupa meja dan kursi plastik dibawah langit malam berbintang.


Kelebihan makan di sate taichan pak Man adalah pelayanannya ramah dan cepat. Kami disambut dengan hangat dan segera dicarikan tempat duduk. Ketika melewati gerobak sate, kami melihat sate sedang dibakar diatas pembakaran arang, tapi tidak ada aroma sate yang semilir harum seperti penjual sate tradisional. Kami langsung memesan 2 porsi sate taichan plus lontong.


Sate ayam berwarna putih, tanpa kulit, disiram sambal cabe rawit, ditaburi bawang goreng, dibawahnya ada potongan lontong dan genangan sambal yang berwarna orange, sepotong jeruk limau turut disajikan diatas sendok plastik.

Rasa sate ini sebelas duabelas dengan rasa sate hasil masakanku. Bedanya, saus sambalnya menggigit banget, super pedas. Citarasa sate dan sambal dominan rasa pedas asin. Tekstur dagingnya empuk dan juicy. Bagi kami makan sate taichan kurang greget, maka kami tanyakan dimana penjual kerupuk tapi sayangnya tidak ada.


Untunglah ada penjual tempe mendoan sang penyelamat. Kami memesan seporsi tempe mendoan isi 3 lembar, yang disajikan terpotong-potong dan disiram bumbu kacang. Makan sate ditemanin tempe mendoan yang baru keluar dari wajah, nah ini baru nendang, hehehe. Sekarang sih kalo mau makan sate taichan ngga usah jauh-jauh ke senayan, di setiap pusat kuliner juga ada seperti di Kemang, Tebet, Bintaro, dll.

No comments: