Saturday, July 09, 2016

Kehabisan dimsum di 48 Dimsum Place (***)

Libur lebaran hari ketiga adalah saatnya makan diluar rumah. Selain persediaan makanan dirumah sudah habis, masak sendiri juga cape sehabis pulang dari silaturahmi. Yang menjadi masalah adalah sangat sulit mencari rumah makan yang buka saat libur lebaran atau kalau ada rumah makan yang buka, pasti penuh dan banyak menu yang sold out.

Rencana kami ingin makan nasi uduk di Jl. Kebon Kacang Tanah Abang karena kami pikir kan orang Betawi ngga pulang kampung hehehe. Ternyata sampai disana rumah makan tsb juga libur. Ya sudah akhirnya kami berkeliling sejenak mencari alternatif tempat makan lain.

Melewati Jl. R.P. Soeroso No. 48, Menteng, kami melihat sebuah resto bernama 48 Dimsum Place. Saya teringat, memang 48 Dimsum Place sudah saya agendakan untuk dicoba tapi belum sempat. Saya sudah sering membaca reviewnya dan katanya halal. Nah sekarang kesempatan yang baik untuk mencobanya.

Dari luar tampak beberapa mobil memenuhi tempat parkir. Tapi ketika kami masuk  rupanya ruangan tampak sepi dan hanya ada 2 meja yang terisi pengunjung. Ternyata ada private room yang berisi pengunjung yang sedang berulang tahun. Ruang makan utama cukup luas dan bisa menampung lebih dari seratus pengunjung. Interiornya bernuansa khas Tiongkok yang didominasi warna hitam, merah dan kayu sehingga menghasilkan suasana temaram. Resto ini memiliki ciri khas interior unik yaitu 2 pilar berbentuk tumpukan kukusan dimsum dan ornament kukusan serupa juga menghiasi langit-langit ruangan.

Saya gembira banget makan disini, terbayang kelezatan dimsum yang sering diumbar dalam review-review para blogger. Ketika buku menu dibagikan, saya lihat menu-menu yang disajikan disini sangat lengkap meliputi semua jenis masakan seafood, ayam, bebek, sayur, sop, dll. Saya tanyakan mana menu dimsumnya. Tapi ternyata menu dimsum sudah habis tidak tersedia. Aduh sayang sekali, saya pikir resto “dimsum place” itu bakal bisa makan dimsum setiap saat.

Saya makan bertiga dengan suami dan mamah, jadi memilih menu non seafood karena mamah ngga suka seafood. Kami memilih menu mie goreng ala 48 dimsum, sapo ayam mentega dan cah kailan sapi. Untuk minumannya kami memilih 3 jenis teh yaitu lychea tea, chinese tea dan ice tea.




Ketika pesanan kami dihidangkan, wah memang ngga salah pilihan kami, aroma mie goreng menguar, sangat harum tercium, belum lagi aroma sapo ayam yang mendesis. Mie gorengnya lezat walaupun tanpa seafood, hanya berisi ayam, telur, toge dan kucai segar. Yang namanya sapo ayam mentega adalah potongan ayam tanpa tulang berbalut bumbu kental manis gurih seperti goreng mentega, ditumis bersama potongan bawang dan cabe lalu ditempatkan didalam mangkok sapo yang panas, rasanya juga lezat dan lekker. Saya baru sekali ini makan sapo ayam. Terakhir adalah cah kailan sapi yaitu sayur kailan utuh, maksudnya daun kailan beserta batangnya, disiram cah daging sapi, wortel, jamur, bawang dan jahe. Sajian ini pun lezat, dagingnya empuk dan sayurannya segar. Selesai menyantap makanan yang mantap dan memuaskan ini, saya minum chinese tea yang panas dan pahit, aih sedapnya.

Mengenai harga makanan disini tergolong sesuai standard resto sejenis. Yang paling mahal adalah cah kailan sapi Rp 78.000, sapo ayam mentega Rp 58.000 dan mie goreng Rp 48.000. Minuman teh nya Rp 15.000 dan Rp 27.500 untuk lychea tea. Kami bertiga sependapat bahwa makanan disini enak dan harus balik lagi untuk mencoba dimsumnya.

No comments: