Selama
ini kalau cari tempat makan enak dan nyaman, yang bisa ditempuh dengan berjalan
kaki dari rumah, cukup susah. Dulu ada rumah makan Boloo2, tapi karena ada
pembangunan jalan MRT, sekarang sebagian besar bangunan di sepanjang Jl. RS
Fatmawati jadi tutup. Yang tersisa adalah rumah makan Ayam penyet Ria, Padang
Ganto Minang, Warung Lapar Dul dan Pempek Pak Raden.
Kalau
kami sudah bosan makan disini, kami panggil taxi / bajaj menuju Jl. Gedung
Hijau Raya Pondok Indah, dimana tempat tsb adalah sebuah kompleks pertokoan
yang dikenal dengan nama Pertok Gedung Hijau. Disinilah pusat kuliner kaki lima
Pondok Indah karena ada semacam pujasera yang menjual hampir semua jenis makanan
(kecuali asinan ngga ada). Menurut kami yang paling enak adalah batagor yang
dimakan bersama es sekoteng, yaitu batagor kaki lima paling enak se Jakarta
versi saya. Es sekoteng adalah es campur yang berisi alpukat, kelapa dan sekoteng
merah. Rekomendasi kedua adalah sate ayam, dan dari sinilah lahir nama dimsum
pertok yang mencuat.
Kembali
lagi ke topik “tempat makan enak dan nyaman, yang bisa ditempuh dengan berjalan
kaki dari rumah”, saya baru sadar ada sebuah tempat makan yang selama ini kami
lewatkan, padahal sudah cukup lama berdiri, yaitu Batagor Cuplis di Gedung D’Brasco
lantai 1, Jl. TB Simatupang no. 18D.
Saya diajak suami makan disini. Pertama, saya agak pesimis, perut lapar begini diajak makan batagor, hmm apa nendang ya. Ternyata menu di sini banyak macamnya, bahkan menu nasi plus lauk pauk pun ada. Menu unggulan disini tentulah batagor, yaitu mau batagor ikan atau seafood, bumbu kacang atau kuah kaldu. Selain itu ada menu siomay, otak-otak, mie, bihun, kwetiauw, nasgor, lauk cap cay, ayam cah jamur, ayam goreng, tahu tempe dan soto, tersedia pula paket nasi.
Suami saya memesan yamien manis ayam, katanya enak, saya jadi galau. Akhirnya saya juga memesan yamien asin pangsit goreng. Mau tambah batagor tapi takut ngga habis, akhirnya saya bungkus batagor isi 3 bumbu kacang. Sambil menunggu pesanan datang, saya berjalan ke counter, karena ada rak display yang berisi aneka jenis batagor yang belum digoreng, diatasnya ada beberapa macam kue dan roti. Ah lain kali saya memilih batagor langsung dari display nya deh.
Tak
berapa lama pesanan kami pun datang. Perbedaan yamien asin dan manis tentu dari
warnanya karena penggunaan kecap manis. Mie khas Bandung disebut yamien yaitu
mie nya kering, kuahnya dipisah. Jangan salah sebut pesan mie biasa, karena
bisa-bisa mendapat semangkok mie yang dicampur dengan kuahnya. Ketika saya
makan, ternyata yamien asin enak banget, pas sesuai dengan selera saya yaitu
asin, hahaha. Yang manis juga enak, kalau doyan kecap. Taburan ayamnya cukup royal,
kuah yang terpisah terlihat bening, sedikit berminyak dengan taburan seledri.
Rasa kuah pun gurih, tidak hambar seperti kebanyakan mie lainnya.
Sampai
di rumah, waktu nya ngemil cantik, bungkusan batagor pun dibuka. Ternyata
isinya batagor bentuk bulat rasa ikan dan seafood, masih-masing dibelah 4, bentuknya
mirip dengan pempek adaan. Ketika dimakan, rasa ikan / seafood cukup kental
terasa, rasanya gurih, sedikit kenyal tapi empuk, dengan perpaduan bumbu kacang
yang cukup kental dan enak. Sebaiknya makan batagor memang langsung setelah
digoreng, kalau dibungkus, kerenyahan kulit luar batagor berkurang walau sudah
saya panaskan.
Harga
makanan disini cukup terjangkau, harga makanan tidak lebih dari Rp 50.000 dan harga
minuman tidak lebih dari Rp 30.000. Yang paling mahal adalah batagor campur
jumbo yaitu Rp 47.500. Harga makanan yang kami pesan adalah yamien ayam Rp
22.000 kalau tambah pangsit goreng menjadi Rp 30.000, batagor campur isi 3 Rp
28.500 dan minuman healthy green Rp 25.000. Healthy green adalah minuman jus
sayuran hijau yang rasanya masih agak langu tapi ada semburan rasa asam
menyegarkan.
Nah
tunggu apalagi, segera saya kirim foto menu Batagor Cuplis ke grup Kepompong,
yang disambut dengan jawaban : wuiiihh muantaaapp bu, maaooo jempol jempol jempol hahaha...
No comments:
Post a Comment