Cuaca
di Jakarta lagi ngga bener nih, siang panas banget, tiba-tiba hujan, kadang
sebentar, kadang sampe banjir. Buat yang penyakitan asma, cuaca seperti ini
sangat berpengaruh loh. Contohnya suami saya, belum pernah saya lihat dia
kambuh asma nya seperti ini. Di rumah saya lagi menyiapkan peralatan nebulizer,
eh dia malah ngajak makan bubur ayam. Ngga tanggung-tanggung, dia ngajak makan
bubur ayam Bang Tatang di pertigaan Jl. Palmerah Barat menuju Rawa Belong, tepatnya
di Jl. Palmerah Barat No. 99, Rawa Belong, Kebayoran Lama.
Dia
penasaran banget pengen makan bubur ayam Bang Tatang karena beberapa bulan yang
lalu, kami sempat kesana tapi gagal karena tempatnya tutup. Bayangin saja dari
Cilandak Barat menuju Rawa Belong, lumayan banget kan jaraknya. Sebagai
persiapan saya cari dulu no telpon nya di Google, setelah ketemu yaitu (021)
5333022, saya telpon dulu untuk memastikan tempat ini buka. Ternyata tempatnya
buka sampai bubur ayam habis mungkin sekitar jam 10an, kami segera meluncur, menyalakan
waze, malam minggu hujan rintik-rintik, alhamdulillah perjalanan kami cukup
lancar sampai ditempat.
Sampai
disana hujan masih berlangsung, bila memakai mobil, agak sulit menemukan tempat
parkir yang nyaman karena letaknya dipinggir jalan tidak jauh dari tikungan. Dari
seberang jalan sudah terlihat tempat ini dari spanduknya yang besar dan
parkiran motor yang hampir menutupi tempat ini.
Ketika
kami masuk, ternyata tempat ini berupa bangunan permanen, sebuah ruangan yang
bisa menampung sekitar 20 orang makan di meja, tapi kalau mau dipaksa makan
tanpa meja, masih ada tempat sampai keluar ruangan. Untunglah ketika kami
datang, pengunjung saat itu tidak terlalu padat. Kami langsung mendapat tempat
dimeja makan.
Ketika
saya pesan 2 porsi bubur ayam, pelayan bertanya, ½ porsi atau 1 porsi ? Wah
saya langsung pilih ½ porsi, eh suami pesan 1 porsi. Pakai kacang atau ngga ?
tanya nya lagi. Saya pilih tanpa kacang, suami saya pakai kacang.
Pelayan
yang ada disini ada 3 orang, semua pakai seragam kaos yang bertuliskan Bubur
ayam Bang Tatang. Orang yang meracik bubur masih muda, sepertinya Bang Tatang
sudah tidak ada, karena sekitar 17 tahun yang lalu, saya pernah makan disini
bersama teman-teman kantor, yang meracik bubur adalah Bang Tatang sendiri yang
kala itu pun sudah tua.
Tidak
pakai lama, pesanan kami segera hadir dimeja, suami saya pun terkejut.
Penampilan bubur ayam 1 porsi nyaris luber, dengan topping suwiran ayam yang royal
diatas taburan emping. Tidak ada kerupuk disini, suwiran ayam berwarna kehitaman,
itu karena memakai ayam kampung jago, katanya. Tapi ketika dimakan ayamnya
empuk, buburnya panas, teksturnya kental dan rasanya gurih.
Dimeja
telah tersedia semangkok sambal, kecap asin dan manis. Sambalnya sedikit saja
sudah pedas loh. Ukuran ½ porsi juga banyak tapi tidak sampai luber. Saking
enaknya kami berdua menghabiskan bubur ayam sampai ludes tak bersisa, malah
membungkus 2 porsi lagi untuk oleh-oleh ke rumah mamah.
Untuk
harganya memang lumayan mahal tapi tidak disesali, wong suwiran ayamnya juga
ngga kira-kira. Total 3 ½ porsi bubur ayam plus teh botol adalah Rp 98.000. Si
Mamah bakal kaget juga nih pas buka bubur ayam di rumah.
3 comments:
Skg kok gak ada
Pindah kemana ya?
Wah mahal nya kl didesa hang segitu visa but makan 1 minggu
Post a Comment