Tuesday, June 07, 2016

Kuliner Bandung : Baso Malang Langgeng - Warung Nasi Ibu Imas - Sukitime

Nikmatnya menyeruput kuah BASO MALANG LANGGENG (***)

Tradisi kami sebelum memasuki bulan puasa adalah nyekar ke makam Nini & Aki di Ciwidey dan Bandung. Dari Jakarta sebelum ke Ciwidey harus makan dulu di Bandung, karena takut perjalanan lama dan macet, serta agak sulit mencari tempat makan disana. Melewati Jl. Lodaya no. 42 Turangga Buah Batu, kami tertarik dengan sebuah tempat makan Baso Malang bernama “Langgeng” dan langsung saja kami berempat masuk kesana.








Sebelumnya saya pernah beberapa kali makan Baso Malang di Baso Malang Enggal / BME Jl. Terusan Pasteur no. 61 dan Jl. Burangrang no. 12. Jadi ketika saya masuk kedalam rumah makan Baso Malang Langgeng / BML, keadaannya hampir mirip dengan BME yaitu ketika kita masuk kedalam, kita langsung masuk kedalam antrian dan langsung memilih aneka baso yang tersaji diatas meja display yang panjang.

Pilihan baso yang tersedia di BML juga hampir mirip dengan BME, tapi ada beberapa jenis lebih banyak dari pada di BME. Selain kita bisa memilih sendiri baso pilihan kita, kita juga bisa memesan menu baso malang paket A sampai D yang sudah termasuk minuman, serta tersedia juga menu nasi goreng bistik, mie/kwetiau dan aneka soto dari counter yang berada dihalaman depan BML.

Kami mulai berjalan perlahan dalam antrian sambil memilih aneka baso. Baso yang basah seperti baso urat, baso halus, tahu, kami masukkan kedalam mangkok agar langsung disiram kuah. Sedangkan baso yang kering seperti siomay goreng, resol, baso goreng, kami taro dipiring agar tetap garing dan kriuk ketika dimakan. Untuk minumannya kami memesan jus leci, jeruk kelapa, es jeruk dan es teh manis.

Setelah selesai memilih, mangkok baso kami serahkan kepada pelayan agar diberi kuah dan diantar kemeja kami. Sedangkan saya langsung menuju kasir sambil menyerahkan catatan baso pilihan kami. Total tagihan kami makan berempat adalah Rp 113.700 tanpa pajak, yang terdiri dari 30 jenis baso dan 4 minuman, harga yang cukup terjangkau menurut saya, karena harga satuannya berkisar antara Rp 2.000 sampai Rp 4.000 yang paling mahal untuk baso keju.

Setelah itu kami mulai mencari tempat duduk dan menyantap hidangan kami. Kuah baso nya bening, gurih, asli kaldu, segar, tidak berminyak atau berlemak serta membantu menghangatkan tubuh. Begitu pula dengan basonya yang kenyal tapi empuk, rasa daging sapi asli, resol dan pangsit goreng nya garing dan renyah, tapi baso goreng nya saya salah ambil, bukan yang polos tapi yang isi keju. Kebetulan baso isi keju bukanlah selera saya.

Karena suami saya kemaren ngga ikutan ngebaso, maka dia ngiler pas diceritain. Akhirnya keesokan hari nya kami balik lagi kesini sebelum pulang ke Jakarta, membungkus baso untuk dibawa pulang dan oleh-oleh untuk ibu mertua. Ibu saya juga ikutan ngebungkus buat cucunya. Baso Malang Langgeng cukup mengesankan buat kami.


Sambel dadak dan sambel leunca andalan WARUNG NASI IBU IMAS (***)

Pulang dari Ciwidey menuju Bandung, macetnya luar biasa. Perut keruyukan, mau pingsan rasanya. Kami melalui Jl. Kopo yang terkenal akan kemacetan tingkat tinggi. Mencari rumah makan terkenal dan sudah pasti rasanya, memang agak sulit di jalan ini. Akhirnya ibu teringat akan sebuah rumah makan khas Sunda bernama Ibu Imas di Jl. Balong Gede.

Kami segera menuju kesana. Tiba di Jl. Balong Gede, yang merupakan jalan 1 arah, rupanya disepanjang jalan ini ada 3 buah rumah makan Ibu Imas. Kami menuju Warung Nasi Ibu Imas yang kedua, yang berada di Jl. Balong Gede no. 38.

Rumah makan ini layaknya seperti rumah makan khas Sunda lainnya, merupakan sebuah rumah yang cukup besar dan luas, tidak ber AC, dengan meja dan kursi panjang untuk makan berombongan. Daftar menu bisa dibaca didalam spanduk yang tergantung diatas. Sedangkan lauk pauk siap saji tersedia di nampan-nampan aluminium diatas meja saji.

Padahal kami sampai disana sekitar pk. 7an, tapi ragam lauk yang tersedia sudah tinggal sedikit. Akhirnya kami berempat memilih ayam goreng, perkedel jagung, tempe bacem, sate ati rempela, pepes tahu dan kerupuk. Saya pesan juga nasi bungkus untuk suami saya, berisi ayam bakar, pepes jamur dan telur dadar.

Lauk lainnya yang saya baca di spanduk, serupa dengan RM Sunda lainnya yaitu aneka pepes, ikan mas, gepuk, aneka jeroan, lele, udang, cumi, sayur asem, sop, menu pelengkap tahu, tempe, perkedel, kerupuk, dll. Tapi dari semua lauk tsb tidak ada artinya bila tidak dimakan bersama sambel dadak yang disediakan secara gratis bersama sambel leunca dan lalapan segar.

Sebelum dihidangkan dimeja, lauk digoreng atau dipanaskan terlebih dahulu. Makan dengan perut kelaparan, pake lauk serba panas, sambel rasa jeletot, kerupuk kampung warna merah, diselingi tegukan air teh tawar panas yang disediakan gratis, semakin membuat tubuh bayah kuyup dan hidung meler, tapi aih nikmatnya. Karena teh panas tidak mengobati rasa haus, maka kami mengambil sendiri minuman teh dan air kemasan dari lemari es yang berada dibelakang kami.

Selesai makan, barulah saya datang ke meja kasir dan membayar Rp 181.500 termasuk pajak, untuk makan berempat plus 1 nasi bungkus. Harga lauk disini lumayan terjangkau. Harga ayam Rp 15.000, sate ati rempela Rp 13.000, pepes tahu / jamur dan nasi @Rp 4.000, telur Rp 6.000, pelengkap lainnya seperti perkedel, tempe dan kerupuk @Rp 3.000 serta minuman kemasan sekitar Rp 4.000-5.000.


Tapi bila anda tiba kemalaman dan perut lapar meronta-ronta, ada juga Warung Nasi Ibu Imas yang buka 24 jam yaitu di Jl. Pungkur Nomor 81, yang letaknya tidak jauh dari tempat kami makan.


Waktunya makan suki di SUKITIME TSM (***)

Setelah berkali-kali makan di lantai 2 Trans Studio Mall / TSM, lantai khusus restorant dan foodcourt Straits Kitchen, akhirnya kami makan juga di Sukitime, yaitu restorant yang menyajikan hidangan suki yaitu aneka jenis baso, seafood, daging, pangsit, siomay, tahu, mie dan sayuran yang direbus didalam panci yang berisi 2 pilihan rasa kuah yaitu kaldu ayam dan tom yam, dimana panci tsb langsung direbus diatas kompor listrik yang disediakan disetiap meja pengunjung.

Sukitime ini termasuk restorant favorit pengunjung TSM, terbukti resto ini selalu penuh bahkan harus rela antri, ditulis dalam waiting list. Setelah mendapat tempat duduk, kita akan ditanya, akan memesan kuah rasa apa untuk merebus suki. Saya sarankan sih memesan kedua jenis kuah tsb. Setelah itu kita menuju ke lemari pendingin dengan rak-rak yang penuh berisi mangkok-mangkok warna warni, berisi berbagai pilihan isi suki.

Karena lemarinya cukup tinggi saya jadi susah untuk melihat isi rak paling atas, walaupun ada tulisan penjelasannya disetiap rak. Suki favorit saya adalah jenis pangsit dan siomay, ibu dan tante saya memilih daging tipis shabu-shabu, baso, tahu isi dan soun, jamur tidak boleh dilewatkan, sayur sawi putih dan pokcoy pun tak luput dari tangan kami, yang istimewa adalah ada baso goreng tapi sudah dipotong-potong terbagi 2.

Setelah itu mangkok-mangkok pilihan kami bawa ke meja, kompor listrik mulai dinyalakan dan isi suki kami masukkan kedalam panci, rebus sampai kuah mendidih. Dimeja telah tersedia cincangan bawang putih goreng yang berminyak, cabe rawit potong dan semangkok saus sambal.

Jangan lama-lama merebus, cukup sampai mendidih dan langsung matikan / kecilkan kompornya, agar isi suki tidak lembek / layu. Saya mulai memindahkan isi rebusan kedalam mangkok saya, dengan tambahan kuah tom yam, dan sebelum saya suap, saya cocolkan dulu kedalam saus sambal.

Hmm hidangan suki ini terasa nikmat dan segar. Cita rasa kuah tom yam sangat pas untuk lidah dan perut saya, yaitu tidak terlalu pedas dan tidak terlalu asam, sehingga tidak perlu lagi dicampur dengan kaldu ayam. Saus sambalnya pun pas banget, bercitarasa asam manis dengan tingkat kepedasan yang bisa diterima oleh lidah saya. Kuah suki semakin enak ditambah dengan bawang putih goreng yang berminyak, jadi semakin gurih dan lezat rasanya. Walaupun pilihan suki kami sudah banyak, tetap saja kami memesan nasi sebagai pengganjal perut.


Nah bagaimana cara membayarnya ? Rupanya mangkok warna warni tsb memiliki arti harga. Tumpukan mangkok kami sudah tinggi sampai doyong. Setelah dihitung, ternyata kami mengambil 8 mangkok hijau @Rp 12.900, 6 mangkok putih @Rp 18.900, 1 mangkok kuning Rp 25.900, 2 mangkok krem @Rp 27.500, 3 mangkok orange @Rp 29.900, 2 mangkok merah @Rp 31.900, plus nasi @Rp 10.000 dan 4 gelas minuman, total kami makan berlima adalah Rp 611.018 termasuk tax dan service, itu pun sudah dikurangi diskon 10% dengan promo kartu kredit. Begitulah kalau keasikan pilih makanan tanpa tau harganya, lapar mata pula, pas giliran membayar, kita bakal terkaget-kaget.

No comments: