Minggu lalu saya pergi ke
Bali dalam rangka Office Outing. Hari terakhir kami adalah acara bebas untuk
jalan-jalan, belanja-belanja, wiskul, dll. Kami berdelapan menyewa sebuah mobil
dengan agenda : sarapan di Warung Mak Beng, belanja di Pasar Seni Guwang
Sukawati & Erlangga, dan maksi di Nasi Pecel Bu Tinuk, setelah itu langsung
menuju bandara untuk pulang ke Jakarta. Padahal kami baru selesai sarapan di
Hotel. Tapi apa daya, Warung Mak Beng tidak bisa kami lewatkan. Kami pun
dilanda dilema. Apabila kami datang pas waktu makan siang, dijamin bakal
kehabisan makanan. Karena itu sesuai agenda, kami langsung menuju daerah pantai
Sanur.
Warung
Mak Beng, Bukti kesederhanaan yang melahirkan kedasyatan (***)
http://www.yukmakan.com/review/members/warung-mak-beng/6308/warung-mak-beng-kesederhanaan-yang-melahirkan-kedahsyatan
http://www.yukmakan.com/review/members/warung-mak-beng/6308/warung-mak-beng-kesederhanaan-yang-melahirkan-kedahsyatan
Warung Mak Beng tepatnya
berada di Jl. Hang Tuah no. 45, Sanur, Denpasar. Telpon 0361 282 633. Lokasi warung
ini berada dipinggir jalan dekat dengan pantai. Tempatnya sederhana, yaitu
sebuah rumah yang tidak terlalu luas dengan ruang yang terbuka. Didepan ada
sebuah billboard yang cukup besar bertuliskan “Warung Mak Beng (dengan gambar
ikan), 1941, Ikan laut goreng, soup kepala ikan laut, soup sayur”, serta alamat
& no telponnya. Meja-meja yang tersedia berupa meja makan besar, sehingga
kami harus duduk berdampingan dengan pengunjung lainnya. Waktu baru menunjukkan
pukul 8.30 waktu Bali, tapi sudah banyak pengunjung yang makan disini. Karena
kami semua belum ada yang tau sama sekali mengenai makanan disini, maka kami meminta
daftar menunya. Rupanya hanya ada 1 macam menu yaitu sandard porsi yang berisi
1 sop ikan, 1 ikan goreng dan 1 nasi. Karena kami masih kenyang tapi penasaran
maka kami memesan 4 porsi menu standard untuk 8 orang. Tak perlu menunggu lama,
pesanan kami pun tiba dengan cepat.
Penampakan sop ikan mirip dengan
pindang ikan yaitu kuah bening berwarna kecoklatan yang berisi ikan dan irisan
ketimun. Nah ini baru aneh, belum pernah saya makan sop ikan pake ketimun.
Selama ini sop ikan kan pakai belimbing wuluh atau nenas. Ketika dimakan, wuih
kuahnya terasa pedas menyengat, dibarengi dengan rasa asam yang menyegarkan.
Tidak tercium bau amis, yang ada malah aroma wangi yang menggoda. Ikannya
terasa lembut, terutama dibagian kepalanya, sehingga tidak perlu tenaga untuk
mengunyah. Rasa ketimun yang biasanya renyah dan segar telah berubah menjadi
empuk dan lembut tapi tidak hancur. Kemudian ikan goreng, terasa segar dan
gurih dengan bumbu minimalis. Ikan goreng sebaiknya dimakan bersama sambalnya
sehingga rasanya semakin membangkitkan selera. Tapi hati-hati loh, rasanya
super pedas. Setelah kami tanyakan rupanya ikan yang dipakai adalah ikan kakap.
Tak terasa peluh mulai
membasahi tubuh kami, akibat rasa pedas yang dibarengi dengan cuaca yang panas.
