Monday, February 26, 2018

Itinerary wisata Pantai Sawarna & kuliner Banten

Long weekend imlek tahun ini, kami sudah jauh-jauh hari merencanakan liburan ke kampung suaminya mba Upik di kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Ada keistimewaan apa sih di daerah itu ? Dari Malingping kami bisa berwisata ke pantai yang sekarang sedang berada dipuncak ketenaran yaitu Pantai Sawarna karena jaraknya memang tidak begitu jauh. Kami pun pergi dari hari Jumat sampai Minggu, dan inilah pengalaman saya yang berkesan.

Jumat

Kami berempat bersama keluarga masing-masing, kecuali saya yang jomlo hehehe, berangkat dari gedung BEI sekitar pk. 9 pagi. Jalur yang kami tempuh adalah masuk gerbang tol Senayan, keluar gerbang tol Serang Timur, lalu melalui kota Pandeglang – Saketi – Malingping sebagai tujuan akhir.

RM Rossy Rizqi Jl. Raya Labuan km. 12 Rumingkang, Pandeglang (***)


Dalam perjalanan kami beberapa kali berhenti untuk istirahat. Yang pertama, kami berhenti di alun-alun kota Pandeglang untuk foto-foto dekat patung badak sebagai icon kota tsb. Lalu pemberhentian kedua, kami makan siang di desa Rumingkang, tepatnya di RM Rossy Rizqi Jl. Raya Labuan km. 12 Rumingkang, Pandeglang.



Rumah makan ini menyajikan aneka masakan ayam dan ikan, baik yang dibakar, digoreng atau dipepes. Jenis ikannya antara lain ikan mas, gurame, nila, lele, dan belut. Rumah makan ini memiliki bentuk bangunan yang sederhana, dindingnya merupakan kombinasi antara tembok bata dan anyaman bambu, lantainya adalah conblock, mejanya berupa meja kayu panjang untuk makan berombongan, kursinya adalah kursi plastik. Tetapi kami tidak makan di ruang makan utama melainkan di serambi samping, dimana tempat makannya berupa panggung kayu panjang tanpa penyekat untuk makan lesehan.





Rumah makan ini berada disamping sebuah sungai yang deras. Bila kami berjalan ke belakang, kami menemukan sebuah dapur yang masih tradisional karena memakai tungku kayu bakar, sehingga seluruh ruangan dapur menjadi menghitam karena jelaga, gelap dan penuh asap. Persediaan kayu bakar tampak berjejer rapih disamping dapur, sebuah kolam penuh dengan ikan yang bakal menjadi santapan kita.




Sebenarnya bila mau makan cepat karena mengejar waktu, sudah tersedia aneka lauk pauk yang berjejer di etalase. Tapi kami memesan lauk pauk yang fresh baru dimasak, sehingga waktu menunggu pesanan cukup lama. Kami memesan ikan mas dan ayam goreng, ikan asin, ati rempela, tahu tempe, sayur asem, lalap sambel dan pete.




Akibat menunggu pesanan cukup lama, begitu hidangan datang, kami berdelapan orang langsung berebut lauk dan makan dengan lahap. Saya menikmati ikan mas goreng yang garing diluar tapi lembab didalam, rasanya gurih, enak sekali terbawa suasana. Kemudian saya bagi dua ayam goreng kampung yang ukurannya cukup besar, tekstur daging cukup liat. Ikan asinnya terdiri dari berbagai jenis ikan, saya ambil ikan asin yang kecil-kecil, rasanya renyah dan asin sekali.



Sambal dadak terlihat garang karena banyak biji bertebaran, tapi ternyata ketika dicocol rupanya tidak terlalu pedas karena ada campuran tomat. Penampilan ikan mas bakar adalah ditusuk bambu tapi saya tidak makan. Ati rempela ditusuk seperti sate kemudian digoreng, sempat saya cicipi, rasanya enak, gurih dan berbumbu. Makan segitu banyak menghabiskan uang sekitar 350 ribuan dan minumannya gratis teh tawar hangat. Selesai makan bisa sholat dulu di mushola yang ada didepan rumah makan ini.

