Tak
disangka di Jl. Talaga Bodas, Bandung, banyak tempat nongkrong asik sekaligus tempat
kuliner enak. Salah satunya yang baru kami coba minggu lalu adalah Pawon Pitoe
cafe di Jl. Talaga Bodas no. 48, bersebelahan dengan cafe Roti Gempol & Kopi
Anjis. Kami berempat janjian brunch bareng disitu, dimana saya dan suami belum
pernah makan disitu tapi dua orang teman kami sudah sering makan disana karena dekat
dengan rumah dan sekolah anak-anak mereka.
Cafe ini menyajikan masakan Indonesia yang cukup banyak jenisnya, yang mencakup makanan ringan untuk cemilan seperti pisang goreng, singkong goreng, colenak, tahu, tempe, baso, bihun, mie jawa, bubur kacang ijo, kentang goreng, sosis, dll. Kemudian makanan berat seperti nasi uduk, nasi goang, nasi goreng, nasi campur Bali, pasta, steak, nasi plus ayam, ikan, iga, buntut, sate, dll. Minumannya pun banyak macamnya, dari aneka kopi dan latte, teh, jus, yogurt, milkshake, softdrink, dll.
“Menu
andalan disini apa ya?” tanya suami saya. Jawabannya adalah iga bakar yang
banyak dipesen pengunjung, makanya suami saya langsung memesan menu tsb. Saya
sih ngga mau makan berat, jadi saya hanya memesan baso tahu. Temen kami memesan
sop buntut bakar, padahal dia sudah sering makan menu tsb. Katanya sambal
mangganya enak, ya sudah pesan 1 porsi deh. Didepan ada toples berisi krupuk
bentuknya bulat kecil seperti ring, warna warni, sangat menarik perhatian, jadi
kami pesan juga. Minumannya saya pesan jus blueberry karena jarang ada, suami
memesan es pawon pitoe dan bajigur serta teman kami memesan teh sereh.
Cafe
ini interiornya sederhana saja, bagian depannya terbuka, memakai desain interior
dan furniture dari kayu. Ada sebuah panggung kecil dibagian belakang yang kalau
sore dipakai untuk live music. “Tapi seringnya menyajikan lagu-lagu nostalgia”
kata temen kami.
Pertama
minuman kami tiba, jus blueberry disajikan digelas bening tinggi, warnanya ungu
kehitaman dan cukup kental, rasa buahnya asli dan mantap, langsung ku sedot
sampai habis. Idealnya memang begitu, makan buah sebelum makan. Kemudian es
pawon pitoe, penampilannya wah banget yaitu minuman yang berisi potongan jelly
merah dan selasih, dengan air sirup merah plus susu, diatasnya diberi wipped
cream yang banyak dengan taburan kacang dan strawberry. Rasanya jelas enak tapi
buat saya terlalu manis dan mahteh, bikin gemuk ini sih, ngga ngilangin haus.
Akhirnya
makanan kami datang. Yang makan berat, bener-bener berat dan mantap. Iga bakar hanya
berisi sebuah tulang iga berukuran besar dengan daging tebal yang menempel,
disajikan bersama sop, acar dan sambal hijau. Begitu pula dengan buntut bakar,
beberapa potong buntut dengan daging yang tebal, disajikan bersama sop, acar,
emping dan sambal hijau. Ketika kucicipi, baik daging iga dan buntut memang benar-benar
empuk serta tak berbau, bumbunya juga meresap dengan sempurna, sedikit manis
tapi pas rasanya. Pantas temen saya tidak mau pindah kelain hati, selalu pesan
sop buntut lagi dan lagi. Kebayang ya kenyangnya seperti apa.
Menu
serba daging ini lebih enak dimakan bersama sambal mangga yang rasanya segar
menggigit. Mangga diiris memanjang, dengan bumbu sambal gula merah, plus bawang
dan cabe merah potong, wah wah sedapnya.
Baso
tahu pesanan saya rasanya enak, tapi siomaynya kurang banyak, lebih banyak
tahunya. Sepertinya ukuran tahunya cukup besar, tahu terasa empuk dan fresh,
khas tahu Bandung. Siomaynya juga kenyal-kenyal empuk, tidak berbau amis. Terakhir
bumbu kacangnya memang lekker, agak kental dan sedikit kasar, tapi tidak
terlalu pedas. Makan baso tahu enaknya sambil ngemil krupuk ring, rasanya yang
asin, bikin ngga bisa berhenti ngunyah.
Nah
bagaimana dengan harganya ? Iga dan buntut harganya sama yaitu @ Rp 52.000,
baso tahu Rp 22.000, sambal mangga Rp 5.000, krupuk Rp 6.000, es pawon pitoe Rp
21.000, jus blueberry Rp 18.500, bajigur dan teh sereh @ Rp 14.500, teh tawar
Rp 7.500 dan aqua Rp 6.000. Nah masih tergolong terjangkau kan. Temen ku bilang
cafe ini sehari-hari terbilang ramai oleh pengunjung, terutama saat makan siang
dan malam, dan sudah buka sejak pagi untuk melayani sarapan.
No comments:
Post a Comment