Monday, January 22, 2018

Itinerary dan Kuliner Semarang

Long weekend Natal tahun ini kami terseret arus euforia liburan, bukan karena disengaja, tapi karena suami saya tidak kebagian tiket pesawat ke Semarang, sehingga terpaksa perjalanan ditempuh dengan memakai mobil, dan saya turut serta menemaninya. Perjalanan 5 hari ini menyisakan pengalaman kuliner seru tentunya.

SABTU, hari ke 2

Kami berangkat dari rumah hari Jumat pk. 17, makan tengah malam di Pringsewu Tegal, agak menderita karena saya ingin minum teh panas tapi mereka tidak menjualnya. Melewati jalur pantura, arus kendaraan padat hampir tidak bergerak, maka sampailah kami di Semarang pk. 8 pagi.

Warung Makan Sederhana (**)

Kami disediakan hotel untuk semalam di Grand Candi Jl. Sisingamangaraja no. 16, Kaliwiru, Candisari. Diseberang hotel ada sebuah tempat makan bernama Warung Makan Sederhana Jl. Sisingamangaraja no. 202, kelihatannya laris oleh pengunjung, kami pun segera merapat kesana untuk sarapan pagi.


Masuk ke dalam warung makan ini, tempat makan mengikuti konsep warteg dengan suasana yang nyaman, bersih dan tidak sempit. Aneka lauk berjajar rapih didalam rak kaca. Daftar menu ditempel didinding, isinya cukup bervariasi. Tapi karena kami berniat sarapan makanan panas dan berkuah, hanya ada 1 menu soto yaitu soto daging, maka kami segera memesannya.


Melihat tempe goreng tepung yang baru keluar dari wajan, kami segera mengambilnya, serta tambahan kerupuk dan rempeyek agar makan lebih semarak. Soto daging disajikan bercampur nasi, kuahnya bening, isinya soun dan potongan daging sapi, rasanya sederhana tapi mampu menyegarkan tubuh yang penat.

Warung makan ini menyediakan aneka masakan seperti nasi rames dengan pilihan lauk ikan, ayam goreng / bakar, koyor, kikil, sayur mangut, sayur lodeh kluwih, sayur lodeh terong, rawon, trancam, blanak, cumi, nasi pecel dan masih banyak lagi. Menu masakan rumahan bervariasi, dengan harga terjangkau, menjadikan rumah makan ini menarik minat pengunjung dari berbagai kalangan.

Lind’s Ice Cream & Resto (**)

Kota Semarang itu cuacanya panas karena dekat pantai. Selesai acara, saya langsung mengusulkan makan ice cream. Tapi karena dulu sudah pernah makan ice cream Toko Oen, kami ingin mencoba ice cream merk lain. Pilihan jatuh pada Lind's Ice Cream di Jl. Papandayan no. 99 Gajahmungkur. Padahal Lind's Ice Cream sudah ada cabangnya di Jakarta, tepatnya di Kelapa gading, dan kami sudah pernah mencobanya.  Walapun begitu, tetap saja kami penasaran ingin mencoba Lind's Ice Cream dari tempat asalnya.

Tiba dilokasi, wah ternyata  Lind’s Ice Cream tsb bukan sekedar toko ice cream biasa melainkan sebuah resto megah bertingkat 3. Ketika kami masuk, interior resto ini unik dengan nuansa serasa makan dibawah pepohonan. Kami ditawarkan naik ke lantai 3 yang katanya memiliki pemandangan yang lebih bagus. Tiba di lantai 3, wah interiornya lebih unik lagi karena nuansanya serasa berada didalam goa.

Kami memilih duduk dipinggir dekat jendela yang menyuguhkan pemandangan spektakuler kota Semarang, bertepatan dengan sunset, oh indahnya. Resto ini memiliki 3 dapur yang terpisah yaitu dapur lantai 1 yang menyajikan masakan chinese food halal, lantai 3 memiliki 2 dapur yaitu dapur ice cream dan dapur yang menyajikan masakan Western food tapi ada menu non halalnya.

Kami berniat hanya makan ice cream saja dan mulai membaca daftar menunya. Ice cream yang tersedia disini hanya ada 4 rasa yaitu coklat, vanila, strawberry dan moka tapi bisa dikreasikan menjadi berbagai menu yang menggiurkan. Contohnya menu best seller adalah Fullmoon waffel. Menu ini segera dipesan suami, sedangkan saya memesan Lind’s party. Sambil menunggu pesanan datang, kami asyik foto-foto dulu. Semakin malam, resto ini semakin romantis, setiap meja diberi candle light dan pemandangan kota Semarang pun semakin cantik dengan lampu berkerlap-kerlip, berpijar dari kejauhan.


Fullmoon waffel adalah 2 tangkup waffel yang disajikan diatas hotplate, ditambah ice cream vanila, whipped cream dan cherry diatasnya, kemudian ditaburi kismis dan sirup maple. Mengunyah aneka rasa yang berbeda dalam satu mulut seperti rasa waffel yang hangat dan gurih, rasa ice cream yang manis dan dingin, ditambah rasa manis dan legit dari sirup dan kismis, menimbulkan sensasi yang unik tapi sedap, serta kenyang banget tentunya.


Kemudian Lind’s party adalah 3 rasa ice cream yaitu coklat, vanila dan moka, disajikan didalam gelas party, ditambah topping buah kering sukade, kismis, coklat, kacang, waffel cone, whipped cream dan cherry. Rasanya meriah seperti berpesta didalam mulut. Kedua jenis menu ice cream ini harganya sama yaitu Rp 40.000. Ice cream Lind’s dibuat home made memakai resep turun temurun, sehingga rasanya pun jadul, tidak sehalus ice cream jaman now serta pilihan rasa yang terbatas.

Bakmi Jowo Pak Gareng (**)

Makan malam apa di Semarang ? Sepertinya makan bakmi Jawa enak juga. Salah satu bakmi Jawa terkenal di Semarang adalah Bakmi Jowo Pak Gareng di Jl. Wotgandul Dalam No. 177 Gabahan. Setelah mengikuti waze, rupanya bakmi Jawa ini terletak di kawasan pecinan Semarang, sehingga ketika kami sampai disana, saya telepon dulu untuk menanyakan kehalalannya. Jawabannya adalah “kita haji kok”... oh oke hahaha...



Bangunan warung makan ini super sederhana dan nyempil ditengah-tengah perumahan padat. Gerobak tempat memasak mie berada dipaling depan, ketika masuk kedalam, kami harus antri dulu, menunggu meja makan yang kosong. Sambil menunggu antrian, kami langsung memesan 1 mie goreng dan 1 mie rebus serta 2 tusuk sate ayam. Menu yang tersedia selain mie, ada juga nasi dan bihun.


Biarpun tempatnya super sederhana, tapi banyak pesohor yang pernah makan disini. Buktinya banyak testimoni dan tandatangan pesohor yang dipajang didinding. Koki yang memasak pesanan hanya 1 orang, memakai wajan ukuran biasa, diatas tungku berbahan bakar arang dan ditiup kipas angin kecil. Pantas saja antrian pengunjung cukup panjang, harus sabar menanti pesanan tiba.


Setelah pesanan tiba dihadapan kami, saya lihat mie bentuknya tebal, merupakan mie buatan sendiri,  bumbunya memakai kecap, diberi kol, telur dan suwiran ayam. Bedanya kalau mie rebus, berkuah kental kecoklatan, rasanya sedap karena terbuat dari kaldu ayam. Bakmi Jawa ini rasanya manis bersemu gurih, memakai ayam kampung, telurnya beda rasanya, rupanya memakai telur bebek, aroma arangnya pun semilir tercium harum.


Kebiasaan kalau makan mie Jawa harus pakai kerupuk, untung ada kerupuk kampung yang tersedia di toples. Penampilan sate ayam cukup unik, potongannya bukan kotak-kotak melainkan memanjang kesamping. Sate memakai daging ayam kampung, rasanya sudah gurih, sehingga ketika disajikan hanya dikucuri kecap manis saja. Makan berdua tidak sampai lima puluh ribu rupiah.

MINGGU, hari ke 3

Rencana hari ini kami akan bersantai dulu, menghabiskan waktu di Hotel Grand Candi sampai waktu check out tiba. Pk. 8 saya turun ke Cafe Flamboyan untuk breakfast. Hotel Grand Candi adalah hotel bintang 5 sehingga menu breakfastnya cukup komplit dan bervariasi, terdiri dari makanan tradisional hingga ala Western. Yang paling saya suka disini adalah disajikan potongan keju edam dan cheedar bersanding dengan biskuit, lalu ada lembaran smoke beef, aneka yogurt serta berbagai jenis kerupuk.

Masjid Agung Jawa Tengah


Tujuan pertama setelah check out adalah sholat di Masjid Agung Jawa Tengah, Jl. Gajah Raya, Sambirejo – Gayamsari. Rugi rasanya bila ke Semarang tanpa sholat disini. Masjid ini memiliki banyak keistimewaan diantaranya adalah :




-      Area serambi masjid dilengkapi 6 payung elektrik raksasa seperti yang ada di Masjid Nabawi
-      Memiliki menara Al Husna yang tingginya 99 meter, paling atas adalah lantai 19 untuk menara pandang, dilengkapi dengan 5 teropong. Lantai 2 dan 3 adalah Museum Kebudayaan Islam. Sebelum naik, pastikan dulu untuk membeli tiket infaq sebesar Rp 7.500. Waktu tempuh naik lift ke lantai paling atas adalah 35 detik.
-      Memiliki koleksi Al Quran raksasa yang berada di dalam ruang utama tempat salat
-      Memiliki bedug raksasa
-      Luas kompleks masjid sekitar 10 hektare
-      Memiliki gaya arsitektural campuran Jawa, Islam dan Romawi karena bangunan utama masjid beratap limas khas bangunan Jawa, bagian ujungnya dilengkapi dengan kubah besar ditambah 4 menara ditiap penjuru atapnya sebagai bentuk bangunan masjid universal Islam lengkap, gaya Romawi terlihat dari bangunan 25 pilar dipelataran masjid bergaya koloseum Athena Romawi yang dihiasi kaligrafi yang indah

Ada 1 hal penting bila sholat disini saat siang hari yaitu lantai serambi mesjid sangat panas bila kita injak dengan kaki telanjang. Efeknya jadi lucu, ada pengunjung yang berlari-lari kepanasan sambil menjerit kecil, ada yang berjalan menyelinap diarea yang tertutup bayangan, tapi yang paling aman adalah naik tangga dari area parkir basement tapi jalannya tetap mepet tembok yang tertutup bayangan sambil berlari hahaha...

Kafeole (**)

Selesai sholat kami menuju kota Salatiga untuk makan siang karena saya belum pernah mengunjungi kota tsb. Disana kami menemukan sebuah resto yang asri karena tertutup oleh rimbunan tanaman dan penuh oleh kendaraan pengunjung. Namanya Kafeole Coffee Shop & Resto, Jl. Tentara Pelajar no. 61 Salatiga.



Resto tsb memiliki beberapa bangunan yang terpisah-pisah yaitu bangunan utama sebagai ruang makan, beberapa gazebo ditaman, coffe shop & bar, bangunan dapur tersendiri serta beberapa fasilitas seperti mushola dan toilet. Adem rasanya saat memandang kesekeliling halaman, tamannya rapih dan rimbun, banyak tanaman pakis, batu-batu tersusun rapih, diselingi kursi dan lampu taman serta kolam ikan.



Kami memilih makan diberanda bangunan utama. Daftar menunya cukup bervariasi terdiri dari masakan Indonesia, Jepang, Chinese dan Western. Sengaja kami memilih menu Indonesia karena ingin makan nasi. Pilihan kami adalah sop buntut goreng, nasi empal komplit dengan tambahan ayam bakar nyus. Tapi minumannya kami pilih ala Western yaitu ice chocolate magnum, green tea frappe dan americano coffee. Sambil menunggu pesanan, saya menemukan bungkusan kecil-kecil kacang mede dijual dekat kasir @Rp 10.000. Saya langsung membelinya untuk bekal cemilan selama perjalanan.




Tibalah saat santap siang. Menu sop buntut goreng belum termasuk nasi. Penampilan buntut goreng ini sama sekali tidak digoreng melainkan lebih mirip buntut bakar yang disiram bumbu saus kecoklatan yang tergenang. Sausnya sih enak dan gurih, buntutnya lumayan empuk dan banyak dagingnya. Kemudian nasi empal komplit hanya berisi nasi, empal, sambal dan sedikit lalapan. Walaupun empal rasanya enak tapi teksturnya agak keras dan kering. Ayam bakarnya memang nyus karena selain memakai bumbu kecap, juga mengandung rasa dan aroma mentega.