Hotel GBS Malingping Jl. Raya Malingping – Bayah no. 58, Polotot, Malingping

Selesai makan siang, kami kembali melanjutkan perjalanan. Rute antara Pandeglang – Saketi – Malingping – Bayah merupakan wilayah hutan dan perkebunan. Ada perkebunan kelapa sawit dan hutan karet milik PTPN 8, hutan sengon milik Perhutani dan kebun-kebun pribadi milik perorangan. Pemandangan hutan dan kebun berganti-ganti dengan pemandangan sawah dan perkampungan penduduk. Perjalanan kami lancar dan alhamdulillah tidak hujan.


Sekitar pk. 15 kami sampai di Hotel Graha Bahari Syariah atau lebih dikenal dengan nama Hotel GBS Malingping Jl. Raya Malingping – Bayah no. 58, Polotot, Malingping. Harga kamar versi Traveloka adalah Rp 120.000 untuk kamar standard dan Rp 245.000 untuk executive room. Kami booking 2 kamar executive untuk saya dan mba Ririn, satu lagi untuk mba Sarah bersama 2 anaknya, sedangkan keluarga mba Upik menginap dirumah sendiri.


Kamar hotel sederhana ala hotel melati, tapi bersih dan nyaman, ukuran kamar tidak sempit, ada TV parabola, nakas dan bangku plastik di kiri kanan tempat tidur, sebuah meja kecil dan gantungan baju. Kamar mandi hanya berisi ember dan closet jongkok. Tersedia handuk dan sabun, sejadah dan Al Quran serta ada free wifi juga loh, kenceng lagi. Kalau mau mandi air panas bisa pesan tapi kena charged.

PPI Binuangeun Jl. Karang Malang No. 2 Binuangeun - Wanasalam

Selesai check in, kami menuju rumah mba Upik yang jaraknya sekitar 6 km lebih dan memakan waktu sekitar 10 menit. Rumah mba Upik itu persis didepan Sunrise cafe dan Apotik Assalam Pagelaran Jl. Nasional III. Setelah itu kami pergi ke Pangkalan Pendaratan Ikan / PPI Binuangeun untuk membeli ikan segar hasil tangkapan nelayan. Banyak sekali jenis ikan yang dijual disana, sebagian besar saya tidak familier. Saya hanya tau ikan kuwe, ikan pari dan ikan hiu, selain itu ada juga udang, cumi-cumi raksasa dan rajungan.







Bakso Tanjung Bang Opay – Pantai Tanjung Binuangeun (***)



Selesai membeli ikan, kami menuju Pantai Tanjung masih di daerah Binuangeun untuk mengejar sunset. Karena hari masih terang, kami makan dulu di warung bakso ikan terkenal disana yaitu Bakso Tanjung Bang Opay. Wah betapa nikmatnya makan bakso dipinggir pantai sambil dibelai semilir angin laut. Warung ini menjual 3 jenis bakso ikan yaitu bakso ikan tenggiri yang berwarna putih, bakso ikan tongkol yang berwarna gelap dan bakso ikan isi telor yang berukuran besar.



Semangkok bakso ikan tenggiri dan tongkol masing-masing 1 butir harganya @Rp 5.000 x 2 = Rp 10.000. Semangkok bakso ikan telor hanya berisi 1 butir harganya Rp 10.000. Kuah bakso berwarna kemerahan dengan taburan seledri dan bawang goreng. Hmm kelihatannya pedas nih, tapi ketika saya makan, ternyata kuah bakso tidak begitu pedas, malah terasa gurih dan asli rasa kaldu. Permukaan bakso kasar, bukan bulat halus, tekstur bakso padat dan kenyal, ketika dibelah bakso mengandung cincangan daging ikan. Rasa bakso sedap dengan kuah yang segar dan tidak amis, menandakan bakso terbuat dari ikan segar.



Selesai makan bakso kami baru sadar bahwa kami menunggu sunset di sisi pantai yang salah. Ternyata Pantai Tanjung adalah pantai untuk menunggu sunrise. Seharusnya kami menunggu di Pantai Pasir Putih. Ya ampun, untung perut kami sudah kenyang hahaha.

Kecamatan Malingping

Kecamatan Malingping merupakan permukiman perkampungan, jadi belum ada rumah makan besar apalagi resto. Kalau sudah malam, semakin berkurang warung makan yang buka. Sehingga kami harus makan masakan di rumah mba Upik. Wah jadi merepotkan empunya rumah nih. Untung kami sudah membawa persediaan bahan makanan dari Jakarta dan menu makan malam kami malam ini adalah gorengan ikan dan udang hasil buruan kami dari PPI Binuangeun, ditambah 4 jenis sambal yaitu sambal kecap, sambal dadak, sambal goreng dan sambal jahe, makan jadi semakin lahap.





Sabtu

Perjalanan dari Malingping – Pantai Sawarna

Ternyata sarapan pagi di hotel dapat sepiring nasi uduk dari warung sebelah, isinya soun goreng, orek tempe, dadar telur kol, kerupuk dan sambal, lumayan alhamdulillah. Setelah itu kami ke rumah mba Upik dan melanjutkan perjalanan ke Pantai Sawarna.


Perjalanan dari Hotel GBS Malingping ke Pantai Sawarna sekitar 47 km lebih dan menghabiskan waktu sekitar 1 jam lebih. Rutenya adalah melalui Jl. Nasional III – Jl. Sawarna Bayah. Pemandangan selama perjalanan adalah perkebunan, hutan dan sawah silih berganti. Memasuki desa Sawarna pemandangan pantai mulai terlihat, indah sekali. Kebanyakan pantai banyak mengandung karang.

Mendekati daerah wisata Sawarna, di Kecamatan Bayah kami menemukan Pabrik Semen Merah Putih milik PT Cemindo Gemilang. Pabrik ini dibangun di ketinggian 100 meter persis di atas pantai. Pabrik ini dibangun di lahan seluas 50 hektar, dengan konsep terasering 5 tingkat, untuk menghindari risiko tsunami. Kompleks pabrik memiliki luas mencapai 3.000 hektar, termasuk tambang, area pelabuhan dan area infrastrtruktur pendukung lainnya. Hmm sepertinya ini pabrik yang memiliki pemandangan paling indah  karena berada di tepat di atas pantai.

Pantai Sawarna



Mendekati kawasan wisata Pantai Sawarna, kami parkir didepan sebuah rumah yang masih famili dari suami mba Upik. Dari sana kami ber 10 orang masing-masing naik ojek untuk menuju Pantai Tanjung Layar dengan ongkos @Rp 10.000 per orang (bukan per motor). Kawasan wisata pantai Sawarna tidak bisa dilalui dengan mobil, karena melewati area persawahan dan perkampungan penduduk. Tiket masuk kawasan wisata adalah @Rp 5.000 per orang.



Pantai Sawarna adalah pantai yang berada di desa Sawarna, terbentang dari timur ke barat yaitu dari :
1.   Pantai Karang Taraje (paling timur)
2.   Pantai Legon Pari
3.   Pantai Karang Bereum
4.   Pantai Tanjung Layar
5.   Pantai Ciantir (Pasir Putih)
6.   Pantai Bukit Cariang
7.   Pantai Goa Langir
8.   Pantai Pulo Manuk (paling barat)



Sebagian besar wisatawan bila berkunjung ke Pantai Sawarna, akan menuju Pantai Tanjung Layar yang merupakan daya tarik utama Pantai Sawarna. Di pantai tsb terdapat dua buah batu karang raksasa berbentuk seperti layar kapal yang terkembang. Persis didepannya, dibibir pantai, dibuatkan patung huruf “Tanjung Layar” dengan keterangan dibawahnya “Lebak – Banten, Sawarna” oleh csr BI. Latar belakang pemandangan tsb lah yang menjadikan tempat ini magnet utama wisatawan untuk berfoto.



Pada pagi, siang hari, air laut surut dan pengunjung bisa berjalan kaki ke arah karang tsb yang berada beberapa meter dari pantai. Ombak laut tidak terlalu kuat karena terhalang karang. Di kawasan tsb banyak saung-saung tempat beristirahat, merupakan bagian dari warung makan. Tapi membawa perbekalan sendiri pun tidak masalah, nanti tinggal pesan sebagian makanan / minuman dari warung tsb. Kami sendiri membawa bekal makan siang dari rumah.



Selesai makan siang, kami telepon tukang ojek yang tadi karena sudah janjian. Kami kembali naik ojek menuju Pantai Legon Pari karena salah satu tukang ojek memiliki warung disana dan kami dibawa menuju saung miliknya. Wah Pantai Legon Pari ini benar-benar indah, masih perawan, bersih, pasirnya putih dan suasananya hening, hanya terdengar deburan ombak saja, pengunjung pun tidak begitu banyak disini.



Masalahnya kami datang pas tengah hari, pas matahari diatas kepala, tidak mungkin telanjang kaki dipasir karena luar biasa panasnya. Di pantai ini kami duduk-duduk di saung, foto-foto sebentar serta sholat Dzuhur. Setelah itu kami kembali pesan ojek untuk membawa kami kembali ke rumah tempat parkir mobil kami. Jadi total ongkos ojek kami adalah @Rp 10.000 x 10 orang x 3 perjalanan.

Pantai Pasir Putih Malingping




Sore harinya sekitar pk. 17 kami kembali ke pantai untuk mengejar sunset, maksudnya mengejar foto-foto pas sunset hehehe. Kali ini kami ke Pantai Pasir Putih. Keistimewaan pantai ini adalah di bibir pantai banyak terdapat karang yang berceruk sehingga bila air surut, kita bisa berjalan diatas karang, ombak laut pun terhalang karang, sehingga aman untuk bermain dipantai.






Anak-anak bisa masuk ke dalam ceruk karang, yang berfungsi seperti kolam renang alami, anak-anak aman untuk berenang atau main air disana. Ceruk-ceruk kecil lainnya menjadi semacam kolam ikan, senangnya melihat aneka binatang kecil yang berseliweran disana. Fakta lainnya adalah ada keajaiban bahwa ada ceruk yang berisi air tawar, entah bagaimana logikanya itu terjadi. Sore itu kami kami puas foto-foto dengan berbagai gaya yang sedang trend di jaman now.





Minggu

Rencana Minggu pagi kami mau ke pantai untuk menjemput sunrise, tapi apa daya hujan turun sangat lebat sejak pk. 3 pagi, rencana kami pun batal. Pk. 7 kami sarapan dengan menu yang sama dengan hari kemaren hehehe, setelah beberes kami pun check out dari hotel.

Bakso Ikan Karya Ceu Bai Andriani, Jl. Raya Bayah no. 51 Polotot, Malingping (***)


Hari ini jadwalnya belanja, beli oleh-oleh dan pulang ke Jakarta. Pertama kami ambil pesanan bakso ikan di Bakso Ikan Karya Ceu Bai Andriani, Jl. Raya Bayah no. 51, kp Polotot, Malingping. Keberadaan tempat ini tak jauh dari hotel kami, jaraknya hanya beberapa meter saja, bisa berjalan kaki dan hanya terhalang beberapa rumah saja. Kabarnya bakso ikan ini adalah yang paling terkenal sebagai oleh-oleh khas Malingping.



Tempatnya berupa rumah dan ketika kami masuk kesana, saya melihat beberapa orang sedang duduk dalam antrian menunggu pesanan. Rupanya bakso ikan ini sangat fresh, baru dibikin pagi itu. Saya melihat bakso sedang diangin-anginkan diatas tampah dan keranjang. Permukaan bakso terlihat kasar dan warnanya putih, terbuat dari ikan tenggiri. Bakso dikemas dalam plastik bersama bumbu, bawang goreng dan cabe rawit. Saya membeli 2 bungkus bakso seharga @Rp 25.000 berisi 17 butir.

Pasar Malingping, Jl. Raya Ps. Malingping



Selain bakso ikan, oleh-oleh Malingping yang terkenal adalah aneka opak, baik terbuat dari singkong atau ketan, rasa asin atau manis, mentah maupun matang. Lalu ada lemang yaitu penganan dari beras ketan yang dimasak dalam seruas bambu, setelah sebelumnya digulung dengan selembar daun pisang. Gulungan daun bambu berisi beras ketan dicampur santan kelapa ini kemudian dimasukkan ke dalam seruas bambu lalu dibakar sampai matang. Harga per bambu sekitar Rp 25.000. Kemudian ada produksi gula merah dan emping. Sedangkan hasil bumi yang menonjol adalah pete, jengkol, buah-buahan, umbi-umbian dan beras.

Rute Ps. Malingping – Jl. Raya Gunung Kencana - Jl. Raya Serang Pandeglang



Pulang ke Jakarta, kami tidak melewati rute yang sama dengan kepergian kami, melainkan melalui rute Jl. Raya Gunung Kencana – Jl. Raya Sampay Cileles – Jl. Raya Serang Pandeglang. Perjalanan melalui rute ini, sebagian besar pemandangan adalah perkebunan sawit, hutan karet dan hutan sengon. Perjalanan lancar dan sepi tetapi relatif aman, bahkan dimalam hari, katanya. Tapi kebayang dong, betapa gelapnya perjalanan menembus hutan. Waktu tempuh perjalanan dari Ps Malingping - Jl. Raya Serang Pandeglang sekitar 2 jam lebih dan jaraknya sekitar 87 km lebih.



Durian Jatohan H. Arif, Jl. Raya Serang Pandeglang km 14 Baros – Serang (**)



Sampai di Jl. Raya Serang Pandeglang, kami menuju rumah makan Durian Jatohan H. Arif, tepatnya di km 14 Baros – Serang. Bangunannya seperti saung yang terbuat dari bambu dan kayu, sehingga pengunjung yang makan sambil lesehan. Tempat makannya nyaman, terdiri dari dua lantai, parkirannya luas dan ada fasilitas seperti mushola dan kamar mandi. Rumah makan ini mampu menampung sekitar 1.000 orang dan buka 24 jam setiap hari.


Selain menjual buah durian, disini juga menyajikan aneka menu olahan durian seperti sup durian, jus durian, ice cream durian, pancake durian, bahkan ada wajik durian. Juga menyediakan snack tahu sumedang, risoles bumbu kacang dan otak-otak.






Tetapi kami tidak makan di dalam rumah makan tsb melainkan makan di saung-saung yang terletak di luar, di samping rumah makan tsb. Disana ada RM Tradisional bu Mala khas Banten, menyajikan menu masakan ayam dan ikan mas goreng, pepes ikan mas, belut dan tahu, ikan asin, tempe tahu, semur jengkol, sayur asem, karedok, aneka tumisan dan sambal dadak. Tersedia juga es kelapa kopyor dan kelapa muda batok.



Seperti biasa saya memesan ikan mas goreng, yang lain ada yang memesan pepes ikan mas dan belut, serta tambahan karedok. Tak disangka masakan disini enak juga, bumbunya terasa, gurih dan nikmat, terutama bumbu pepesnya terasa melekoh. Saya juga memesan sop durian yaitu durian utuh tanpa biji di dalam kuah susu dan ditaburi keju parut. Kami makan bersembilan orang menghabiskan uang sekitar 300 ribuan lebih.





Durian Jatohan H. Arif merupakan penutup dari perjalanan kami. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan kembali, masuk ke gerbang tol Serang Timur, kemudian masuk Tol JORR, sampai rumah saya di Cilandak Barat sekitar pk. 17. Alhamdulillah perjalanan lancar, aman dan selamat serta meninggalkan kesan yang mendalam.

1 comment:

cekaja.com said...

wah, bangga euy jadi orang banten,,, banyak wisata kuliner nya juga, banten mah keren pokonya.


bantu visit kita juga dengan klik di sini ya, terimakasih :)