Tahun
lalu menu sate Taichan sedang hits banget. Pelopornya adalah penjual sate
taichan di daerah Senayan. Karena saya penasaran dengan citarasa sate taichan
tapi belum sempat mencobanya, maka saya searching resep sate taichan dan bikin
sendiri di rumah berdasarkan resep ini :
Bahan
sate adalah 2 buah dada ayam, cuci bersih dan potong dadu, 2 sdt lada bubuk, 2
sdt garam, 2 buah jeruk nipis. Bahan bumbu sate adalah 15 buah rawit merah
besar, 1 buah tomat, 6 siung bawang merah, 4 siung bawang putih, garam dan gula.
Cara
memasaknya adalah potongan ayam ditusukkan pada tusuk sate, lalu kucuri dengan
perasan jeruk nipis, lada dan garam, diamkan kurang lebih 20 menit. Panggang
ayam dengan api kecil agar matang merata, bolak-balik agar tidak gosong. Bumbu
sate direbus semua sampai melunak, lalu tiriskan. Haluskan semua bumbu lalu
tumis sampai harum. Terakhir, sajikan sate yang telah dipanggang dengan
bumbunya. Gampang banget kan.
Karena
kami terbiasa makan sate ayam plus kulit dengan bumbu kacang yang berlimpah, maka
ketika makan sate taichan kayanya gimana gitu, kebayang deh daging ayam dengan
bumbu sederhana, dimakan pakai sambel super pedes. Ngga ada bumbu kacang yang
bisa dicolek-colek pakai kerupuk. Memang tekstur daging ayam empuk dan juicy. Tipsnya
adalah jangan memanggang sate ayam pakai api besar dan jangan kelamaan, khawatir
hasilnya akan keras, kering dan gosong.
Saking
penasarannya ingin makan sate taichan hasil racikan abang tukang sate, maka
malam Minggu yang lalu kami menuju daerah senayan. Wah ternyata sekarang ada lebih
dari 10 gerobak penjual sate taichan, baik yang berada di Jl. Asia Afrika
maupun diseberangnya, di depan pintu gerbang Gelora Bung Karno (GBK). Keunikan
penjual sate taichan ini adalah setiap gerobak memasang papan nama dengan
tulisan lampu warna warni sehingga menarik dilihat saat malam hari.
Mau
makan sate yang mana ? Tempat parkir tukang sate di Jl. Asia Afrika penuh dan
sempit, padahal pengunjung ramai sekali, maka kami menyambangi lokasi di depan pintu
gerbang GBK. Kami memilih sate taichan Pak Man karena pengunjung yang sedang
makan paling ramai. Tempat makannya berupa meja dan kursi plastik dibawah
langit malam berbintang.
Kelebihan
makan di sate taichan pak Man adalah pelayanannya ramah dan cepat. Kami
disambut dengan hangat dan segera dicarikan tempat duduk. Ketika melewati
gerobak sate, kami melihat sate sedang dibakar diatas pembakaran arang, tapi
tidak ada aroma sate yang semilir harum seperti penjual sate tradisional. Kami
langsung memesan 2 porsi sate taichan plus lontong.
Sate
ayam berwarna putih, tanpa kulit, disiram sambal cabe rawit, ditaburi bawang
goreng, dibawahnya ada potongan lontong dan genangan sambal yang berwarna
orange, sepotong jeruk limau turut disajikan diatas sendok plastik.
Rasa
sate ini sebelas duabelas dengan rasa sate hasil masakanku. Bedanya, saus
sambalnya menggigit banget, super pedas. Citarasa sate dan sambal dominan rasa pedas
asin. Tekstur dagingnya empuk dan juicy. Bagi kami makan sate taichan kurang
greget, maka kami tanyakan dimana penjual kerupuk tapi sayangnya tidak ada.
Untunglah
ada penjual tempe mendoan sang penyelamat. Kami memesan seporsi tempe mendoan
isi 3 lembar, yang disajikan terpotong-potong dan disiram bumbu kacang. Makan
sate ditemanin tempe mendoan yang baru keluar dari wajah, nah ini baru nendang,
hehehe. Sekarang sih kalo mau makan sate taichan ngga usah jauh-jauh ke
senayan, di setiap pusat kuliner juga ada seperti di Kemang, Tebet, Bintaro,
dll.
No comments:
Post a Comment