Sunday, January 12, 2014

MENYANTAP LOBSTER DI LOBBIE (**) DAN WAGYU DI HOLYGYU (**)





Akhirnya kesampaian juga makan di Lobbie Lobster. Itu karena saya menemukan lokasi baru di jl Panglima Polim V no 21 yang sedikit lebih luas dari pada lokasi di jl Gunawarman, sehingga tidak sesempit dan seantri lokasi di jl Gunawarna. Asyiknya lagi bangunan Lobbie Lobster terbagi 2 dengan saudaranya yaitu HolyGyu. Jadi apabila kita makan ditempat Lobbie Lobster, pasangan kita bisa memesan menu dari HolyGyu dan sebaliknya.

Ketika itu kami tiba sekitar pk. 5 sore, sehingga belum terjadi antrian panjang karena hari itu adalah hari sabtu. Memasuki resto mungil ini, suasananya dibangun sesuai tema laut. Dinding depannya terbuat dari kaca, dinding dalamnya berwarna biru dengan corak bergelombang. Mejanya putih, tempat tisunya biru. Walaupun kursinya tidak nyambung dengan tema laut, tapi tetap unik dan keren, yaitu kursi plastik tanpa senderan berbentuk tombol keyboard computer berwarna merah.

Daftar menu berwarna biru pun diberikan kepada kami. Tertera disana pilihan whole lobster platter, half lobster platter, mix platter antara lobster dengan big shrimp, serta shrimp platter. Apabila memilih menu platter, itu sudah termasuk nasi, calamari dan sambal. Selain itu bisa juga memilih menu ala carte. Ada 2 pilihan sambal yaitu sambal matah dan chilli garlic. Karena shrimp sedang kosong saat itu, maka kami memutuskan untuk memesan whole lobster platter ukuran 250gr dengan pilihan sambal matah untuk suami dan chilli garlic untuk saya.

Nah ini dia penampakan si Lobster. Disajikan diatas piring putih bersama nasi yang porsi tidak begitu besar, lobster dibelah 2 dan dimasak dengan cara dibakar. Disajikan bersama calamari, sambal matah dan jeruk limau. Sambal matah adalah sambal yang berisi potongan cabai dan bawang yang disiram minyak panas. Kalau sambal garlic kelihatannya seperti saos sambal botolan biasa.

Kami segera menyantap daging lobster yang segar dan kenyal dengan bumbu minimalis, rasanya boleh juga. Berpadu dengan sambal matah yang pedas, suapan suami mengakibatkan titik-titik keringat mulai bermunculan, sedangkan sambal garlicnya biasa saja tuh. Kalau calamari, rasanya biasa saja, tidak istimewa dan tepungnya tebal. Eh suami saya dasar penggemar sambal, dia malah minta tambah sambal matah lagi, bahkan membeli setoples sambal matah seharga Rp 30.000 untuk dibawa pulang.

Harga platter kami adalah Rp 102.500, es milo Rp 17.000 tapi gelasnya besar banget, jumbo, cocok nih buat suami. Karena kepedesan suami memesan green tea tiramisu, tapi menurut kami rasanya biasa saja tuh.

Kami melihat pengunjung dimeja sebelah datang bersama keluarganya, ada yang memesan menu dari HolyGyu, tampak menggiurkan karena disajikan diatas hot plate yang mendesis, sehingga kami memutuskan minggu depan harus mencoba HolyGyu. Dan inilah reviewnya langsung.



Minggu depan, sesuai janji, kami kembali lagi ke jl Panglima Polim V dengan tujuan menyantap beef ala Jepang di HolyGyu. Nah suasana di HolyGyu otomatis berbau Jepang. Dinding depan sama terbuat dari kaca, dinding dalam berwarna abu-abu, meja dan kursi terbuat dari kayu tanpa senderan, dengan hiasan lampu lampion kertas berbentuk persegi atau bulat. Karyawannya berbaju ala Jepang berwarna merah, berbeda dengan karyawan Loobie Lobster yang memakai kaos polo berwarna biru.

Didalam list menu tertera menu special prime yaitu Kobe beef 200gr Rp 520.000, Wagyu sirloin 200gr Rp 265.000 dan Wagyu rib eye 200gr Rp 280.000. Setelah itu ada aneka menu wagyu yang harganya dibawah seratus lima puluh ribu, Prime aus beef dibawah seratus ribu, serta Chicken steak dibawah lima puluh ribu. Untuk minumannya ada ocha refill, lemon tea refill, macha milk, chocolate dan soft drink. Untuk dessertnya tersedia ice cream macha dan ogura serta tiramisu.

Harga kobe beef ini jauh lebih murah bila dibandingkan dengan restoran Jepang lainnya. Tetapi tetap saja kami memilih menu wagyu yang lebih terjangkau. Wagyu boneless saya pilih karena terdapat tanda “oshii”, lalu suami saya memilih wagyu tenderloin seberat 200gr. Waitres menanyakan kepada kami, apakah beef akan dimasak dengan bumbu cenderung rasa manis atau asin, ada istilahnya dalam bahasa jepang, tapi saya lupa, dan kami pun memilih rasa asin yang merupakan rasa favorit pengunjung. Semua masakan beef ini sudah termasuk 2 onigiri yaitu nasi yang dipadatkan sewaktu masih hangat membentuk segitiga lalu dibungkus nori atau lembaran rumput laut kering. Selain itu disajikan pula sayuran, wakame sup serta 2 macam saus dan wasabi sebagai pendamping.

Ketika pesanan kami datang, beef dan aneka sayuran tampak menggiurkan karena disajikan diatas hotplate yang mendesis. Beef tsb sudah dipotong-potong dengan ukuran besar dan disampingnya disusun aneka sayuran wortel, buncis, jagung serta toge yang disiram saus. Kedua macam beef ini sama-sama empuk dan juicy, bumbunya sudah meresap tetapi semakin enak bila dicocol saus pendampingnya. Sebagai penyegar, minuman es coklat ukuran jumbo dan segelas ice cream macha adalah penutup yang sempurna.

Mengenai harganya, wagyu boneless 100gr Rp 100.000 dan wagyu tenderloin 200gr Rp 170.000, ice chocolate dan ice cream @Rp 17.000 serta ocha Rp 15.000. Memang chef Afit, pendiri Holycow ini paling ahli dalam menyajikan makanan berkualitas dengan harga terjangkau.

1 comment:

manggala barata s said...

makasih untuk review nya ya. jadi ga sabar nunggu hari gajian untuk icip-icip disana sist. yummmy