Thursday, April 22, 2010

SAYUR ASEM NOSTALGIA DI PURWAKALIH BOGOR (*)
















Hari Minggu itu, entah kenapa, tiba-tiba suami saya ngidam berat. Sejak pagi dia sudah ribut mengajak saya makan siang dengan sayur asem. Tapi bukan sembarang sayur asem, melainkan sayur asem nostalgia semasa dia kuliah di kota Bogor. Waduh, makan sayur asem saja sampai jauh-jauh ke Bogor, pikir ku. Tapi penasaran juga sih ingin mencicipi. Lagipula bisa sekaligus berjalan-jalan & berbelanja buah-buahan serta asinan Bogor. Hmm asyik.
Letak rumah makan ini, bila kita keluar dari tol Bogor, langsung belok kiri ke jl. Padjajaran, di pertigaan besar sebelum Ekalokasari ambil arah kanan & mengambil jalan satu arah ke jl. Lawanggintung. Nah sampai disini jangan mengemudi terlalu cepat, hati-hati jangan sampai terlewat, karena setelah tikungan, kita akan menemukan sebuah rumah makan sederhana disebelah kanan jalan, yang telah dipenuhi oleh mobil-mobil yang parkir. RM ini ditutupi sebuah spanduk bertuliskan RM Purwakalih (sayur asem), dengan alamat di jl. Batutulis Lawanggintung no 11, telpon 0251-383 034 / 384 002.
RM ini benar-benar sederhana & terbuka tapi bersih & ramai oleh pengunjung. Suasananya sangat kekeluargaan karena tempat duduknya berupa meja kursi kayu yang panjang, sehingga kita bisa duduk bersama-sama dengan pengunjung lainya. Di setiap meja telah disediakan aneka lauk yaitu aneka pepesan seperti pepes ikan mas, ikan peda, jamur, dll. Lalu aneka gorengan seperti tahu, tempe goreng tepung, ikan kembung, empal, ayam goreng, babat & bakwan jagung. Tak lupa lalap & sambal merah mentah. Karena pengunjungnya lumayan ramai, maka kita menjadi agak berebut lauk dengan pengunjung lainnya.
Setelah memesan nasi putih hangat & sayur asem, kita tinggal memilih lauk yang tersedia di meja. Semua lauk disini kelihatan menggiurkan, masih hangat & ukurannya besar-besar. Terutama penampilan bakwan udangnya sungguh mantap, berukuran besar & bertaburan udang. Tapi walaupun begitu, lauk pilihan saya adalah ayam goreng yang ditaburi bubuk bumbu lengkuas serta tempe goreng tepung. Suami saya memilih empal, tahu goreng & tumis jamur.
Ketika sayur asem dihidangkan, penampilannya yahud sekali, yakni berisi potongan kacang panjang, nangka muda, labu siam & jagung. Warna kuah nya yang agak kemerahan semakin mengundang kami untuk segera mencicipinya. Rasanya wow sungguh segar tapi tidak terlalu asam & agak pedas. Hmm memang beda, ini sayur asem khas sunda. Pantes kalau suami saya kangen.
Saya mulai mencuil daging ayamnya lalu saya suap bersama cocolan sambal merah mentah. Rasanya duaar dimulut, ayamnya empuk & gurih, serta bumbu kremesannya itu loh rasanya asin, jadi sangat cocok bila diaduk dengan nasi. Yummy. Sedangkan empal suami saya ukurannya super besar, empuk & rasanya manis-manis gurih. Hmm enak deh. Tak lupa pepes jamur kancing nya yang agak berkuah itu juga rasanya segar, enak & gurih.
Makan siang kami ini sangat berkesan dengan belaian semilir angin & hiburan lagu-lagu lawas dari sang pengamen yang bersuara merdu. Pengamennya oke juga loh, selain merdu dia juga menguasai banyak lagu baik lagu pop Indonesia maupun barat. Sehingga tak terasa 1 porsi nasi yang biasanya jarang saya habiskan, sekarang menjadi licin tandas. Kenyaaang & puaaas…
Nah mengenai harganya juga sangat ramah dikantong, rata-rata dibawah Rp 10.000an. Sehingga kami makan berdua saja tidak sampai Rp 50.000. Wah wah bikin ketagihan saja.