Sambil makan, kami semua para ibu-ibu teringat dengan suami dan anak kami
masing-masing, yang telah kami tinggalkan selama 3 hari, akhirnya kami pun
memesan kembali untuk dibawa pulang. Harga ikan disini sangat bersahabat yaitu
sop ikan dan ikan goreng @ Rp 15.000 dan nasi Rp 4.000. Warung Mak Beng ini
sangat pantas menjadi destinasi wiskul Bali, terbukti kelezatannya tidak hanya
menarik penduduk setempat atau wisatawan biasa, melainkan banyak artis yang
sudah pernah makan disini. Terbukti dengan banyaknya foto artis yang ditempel
dan memenuhi 2 sisi dinding bagian dalam warung ini. Warung Mak Beng adalah
bukti kesederhanaan yang melahirkan kedasyatan.
Nasi
Pecel Bu Tinuk, Keanekaragaman yang menimbulkan kelezatan (***)
http://www.yukmakan.com/review/members/nasi-pecel-bu-tinuk/6309/nasi-pecel-bu-tinuk-keanekaragaman-yang-menimbulkan-kelezatan
http://www.yukmakan.com/review/members/nasi-pecel-bu-tinuk/6309/nasi-pecel-bu-tinuk-keanekaragaman-yang-menimbulkan-kelezatan
Jam 2 siang waktu Bali,
perut kami mulai keroncongan. Agenda terakhir adalah lunch di Pecel Bu Tinuk. Walaupun
nasi pecel adalah menu khas Jawa, tapi Pecel Bu Tinuk ini merupakan salah satu
destinasi wiskul Bali juga loh. Karena selain enak dan terkenal, harganya
terjangkau dan halal adalah hal yang paling penting. Rumah makan ini berada di
Jl. Raya Tuban no. A5, hanya beberapa menit dari Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Telpon 0361 757 473.
Ketika masuk kedalam rumah
makan ini, kami langsung masuk kedalam antrian. Rupanya pengunjung langsung
antri memilih aneka lauk pauk yang berjajar didalam etalase kaca yang panjang.
Dibelakang etalase ada beberapa orang yang melayani pesanan kami. Uniknya
ditembok belakang etalase tsb terdapat kartu harga makanan yang digantung
disepanjang tembok tsb. Tadinya saya tidak mengerti maksud kartu-kartu yang
bertuliskan sejumlah angka dalam rupiah tsb. Tapi kemudian saya melihat
pengunjung didepan saya, selesai memilih dan mengambil makanan lalu diberi
kartu harga makanan tsb. Hahaha unik ya.
Berbagai macam lauk pauk
yang dipajang didalam etalase sangat menggugah minat dan antusias kami. Lauk pauk
tsb diantaranya adalah ayam goreng, ayam bakar, ayam cabe ijo, sate, gulai,
telor bulat & dadar, aneka pepes, tahu & tempe goreng, ikan asin,
kering tempe, kering kentang, sambal goreng ati, paru, sop, sayur asem, lodeh,
ayam suir, perkedel jagung, urap, dan pecel tentunya. Rugi kalau sudah kesini
tapi tidak makan pecelnya, maka pilihan saya adalah nasi pecel plus ayam goreng.
Setelah itu saya dikasih kartu Rp 27.000. Kemudian bergeser ke tempat jus, saya
memesan jus semangka Rp 12.000 dan mengambil sebungkus krupuk Rp 5.000. Baru
setelah itu kami menuju meja makan karena bayarnya sehabis makan saja.
Makanan kami disajikan
diatas piring ayaman yang beralaskan kertas coklat. Saya memesan pecel yang
tidak pedas dan mulai mencicipinya, ternyata masih ada semburat rasa pedas yang
membayangi pecel tsb. Sayurannya terasa segar dan renyah, bumbunya sangat pas
komposisi bumbunya, tanpa ada rasa kencur yang berlebihan. Ayam kampungnya pun
empuk dan gurih. Perut kami pun kenyang dan tubuh segar kembali, siap untuk
menghadapi perjalanan pulang menuju Jakarta.
No comments:
Post a Comment