Sebenarnya
saya sudah tau lama ada rumah makan Dapur Betawi dengan slogan “makanan
terlangka di dunia”. Apalagi dulu rumah mertua di Cinere, jadi sering wara wiri
melewati rumah makan tsb. Saya tidak tertarik untuk makan disana karena saya
bukan penggemar makanan yang dimasak basah.
Tapi
berhubung temen-temen saya grup PKK ini banyak orang Betawi, pulang lomba
senam, kami dalam keadaan lapar berat, saya hayuk saja diajak makan kesana.
Kalau orang Betawi aja bilang enak, masa ngga percaya sih hehehe.
Kami
langsung menuju Jl. Karang Tengah Raya No. 18 Pangkalan Jati, Cinere. Rumah
makan ini memiliki ciri khas bangunan rumah Betawi yaitu berbentuk segiempat
yang memanjang ke belakang, atapnya berbentuk pelana, pinggirannya dihiasi ornamen
papan kayu berbentuk segitiga terbalik berjajar. Baik ornamen, tiang kayu dan kusen
berwarna hijau, dindingnya berwarna kuning. Rumah khas Betawi diperjelas dengan
kehadiran sepasang ondel-ondel dikiri kanan pintu masuk rumah makan.
Rumah
khas Betawi didominasi dengan material kayu, jadi ketika masuk ke dalam ruangan,
lantai dan langit-langit dari kayu, meja dan kursi makan kayu, dan beberapa panggung
kayu untuk makan lesehan. Kami langsung menuju tempat makan lesehan tsb karena
mampu menampung banyak orang.
Rupanya
menu disini cukup bervariasi yang meliputi masakan ikan, ayam, daging dan sayur
baik dimasak khas Betawi maupun masakan umum seperti digoreng dan dibakar bahkan
ada menu lain-lain seperti empek-empek, bakso dan mie rebus.
Tak
sabar kami memesan 2 gurame pecak ukuran besar dan gurame goreng sebagai
pelengkap, penasaran dengan gabus pucung dan jengkol biang kerok turut kami
pesan. Tambahannya sayur asem, tumis kangkung, tahu tempe dan nasi merah. Tersedia
bungkusan kerupuk kulit, emping, rempeyek dan keripik singkong, tak luput kami
sambar untuk cemilan.
Pecak
gurame itu adalah gurame goreng disiram kuah berempah berwarna kuning keruh menggenang
dipiring, tumisan cabe yang diulek kasar, bawang dan bumbu-bumbu lainnya tersebar
menutupi badan gurame. Kuah pecak rasanya gurih, hangat dan pedas, meresap
kedalam daging ikan, membuat semangat menyuap nasi. Sedangkan gurame gorengnya
sangat garing sampai kedalam daging.
Gabus
pucung adalah ikan gabus goreng yang dipotong dua, dimasak dengan kuah pucung
atau keluak, kuah berwarnanya hitam pekat dan sedikit berminyak, ditaburi
bawang goreng dan seledri. Eh enak juga yah, daging ikan terasa tebal dan empuk,
kuah rasanya gurih.
Jengkol
biang kerok adalah tumis jengkol dengan cumi, ditaburi bawang goreng. Sayur
asem kuahnya bening, isinya dipotong besar-besar yaitu labu siam, jagung,
oncom, kacang panjang, buah dan daun melinjo serta kacang tanah dengan kulitnya,
rasanya segar. Nasi merahnya juga istimewa, empuk dan pulen, tak terasa,
seperti makan nasi putih biasa.
Rasa
penasaran kami terpuaskan juga atas makanan yang dibilang terlangka didunia
ini, rasanya memang enak dan bisa diulang kembali. Untuk harganya paling mahal
adalah Rp 67.000 untuk pecak gurame ukuran besar.
No comments:
Post a Comment