Tuesday, December 27, 2016

Waiting list untuk makan Rolling Cheese di Ojju (***)

Hari Jumat sebelum libur Natal, macetnya luar biasa. Kami terdampar di Kota Kasablanka, karena waktu Magrib sudah tiba dan perut pun keroncongan. Selesai sholat, kami menyusuri area Food Society untuk mencari tempat makan yang memenuhi selera kami. Di lantai UG, kami melihat sebuah resto yang penuh oleh antrian pengunjung dalam waiting list. Resto tsb bernama Ojju K-food atau Korean food. Saya menerangkan kepada suami bahwa Ojju itu adalah masakan Korea yang video nya sering diunggah di Instagram.



Karena penasaran kami pun ikut mendaftar dalam waiting list dan mendapat nomer A222. Dalam layar komputer, antrian sekarang adalah A156 yang artinya kami harus menunggu 66 antrian lagi untuk bisa makan disana. Nomer antrian terbagi menjadi 3 kategori yaitu A untuk pengunjung 2 orang, B dan C untuk kelompok pengunjung dengan jumlah orang lebih banyak.

Kami kembali menyusuri tiap lantai mall ini, mencari tempat makan lain yang mengundang selera kami. Tapi rupanya hati kami sudah terpikat pada Ojju dan bertekad menunggu antrian kami dipanggil, sehingga saat nomer kami terpampang di  layar komputer, waktu sudah menunjukkan pk. 8.30.

Resto ini berada di hook jalan, ruangannya tidak begitu luas sehingga kami mendapat tempat di ruang makan tambahan diseberangnya, yaitu area yang dipisahkan oleh jalan yang dilalui pengunjung. Menu makanan yang video nya sering diunggah itu adalah Rolling cheese yaitu iga sapi atau chicken wing diatas hotplate, lalu dililit keju leleh mulur.

Selain Rolling cheese, menu lainnya adalah Budae jjigae yaitu sup yang berisi daging / ayam / seafood, sayuran, jamur, mie instan ramyeon, tteok, kimchi, makaroni, keju dll, Dusirak yaitu semacam lunch box, Ramyeon yaitu mie ramen dengan kuah yang sangat pedas, ditambah daging / ayam / seafood, sayuran dan kimchi, Banchan semacam appetizer yaitu lauk-pauk sampingan yang dihidangkan dalam porsi kecil dengan tujuan untuk dihabiskan sekali makan, lalu menu khusus anak-anak, minuman serta Bingsoo yaitu dessert es serut dengan variasi tambahan buah-buahan, sirup, susu, coklat, keju, kacang, sereal, dll.

Kami tentu memesan Rolling cheese, menu unik ini jarang terdapat di resto lainnya. Kami pesan dengan iga sapi, harganya cukup mahal yaitu Rp 219.000. Menu ini cukup dimakan untuk berdua, disajikan diatas hotplate yang akan dipanaskan diatas kompor diatas meja kita, berisi 4 potong iga yang masih menempel, keju mozzarella yang ditaburi cabe jalapeno dan jagung pipilan, disajikan bersama potato wedges. Tingkat kepedasan bisa memilih mild, spicy dan fiery spicy.

Bila masih lapar, disarankan memesan nasi yang akan dimasak diatas hotpplate bekas Rolling cheese tsb dengan sisa bumbu yang masih menempel pada hotplate, menjadi fried rice dengan tambahan telur berbentuk hati. Tapi karena takut kekenyangan, kami tidak memesannya.


Untuk minumannya kami penasaran dengan corn tea atau teh jagung yaitu minuman sejenis teh yang terbuat dari jagung, disajikan dalam botol stainless steel ukuran 1,2 liter seharga Rp 22.000. Ketika ku tuang kedalam gelas stainless steel, warna teh ini nyaris bening dengan rasa dan aroma jagung bakar yang samar.





Tahapan makan Rolling cheese adalah hotplate dipanaskan diatas kompor sampai mendesis, lalu pelayan membagi potato wedges ke atas piring kita, lalu iga digunting, dipisahkan iganya yang semula menempel, menjadi 4 potong, lalu keju mozzarella diaduk sampai bersatu dan mulur, lalu iga dicapit dan dililit oleh keju mulur, lalu ditaruh diatas piring kita, sisa iga yang belum dimakan ditaruh diatas hotplate lalu kompor pun dimatikan. Butuh keahlian khusus untuk menggulung iga dengan keju mulur, karena itulah diperlukan seorang pelayan yang terlatih untuk me rolling cheese ke sekeliling iga.

Peralatan makan seperti sumpit, sendok, tisu, tusuk gigi dan sarung tangan plastik bisa diambil dari dalam laci disamping meja kita. Sarung tangan tsb berguna untuk makan iga pakai tangan biar ngga belepotan.

Tiba waktunya kami mencicipi hidangan ini, daging iga terasa empuk, tidak terlalu berlemak, dibumbui dengan saus barbeque hingga meresap ke dalam daging, rasanya gurih manis dan pedas karena kami minta tingkat kepedasan spicy, maka iga ditaburi cabe bubuk.

Makan iga kurang greget tanpa nasi, jadi kami memesan seporsi nasi putih karena potato wedes nya sedikit sekali, masih lapar. Keju mozzarella nya sangat berlimpah, sangat cocok untuk penggemar keju.



























Menurut keterangan pelayan, Ojju ini telah membuka cabang di Gandaria City, lebih dekat arahnya dengan rumah kami. Tapi tidak kebayang deh antriannya, sebab trend makanan dengan keju leleh mulur sedang hits di Instagram.

No comments: