Hari 3, Pattaya
Pagi
ini kami sarapan di hotel. Ruang makannya berada disamping hotel, semi out
door. Sekilas pengamatan saya, sarapan ala prasmanan ini terlihat komplit dan
menggiurkan. Tetapi ketika saya mendekat dan melihat makanan tsb satu per satu,
banyak sekali makanan yang tercemar pork, dari main course, stan telur, stan
bubur, mie, sup dll. Yang bebas pork hanyalah pastry, buah, sereal dan minuman.
Ada
satu lagi stand yang paling menarik dan paling antri yaitu stand Thai tea,
untungnya bebas pork juga. Stand ini bukan menyuguhkan Thai tea biasa,
melainkan 1 set Thai tea yang berisi 4 gelas berisi Thai tea / coffee, teh
tawar, 2 butir telur setengah matang dan brown sugar serta semangkok kudapan
yang saat itu adalah cakwe. Wah menarik sekali. Sayangnya persiapan sajian ini cukup
lama dan memakan waktu, dimulai dari pk. 7, sejam lebih lambat dari jam buka
resto pk. 6, sehingga menimbulkan antrian panjang.
Saya
pun segera masuk antrian untuk memesan 1 set Thai tea. Perjuangan saya tidak
sia-sia, Thai tea ini terasa nikmat dan manis dengan pemakaian susu kental
manis dan brown sugar. Maka kita imbangi dengan memakan telur setengah matang
yang diberi garam dan merica, lupakan kolestrol sejenak karena saya sudah bawa
obat. Cakwe terdiri dari 2 potong kecil yang empuk.
Agar
sarapan lebih mengenyangkan, saya membuat roti bakar dengan olesan butter,
sayangnya tidak tersedia keju. Lalu ada steam bread with pandan / banana dipping
sauce. Wah sedap nih, potongan roti tawar kukus dipotong kotak-kotak, dicocol
saus pandan, unik ala Thai. Perut yang terbiasa dengan nasi, diganjal lagi dengan
buah-buahan dan segelas susu, sepertinya cukup untuk memulai perjalanan hari
ini.
Gems Discovery (9)
Tujuan
pertama hari ini adalah Gems Factory di 555 Mo 6, North Pattaya Road, Pattaya.
Ini adalah agenda wajib bagi para tour travel karena gems factory milik
pemerintah, tidak masalah bila pengunjung tidak membelinya.
Tiba
disana, toko permata ini sudah penuh oleh rombongan turis manca negara. Kami
diberi nomer antrian per rombongan untuk menikmati “hi-tech Slide Multivision
shows and Dark Ride presentation system” yaitu pengunjung akan naik kereta
berjalan di dalam ruangan gelap yang menyajikan pertunjukan mengenai
pengetahuan tentang batu mulia, sejak dari pertambangan sampai menjadi hasil
akhir batu mulia yang diperdagangkan, cukup seru dan edukatif.
Turun
dari kereta, kami melewati sebuah display jenis-jenis batu mulia mentah, lalu
menuju ruang pembuatan perhiasan, setelah itu masuk ke dalam toko perhiasan
yang luas. Pusing, pusing, pusing melihat dan membayangkan aneka perhiasan
cantik dan bersinar ini melekat ditubuh saya tapi mana tahan harganya. Harga
perhiasan termurah ada juga sekitar 1 jutaan. Setelah itu masih ada sebuah
ruangan yang menjual souvenir khas Thailand dan perhiasan dari batu-batuan
dengan harga lebih terjangkau. Ruangan terakhir adalah ruang tunggu sekaligus
kantin.
Floating Market (10)
Tujuan
kedua adalah Floating market atau pasar terapung. Jangan bayangkan pasar
terapung seperti di Kalimantan loh, tapi bayangkan pasar apung Lembang. Teorinya
Pattaya Floating Market adalah atraksi tepi sungai yang menampilkan komunitas
kehidupan tepi sungai Thailand dan cara hidup yang otentik, termasuk
menampilkan budaya dan produk lokal dari 4 wilayah utama Thailand, dimana kita
akan diarahkan mengelilingi area floating market ini, berupa pasar / toko-toko
disepanjang sungai yang menyatukan budaya, cara hidup, makanan, produk, kinerja
budaya masing-masing wilayah Thailand termasuk Utara, Selatan, Tengah, Timur
Laut.
