Malam
minggu yang lalu kami kembali berpetualang kuliner, yaitu berburu kuliner baru,
yang belum pernah kami coba. Kali ini kami menyusuri daerah Jakarta Timur,
untuk mencari spot kuliner menarik dan ramai oleh pengunjung. Tiba di Jl. Raya
Pondok Gede no. 9, kami melihat sebuah bangunan menarik bernama Kopilot Coffee
House & Kitchen.
Beberapa
mobil pengunjung tampak parkir dihalaman cafe ini. Kami pun memutuskan untuk
melabuhkan akhir pencarian kami disini. Yang menarik dari bangunan ini adalah warnanya
yang putih berkombinasi dengan bata, atapnya berbentuk segitiga, pintu masuk
kaca berbentuk melengkung dengan bingkai bata coklat, sekeliling bangunan
memiliki jendela kaca yang lebar, sehingga ruang dalam yang terang, tampak jelas
dan berpendar dimalam hari.
Dibagian
depan terdapat ruang makan diteras dengan pembatas pagar kayu dan tanaman.
Beberapa pilar bata dan 3 buah lampu gantung model Betawi tampak menghiasi
teras tsb. Ketika kami masuk kedalam ruang makan utama, wah ruangannya tampak
lega serasa didalam hanggar pesawat terbang, lengkap dengan langit-langit yang
tinggi dan dihiasi struktur aluminium. Sebuah model pesawat kecil tampak
menggantung dibatang aluminium, tapi apabila dilihat lebih seksama, pesawat tsb
merupakan tempat menaruh CCTV.
Interior
ruangan didominasi dengan warna putih, dengan hiasan gambar dan pernak pernik bertema
pesawat terbang, khususnya pesawat tempur. Furniture terbuat dari kayu, meja
kursi makan disusun berjauhan, dengan hiasan pot rumput hijau artifisial serta lampu
gantung diatasnya. Beberapa tanaman tampak menghiasi sudut-sudut ruangan,
sehingga hanggar ini tampak segar dan cantik. Ditengah ruangan terdapat coffee
bar tempat barista meracik kopi sekaligus tempat pemesanan dan kasir. Selain ruang
makan utama dan teras depan, terdapat juga ruang makan dibagian samping dan belakang
bangunan.
Cara
memesan disini adalah datang langsung ke meja kasir, melakukan pemesanan sekaligus
pembayaran. Menu yang tersedia disini selain minuman coffee dan non coffee, ada
juga aneka makanan ringan, pasta, waffle dan main course sop buntut, iga bakar,
nasi goreng, soto betawi, rawon, chicken cordon blue dan fish n chips.
Karena
perut kami sedang lapar maka saya memesan fish n chips Rp 45.000 dan suami
memesan iga bakar black pepper Rp 75.000. Untuk minumannya saya tertarik dengan
avocado cream choco tapi sayang sekali alpukatnya sedang habis, sehingga saya
memesan chocolate frappe dan suami memesan choco taro latte @Rp 38.000.
Sambil
menunggu pesanan, saya perhatikan bahwa suasana cafe ini bikin betah pengunjung,
terbukti banyak pengunjung, yang sebagian besar kaum muda, mereka asyik nongkrong,
ngobrol lama, merokok atau asyik dengan gadgetnya masing-masing. Tapi pesanan
makanan tampaknya cukup lama sampai dimeja.
Pesanan
kami yang segera datang adalah minumannya, disajikan di gelas bening model jar,
kedua minuman tsb tampak menggiurkan. Dengan hiasan lelehan coklat dibagian
dalam dinding gelas, chocolate frappe rasanya enak dan mantap rasa coklatnya,
dengan tingkat kemanisan yang sedang. Mirip dengan chocolate frappe, minuman
choco taro lebih dominan rasa taronya berbaur dengan rasa coklat yang ringan.
Setelah
sekian lama menunggu, barulah sajian iga bakar datang. Tiga potong iga
disajikan bersama nasi, emping, sambal, acar, ketimun, tomat dan jeruk nipis serta
semangkok sop sayuran dengan kuah keruh kecoklatan. Sop sayuran ini kuahnya
tidak panas, dan sayurannya masih keras belum begitu matang. Sedangkan tekstur daging
iga cukup empuk dengan sedikit lemak, rasanya enak dengan bumbu black pepper
yang mantap.
Terakhir
datanglah fish n chips, sepotong ikan dori goreng tepung disajikan bersama
kentang goreng, mixed vegetable, saus tartar dan sambal serta sepotong jeruk
nipis, rasanya juga oke tapi kurang nendang diperut, masih lapar. Sebenarnya
saya mau menambah pesanan lagi, tapi kata suami, kita cari makanan ditempat
lain saja yuk hehehe...
No comments:
Post a Comment