Saturday, October 10, 2009

ULASAN KULINER : BASO MALANG “ENGGAL” (**)



Selama ini aku belum pernah pas Lebaran pergi keluar kota, kebayangkan macetnya, lagipula ortu & mertua ada disini, serta rumah kan kosong gak ada pembantu, jadi rada gak nyaman tuk bepergian. Tapi lebaran kali ini, suami ada acara halal bihalal anak SMA di Bandung pas H+1, so pergilah kami ke Bandung. Ternyata mencari tempat makan pas Lebaran itu susah banget ya, dimana-mana parkiran penuh, antrian panjang serta makanannya habis.
Nah esok harinya kami ingin segera pulang, tapi karena takut kelaparan lagi di jalan tol, maka kami sepakat pulang sehabis makan siang dari Bandung. Karena badan kami berdua sedang meriang, maka diputuskanlah ingin makan yang kuah-kuah panas. Tapi dimana ya ?
Suami segera teringat sebuat rumah makan Baso Malang di daerah Burangrang. Sesampainya kami disana, aduh betapa terkejutnya aku, karena antrian telah mengular sampai trotoar depan jalan raya. Akhirnya saya turun duluan untuk mengantri, sementara suami masih memutari jalan untuk mencari parkir.
Sembari antri saya perhatikan tukang rujak buah didekat pintu masuk juga ketiban rezeki, sangat sibuk melayani para pembeli baso yang sedang berdiri, antri dan kepanasan, sehingga mereka memilih antri sambil makan buah yang disajikan dalam plastik & diberi tusukan.
Kucuri dengar para pengunjung yang saling berbincang, “jangankan pas lebaran, hari biasapun baso ini selalu antri”. Wah rupanya baso ini top ya. Lalu ada lagi pengunjung yang menimpali “Padahal dulunya baso ini cuma gerobak kaki lima diseberang jalan ini loh” Wah wah hebat pikirku. Jadi gak sabar ingin segera mencicipi.
Suami segera bergabung ketika aku sudah mencapai meja tempat tumpukan mangkok baso. Oh rupanya system disini adalah antri untuk ambil mangkok sendiri, lalu isi bawang goreng & daun bawang sendiri, pilih baso sendiri yang terdiri dari gorengan : baso, siomay & resol (bentuknya kaya lumpia, tapi isinya mirip siomay), lalu yang basah : siomay, baso urat, baso halus (ada 2 ukuran, besar & kecil), tapi gak ada tahu, mungkin tukang tahu masih Lebaran.
Setelah selesai, mangkok kita diambil alih pelayan, lalu disiram kuah. Sembari kita memesan minuman & langsung membayar, mangkok baso telah diantar oleh pelayan. Untung suami telah mendapatkan meja, sehingga kami segera siap menyantap semangkok penuh baso panas mengepul.
Saya telah memilih semua jenis baso, jadi bisa membandingkan rasanya. Yang paling enak baso urat dong, yang kedua siomaynya. Kuahnya banyak, bening & segar, pokoknya enak deh. Setelah menyantap ini, badan menjadi lebih segar, karena keringetan, dan rasa meriang pun hilang.
Mengenai harganya, sangat bersahabat dengan kantong, yaitu baso urat & baso halus besar @ Rp. 2.000, baso halus kecil, siomay & resol @ Rp. 1.250, orange juice @ Rp. 6.000. Nah enak & murah kan.
Oh ya ada tambahan yang harus dicatat adalah ada pengumuman didinding bahwa baso dijamin bebas borax, sehingga gak perlu ragu & bertanya-tanya. Lalu tempat makan yang luas, bersih, ada toiletnya, tidak panas, telah menjadikan rumah makan ini sekelas restoran, suatu sukses yang luar biasa bila mengingat dulu cuma sekedar gerobak pake tenda. Yang terakhir, jam buka adalah pk 10 pagi – 10 malam. Nah mari kawan-kawan silahkan mencoba, saya kasih alamatnya ya : Jl. Burangrang No. 12 (Jl. Pasteur No. 61), dekat SMA BPI, telpon 022-7334000.

No comments: