Menginap
di hotel Harris Festival Citylink Mall Jl. Peta No. 241 Bandung memiliki kelebihan yaitu mudah
mencari makanan karena letaknya bersatu dengan mall. Malamnya kami bertiga
turun ke mall untuk mencari makan malam dan mulai menyusuri lantai 3 area
foodcourt mall tsb. Tak ada yang menarik, kami pun keluar lagi dari area tsb.
Tepat diseberang foodcout, saya melihat sebuah gerai dengan lampu logo merah
bulat bertuliskan Sukigao. Wah kebetulan, cuaca dingin akibat hujan deras,
sangat cocok untuk menikmati hidangan suki.
Kami
menyambangi gerai tsb, dimana saat itu pengunjung mall sedang sepi karena ada
pertandingan AFF Indonesia vs Thailand, dan di gerai tsb juga hanya ada 2 meja pengunjung
yang sedang makan. Ruang makan resto tidak terlalu besar, seorang pelayan sedang
sibuk mondar mandir melayani pengunjung. Tiada sambutan bagi kami, saya pun
bingung, bagaimana cara memesan makanan disini karena baru kali pertama kami
mencoba.
Untung
seorang pelayan muncul dari balik layar, saya pun segera menanyakan cara memesan
makanan. Terdapat 2 rak yang terpisah yaitu rak bahan makanan BBQ untuk dibakar
dan rak bahan makanan Suki untuk direbus. Kami bertiga penggemar pangsit dan
siomay, sehingga yang kami ambil adalah pangsit rebus dan pangsit goreng isi
ayam dan udang, siomay, tahu kukus dan tahu Singapur, aneka sayur daun-daunan
dan jamur shimeji, semuanya dari rak suki, dan daging dari rak BBQ.
Semua
pilihan langsung kami bawa ke kasir, seraya memesan nasi dan hot ocha. Seorang
pelayan mengambil gunting untuk mengunting makanan pilihan kami. Tersedia 4
macam pilihan kuah kaldu yaitu chicken premium, chicken original, tom yum dan
sukiyaki. Kami memilih kuah chicken premium dan tom yum, yang akan disajikan di
sebuah panci suki yang terbagi 2.
Setelah
kami duduk, kompor pun dinyalakan, panci yang berisi kaldu sedang direbus, eh
ternyata disediakan juga sebuah tungku kecil untuk membakar daging yang kami
ambil, padahal maksud kami adalah daging tsb akan direbus untuk menguatkan rasa
kaldu. Kemudian peralatan makan dibagikan, mangkok, piring kecil, sendok sup
dan sumpit ditaruh dihadapan kami, lalu bawang goreng, potongan cabe rawit dan
saus sambal suki turut disajikan dimeja kami.
Setelah
semua bahan makanan kami rebus sekaligus, segera matikan kompor setelah
mendidih karena takut lembek dan layu bila terlalu lama merebus, kami segera menyendok
suki ke mangkok masing-masing dan melahap hidangan tsb. Tak disangka, tampang
bahan makanan dalam rak display tsb memang kurang menggairahkan, begitu pula
dengan keadaan resto ini, tapi ternyata ketika dimakan suki ini rasanya enak
dan menyegarkan.
Kuah tom yam, walaupun tidak merah warnanya, terasa berempah,
pedas dan asam menyegarkan. Kuah chicken pun sudah gurih, tanpa perlu tambahan bumbu
kecap, saus dan lain sebagainya. Suki pilihan kami juga tidak mengecewakan rasanya, enak dan sesuai dengan selera sehingga kami makan dengan lahap sampai kuah
penghabisan. Saus sambal khas suki rasanya asam manis, cukup pedas bagi lidah
saya, tapi merupakan cocolan yang sempurna bagi sayuran rebus.
Asiknya
lagi, harga disini cukup terjangkau yaitu Rp 4.000 untuk tahu baso, Rp 4.500
untuk pangsit, Rp 9.000 untuk siomay, sayuran Rp 5.500 – Rp 9.000, jamur
shimeji Rp 19.000, daging Rp 22.000, nasi Rp 7.000 dan hot ocha refill Rp
10.000, total Rp 140.500 untuk 18 item tanpa beban pajak.
Menurut
pengamatan saya, melalui media sosial atau ulasan kuliner, Bandung tengah
digempur kuliner khas negeri seberang seperti kuliner khas Asia dan Western,
tapi masih banyak resto yang terjangkau harganya seperti Sukigao ini.
No comments:
Post a Comment