Minuman ice chocolate magnum dan green tea frappe rasanya sedap, kental dan creamy. Americano coffee cocok bagi penggemar kopi sejati karena merupakan minuman kopi hitam tanpa gula. Mengenai harga makanan disini relatif cukup terjangkau. Yang paling mahal adalah sop buntut tanpa nasi Rp 49.000 dilanjutkan dengan nasi empal Rp 25.000, ayam bakar doang Rp 23.000, chocolate magnum Rp 22.000, green tea Rp 19.000 dan americano Rp 14.000.



Bakso Iga (***)

Sayangnya kami tidak mendapat penginapan di kota Salatiga karena hari libur Natal dan penginapan di pusat kota sudah penuh terisi. Setelah puas berkeliling kota Salatiga dan mengunjungi Universitas Kristen Satya Wacana, kami kembali ke Semarang dan menginap di Hotel Holiday Inn Express Semarang Simpang Lima Jl. Ahmad Yani no. 145.



Sebelum check in, lebih baik kami makan malam dulu. Tak sengaja kami melewati Jl. Sompok no. 18 dan melihat sebuah rumah makan bernama Bakso Iga, mie ayam & mie iga, kami langsung tertarik makan malam disini. Rumah makan ini terletak diberanda depan sebuah rumah, dapur tempat meracik mie dan bakso berada digarasi.



Rumah makan bakso ini menyajikan menu bakso sapi halus / urat dan mie ayam dengan tambahan pangsit rebus / goreng, bakwan dan iga. Selain itu ada juga menu mie / nasi / bihun goreng, bihun / mie kuah serta nasi pindang iga. Sayangnya kami datang sudah kemalaman sehingga banyak menu yang habis. Yang tersisa tinggal menu bakso yang dipesan oleh suami,  untunglah masih ada mie goreng yang segera saya pesan.



Mie bakso berisi 5 butir bakso, mie kuning dan bihun, kuahnya bening dengan taburan daun bawang. Ketika kucicipi, hmm enak ya, baksonya halus, rasa daging, teksturnya kenyal tapi empuk, kuahnya segar dan gurih rasa kaldu. Terus mie gorengnya enak banget, bumbunya lekker, warnanya coklat tapi rasanya gurih, dimasak bersama potongan bakso, telur, ayam, sayur sawi dan taburan bawang goreng, ngga nyesel deh makan disini.

SENIN, hari ke 4



Hotel Holiday Inn Express adalah hotel bintang 3. Interiornya bergaya modern, minimalis dengan warna warna natural, diselingi dengan 1 – 2 furniture warna mencolok. Bentuk ruang makan memanjang kesamping. Saat itu adalah high season sehingga tamu yang sedang sarapan, duduk menyebar di ruang baca dan di ruang meeting. Makanan yang tersedia tentunya standard bintang 3, tidak terlalu bervariasi meliputi menu buffet, bakery, sereal, buah, susu dan jus tapi yang paling istimewa adalah tersedia coffee maker berisi minuman coffee dan chocolate. Tersedia juga paper cup, sehingga minuman tsb bisa dibawa keluar resto.

Ayam goreng bu Toha (***)

Hari ini kami kembali pindah hotel, jadi kami check out setelah sholat Dzuhur dan memindahkan barang ke Hotel Novotel Jl. Pemuda no. 123, seberang Paragon Mall. Setelah itu kami berniat makan siang di Ayam Goreng Bu Toha yang sudah kami incar sejak kemaren saat melewati Jl. Semarang-Surakarta, Tuntang.



Ketika melewati Jl. Tirto Agung no. 62 Tembalang, kami melihat sebuah billboard Ayam Goreng Bu Toha cabang Tuntang bersatu dengan billboard Prima Raja Sari Resto Tembalang. Nah lebih baik makan disini saja dari jauh ke Tuntang.


Bangunan resto merupakan bangunan khas adat Jawa yaitu rumah Joglo, terdiri dari 2 bagian yaitu rumah induk terletak dibelakang untuk ruang makan Prima Raja Sari Resto, bagian depan adalah bangunan pendopo terbuka untuk ruang makan Ayam goreng bu Toha. Tapi pengunjung bebas memesan makanan dari mana saja.




Cara memesan menu adalah pilih langsung potongan ayam/bebek/kepala/ati rempela/tahu/tempe di meja prasmanan yang menyajikan makanan tsb dalam keadaan dingin dan sudah diungkep. Bila perlu tambah sambal dan lalap, tersedia juga botok. Lalu kita tinggal duduk sembari menunggu pesanan kita digoreng.


Ketika makanan sudah tersaji, penampilan gorengan sungguh menggiurkan, berwarna kuning keemasan merata dan sangat panas ketika saya sobek daging ayamnya. Tapi sayang, karena tahu tempe berukuran tebal, ketika dibelah masih dingin dibagian dalamnya, sehingga kami minta digoreng lagi.


Rasa ayam goreng ini memang top, gurih dan bumbu kunyitnya terasa dominan. Ketika kami cocol sambalnya, wuah, mungkin ini yang membuat ayam goreng bu Toha begitu terkenal karena rasa sambal luar biasa pedas, tidak jelas level berapa. Parahnya lagi, pesanan minuman kami tidak datang-datang, belum dibikin, jadi bikin emosi, padahal rasa pedas sudah menyerang ubun-ubun dan tubuh sudah banjir oleh keringat, hahaha.

Museum Kereta Api Ambarawa


Setelah makan siang, perjalanan kami lanjutkan ke kota Ambarawa untuk mengunjungi Museum Kereta Api Ambarawa di Jl. Stasiun no. 1. Museum Kereta Api Ambarawa adalah sebuah stasiun kereta api yang sekarang dialihfungsikan menjadi sebuah museum, memiliki kelengkapan kereta api yang pernah berjaya pada zamannya.



Salah satu koleksinya adalah kereta api uap dengan lokomotif, sampai sekarang masih dapat menjalankan aktivitas sebagai kereta api wisata. Kereta api uap bergerigi ini sangat unik dan merupakan salah satu dari tiga yang masih tersisa di dunia.



Para pengunjung dapat menikmati perjalanan wisata dengan naik Kereta Api Wisata relasi Ambarawa-Tuntang (pp) dengan lokomotif penarik jenis lokomotif uap maupun kereta diesel vintage. Selain itu terdapat rute kereta Api Wisata Ambarawa-Jambu-Bedono (pp) yang menggunakan lokomotif uap bergigi yang melewati rel bergerigi. Rel bergerigi tersebut satu-satunya yang masih aktif di Indonesia.




Jadwal perjalanan kereta wisata reguler (perorangan) Ambarawa-Tuntang Lokomotif Diesel Vintage (pp) saat weekend adalah pk. 11, 12 dan 14 dengan harga tiket @Rp 50.000 tapi sayang kami datang terlambat ke museum sekitar pk. 15 dan cukup puas hanya dengan berfoto-foto ria. Tiket masuk museum adalah @Rp 10.000.

Wisata Apung Kampoeng Rawa Ambarawa


Dalam perjalanan menuju kota Ambarawa, kami melihat sebuah tempat wisata di Jl. Lingkar Ambarawa Km 3 yang kelihatannya menarik karena tempat tsb berada dipinggir danau, disamping sawah dengan latar belakang pemandangan indah pegunungan. Pulang dari Museum Kereta Api Ambarawa menuju Semarang, penasaran kami mampir dulu ke tempat wisata tsb. Namanya adalah Wisata Apung Kampoeng Rawa Ambarawa.



Kampoeng Rawa adalah obyek wisata yang menonjolkan keindahan pemandangan alam yang memanjakan mata, pemandangan hamparan sawah dan pegunungan serta danau Rawapening dapat dinikmati bersama fasilitas yang tersedia yaitu Rumah makan Apung dan wisata keluarga seperti ATV, JetSky, Perahu karet, Perahu Kayu, Perahu Motor, Bebek Air, Becak Air dan Becak Mini Bendi. Disini kami hanya menikmati pemandangan dan puas foto-foto dengan pemandangan alam saat sunset.

Met Duck (***)

Tiba di Semarang kami segera check in di Hotel Novotel. Setelah itu kami keluar lagi untuk makan malam di Paragon Mall Jl. Pemuda 118. Ketika masuk pintu utama mall, saya melihat sebuah resto bernama Met Duck di paling depan lantai GF. Saya bergegas turun, sedangkan suami mencari parkir. Saya langsung menuju Met Duck dan menemukan daftar menu yang tersedia didepan resto. Saya langsung cocok dengan sajian menu disini karena menyajikan Westernfood kesukaan saya serta makanannya halal.

Resto ini menyajikan menu yang dibagi menjadi 2 kategori waktu yaitu menu brunch pk. 8 sampai pk. 15 serta menu lunch & dinner sejak pk. 11.30.  Menu lunch & dinner terdiri dari menu pembuka, sup, salad, burger, sandwich, rosti, waffle, steak, ikan, paket nasi, ayam, bebek, pasta dan pizza. Menu minumannya adalah kopi, teh, ice blended, mocktail, jus, milkshake dan smoothies.

Mata saya tak berkedip ketika melihat menu raclette cheese, bisa dipadu dengan rib eye wagyu steak, chicken atau duck. Saya pilih raclette chicken saja yang paling aman, minumannya matcha latte. Suami saya tumben pesan menu ikan Sea bass creamy, yang sempat terlintas ingin saya pesan juga, minumannya dia pesan iced red velvet.



Sambil menunggu pesanan datang, saya mengamati suasana resto yang terasa nyaman, dengan iringan lagu-lagu dan interior bergaya klasik. Ada deretan panci dan wajan ukuran besar-besar terbuat dari tembaga, digantung sebagai hiasan diatas dapur. Didepan dapur saya melihat sebuah alat penjepit keju raclette, menunggu dipanaskan bila ada pesanan, hmm sudah tidak sabar rasanya.


Raclette chicken disajikan diatas piring berwarna kuning, dibagian bawah adalah potongan sayur wortel dan kembang kol, kentang goreng, ditutup grill chicken, disiram saus dan lelehan keju raclette diatasnya. Setelah dimakan baru saya sadari bahwa saus tsb adalah saus bbq, sehingga keseluruhan sajian terasa gurih dan asam bersatu dengan rasa smoky chicken dan kerenyahan sayur.


Hidangan Sea bass creamy disajikan diatas piring hitam, paling bawah adalah creamy spinach atau bayam saus creamy, diberi potongan baby potato dan tomat cherry, ditutup grill sea bass alias ikan kakap putih. Wah sajian ini enak juga, kelembutan smoky sea bass bersanding dengan rasa gurih dan creamy, diselingi dengan kesegaran rasa tomat.


Minuman matcha latte dan red velvet juga mantap, kental dan creamy serta rasa red velvet yang manis banget. Harga menu pesanan kami adalah @Rp 80.000 unt Raclette chicken dan Sea bass creamy, minumannya matcha latte Rp 27.500 dan red velvet Rp 30.000. Saya rekomendasikan Met Duck sebagai salah satu tujuan wiskul Semarang.

SELASA, hari ke 5

Soto Seger Kartosuro (**)

Hari ini waktunya pulang ke Jakarta. Ternyata pesanan hotel kami belum termasuk breakfast. Jadi setelah check out kami sarapan dulu di Soto Seger Kartosuro, Jl. Pandanaran 2 no. 119B Mugassari. Tiba disana, saya lihat bangunan rumah makan ini cukup unik karena tampak depan hanya berupa pagar tembok putih yang panjang, ditengahnya adalah pintu masuk langsung menuju ruang makan.


Ditengah sebelah kiri ada sebuah pikulan tempat meracik soto. Saya bisa melihat langsung bahan-bahan soto yang tersedia diatas meja serta proses meracik soto. Soto terdiri dari bihun, toge, seledri, daun bawang, tomat dan bawang goreng, lalu isinya bisa memilih potongan daging sapi atau suwiran ayam, setelah itu disiram kuah soto bening. Sebelum memesan harus bilang dulu, mau nasi campur atau dipisah.



Setelah itu soto diantar ke meja, nah diatas meja makan sudah tersaji aneka gorengan tahu, tempe, perkedel, lumpia dll serta sate-satean ayam, kerang dan telur puyuh kuah kecap yang bisa kita pilih sebagai tambahan. Selain itu tersedia juga menu ayam bakar, ayam / bebek goreng, rica-rica ayam dan tempe penyet. Kami memesan tempe penyet yang ketika dihidangkan penampilannya agak berbeda yaitu sepotong tempe goreng dipenyet dengan sambal cabe rawit merah, diberi taburan kremesan, disajikan bersama ketimun dan kol diatas piring bambu. Ketimun dan kol itu mungkin maksudnya untuk meredam rasa pedas yang timbul dari sambal penyet yang cetar menggigit lidah.


Makan disini memang murah tapi kelemahannya adalah pengunjung harus menyebutkan satu per satu makanan yang telah dia makan, resiko terbesar adalah lupa menyebutkan makanan apa saja yang telah kita makan saking banyaknya. Seperti saya ini, sudah berada didalam mobil, tapi dua kali bolak balik ke kasir untuk membayar makanan yang lupa saya sebutkan.

Bandeng Juwana

Sebelum pulang, wajib beli oleh-oleh dulu dong. Kami menuju toko Bandeng Juwana Jl. Pandanaran no. 57. Disini saya membeli ikan bandeng duri lunak sebanyak 2 kg x Rp 97.000 dapet 12 bungkus. Setelah itu saya membeli lumpia isi ayam yang masih hangat tapi kalau mau tahan lama, pilih yang dibungkus vacum. Harganya cukup lumayan yaitu Rp 155.000 isi 10 biji. Toko oleh-oleh ini super komplit, jadi masih banyak lagi jenis makanan dan snack yang bisa dibeli disini. Jl. Pandanaran merupakan pusat oleh-oleh khas Semarang, terdiri dari toko maupun kaki lima. Kami juga membeli lumpia kaki lima dan rasanya enak juga kok, masih panas, cocok untuk dimakan dalam perjalanan.

Mie Ayam Jamur Jakarta & Bangka (*)

Dalam perjalanan pulang, kami singgah di Tegal untuk makan siang. Kali kami ingin mencoba sesuatu yang baru yaitu makan mie ayam jamur Jakarta & Bangka di Jl. Waringin no. 1. Setelah mengikuti map waze, sampailah kami didepan sebuah rumah. Pemiliknya orang Cina tapi makanannya halal.



Daftar menunya adalah mie / bihun / kwetiau ayam jamur Jakarta / Bangka, bisa tambah bakso, pangsit kuah dan fukien. Selain itu tersedia juga nasi tim, nasi bakmoy, nasi goreng, pempek, bubur ayam, ceker ayam, siomay ayam, tahu kok, pangsit goreng, bakso goreng serta kwetiau goreng / siram / kuah.
Saya pesan mie ayam jamur Jakarta dan suami pesan mie ayam jamur Bangka tambah bakso dan pangsit rebus serta pangsit goreng. Kami juga memesan 1 minuman istimewa yaitu liang teh cincau.


Apa sih bedanya mie ayam jamur Jakarta dan Bangka ? Nah kalau mie ayam jamur Jakarta itu mie dan ayam jamurnya berwarna putih dan diberi taburan daun bawang. Sedangkan mie ayam jamur Bangka, mie dan ayam jamurnya berwarna kecoklatan, tanda menggunakan bumbu kecap, serta diberi taburan daun bawang dan toge.


Sebenarnya hidangan kami ini enak, baik dari segi tekstur mienya, ayam jamur jumlahnya memadai, kuahnya juga segar. Tapi bumbu mie pesanan saya, ada sedikit bercitarasa asam, mungkin saja ada pemakaian bumbu cuka, nah ini yang saya kurang suka. Selain itu sih enak semua, baik bakso dan pangsit rebusnya, sayurannya segar, minuman liang teh cincau serta pangsit gorengnya istimewa, renyah dan empuk, baru digoreng, mirip buatan Bakmi GM.


Harga mie Jakarta plus pangsit goreng Rp 23.500, mie Bangka plus bakso pangsit rebus Rp 26.000 serta liang teh cincau Rp 9.000. Bersama ini, berakhir pula lah perjalanan wisata kuliner Jakarta-Semarang, semoga bisa menjadi inspirasi bagi kalian semua.

No comments: