Monday, September 05, 2016

1 porsi Bubur Ayam Bang Tatang Rawa Belong bikin kaget (***)

Cuaca di Jakarta lagi ngga bener nih, siang panas banget, tiba-tiba hujan, kadang sebentar, kadang sampe banjir. Buat yang penyakitan asma, cuaca seperti ini sangat berpengaruh loh. Contohnya suami saya, belum pernah saya lihat dia kambuh asma nya seperti ini. Di rumah saya lagi menyiapkan peralatan nebulizer, eh dia malah ngajak makan bubur ayam. Ngga tanggung-tanggung, dia ngajak makan bubur ayam Bang Tatang di pertigaan Jl. Palmerah Barat menuju Rawa Belong, tepatnya di Jl. Palmerah Barat No. 99, Rawa Belong, Kebayoran Lama.
  



Dia penasaran banget pengen makan bubur ayam Bang Tatang karena beberapa bulan yang lalu, kami sempat kesana tapi gagal karena tempatnya tutup. Bayangin saja dari Cilandak Barat menuju Rawa Belong, lumayan banget kan jaraknya. Sebagai persiapan saya cari dulu no telpon nya di Google, setelah ketemu yaitu (021) 5333022, saya telpon dulu untuk memastikan tempat ini buka. Ternyata tempatnya buka sampai bubur ayam habis mungkin sekitar jam 10an, kami segera meluncur, menyalakan waze, malam minggu hujan rintik-rintik, alhamdulillah perjalanan kami cukup lancar sampai ditempat.

Sampai disana hujan masih berlangsung, bila memakai mobil, agak sulit menemukan tempat parkir yang nyaman karena letaknya dipinggir jalan tidak jauh dari tikungan. Dari seberang jalan sudah terlihat tempat ini dari spanduknya yang besar dan parkiran motor yang hampir menutupi tempat ini.

Ketika kami masuk, ternyata tempat ini berupa bangunan permanen, sebuah ruangan yang bisa menampung sekitar 20 orang makan di meja, tapi kalau mau dipaksa makan tanpa meja, masih ada tempat sampai keluar ruangan. Untunglah ketika kami datang, pengunjung saat itu tidak terlalu padat. Kami langsung mendapat tempat dimeja makan.

Ketika saya pesan 2 porsi bubur ayam, pelayan bertanya, ½ porsi atau 1 porsi ? Wah saya langsung pilih ½ porsi, eh suami pesan 1 porsi. Pakai kacang atau ngga ? tanya nya lagi. Saya pilih tanpa kacang, suami saya pakai kacang.

Pelayan yang ada disini ada 3 orang, semua pakai seragam kaos yang bertuliskan Bubur ayam Bang Tatang. Orang yang meracik bubur masih muda, sepertinya Bang Tatang sudah tidak ada, karena sekitar 17 tahun yang lalu, saya pernah makan disini bersama teman-teman kantor, yang meracik bubur adalah Bang Tatang sendiri yang kala itu pun sudah tua.


Tidak pakai lama, pesanan kami segera hadir dimeja, suami saya pun terkejut. Penampilan bubur ayam 1 porsi nyaris luber, dengan topping suwiran ayam yang royal diatas taburan emping. Tidak ada kerupuk disini, suwiran ayam berwarna kehitaman, itu karena memakai ayam kampung jago, katanya. Tapi ketika dimakan ayamnya empuk, buburnya panas, teksturnya kental dan rasanya gurih.

Dimeja telah tersedia semangkok sambal, kecap asin dan manis. Sambalnya sedikit saja sudah pedas loh. Ukuran ½ porsi juga banyak tapi tidak sampai luber. Saking enaknya kami berdua menghabiskan bubur ayam sampai ludes tak bersisa, malah membungkus 2 porsi lagi untuk oleh-oleh ke rumah mamah.

Untuk harganya memang lumayan mahal tapi tidak disesali, wong suwiran ayamnya juga ngga kira-kira. Total 3 ½ porsi bubur ayam plus teh botol adalah Rp 98.000. Si Mamah bakal kaget juga nih pas buka bubur ayam di rumah.

3 comments:

Unknown said...

Skg kok gak ada

Unknown said...

Pindah kemana ya?

Unknown said...

Wah mahal nya kl didesa hang segitu visa but makan 1 minggu