Transformasi bangunan tua yang dibangun pada bulan April 1953 untuk Dutch Company, N.V Rathkamp & Co, disulap menjadi 1953 Restaurant Indonesien, Jl Panglima Polim IX no 93, sekarang telah berganti lagi menjadi Pangkep 33 Makassar seafood. Penasaran akan masakan seafood racikan khas Makassar, maka kami berempat menyambangi resto ini.
Tidak banyak yang berubah dari resto ini. Gaya arsitektur resto masih mengusung gaya industrial, dengan sisa-sisa kemewahan dan elegan ala fine dining peninggalan resto 1953, termasuk elemen interior kipas raksasa, lantai catur, dinding mozaik dan sofa-sofa elegan.
Menu terbagi menjadi berbagai olahan ikan khas Sulawesi, kepiting, kerang, udang, cumi, sayur dan dessert. Melihat foto-foto makanan dalam buku menu yang menggugah selera, rasanya ingin memesan semua. Akhirnya dengan kesepakatan bersama dan komitmen menghindari kolestrol tinggi, maka kami memesan ikan baronang bakar rica, dengan syarat sambal ricanya dipisah, biar tidak menggelepar-gelepar ketika makan, lalu kerang hijau saus padang, menu pedas kedua yang tak tahan kami pesan juga, udang peci goreng tepung yaitu menu gurih penetral rasa pedas serta genjer cah belacan yaitu bumbu terasi ala Melayu. Minuman pilihan kami cukup beragam yaitu es kelapa muda jeruk, jus belimbing, jus alpukat dan saya sendiri memesan es lemon tea madu dengan alasan ingin segera membilas lemak dan kolestrol sisa makanan.
Ketika semua pesanan dihidangkan dimeja, hmm penampilannya sama menggiurkan dengan yang difoto. Ikan baronang bakar terasa juicy yaitu matang didalam dan diluar, ada jejak bakaran tapi tidak gosong, ikan masih terasa juicy didalam, dibakar dengan teknik tradisional Makassar memakai arang kayu. Sambal ricanya luar biasa pedas, untung tadi minta dipisah. Yang menonjol dari masakan ini adalah kesegaran ikannya bukan bumbunya karena pemakaian bumbu tidak mendominasi.
Masakan kedua adalah kerang hijau saus padang yang bumbunya terasa legit dan lezat sehingga kami berebut bumbu yang menggenang untuk dicocol dengan lauk ikan dan udang. Udang goreng tepung rasanya enak, renyah dan empuk. Terakhir adalah genjer bumbu belacan yang pedas dan pekat dengan rasa terasi.
Semua rasa gurih dan pedas ini kemudian saya bilas dengan es lemon tea madu yang rasa asem banget sampai menohok tenggorokan. Menurut saya rasa asam ini sangat berlebihan padahal pemakaian madu pun cukup banyak bahkan rasa tehnya hampir tidak terasa.
Makanan lezat dengan bahan baku yang segar, disantap disebuah resto mewah dan elegan, tidak membuat kantong jebol. Harga ikan baronang @Rp 16.000 x 7,5 ons plus 10% harga bumbu, diskon pula 10%. Rupanya semua makanan diskon 10%, kecuali minumannya. Kerang Rp 45.000, udang Rp 58.000 dan genjer Rp 39.000, sebelum diskon. Sedangkan harga minuman berkisar antara Rp 18.000-31.000. Jauh banget dengan harga yang dibanderol oleh resto sebelumnya hahaha...
No comments:
Post a Comment