Pengajian Munatour : Berbagai contoh ahlak Rasullullah untuk implementasi ke kehidupan kita sehari-hari : oleh Ustad Fitri Priyanto, Tg 20-11-16
Bila
kita ingin mengetahui bagaimana ahlak Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi
wasallam adalah merupakan cerminan dari Al Quran yaitu :
-
Ahlak Nabi Muhammad terhadap Allah
Selalu mengutamakan / menomorsatukan
Allah.
-
Ahlak Nabi Muhammad terhadap keluarganya.
Beliau selalu memanggil istri &
anak-anaknya dengan panggilan sayang. Tapi bila Nabi Muhammad marah cukuplah
beliau memanggil istri / anaknya langsung dengan namanya, misal “wahai
Aisyah...”
HR Ibnu Hibban : Urwah bertanya kepada
Aisyah, “Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam tatkala bersamamu (di rumahmu)?” Aisyah menjawab, “Beliau
melakukan seperti apa yang dilakukan salah seorang dari kalian jika sedang
membantu istrinya. Beliau mengesol sandalnya, menjahit bajunya dan mengangkat
air di ember.”
-
Ahlak Nabi Muhammad terhadap pekerjanya / pelayannya.
Tidak pernah memarahi pelayannya.
Anas bin Malik sejak kecil dia
melayani keperluan Nabi Muhammad, dia mengaku, selama kurang lebih sepuluh
tahun mengabdi, ia tidak pernah mendapati Rasulullah mengumpat,
menyalah-nyalahkan pekerjaannya yang ia lakukan.
-
Ahlak Nabi Muhammad terhadap tetangganya.
HR Bukhari-Muslim : "Jibril
terus-menerus berwasiat kepadaku (untuk berbuat baik) terhadap tentangga,
hingga aku yakin ia (seorang tetangga) akan mewariskan harta kepadanya
(tetangganya)."
Artinya : saking baiknya Nabi Muhammad
terhadap tetangganya sehingga tetangganya tsb yakin akan mendapat warisan dari Nabi
Muhammad.
HR Muslim : "Jika suatu kali
engkau memasak sayur, maka perbanyaklah kuahnya, kemudian perhatikanlah
tetanggamu, dan berikanlah mereka sebagiannya dengan cara yang pantas."
-
Ahlak Nabi Muhammad terhadap sahabatnya.
Walaupun beliau seorang nabi dan
rasul, tetapi beliau tetap melakukan hal-hal yang dikerjakan oleh para sahabat.
Suatu ketika dalam perjalanan, beberapa orang sahabat berencana untuk
menyembelih seekor kambing dan membagikan dagingnya di antara mereka. Seorang
bertugas menyembelih dan seorang lagi bertugas memasak daging. Nabi Muhammad
bersabda bahwa beliau bersedia mengumpulkan kayu bakarnya.
Menurut hadist yang sahih, Nabi
Muhammad pernah marah ketika mendengar gelar “sayyidinaa” dalam bacaan tahiyat
akhir. Karena bacaan yang benar dalam tahiyat akhir adalah tanpa “sayyidinaa”.
-
Ahlak Nabi Muhammad terhadap musuh-musuhnya.
Bersikap lemah lembut dan tidak
memiliki rasa dendam terhadap musuh-musuhnya, beliau senantiasa berbuat baik
dan mengampuninya musuhnya.
Contohnya ketika Thumamah ibn Uthal
al-Hanafi ditangkap, Nabi Muhammad pulang ke rumahnya dan menemui keluarganya.
"Ambillah makanan apapun, dan berikan ke Thumamah ibn Uthal". Rasul
juga meminta seseorang mengambil susu untuk diberikan kepada Thumamah. Nabi
Muhammad kemudian kembali menemui Thumamah dan berbicara dengan baik untuk
mengajaknya menjadi seorang muslim.