Hari
Minggu adalah hari jalan-jalan. Saya tanya mamah, mall mana yang belum pernah
dikunjungi. Ternyata ketahuan bahwa beliau belum pernah mengunjungi AEON mall di
jl. BSD Raya Utama, Cisauk, Tangerang, kami pun segera kesana untuk makan siang.
Orangtua biasanya tidak mau makan sajian yang tidak familiar di lidah, apalagi
mamah tidak suka seafood, maka kami mengajak makan di Food Culture yaitu food
court yang terletak dilantai dasar dan sebagian besar berisi tenant masakan
Jepang tapi ada juga beberapa tenant masakan non Jepang.
Sebelum
menentukan pilihan, kami berjalan pelan mengitari area food court tsb. Akhirnya
mamah berhenti di depan tenant Wateishoku Yamakawaya yang menyediakan menu Beef
Hamburg, chicken Steak, Saba Sioyaki, Karaage, Ebi Fry, dll. Mamah memilih
chicken steak karena tergiur dengan gambarnya yang mengundang selera, harganya Rp
60.000 excl. tax.
Ketika
disajikan chicken steak ini terlihat berbeda dengan gambar menunya, lebih tipis
tampilannya, terlihat sedikit raut muka kecewa di wajah mamah. Chicken steak
disajikan diatas hotplate dalam keadaan terpotong-potong, bersama segelintir
kentang goreng, potongan wortel dan pokcay, sudah termasuk nasi dan miso sup. Chicken
steak ini rasanya enak dan empuk karena mamah memilih bumbu black pepper.
Sedangkan
saya ingin makan menu bento dan memilih tenant Hakata Ichibandori Express. Saya
memesan Sanma Sumibiyaki Bento yaitu bento yang berisi nasi, ikan sanma atau
makarel yang disajikan diatas salad kol, ayam karaage, sepotong terung dan sup
seharga Rp 68.000 excl. tax.
Ikan
sanma dimasak dengan cara dipanggang diatas arang, rasanya mirip ikan kembung,
tapi banyak sekali duri halusnya sehingga agak repot dan sulit dimakan, apalagi
bila memakai sumpit. Ikan sanma disajikan 1 ekor utuh, tapi dipotong 2 karena
kepanjangan, daleman ikan tidak dibersihkan dan menimbulkan rasa pahit.
Sebaiknya ikan sanma dibelah dan dibersihkan dulu sebelum dimasak karena duri
dan rasa pahit sangat mengganggu selera makan. Saya pikir sup pendamping
masakan Jepang pastilah miso sup, tapi ternyata diberikan sup yang berisi sawi
putih dengan serabut telur.
Suami
saya memesan beef steak black pepper di tenant Matsuyama. Beef steak disajikan
diatas hotplate dalam keadaan terpotong-potong dan ditaburi bawang putih goreng
dalam jumlah yang royal, disajikan bersama toge, wortel, pokcoy dan kentang
goreng. Sajian ini juga enak karena bumbu black pepper dan tekstur daging yang
empuk, tapi harganya cukup mahal yaitu Rp 88.000.
Sengaja
makan beef steak tanpa nasi, suami memesan lagi menu crunchy beef tacos di Jesse
el Pollo seharga Rp 65.000 excl. tax, yaitu 3 porsi keripik tortilla yang masing-masing
diisi dengan daging cincang, lettuce, tomat, saus salsa dan taburan keju parut.
Rasanya segar seperti makan salad tapi ada aroma khas yang tercium dari sajian
ini.
Terakhir
kami memesan strawberry shaved ice yaitu es serut ala Jepang yang biasa disebut
kakigori. Penampilan es serut membumbung tinggi diatas mangkuk plastik, disiram
susu kental, sirup dan strawberry yang dihaluskan. Tekstur es nya halus dan
lembut, rasanya menyegarkan dan manis sampai tetes terakhir, tapi harganya
cukup mahal yaitu Rp 49.000 excl. tax.
Masih
banyak pilihan makanan lain di food court ini, seperti yakitory, sushi,
karaage, okonomiyaki, teppanyaki, takoyaki, gyoza, tempura, Japanese bakery, dll.
Ngga mungkin kekurangan ide mau makan apa disini, yang penting bila mengaku sebagai
pencinta masakan Jepang, bakal lapar mata deh disini.
No comments:
Post a Comment