Monday, January 09, 2017

Hidangan ayam goreng juara di Ayam Goreng Buni (***)

Alm. ayah mertua saya punya menu sarapan favorit yaitu nasi uduk. Tapi bukan sembarang nasi uduk melainkan nasi uduk yang berada di kawasan Glodok, sedangkan rumah mertua berada di Cinere. Suami yang tiba-tiba kangen bapak, ingin makan nasi uduk fav beliau. Untunglah supir saya pernah mengantar beliau sarapan kesana, sehingga kami bertiga berangkat kesana pada hari Minggu pagi pk. 7.




Perjalanan kami cukup jauh dan memutar akibat CFD. Patokannya adalah Lindeteves Trade Center Jl. Hayam Wuruk, lalu belok kiri ke Jl. Labu, lalu belok kanan ke Jl. Mangga Besar I, dijajaran sebelah kiri, cari bangunan no. 42C, sangat mudah dan jelas karena terlihat ruang makan terbuka dipenuhi oleh pengunjung, sebuah spanduk bertuliskan “Ayam Goreng Buni” terpampang diatasnya.

Ketika kami masuk, ada ruang makan ber AC dibagian dalam, tapi kami memilih duduk di ruang makan terbuka disamping dapur. Wajan besar untuk menggoreng ayam terletak dipaling depan, etalase berisi panci-panci lauk pauk berada disampingnya. Selain nasi uduk dan ayam goreng, tersedia juga ketupat sayur dengan pelengkap semur : jengkol, tempe, tahu dan telur, lalu gorengan : tempe, tahu, ati ampela dan bakwan jagung. Saya memesan nasi uduk, ayam goreng dan bakwan jagung, sedangkan suami memesan ketupat sayur dengan ayam goreng.




Tak perlu waktu lama, pesanan kami pun segera diantar ke meja. Nasi uduk ditaburi bawang goreng, rasanya enak dan pulen, memang tidak begitu asin karena akan bersanding dengan lauk ayam goreng kampung dan bumbu kremesannya yang sudah gurih. Kremesannya terbuat dari bumbu ayam dan cincangan bawang putih kasar yang digoreng hingga kering dan kecoklatan. Semakin nikmat rasanya bila dicocol kedalam sambal kacang yang rasanya jeletot. 

Bakwan jagung pun berwarna coklat, serupa dengan ayam, disajikan dalam keadaan terpotong-potong. Walaupun bagian luarnya coklat dan garing tapi rasanya tetap empuk, bagian dalamnya tetap lembab, rasa manis jagung dibalut bumbu yang gurih, tercecap dilidah.



Kemudian ku cicipi ketupat sayur yang disiram sayur labu siam buncis dan taburan bawang goreng. Suami yang penggemar pedas, menyiram sambal cabe rawit merah yang rasanya lebih jeletot dibanding sambal kacang. Lontongnya empuk dan pulen, citarasa sayur labu buncis nya enak dan mantap.

Semua hidangan ini layak disebut juara. Tak heran, rupanya rumah makan ini sudah lama berdiri, umurnya lebih tua dari umur saya, berasal dari warung di Jl. Buni, sekarang merupakan bangunan permanen di Jl. Mangga Besar I.

Karena citarasa sajian disini diatas rata-rata, begitu pula dengan dengan harganya, yaitu ayam per potong Rp 19.000, ketupat sayur Rp 17.000 dan nasi uduk Rp 8.000. Kami pesan minuman teh tawar hangat dan es teh tawar, tapi tidak ada tagihannya di bon.  

No comments: