Masakan
Jepang memang hits di Jakarta. Dalam situasi pandemi Covid19 saja masih
bermunculan pelaku baru usaha kuliner masakan Jepang. Salah satunya adalah Antasore
Jl. Pangeran Antasari no. 19 Cilandak. Setiap kali saya melewati resto ini, area
parkir terlihat padat. Bangunan resto tampak menarik dan unik, memakai gaya arsitektur
modern, bangunan didominasi warna putih dan dinding kaca, bangunan hanya 1
lantai dan ukurannya cukup luas.
Penasaran kami menyambangi tempat tsb, ketika melihat kendaraan yang parkir masih lenggang. Saat masuk, kami langsung berhadapan dengan meja barista ditengah ruangan. Tersedia 4 meja makan diruang tsb dengan pembatasan sosial. Sedangkan dibelakang ruangan tsb adalah ruang outdoor berupa teras disisi kiri dan kanan serta taman rumput ditengah bangunan. Tapi karena ruang outdoor tsb diperbolehkan merokok maka kami memilih duduk diruang dalam.
Untuk
melihat daftar menu, cukup scan barcode yang tersedia dimeja. Menu terdiri dari
sunakku alias snack, appetizer, salad, rice bowl, sushi dan sashimi, agemono
alias gorengan, yakimono yaitu berbagai menu ayam panggang, dessert, minuman
kopi dan non kopi, teh, serta jus, dan sayangnya menyediakan minuman beralcohol
juga.
Melihat
menu dengan saus mentai yang sedang hits, saya langsung memesan Ebi mentai don
karena memakai butter rice. Suami memesan Gyu don yaitu butter rice dengan
irisan daging sapi. Penasaran dengan menu salmon, kami memesan Salmon aburi
roll, serta cemilan sehat sunakku edamame. Untuk minumannya kami tertarik memesan
es kopi sore yang katanya best seller serta matcha sakura yang katanya rasanya
lebih manis dari matcha biasa.
Sambil menunggu pesanan tiba, saya perhatikan bahwa interior resto ini bersih, simple, minimalis. Disekeliling meja barista dilukis pemandangan ala Jepang. Suasana resto memang enak buat kerja atau nongkrong lama. Pelayannya juga rame, kerja sambil ngobrol, maklumlah pengunjungnya hanya kami berdua di ruang ini, lainnya memilih duduk di outdoor. Pesan saya, mohon jalankan protokol kesehatan 4 M dan memakai masker selama bekerja dan berbicara.
Tak
lama menu pertama pun datang, ebi mentai don adalah semangkok butter rice
dengan topping 3 buah ebi furai dan disiram saus mentai serta taburan nori. Penampilannya
oke hanya saus mentai nya saja kurang dibakar dengan alat torch. Butter rice
enak, ebi furai standar, saus mentai cukup berlimpah. Tapi yang berkesan adalah
alat makannya memakai sendok makan kayu.
Kemudian datang minumannya, es kopi sore dan matcha sakura memang mantap dan enak, takaran rasa manis dan creamy nya pas dilidah, mantap.
Selanjutnya Gyu don adalah semangkok butter rice dengan topping irisan daging sapi berbumbu kecap manis gurih dan bawang bombay diberi taburan daun bawang. Rasanya enak, dagingnya lumer dimulut, bumbunya pas di lidah dan di hati hehehe.
Terakhir
adalah salmon aburi roll yaitu sushi roll yang berisi ketimun, omelet dan crab
stick, diatasnya diberi salmon yang dibakar dengan alat torch, disiram saus
mentai dan dihiasi mayones. Salmon aburi hasilnya memang setengah matang bila di
torch atasnya saja.
Kisaran
harga makanan dan minuman antara diatas Rp 20.000 sampai Rp 60.000, dirasa cukup
terjangkau. Boleh juga, kalau kesini lagi bakal memesan varian menu yang lain.
No comments:
Post a Comment