Kenyataannya
adalah Floating market merupakan wisata belanja yang berisi toko-toko yang
menjual produk Thailand, pengunjung dituntun menyusuri area floating market melalui
tanda panah hijau dilantai kayu dan apabila tersesat tinggal ikuti tanda panah
merah untuk menemukan pintu keluar. Di floating market ini kita akan menemukan
makanan atau jajanan khas Thailand seperti Manggo Sticky Rice atau ketan
mangga, Extreme Culinary berupa aneka serangga, jajanan aneka seafood, dessert,
dll.
Disini
saya tidak tertarik belanja, hanya membeli Thai Rolled Ice Cream saja karena
hari sangat panas dan terik, yaitu adonan es krim yang dibuat di atas wajan
besi datar yang didinginkan dengan suhu minus, lalu es krim digulung dan
disajikan dalam cup serta diberi aneka topping tambahan diatasnya. Tapi jaman sekarang
jajanan ala Thai sudah banyak di Jakarta, jadi sudah ngga aneh lagi, kecuali
snack serangga tentunya.
Saat
kami berkunjung adalah pas hari kerja, sehingga situasi floating market cukup sepi,
tidak ada atraksi tepi sungai dan pertunjukan yang menarik, tapi hari itu tersedia
layanan wisata susur sungai mengitari Floating market dengan perahu.
Nong Nooch Village (11)
Tujuan
ketiga adalah Nong Nooch Village yaitu taman botani dan objek wisata dengan
luas sekitar 600 hektar perbukitan dan lembah antara Pattaya-Sattahip di 163
kilometer Jl. Sukhumvit di Najomtien, Sattahip, Pattaya, Provinsi Chonburi. Pemiliknya
adalah Tuan Pisit dan Nyonya Nongnooch Tansacha. Tujuan pertama pembelian lahan
adalah untuk perkebunan buah-buahan, tapi kemudian Ny. Nongnooch terinspirasi
oleh keindahan taman-taman terkenal di dunia dan memutuskan untuk mengubah
kebun buah menjadi taman bunga dan tanaman hias tropis. Kemudian taman tsb
berubah menjadi objek wisata yang dilengkapi dengan akomodasi, kolam renang,
restoran dan meeting room, serta pertunjukan budaya Thailand dan pertunjukan
gajah untuk wisatawan.
Tiba
Nong Nooch Village, kami makan siang dulu di resto yang berada di sebuah
bangunan bertingkat dan kebagian ruang makan di lantai paling atas dengan
menaiki tangga. Makanannya ala prasmanan dan halal, menunya standard, ada main
course, mie kuah, dessert dan minuman. Kami makan di meja makan bulat didalam
ruang makan yang luas dan ada fasilitas mushola juga.
Selesai
makan, kami berjalan menuju theater untuk menonton pertunjukan seni budaya
Thailand kontemporer, yang terdiri dari Muay Thai boxing, tarian-tarian
tradisional yang bergantian dengan seni bela diri agresif yang kuat, seperti
pedang silat, dll, dengan latar belakang panggung yang indah dan rumit, selaras
dengan kostumnya dalam setiap pertunjukan, bahkan ada adegan perang dengan
menunggang gajah loh.
Setelah
itu kami menonton pertunjukan gajah di lapangan, dimana gajah bisa berolahraga,
menari, melukis di baju dan hasilnya dijual ke penonton, gajah juga
berinteraksi langsung dengan penonton seperti naik gajah, mengangkat orang
dengan belalai dan pijat oleh gajah, pertunjukan cukup lucu dan menghibur.
Laser Buddha (12)
Awalnya
saya kurang paham dengan apa yang dimaksud dengan laser Buddha, tapi ketika
kami tiba dilokasi, wah saya takjub melihat gambar Buddha yang terukir di batu
karang dengan menggunakan emas sedalam 10 cm, tinggi 109 meter dan lebar 70
meter. Gambar tsb dirancang dengan menggunakan software komputer dan digambar
dengan menggunakan laser, dilakukan sepenuhnya di malam hari, agar cahaya laser
terlihat jelas. Area disekitar batu karang tsb berupa lapangan rumput dan taman
yang indah. Yang kami lakukan disini hanya foto-foto dan menikmati keindahan
alam.
Silver Lake (13)
Tujuan
kelima adalah Silver Lake yaitu sebuah perkebunan anggur seluas 480 hektar di
Silverlake Vineyard dengan pemandangan yang indah. Lokasinya di 31/62 Moo 7, Na
Jomtien, Pattaya, Chonburi 20250. Perkebunan ini menghasilkan wines, selain itu
ada tokonya juga yang menjual produk buah anggur segar, 100% jus anggur
vineyard, kismis, homemade Grape Jams dan Jeli, berbagai macam kue anggur, kue
kering dan makanan ringan serta souvenir.
Aktifitas
disini meliputi rumah pembuatan wines, perkebunan anggur, semacam mall kecil sebagai
tempat berbelanja, makan, bersantai, dan menikmati pemandangan kebun anggur,
resto wine dan grill, tempat penginapan dengan tema movie house, serta tempat
pertunjukan. Lagi-lagi kami disini hanya foto-foto dan membeli jus dan snack anggur
saja.
Palace Restaurant, CENTRAL
FESTIVAL PATTAYA BEACH MALL (*) (14)
Pulang
dari Silver Lake kami istirahat dulu di hotel. Perjalanan dilanjutkan kembali
pada pk. 18 menuju Central Festival Pattaya Beach Mall di Pattaya City 20260,
dengan agenda acara belanja dan makan malam bebas tidak tergantung tur. Agak
sulit mencari makanan halal disini. Di lantai LG ada masakan Timur Tengah &
Pakistan tapi kurang menarik. Di lantai 4 kami menemukan resto masakan Lebanon
yang keliatannya lebih menarik bernama Palace restaurant.
Keadaan
resto saat itu cukup sepi hanya ada 1 meja pengunjung. Kemudian kami
bersembilan orang datang dan duduk dimeja panjang. Didalam buku menu terlihat
bahwa menu cukup bervariasi dan mengundang selera. Secara garis besar menu
dibagi menjadi kategori sandwich, pizza, appetizer, sup, grill & steak,
chicken serta Thai & seafood. Tapi ketika hendak memesan banyak menu yang
tidak tersedia. Menu ikan tidak ada, mau pesan pizza tapi tidak ada kejunya.
Akhirnya saya memesan sate ayam yang berisi 2 tusuk, disajikan dengan salad dan
kentang goreng. Suami saya memesan nasi goreng seafood. Kakak dan keponakan
yang lain ada yang memesan cream sup, pizza, hummus dan paket nasi.
Kesimpulan
saya atas resto ini adalah rasa masakan lumayan, tidak begitu istimewa dan
masih kalah jauh rasanya dengan resto sejenis di Jakarta. Banyak menu yang
tidak tersedia, pelayannya kurang paham bahasa Inggris sehingga terjadi salah
pesanan. Porsi nasi yang disajikan cukup besar, sampai kami bungkus 1 porsi
nasi yang tidak termakan dan 1 porsi nasi salah pesan.
Selesai
makan, kami berdua tidak ikut pulang dengan bis tur, melainkan berjalan kaki, menyusuri
sepanjang jalan Pattaya, melihat kehidupan malam yang seakan tak pernah tidur, persis
jalanan di Bali. Di sini kami masuk ke dalam toko-toko kecil dan menemukan
sebuah toko pakaian pria yang menjual pakaian sampai ukuran besar. Nah cocok
nih buat suami, jarang ada ukuran baju seperti itu. Dia sampai memborong kemeja
dan celana panjang. Harganya cukup murah dan kualitasnya pun bagus. Pulang
belanja, iseng-iseng kami mencoba aplikasi grab, eh kok bisa, jadilah kami
pulang ke hotel dengan memakai taxi grab.
Hari 4, Pattaya – Bangkok
Hari
ini kami berangkat cukup pagi sekitar pk. 7 karena mengejar pertunjukan di
Sriracha Tiger Zoo, kalau terlambat harus menunggu lagi jam pertunjukan sore,
sedangkan kami akan kembali ke Bangkok hari ini.
Bowtip Dried Food Market
(15)
Tujuan
pertama hari ini adalah belanja oleh-oleh makanan kering atau snack di Bowtip
Dried Food Market. Bangunan toko ini berupa ruangan terbuka luas tanpa penyekat
dengan atap aluminium. Jejeran snack dan souvenir tersusun rapih diatas meja
dan rak. Tapi hati-hati memilih makanan disini jangan asal comot, karena area
sebelah kiri adalah tempat snack halal dengan logo halal dibungkusannya,
sedangkan area sebelah kanan adalah untuk snack non halal. Snack berlogo halal
ini lumayan banyak juga pilihannya.
Saya
membeli beberapa jenis minuman bubuk seduh Thai tea & coffee, lalu nori,
marsmalow, kripik buah-buahan serta coklat. Satu bungkusan makanan / minuman
tsb berisi beberapa saset sehingga mudah untuk dibagi-bagikan. Bila belanja min
2000 bath akan mendapat packing dus gratis. Selesai belanja kami minum kelapa
muda khas Thai yang ukurannya kecil banget. Caranya, setelah kelapa dibuka,
minum dulu airnya, lalu minta dikerok abangnya, lalu silahkan dibawa dan
dimakan kelapanya.
Sriracha Tiger Zoo (16)
Tujuan
kedua adalah Sriracha Tiger Zoo di 341 Moo 3, Nongkham, Sriracha, Chonburi
20110, yaitu sebuah kebun binatang dengan fokus pertunjukan binatang harimau
dan memiliki sekitar 400 harimau. Disini kita bisa berinteraksi langsung dengan
harimau sekaligus foto bersama. Uniknya ada bayi harimau yang di susui dan
diasuh oleh binatang babi.
Ada
4 jenis pertunjukan disini yaitu pertunjukan buaya, harimau, gajah dan babi.
Tapi kami hanya menonton crocodile dan tiger show saja. Selain itu ada scorpion
queen atau ratu kalajengking yaitu seorang wanita yang bajunya penuh dengan
kalajengking yang menempel dan pengunjung bisa foto bersamanya.
Pertunjukan
buaya cukup menegangkan karena ada 2 orang pawang buaya yang unjuk kebolehan
berinteraksi langsung dengan beberapa buaya ukuran besar, memasukkan kepalanya
kedalam mulut buaya yang menganga, dan pengunjung pun bisa foto bersama buaya
dengan cara duduk dipunggung buaya. Sedangkan pertunjukan harimau adalah
seorang pawang harimau yang melakukan pertunjukan sirkus dengan beberapa
harimau.
Setelah
itu kami makan siang di resto yang berada disini secara prasmanan. Menunya
komplit dan halal tapi ternyata memiliki menu rekomendasi daging buaya, jadi
hati-hati ketika mengambil makanan dan mohon dibaca petunjuknya. Yang saya suka
disini adalah ada dessert es krim rasa cendol yang unik. Disini tidak tersedia
fasilitas mushola jadi saya wudhu dan sholat di bis saja.
Thai Chocolate (17)
Jejeran
coklat tersusun rapi diatas meja dan rak-rak. Yang unik disini adalah ada
coklat pedas rasa tom yam, coklat isi buah-buahan, coklat tiramisu, lalu coklat
klasik isi kacang, dark coklat, white coklat dll. Menurut saya harga coklat
disini cukup mahal, rasanya lumayan enak tapi tidak terlalu istimewa. Saya
membeli coklat rasa tiramisu yang menurut saya paling enak karena terbuat dari
dark coklat yang dilapisi coklat bubuk dan berisi kacang almond didalamnya.
MBK Mall (18)
Tiba
di Bangkok kami langsung diantar menuju MBK Mall di 444 MBK Center Phayathai
Rd., Pathumwan Bangkok 10330. Mall ini memiliki 7 lantai dan berisi department
store, fashion & beauty, gold & jewelry serta food & beverage. Acara
kami disini adalah belanja dan makan malam bebas tidak tergantung tur. Tapi kami
tidak mengerti hendak makan apa, akhirnya kami makan kfc lagi.
Di
mall ini kami membeli sabun berbentuk buah-buahan, bentuknya unik dan wangi,
souvenir khas Thailand. Sejak pertama kami melihat sabun ini di Asiatique kami
sudah tertarik ingin membeli, tapi disini harganya lebih murah yaitu 100 bath
dapat 3 sabun. Selain itu suami tertarik dan membeli sebuah topi yang bersatu
dengan penutup muka seperti cadar, biasa dipakai oleh oleh pihak keamanan dan
petugas lapangan Thailand. Kalau saya membeli sepatu lari Adidas model terbaru
yang harganya lebih miring daripada Jakarta.
Chinatown (19)
Menjelang
magrib kami menuju Chinatown yaitu tempat wisata populer, merupakan surga
makanan yang dimulai saat matahari terbenam, berada di Yaowarat road. Saat
malam hari Jl. Yaowarat ini berubah menjadi tempat kuliner malam disepanjang
jalan, sempit dan berdesak-desakan, dan sepanjang mata memandang adalah penjual
makanan. Suasana yang tercipta menjadi menarik dan eksotik ketika difoto. Sebenar
Chinatown adalah wisata kuliner, tapi bagi turis muslim cukup membeli
buah-buahan langka yang harganya cukup mahal di Jakarta seperti cherry, leci
dan plum. Selain itu banyak penjual bahan makanan kering sebagai bahan baku obat
herbal ramuan cina.
Ma Hotel
Pulang
dari Chinatown kami kembali check in di Ma Hotel dan mendapat kamar yang sama
ketika kami datang.
Hari 5, Bangkok – Jakarta
Hari
kelima di Bangkok, sudah saatnya pulang ke tanah air tercinta. Karena waktu
kepulangan kami dengan memakai pesawat Garuda masih lama yaitu pk. 17.15, kami
agak santai hari ini dan check out pk. 9.
Platinum Fashion Mall (20)
Hanya
1 tujuan terakhir sebelum pulang yaitu belanja lagi di mall, menghabiskan bath
terakhir. Kami sudah mengusulkan kepada pihak tur, dari pada pergi ke mall
lagi, lebih baik ke Chatuchak, the world’s biggest weekend market, sayangnya
usul kami tidak diterima. Sesuai skedul kami menuju Platinum fashion mall, tempat
belanja grosir dan eceran terbesar di Thailand, mirip dengan ITC, di 222
Petchburi Road, ThanonPetchburi, Ratchthevi.
Barang-barang
yang dijual disini memang komplit dan sedang trend, harganya memang miring dibanding
Jakarta, kualitasnya pun bagus. Tapi mencari baju muslim agak susah. Disini
saya membeli 1 blus dan 1 kemeja jins karena bath yang kami miliki sudah nyaris
habis, hanya tersisa untuk makan siang di kfc lagi hahaha.
Pulang ke tanah air
Tibalah
waktu kepulangan kami ke Jakarta, kami berangkat dari Bandara Suvarnabhumi
International Bangkok dan tiba di Jakarta pk. 20.50. Alhamdulillah perjalanan
lancar walaupun beberapa kali ada gangguan cuaca ringan. Sebelum menutup cerita,
saya ingin sedikit memberi saran dan arahan perjalanan bahwa :
-
Sebaiknya kalau pergi ke luar negri memakai
jasa muslim tour & travel, agar perjalanan nyaman untuk urusan perut dan
ibadah. (Maklumlah yang mengurus tur bukan saya).
-
Saya menghitung jumlah tempat kunjungan selama
tur, tidak termasuk tempat makan dan hotel adalah 20 tempat, dimana ada 12
tempat yang tidak membayar tiket masuk, lebih banyak tempat gratisannya
daripada tempat berbayarnya.
-
Banyak sekali tempat-tempat yang menjadi
ciri khas Bangkok – Pattaya tapi malah tidak dikunjungi, kebanyakan kunjungan
ke tempat belanja, ah sayang sekali.
-
Tidak masalah bila peserta tur disuruh
makan bebas sendiri, tetapi khusus bagi peserta tur muslim, sebaiknya diberi
panduan dan info mengenai tempat makan / resto yang menyajikan makanan halal
jadi tidak meraba-raba sendiri, maklumlah kan belum pengalaman.
Demikian
sekelumit kisah perjalanan saya, semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian,
terima kasih.
No comments:
Post a Comment