Hari
Jumat sebelum libur Natal, macetnya luar biasa. Kami terdampar di Kota
Kasablanka, karena waktu Magrib sudah tiba dan perut pun keroncongan. Selesai sholat,
kami menyusuri area Food Society untuk
mencari tempat makan yang memenuhi selera kami. Di lantai UG, kami melihat
sebuah resto yang penuh oleh antrian pengunjung dalam waiting list. Resto tsb
bernama Ojju K-food atau Korean food. Saya menerangkan kepada suami bahwa Ojju
itu adalah masakan Korea yang video nya sering diunggah di Instagram.
Karena penasaran kami pun ikut mendaftar dalam waiting
list dan mendapat nomer A222. Dalam layar komputer, antrian sekarang adalah
A156 yang artinya kami harus menunggu 66 antrian lagi untuk bisa makan disana.
Nomer antrian terbagi menjadi 3 kategori yaitu A untuk pengunjung 2 orang, B
dan C untuk kelompok pengunjung dengan jumlah orang lebih banyak.
Kami kembali menyusuri tiap lantai mall ini, mencari
tempat makan lain yang mengundang selera kami. Tapi rupanya hati kami sudah
terpikat pada Ojju dan bertekad menunggu antrian kami dipanggil, sehingga saat
nomer kami terpampang di layar komputer, waktu sudah menunjukkan pk. 8.30.
Resto ini berada di hook jalan, ruangannya tidak
begitu luas sehingga kami mendapat tempat di ruang makan tambahan diseberangnya,
yaitu area yang dipisahkan oleh jalan yang dilalui pengunjung. Menu makanan yang
video nya sering diunggah itu adalah Rolling cheese yaitu iga sapi atau chicken
wing diatas hotplate, lalu dililit keju leleh mulur.
Selain Rolling cheese, menu lainnya adalah Budae
jjigae yaitu sup yang berisi daging / ayam / seafood, sayuran, jamur, mie
instan ramyeon, tteok, kimchi, makaroni, keju dll, Dusirak yaitu semacam lunch
box, Ramyeon yaitu mie ramen dengan kuah yang sangat pedas, ditambah daging /
ayam / seafood, sayuran dan kimchi, Banchan semacam appetizer yaitu lauk-pauk
sampingan yang dihidangkan dalam porsi kecil dengan tujuan untuk dihabiskan
sekali makan, lalu menu khusus anak-anak, minuman serta Bingsoo yaitu dessert es
serut dengan variasi tambahan buah-buahan, sirup, susu, coklat, keju, kacang,
sereal, dll.
Kami tentu memesan Rolling cheese, menu unik ini
jarang terdapat di resto lainnya. Kami pesan dengan iga sapi, harganya cukup mahal
yaitu Rp 219.000. Menu ini cukup dimakan untuk berdua, disajikan diatas
hotplate yang akan dipanaskan diatas kompor diatas meja kita, berisi 4 potong
iga yang masih menempel, keju mozzarella yang ditaburi cabe jalapeno dan jagung
pipilan, disajikan bersama potato wedges. Tingkat kepedasan bisa memilih mild,
spicy dan fiery spicy.
Bila masih lapar, disarankan memesan nasi yang akan
dimasak diatas hotpplate bekas Rolling cheese tsb dengan sisa bumbu yang masih
menempel pada hotplate, menjadi fried rice dengan tambahan telur berbentuk
hati. Tapi karena takut kekenyangan, kami tidak memesannya.
Untuk minumannya kami penasaran dengan corn tea atau
teh jagung yaitu minuman sejenis teh yang terbuat dari jagung, disajikan dalam
botol stainless steel ukuran 1,2 liter seharga Rp 22.000. Ketika ku tuang
kedalam gelas stainless steel, warna teh ini nyaris bening dengan rasa dan
aroma jagung bakar yang samar.
Tahapan makan Rolling cheese adalah hotplate
dipanaskan diatas kompor sampai mendesis, lalu pelayan membagi potato wedges ke
atas piring kita, lalu iga digunting, dipisahkan iganya yang semula menempel,
menjadi 4 potong, lalu keju mozzarella diaduk sampai bersatu dan mulur, lalu
iga dicapit dan dililit oleh keju mulur, lalu ditaruh diatas piring kita, sisa
iga yang belum dimakan ditaruh diatas hotplate lalu kompor pun dimatikan.
Butuh keahlian khusus untuk menggulung iga dengan keju
mulur, karena itulah diperlukan seorang pelayan yang terlatih untuk me rolling
cheese ke sekeliling iga.
Peralatan makan seperti sumpit, sendok, tisu, tusuk
gigi dan sarung tangan plastik bisa diambil dari dalam laci disamping meja
kita. Sarung tangan tsb berguna untuk makan iga pakai tangan biar ngga
belepotan.
Tiba waktunya kami mencicipi hidangan ini, daging iga
terasa empuk, tidak terlalu berlemak, dibumbui dengan saus barbeque hingga meresap
ke dalam daging, rasanya gurih manis dan pedas karena kami minta tingkat
kepedasan spicy, maka iga ditaburi cabe bubuk.
Makan iga kurang greget tanpa nasi, jadi kami memesan
seporsi nasi putih karena potato wedes nya sedikit sekali, masih lapar. Keju mozzarella
nya sangat berlimpah, sangat cocok untuk penggemar keju.
Menurut keterangan pelayan, Ojju ini telah membuka cabang di Gandaria City, lebih dekat arahnya dengan rumah kami. Tapi tidak kebayang deh antriannya, sebab trend makanan dengan keju leleh mulur sedang hits di Instagram.
No comments:
Post a Comment