Wednesday, May 15, 2013

Sarapan kesiangan di Bubur Kwang Tung Pecenongan (***)





Malam minggu suami saya sudah berpesan “besok kita sarapan bubur yuk di Pecenongan”. “Wah halal ngga tuh ?” tanya saya. “Ya halal dong” sahut suami ku. Jadi keesokan harinya, selesai olahraga dan mandi, kami langsung berangkat ke arah kota. Sayangnya kami terhambat kemacetan akibat car free day, jadi sesampainya disana kami agak kesiangan.

Saya pikir suami saya mengajak makan bubur di kaki lima. Tapi rupanya tempat bubur ini adalah sebuah restaurant yaitu Bubur Kwang Tung, seafood steamed ala Hongkong. Letaknya di Jl Pecenongan no 67 I, Jakarta Pusat. Di papan signboard tertulis “halal” dan “open 24 hours”. Ketika masuk, semua meja masih penuh terisi oleh pengunjung yang sarapan. Untunglah ada sebuah meja kosong yang baru selesai ditinggal pengunjung. Terlihat para waitress yang berseragam chinesse look ini sangat sibuk melayani para pengunjung. Saya langsung memesan 2 porsi bubur ayam. Tapi karena kami mengintip meja pengunjung lain, kami memesan menu tambahan yaitu telur dadar, cakoe, kacang goreng dan ayam putih.

Sambil menunggu pesanan datang, saya mengamati ruangan resto ini. Ruangannya memanjang kebelakang, dengan kursi berwarna merah dan dinding yang dipenuhi foto-foto para pesohor yang makan disini. Dapurnya berada dipaling depan, disamping pintu masuk. Jadi pengunjung bisa mengintip kesibukan para koki dari dinding dapur yang transparan.

Tak berapa lama pesanan kamipun tiba. Bubur yang datang disajikan dalam sebuah mangkuk yang besar. Disajikan bersama sepiring kecil kecap asin dengan irisan jahe dan cabe rawit. Telur dadar yang datang terlihat tebal dengan garnis daun ketumbar, lalu ayam putih alias ayam rebus disajikan dengan garnis daun bawang.

Tak sabar rasanya menyantap sajian berselera ini. Kami pun mulai menyendok bubur kedalam mangkok masing-masing yang berukuran lebih kecil. Kekentalan bubur terlihat pas dan terlihat potongan ayam yang besar-besar menyembul dari dalam bubur, bukan suwiran ayam loh. Saya beri sedikit kecap asin, hmm bubur yang hangat mengalir lembut kedalam tenggorokan saya. Nah saya ada ide nih. Saya ambil daun ketumbar dan saya campur kedalam bubur saya, lalu saya suap bersama ayam putih dan cakoe, aah rasa buburnya melonjak jauh dari enak menjadi super nikmat. Saya pun memesan tambahan daun ketumbar untuk campuran sisa bubur saya. Cakoe nya terasa garing dan renyah, ayam rebusnya gurih dan empuk, telur dadar nya tebal dengan keharuman menggoda.

Sarapan hari ini benar-benar nikmat dan sangat mengenyangkan, karena semangkok besar bubur tsb setara dengan 4 mangkok kecil milik kami. Mengenai harga ya sebandinglah dengan kualitas dan kuantitas bubur tsb, yaitu Bubur Rp 40.000, Telur dadar Rp 25.000, Ayam Rp 80.000, 2 Cakoe Rp 12.000, serta 2 hot tea Rp 12.000. Mahal sih untuk ukuran sarapan pagi.

Sebenarnya menu bubur ini banyak sekali jenisnya loh. Selain bubur ayam tersedia juga bubur sapi, ikan, udang, kepiting, scallop, seafood, pie oh, abalone, sayur, belut dan caipo. Wah lengkap sekali ya. Semua dimasak ala canton alias kwangtung. Jangan lupa, selain menu bubur, disini juga menyediakan menu chinesse food yang cukup lengkap, dengan andalan menu seafood steamed ala Hongkong. Jadi kapan saja merasa lapar dan ngidam masakan chinesse food lezat dan halal, dapat langsung menyambangi karena jam bukanya yang 24 jam. So yang penasaran ingin makan kesini bisa telpon dulu di 021 386 5688, 345 8267. Selamat sabu (sarapan bubur)...

No comments: