Dalam
rangka hari Batik nasional tg 2 Oktober yang lalu, saya bersama 3 orang teman kantor
janjian makan siang di Batik Kuring SCBD dengan memakai baju batik, tentunya
dengan tujuan foto-foto dong. Perasaan saya baru mendengar yang namanya restoran
Batik Kuring dan tidak paham dimana letaknya di SCBD. Setelah mendapat
penjelasan dari teman, rupanya Batik Kuring tsb dulu adalah Sari Kuring yang
terletak di SCBD Lot 21, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jak Sel.
Sari
kuring telah berganti nama dan konsep menjadi Batik Kuring. Pada dasarnya tetap
menyajikan masakan khas Nusantara khususnya seafood. Selain seafood ada juga
menu ayam, sate, sop buntut, sayuran, mie & nasi goreng, appetizer dan
pelengkap. Minuman dan dessert buah-buahan serta es campur, gambarnya sangat
menggoda didalam buku menu.
Buku
menunya bersampul tebal dan bergambar wayang dengan motif batik. Hampir semua
dinding ruang makan dihiasi wallpaper motif batik, diselingi lukisan wayang dan
batang-batang bambu. Selain itu bertebaran aneka jenis bunga-bunga cantik didalam
pot, walaupun bunga-bunga tsb terbuat dari plastik tapi tetap menimbulkan
suasana yang semarak. Interior ruangan didominasi oleh kayu berwarna cokelat
tua, termasuk meja dan kursi makan. Resto dan ruang makan berukuran besar dan luas
serta memiliki beberapa private room dengan motif batik yang berbeda-beda.
Kami
sepakat makan tengah dengan memilih menu ikan gurame goreng, udang telur asin,
sayur tumis genjer ikan asin dan tahu isi spesial. Tak lupa memesan sambal
mangga dan terasi serta minuman es kelapa puan dan jus strawberry susu. Sambil
menunggu pesanan, kami asik berfoto-foto ria. Seorang pelayan perempuan yang
berkebaya dan berkain batik, kami panggil untuk menolong mengambil beberapa
foto kami.
Setelah
semua pesanan tersaji dimeja, wah piring sajinya saja berukir batik dipinggiran
piring, begitu pula dengan piring makannya. Presentasi makanan yang cantik dan
menggugah selera ini membuat kami semangat ketika menyedokkan nasi hangat dan
lauk pauk keatas piring kami.
Ikan
gurame goreng rasanya gurih, renyah, garing diluar dan lembab didalam, cukup
untuk makan berempat, pinggiran ikan dan siripnya yang garing menimbulkan
sensasi kriuk-kriuk dimulut. Udang telur asin adalah udang goreng yang dibalut
bumbu kuning telur asin yang banyak hingga basah berminyak, ukuran udang pun
besar-besar. Kemudian tahu yang berisi udang dan sayuran disajikan bersama
sambal merah cair yang cukup pedas. Terakhir tumis genjer ikan asin adalah
tumis genjer bumbu taoco dan ditaburi ikan teri bukan ikan asin. Warna hijaunya
menggoda sekali, segar, berisi potongan bunga dan batang genjer.
Sambil
makan diiringi oleh lagu-lagu nusantara dengan iringan alat musik khas
Indonesia seperti angklung dan kolintang, membuat suasana resto ini menjadi
sangat khas dan pantas untuk mempromosikan batik dan kuliner Indonesia, apalagi
didukung oleh letaknya yang strategis di kawasan SCBD yang merupakan pusat
bisnis, dimana banyak karyawan dan pemilik perusahaan yang berkebangsaan asing.
Karena
resto ditujukan ke pengunjung kelas menengah keatas maka harganya pun harus
disesuaikan. Pesanan kami yang paling mahal adalah gurame goreng Rp 151.000,
udang telur asin Rp 93.000, tahu isi Rp 50.500, tumis genjer Rp 38.000, sambal
mangga Rp 13.500, sambal terasi Rp 13.000, nasi @Rp 13.000, kerupuk yang sudah
dibungkus dan tersedia dimeja Rp 13.500. Nah ini minuman mahal banget ya, kelapa
puan Rp 61.000 dan strawberry susu Rp 39.500, es teh tawar saja Rp 12.500. Bila
dijumlah setelah SVC dan PB1 menjadi diatas enam ratus ribuan rupiah.
Walaupun
merogoh kocek cukup dalam, tetap saja kami puas makan disini, puas dengan makanannya,
puas dengan suasananya, apalagi setelah mendapat hasil foto-foto kami yang
cantik hahaha...
No comments:
Post a Comment