Wednesday, November 27, 2019

Mari menyantap makanan terlangka di dunia di Dapur Betawi (**)


Sebenarnya saya sudah tau lama ada rumah makan Dapur Betawi dengan slogan “makanan terlangka di dunia”. Apalagi dulu rumah mertua di Cinere, jadi sering wara wiri melewati rumah makan tsb. Saya tidak tertarik untuk makan disana karena saya bukan penggemar makanan yang dimasak basah.

Tapi berhubung temen-temen saya grup PKK ini banyak orang Betawi, pulang lomba senam, kami dalam keadaan lapar berat, saya hayuk saja diajak makan kesana. Kalau orang Betawi aja bilang enak, masa ngga percaya sih hehehe.

Kami langsung menuju Jl. Karang Tengah Raya No. 18 Pangkalan Jati, Cinere. Rumah makan ini memiliki ciri khas bangunan rumah Betawi yaitu berbentuk segiempat yang memanjang ke belakang, atapnya berbentuk pelana, pinggirannya dihiasi ornamen papan kayu berbentuk segitiga terbalik berjajar. Baik ornamen, tiang kayu dan kusen berwarna hijau, dindingnya berwarna kuning. Rumah khas Betawi diperjelas dengan kehadiran sepasang ondel-ondel dikiri kanan pintu masuk rumah makan.

Rumah khas Betawi didominasi dengan material kayu, jadi ketika masuk ke dalam ruangan, lantai dan langit-langit dari kayu, meja dan kursi makan kayu, dan beberapa panggung kayu untuk makan lesehan. Kami langsung menuju tempat makan lesehan tsb karena mampu menampung banyak orang.



Rupanya menu disini cukup bervariasi yang meliputi masakan ikan, ayam, daging dan sayur baik dimasak khas Betawi maupun masakan umum seperti digoreng dan dibakar bahkan ada menu lain-lain seperti empek-empek, bakso dan mie rebus.


Tak sabar kami memesan 2 gurame pecak ukuran besar dan gurame goreng sebagai pelengkap, penasaran dengan gabus pucung dan jengkol biang kerok turut kami pesan. Tambahannya sayur asem, tumis kangkung, tahu tempe dan nasi merah. Tersedia bungkusan kerupuk kulit, emping, rempeyek dan keripik singkong, tak luput kami sambar untuk cemilan.


Pecak gurame itu adalah gurame goreng disiram kuah berempah berwarna kuning keruh menggenang dipiring, tumisan cabe yang diulek kasar, bawang dan bumbu-bumbu lainnya tersebar menutupi badan gurame. Kuah pecak rasanya gurih, hangat dan pedas, meresap kedalam daging ikan, membuat semangat menyuap nasi. Sedangkan gurame gorengnya sangat garing sampai kedalam daging.


Gabus pucung adalah ikan gabus goreng yang dipotong dua, dimasak dengan kuah pucung atau keluak, kuah berwarnanya hitam pekat dan sedikit berminyak, ditaburi bawang goreng dan seledri. Eh enak juga yah, daging ikan terasa tebal dan empuk, kuah rasanya gurih.


Jengkol biang kerok adalah tumis jengkol dengan cumi, ditaburi bawang goreng. Sayur asem kuahnya bening, isinya dipotong besar-besar yaitu labu siam, jagung, oncom, kacang panjang, buah dan daun melinjo serta kacang tanah dengan kulitnya, rasanya segar. Nasi merahnya juga istimewa, empuk dan pulen, tak terasa, seperti makan nasi putih biasa.


Rasa penasaran kami terpuaskan juga atas makanan yang dibilang terlangka didunia ini, rasanya memang enak dan bisa diulang kembali. Untuk harganya paling mahal adalah Rp 67.000 untuk pecak gurame ukuran besar.

No comments: