Mumpung
berada di kota Jogja, sekalian saja saya ajak ibu saya ke kota Solo, jadi
sekali berpergian, 2 kota terlampaui, hehehe. Nah makan siang apa di Solo. Ini
cukup membingungkan karena kuliner Solo sebenarnya banyak jenisnya dan terkenal
tapi kebanyakan buka di malam hari, sedangkan kami hanya berkunjung sebentar
saja karena menginap di Jogja. Supir sewa mobil kami menelfon temennya yang
orang Solo asli untuk menanyakan referensi tempat makan yang menyajikan
berbagai macam pilihan lauk. Kami disarankan untuk makan di Dapur Solo. Dengan
perasaan enggan saya mengiyakan pilihan tsb karena khawatir jika rumah makan
Dapur Solo ini sama dengan cabang di Jakarta.
Ketika
kami sampai di Jl. Slamet Riyadi, Timur Palang KA Purwosari, saya melihat papan
billboard besar, berwarna merah dengan tulisan putih, “Keagungan citarasa
tradisi, Dapur Solo, Hj. Indrat, masakan Jawa”. Nah ini jelas-jelas berbeda
dengan Dapur Solo cabang Jakarta, hati saya pun jadi lega.
Begitu
masuk kami langsung menuju meja prasmanan untuk memilih menu. Dimeja pertama
ada 3 buah panci besar diatas kompor berisi tengkleng, asem-asem iga dan bakso.
Wah penampilannya sangat memikat dan menggoda iman, tapi saya pilih semangkok
bakso saja yang aman untuk kesehatan.
Dimeja
selanjutnya perbagai masakan digelar disini seperti gudeg, krecek, pecel, ayam
bakar, ikan goreng, tahu tempe, sambel goreng kentang, asem-asem kikil, urap,
trancam, soun, orek tempe, mie goreng, aneka tumisan sayur, udang goreng,
terong balado, teri, aneka gorengan, lodeh, sayur asem, sop, aneka sambal,
aneka pepesan, telur dadar, bacem, aneka krupuk, camilan, rujak, kue-kue basah,
es buah dan jus. Baik nasi dan lauk harus diambil sendiri sesuai dengan
kemampuan perut dan tersedia juga nasi merah.
Wah
saya dan ibu jadi lapar mata. Kami masing-masing mengambil ayam bakar klamud
warna kuning dan ayam bakar warna coklat, tante saya dan pak supir memilih ikan
tenggiri dan bandeng, selain itu kami juga mengambil aneka sayuran, soun,
sambel goreng kentang, gorengan, sambal dan krupuk. Setelah itu kami menuju
kasir dan langsung membayar. Harga makanan semuanya Rp 150.500 termasuk 4 gelas
es jeruk.
Tempat
makan ini berupa sebuah rumah sederhana tapi bersih, dengan ruang makan
terbuka, meja dan kursi kayu, tapi ada hiburan live music nya setiap jam makan
siang dan malam. Uniknya atap rumah ini terbuat dari kayu lengkap
dengan ukiran khas Solo, tapi ruangannya berupa dinding tembok biasa. Sepertinya rumah khas Solo ini direnovasi agar menjadi tempat makan yang bisa menampung banyak pengunjung.
Masakan
disini sederhana tapi rasanya enak, dengan citarasa masakan rumahan khas Solo
alias ayam bakarnya manis. Ayamnya memakai ayam kampung tapi empuk. Sayur urap
dan trancam nya enak, bumbunya pas dan sayurannya pun fresh. Ku mengambil
sambal tempe, hmm pedas dan sedap. Nah kalau bakso nya cukup istimewa, bakso
halus, kuahnya bening tak berlemak, rasa kuahnya original, gurihnya lembut,
tanda tanpa MSG. Ngga heran rupanya pemilik Dapur Solo ini adalah pemilik Bakso
Kadipolo yang terkenal itu.
RM
Dapur Solo ini sangat pas bagi wisatawan karena masing-masing orang bisa
menikmati semua masakan khas / tradisional kota Solo sesuai dengan seleranya,
cukup hanya makan di satu tempat saja, tanpa perlu berputar-putar disepanjang
kota Solo.
No comments:
Post a Comment